Jumat, 16 November 2012

DISKUSI TAK BERSUARA

Aku lakukan diskusi, aku hadirkan guru-guruku, orang tuaku, anak-anakku, teman-temanku, dan semua orang yang sudah diprediksi seide denganku. Kami lakukan diskusi tapi yang aku lakukan tanpa suara yang keluar. Tanpa fisik berkumpul kami lakukan. Tanpa suara dan tanpa kehadiran secara fisik, tetapi yang ada suara bergemuruh di dalam dada. Saling membela argumentasi dengan bukti dan berbagai alasan.


Aku mendapat kesimpulan di akhir diskusi bahwa hidup ini menjadi pilihan. Aku harus memilih yang benar dari yang salah tapi mengapa yang aku lakukan yang salahnya padahal bukan pilihanku. Aku tahu yang dipilih mesti yang benar tapi kecenderungan yang aku lakukan hal-hal yang mengarah keburukan.


Jalan kebenaran ada pedomannya, umat Islam ya Al-Qur'an, Hadits, dsb. Tapi mengapa aku dan sebagian orang melakukan yang tidak ada pedomannya? Sebaiknya menuju kebenaran itu lebih mudah karena ada pedoman atau petunjuknya. Namun sebaliknya sesuatu tanpa pedoman yang dilakukan. Di sinilah pentingnya pilihan kita harus mendapat keridhaan Allah. Aku menyadari bahwa aku jangan terlalu yakin atas pilihan aku selama belum menyandarkan diri dengan beristikharah. sesuai
Baca Selengkapnya~~ >>

MENULIS JADIKAN PEKERJAAN/MENGAPA ANDA PERLU MENULIS?/MENGISI PELUANG UNTUK MENULIS

MENULIS JADIKAN PEKERJAAN

(Jajang Suhendi, Cikedal-Pandeglang-asal Ganeas Sumedang)

Masih banyak orang beranggapan bahwa menulis itu belum bisa dijadikan sebagai pekerjaan. Pandangan seperti ini sebenarnya sebuah hal yang sangat keliru, hasil karya tulis yang baik bisa menjadi pekerjaan yang mumpuni bagi penulisnya. Kalau hasil tulisan itu baik dan dicetak dan nantinya disebarkan BERSAMBUNG

MENGAPA ANDA PERLU MENULIS?

Oleh: Jajang Suhendi

Sebenarnya banyak alasan mengapa kita perlu menulis tergantung pada niat, tujuan, situasi dan kondinya pada saat kita menulisnya. Bagi orang yang merasa penting menulis tidak aka nada yang bisa melarangnya. Daripada menurut kepada orang yang mencoba melarangnya lebih baik melanggarnya, karena di dalam dirinya ada sesuatu yang sangat berharga. BERSAMBUNG


MENGISI PELUANG UNTUK MENULIS

(Jajang Suhendi, Cikedal-Pandeglang)

Banyak orang kurang menyenagi kegiatan menulis. Buktinya dari kalangan guru banyak yang kurang menyenangi kegiatan menulis. Padahal guru bagian dari kaum intelektual yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan tulis-menulis itu. Majalah bulanan tingkat kabupaten, propinsi, dan tingkat pusat dapat kita perhatikan. Penulis dari para gu
ru masih kurang yang mengisi media cetak tersebut. Para penulis dari kalangan guru sangatlah kurang. Hanya beberapa orang guru saja yang biasa dan mau menulis artikel. Dan buku-buku yang ditulis guru masih dapat dihitung dengan jari. Apalagi jumlah guru di setiap kecamatan, kabupaten, propinsi, dan pusat tidak seimbang dengan jumlah guru yang mau menulis. Mungkin satu berbanding seribu antara yang biasa dan bisa menulis dengan yang tidak biasa dan bisa menulis. sungguh sangat disayangkan kesempatan baik ini tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Guru termasuk salah satu kaum intelektual yang harus bercirikan gemar menulis. Jangankan pihak di luar kaum intelektual, pihak kaum intelektual juga kurang membiasakan diri mau menulis. Kegiatan menulis memerlukan sikap berani melakukannya. Berani melakukan kegiatan menulis walaupun kurang pengalaman, kurang biaya (uang), dan masih takut gagal daripada kita tidak mau mencobanya untuk menulis. Sikap berani untuk menulis harus segera kita miliki agar kita cepat mendapatkan kesuksesan di bidang tulis-menulis di masa mendatang di kala dunia tulis-menulis telah menduduki kewenangannya. Mau dan tidak mau bagi guru menulis merupakan suatu keharusan untuk dikuasai. Seorang yang berani menulis biasanya bersedia melakukan kebaikan apapun.

Menulis merupakan keharusan bagi para penuntut ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup. Menulis sangat penting bagi kecermelangan hidup kita, meskipun kita belum berpengalaman, belum memiliki pengalaman menulis, belum memiliki uang untuk biaya menulis, dan belum memiliki jaminan keuntungan dari kegiatan menulis itu. Sekarang tidak ada alasan lagi guru malas menulis. Usia sudah tua atau terlalu muda, kesibukan dengan tugas pokok, tidak bisa menulis, dan berbagai alasan lain bukan untuk selamanya dipertanhankan. Kita harus memulai sekarang juga meningkatkan kemampuan menulis. Di sekolah- sekolah ada pelajaran menulis tentu sangat menuntut kemampuan guru dalam membimbing para siswa tentang materi kepenulisan. Mungkinkah guru yang kurang bisa dan biasa menulis bisa pula membimbing para siswanya menulis? Kecuali ada nasib mujur saja yang memungkinkan siswa bisa menulis dari bimbingan guru yang tidak mampu menulis.

Seorang guru harus ada keberanian menulis saat ini juga. Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan berlatih menulis dari para guru. Menulis merupakan tugas kewajiban sehari-hari dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk mencapai kesuksesan dalam kegiatan menulis, kita harus meningkatkan keberanian untuk menulis sekarang juga, bukan kemampuan tanpa keberanian menulis. Maksimalkan menulis sejak sekarang, baik dimulai dari yang sedikit terpenting keberanian untuk berkomitmen untuk menulis dan mencoba mengirimkannya ke media cetak. Bukan banyak bicara dan sedikit menulis tanpa komitmen setiap saat menulis. terpenting punya niat memulai pada saat ini. Hal ini tidak bisa ditunda-tunda sampai waktunya pensiun misalnya. Tiada hari tanpa peningkatan kemampuan menulis bagi para guru dalam hubungannya dengan tugas yang diembannya setiap waktu.
Yang sangat menentukan berhasilnya peningkatan kemampuan menulis adalah keberanian dan kemauan, bukan hanya kemampuan.

Dengan keberanian dan kemauan memulai belajar dan berlatih menulis, yang kelihatan tidak mungkin akan menjadi mungkin. Apabila kita disuruh memilih mana yang dipilih untuk didahulukan, keberanian atau kemampuan? Keberanian dulu, kemampuan untuk mengikuti dari belakang. Seperti saya menulis kemudian berambisi untuk mengirimkannya ke redaksi, ternyata artikel saya diterima. Padahal saya waktu itu belum memiliki kemampuan menulis. Sekedar saya membaca contoh-contoh beberapa artikel yang ada di blog. Ternyata saya mampu menulis sementara kemampuan menulis belum saya miliki. Saya mempunyai prinsip bahwa utamakan keberanian yang benar-benar perhitungan matang sambil saya menomorsatukan permohonan kepada Allah yang memilki kemampuan di atas pemilik kemampuan biasa. Allah memiliki kemampuan yang luar bisa.

Kita juga harus berani mengakui kekurangan kita dalam menulis. apabila tulisan kita tidak dimuat, kita harus berani menyadari mengapa tulisan kita tidak dimuat. Mungkin tulisan masih banyak kekurangan dalam bahsa maupun isinya. Berani untuk tidak dimuat tulisan kita di media cetak, tetapi di dalam hati kita harus ada keyakinan bahwa tulisan kita akan bermanfaat bagi kelangsungan hidup kita dalam upaya pemecahan masalah sehari-hari. Terpenting istiqamah dalam menulis yang selalu ada di dalam hati kita. Bisa saja tulisan kita ditolak sementara keyakinan bahwa tulisan kita bermanfaat saat kapanpun. Kita harus banyak berlatih lagi menulis sambil terus banyak belajar tentang teori kepenulisannya dari buku-buku atau internet. Sekarang banyak sumber literatur yang kita perlukan tinggal semangat diri kita sajalah yang harus kita tingkatkan dalam kegiatan belajar dan berlatih menulis.

Dalam berdakwah, Nabi Muhammad SAW begitu berani beliau tidak takut dikucilkan dan tidak gentar terhadap ancaman beliau diusir sempat hendak dibunuh dan diejek, tetapi itu semua tidak hendak beliau berhenti menyampaikan risalah Rabnya. Sikap yang pemberani menjadi salah satu ciri orang yang istiqomah dijalan Allah. Dengan demikian orang yang istiqomahlah akan senantiasa berani, tenang dan optimis karena yakin dijalan yang benar dan yakin pula akan dekatnya pertolongan Allah. Bagi kita yang lebih penting selalu melibatkan permohonan kepada Allah pada setiap urusanku. Termasuk urusan meningkatkan kemampuan menulis.

Biasa orang-orang yang ada di sekitar kita adalah orang-orang yang mempunyai kesadaran biasa-biasa saja dalam beraktivitas. Tidak mau melakukan sesuatu yang lebih unggul dari orang pada umumnya. Apabila kita beraktivitas di luar kebiasaan mereka, mereka mengkritik atau mengomel yang tidak mengenakkan pendengaranku. Untuk apa menulis, sudah tua seperti anak kecil masih belajar dan berlatih menulis. menulis bagaikan suatu pekerjaan anak kecil saja padahal menulis adalah pekerjaan mulia kita lakukan di dalam bidang pendidikan.
Baca Selengkapnya~~ >>

Jangan lelah dulu.. Kerja tak habis lagi.

www.koprol.com/s/1ixwy


coretan by rkb_zinnirah at 5:17 PM 0 pena
Penat..
Bila dunia seolah mati dalam keegoan dan kepentingan diri
ditambah dengan ragam manusia yang pelbagai
seolah menghenyak diri dan jiwa insan yang lemah seperti ini.

dunia dan akhirat..
keduanya perlu seimbang
akhirat itu matlamat dan arah tujunya..
tapi dunia itulah alatnya..

tanpa dunia, bagaimana akhirat mahu dijejak?
tanpa akhirat, kemana nanti hidupmu akan terbawa?

Lesu....
kudrat yang ada masih mampu untuk dikerah
selagi tangan, kaki, akal, nafas dan semua nikmatNYA masih dapat digunakan
selagi itu pengorbanan dan perjuangan perlu diteruskan

hanya satu yang manjadi kebimbangan
bila sabar mula memberontak dengan ragam manusia
bila jiwa mengadu akan penatnya melayan ego dunia
bila hati menuntut agar manusia dan dunia memahami situasi
bila masa asyik mencemuh mencemburui kita
Ohhhh... sesaknya dada bila itu terjadi.

Tapi, itulah pengorbanan kan?
yang menuntut kesabaran sepenuh jiwa dan raga

Untuk mendapatkan kecintaan Allah yang Super High Class, haruslah meletakkan kesabaran yang Super High Class juga.

Jangan runsing duhai, hati...

Alihkan sikit paradigma dan sudut pandang kita terhadap sesuatu perkara..
Ubah sudut yang negatif menjadi lebih positif..

Daripada kita pandang air dalam cawan tu sebagai separuh kosong, kenapa tak pandang sebagai cawan yang separuh penuh?

Daripada kita pandang daun yang gugur sebagai daun yang tidak berguna dan hanya menampakkan laman rumah bersepah, kenapa tak pandang daun tu sebagai baja yang akan menyuburkan pohon-pohon lain dan memberi kelainan pada suasana rumah kita?

Kenapa kita asyik memikirkan kesan yang buruk, sedangkan kesan yang baik itu lebih banyak?


pssttt.. MASA pun nak fastabiqul khairat jugak. Nak berlumba-lumba dengan kita untuk buat kebaikan. Kita harus menang, kawan! Jangan biar Masa mengatasi kita. Yosh!

Oh! Semangat!
Senyum!


Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook
Tuesday, October 30, 2012
coretan by rkb_zinnirah at 11:40 PM 1 pena


Tarbiyah tu perlukan pengorbanan..

Kalau tak berkorban, jangan mimpi nak dapat sesuatu yang melebihi jangkaan kita.

Ada satu ketikanya nanti, keadaan memaksa kita melepas pergi perkara yang kita sayang.

Ada ketikanya, keadaan tu tiba dalam keadaan spontan, tanpa perlu berfikir panjang.

Di situlah Allah nak tegur kita, apa benar kita memahami erti perjuangan yang sibuk-sibuk kita canangkan sebelum ni?

Di situlah Allah nak tegur kita, supaya cepat-cepat korbankan sesuatu untuk islam. Allah tak nak kita terlambat dalam mengejar kebaikan.

Di situlah Allah nak tegur, jangan terlalu leka pada sesuatu yang kita sayang hingga lupa nak berbakti pada islam.

Allah memang penyayang kan? Sepantas kilat peringatan tu datang. Belum pun sempat kita nak tergelincir, bantuan Allah dah sampai.

Persoalannya: macam mana caranya kita menerima bantuan yang Allah beri? eerr... ke kita tolak mentah-mentah? Naudzhubillah.

InsyaAllah, perih itu sementara. Kelak manis itu yang kekal.
Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook
malu tak malu.
Thursday, October 25, 2012
coretan by rkb_zinnirah at 10:24 AM 0 pena


Haarithun ala waqtihi (Menjaga Waktu)

Munazzamun fi syu'unihi (Tersusun dalam urusan)


Okay, blame me please for this failure.


Masa itu kan milik Allah.

Apa hak kita nak lokek masa dengan Allah?


Tak pelik ke, orang lain bagi pinjam pen.
Tapi bila orang tu nak guna kejap pen dia, kita tak bagi?
Ish!


Kalau saya jadi orang yang bagi pinjam pen tu, tentu dah emo (ok, blame me for my impatient).
Tak pasal-pasal pen tu kena rampas. :P (ok, i'm not that bad)

Nasib baik Allah tak macam tu kan?
Kalau tak, apa agaknya jadi pada kita ye?
Naudzhubillah..

Bersyukurlah dengan kasih sayang Allah
Hargai apa yang Allah beri.
Once Allah tarik semua yang Allah beri, kitalah orang yang paling rugi.






p/s: nota keras untuk diri sendiri dan nota lembut untuk orang lain. ;)
Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook
*hug*
Friday, October 19, 2012
coretan by rkb_zinnirah at 10:14 PM 0 pena
Tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah.

Mengapa perlu bersedih, jika kegembiraan itu mampu kita miliki.

Mengapa perlu lemah jika kita sebenarnya kuat.

Mengapa perlu membiarkan diri kita jatuh terduduk, jika kita mampu berdiri bangkit melawan sakit.

Mengapa perlu kita mengalah, jika kita yakin kemenangan itu milik Allah.


Duhai hati yang tenang,

Bertabahlah dalam mencari redha Allah.

Bukankah kesukaran itu yang menjadikan syurga itu tinggi nilainya?


Bersabarlah! Tika duka hadir menjengah.

Hadirnya cuma sementara.

Perginya nanti ibarat angin lalu.

Tiada kesan mahupun bekas.

Cuma terkesan tatkala ia lalu.


Ya, kekuatan itu hadir, jika keyakinan pada Allah itu ada.

Yakini janji Allah!

InsyaAllah, things will get better.
Baca Selengkapnya~~ >>

"Ciyus Miapah" Takkan Menggusur Bahasa *)

ranting-basah.blogspot.com/

”Ciyus... miapah! Ha-ha-ha…,” siswi-siswi SMA PGRI 1 Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, tertawa-tawa saat ditanya mengenai bahasa yang sedang populer di kalangan anak-anak seusia mereka.

Selepas pelajaran olahraga, Risna, Upi, dan kawan-kawan duduk-duduk santai sambil menyantap jajanan di warung dekat sekolah. Bahasa semacam itu mereka serap dari iklan di televisi, jejaring sosial, juga sinetron yang populer di kalangan remaja.

”Setiap periode selalu melahirkan ragam bahasa seperti itu. Bahasa semacam itu sudah populer sejak tahun 1970-1980-an yang biasa disebut bahasa prokem,” kata dosen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran, Bandung, Nana Suryana.

Kala itu, beredar istilah unik, seperti bokap (ayah), nyokap (ibu), dan doku (uang). Konon orang-orang yang biasa hidup di jalanan sering memakai bahasa prokem, kemudian diadopsi oleh kalangan intelektual, termasuk pelajar dan mahasiswa. ”Dasarnya kalau tidak salah sih (dari) bahasa Betawi,” tutur Nana.

Menurut dia, bahasa gaul yang kini digunakan anak muda, seperti ciyus miapah, merupakan bahasa yang kreatif.

Lebih ekspresif

gambar dari sini
Menurut Fatih Zam, penulis yang alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Padjadjaran, tak masalah masyarakat menggunakan bahasa semacam itu untuk pergaulan sehari-hari. Dengan istilah-istilah itu, masyarakat menjadi lebih ekspresif. Selama ini, ia belum melihat dampak negatif dari penggunaan bahasa itu. ”Saya belum melihat gara-gara ciyus miapah kemudian berantem. Saya kira ini semacam bumbu untuk pertemanan,” tambah penulis novel Khadijah Mahadaya Cinta itu.

Menurut dia, bahasa digunakan sesuai kesepakatan dan bahasa bersifat menjembatani, bukan mempersulit.

”Bahasa adalah produk budaya. Jika ingin melihat kondisi suatu zaman, lihatlah produk budayanya. Kita bisa melihat salah satu dampak dari fenomena ini,” kata Fatih. Ia mencontohkan, sebuah jasa penyedia telekomunikasi (provider) menggunakan istilah itu pada iklan karena melihat budaya yang sedang berlangsung di masyarakat. ”Bahasa dan produk budaya merupakan sesuatu yang saling memberi timbal balik. Bahasa bisa melahirkan budaya, budaya bisa memunculkan bahasa,” imbuhnya.

Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri Jatinangor, Tuti Surtini, beranggapan, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus tetap dipertahankan sesuai situasi si pemakai bahasa. Tuti mengaku pernah menggunakan istilah semacam itu di kelas saat situasi tidak begitu formal.

”Untuk mencairkan suasana saja, lah,” tambahnya seraya tersenyum.

Nana Suryana kembali menambahkan, bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah diajarkan di lingkungan instansi pendidikan formal. Ia berharap masyarakat sudah mengerti bagaimana memosisikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di tempat yang tepat. Jika sedang pergi ke mal, ia menggunakan bahasa nonformal. Tidak manusiawi jika sedang di mal dan bertemu dengan mahasiswa, ia menyapa, ”Hai mahasiswaku, sedang apakah?”

Nana mengimbau untuk tak perlu risau dengan keberadaan istilah-istilah yang terus berkembang ini. Penggunaan bahasa alay tidak akan menggerus kelestarian sumpah pemuda. Justru yang mengancam penggunaan bahasa yang satu, bahasa Indonesia, adalah bahasa asing yang semakin merasuk ke dalam ranah komunikasi rakyat Indonesia. Masyarakat seperti salah kaprah, menganggap bahwa bahasa asing itu keren, sementara bahasa Indonesia kuno.

Bahasa pemersatu kita tetap bahasa Indonesia. Bahasa alay ataupun prokem hanyalah bersifat temporer dan akan terus berganti. Fatih menyatakan, keragaman bahasa seharusnya disyukuri. ”Ngindung ka waktu ngabapa ka zaman.” Begitulah istilah Sunda yang menurut dia tepat untuk menanggapi hal itu. ”Artinya, harus menyesuaikan dengan waktu dan zaman,” tuturnya.


(EVY APRILIA RAMADANINGTYAS Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat)

*) muat di suplemen Kampus, HU Kompas rubrik Mudarers, Selasa 13 November 2012, di sini
0 komentar
Label: Art-Culture
Kamis, November 08, 2012
Binatang Punya Gaya
2 comments

gambar dari sini

Bayangin kalo binatang punya media social semacam Facebook dan sejenisnya. Kira-kira, mereka bakal update status kayak apaan ya?
Yuk intip :p
Anjing Pudel: "Nunggu dijemput majikan, mo ke salon neeh..."

Kecoa: "Baru aja selamet dari injekan maut..."

Sapi: "Huh, sebel .Susuku diraba-raba lagi sama majikanku, dikira gua jablay apa. Damn!!"

Kucing: "Anak gue yang ke-7 barusan nanya siapa bapaknya. Gue bingung mau jawab apa,
gue sendiri lupa bapaknya siapa..."

Nyamuk: "Gue positif HIV AIDS, gara-gara salah isep. Hiks!"

Ayam: "Teman-teman, kalo besok gue gak update, berarti gue di KFC, luv u all.."

CumiCumi: "Abis isi ulang tinta neeh..."

Babi : "Gue difitnah nyebarin flu, sialan.."

Kutu: "Salah masuk rambut nih, kok bau pesing!!

Kambing: "Jangan ke luar rumah friends, bentar lg idul adha..!!"
Babi (comments) status Kambing: "Untung gue harammm"

Kambing bales komen:
"Abis idul adha kan imlek bro, lo lupa?!!"
=))...=))...αKαKαKα..."

Monyet: "Terus gue harus bilang woow gitu liat status lo semua!!!"

2 komentar
Label: gelak
Pindang Ibu Tumpah ke Tanah
0 comments

Tuhan, aku ingin bercerita kepada-Mu. Sebab tak ada yang lebih peka dan merasa, selain diri-Mu. Ah, mungkin aku terlalu sentimentil, sehingga aku seolah lupa bahwa Engkau Mahatahu. Engkau sudah mengetahui apa-apa yang ada dalam diriku. Bahkan sesuatu yang belum sempat kuucapkan. Biarlah Tuhan. Biar aku bercerita kepada-Mu setelah tak satu pun orang di muka bumi ini kupercayakan mendengar hatiku yang gemeretak.

gambar dari sini
Pertama-tama, aku ingin bercerita tentang seorang lelaki, Tuhan. Seorang lelaki yang telah membersamaiku sepanjang 23 tahun. Seorang lelaki yang menemani hari-hariku. Seorang lelaki yang berbagi sepotong tikar pandan di kala tidur. Seorang lelaki yang bertukar air mata di kala kami menangis. Dia adikku, Tuhan. Adik yang kusayangi di dalam diamku. Adik yang betapapun sayang aku kepadanya, tak sekalipun kata itu didengar langsung olehnya.

Betapapun kepergiannya sudah Engkau takdirkan semacam itu. Duhai Tuhan, hatiku justru redam dengan kesedihan yang menaungi sepasang lelaki dan perempuan yang telah melahirkan, merawat, dan membesarkan adikku itu. Orang tuaku.

Sepanjang napasku, baru kali inilah kusaksikan sendiri ayahku menangis. Air matanya bahkan tumpah di dadaku. Tangannya yang tak lagi kekar makin layu. Wajahnya yang tirus makin tak menampakkan ekspresi. Sepanjang hari ia bermuram durja. Kala berjalan, lututnya serasa dilolosi. Sejauh mata memandang, ia hanya sanggup melihat wajah dan sosok anak bungsunya yang telah Engkau panggil.

Lalu ibuku. Perempuan embun itu pun menangis di dadaku. Air matanya laksana tetes yang membelah batu. Dadaku rengkah. Sedayanya kutahan agar tanggul air mata tak jebol. Ingin kukuatkan diri, semata agar menular kepada ibuku. Tapi aku terlampau lemah Tuhan. Hingga ibu yang simpuh di dadaku, kusiram dengan air mata duka dan penyesalan.

“Baru 2 jam Arif bersama ibu. Kami menikmati santap pagi. Arif bahkan memuji pindang buatan ibu. Anak bungsu ibu, sehat dan besar badannya, tidak lama setelah sarapan telah pulang menemui ibu dengan cara seperti itu. Jasadnya diusung banyak orang.”

Pindang buatan ibu pun tumpah ke tanah.

Menyimak cerita ibu di sela isaknya, aku hanya sanggup mengeratkan tangan yang tengah merengkuh tubuh ringkihnya. Sambil membayangkan peristiwa semacam apa yang mengawali adikku meregang nyawa.
Sungguh sebuah perpisahan yang tidak diharapkan ibu. Perpisahan yang begitu mengguncangkan. Pagi hari sarapan bersama, siang hari pulang dalam keadaan sudah tak bernyawa.

Aku ingin sekali berteriak bahwa Engkau sudah tak adil kepada kami. Aku ingin sekali berteriak lantang, “Mengapa kami Kau uji semacam ini, Tuhan?”

Tapi kemurahan-Mu telah mengantarkan makna kepadaku. Bahwa ketika ingin kuteriakkan kalimat lancang semacam itu, Engkau telah mendahuluiku. Engkau seumpama berkata, “Mengapa bukan kau yang Aku uji seperti ini? Mengapa bukan keluargamu yang Ku-uji sedemikian?”

Tuhan, maafkan kelancanganku. Maaf atas ketaktahu-dirianku. Maaf atas segala nikmat-Mu yang sejenak terlupa dengan ujian-Mu yang sebenarnya lebih kecil dan sedikit ketimbang nikmat-nikmat yang telah Engkau berikan.

Maka Tuhan, tak putus doaku kepada-Mu. Agar Engkau mengganti kepergian adikku itu dengan iman dan takwa yang semakin kuat. Agar engkau menanamkan ikhlas ke hati-hati kami. Agar Engkau memberikan kesadaran kepada kami, bahwa takdirmu tak bisa kami lawan, dan bahwa hanya kepada-Mu kami menggantungkan segala harapan.

Tuhan, terimalah adikku di sisi-Mu. Maafkan segala khilafnya. Terimalah kebaikan-kebaikannya sebagai cenderamata dalam menghadap-Mu. Tuhan, tabahkan hati ibu dan ayahku. Ikhlaskan mereka. Dan jadikan aku pelipur lara bagi mereka.

Duhai Tuhan, terima kasih telah mendengar ceritaku ini.

Al Furqon, dini hari
0 komentar
Label: soulmind
Rabu, November 07, 2012
Ijab Qabul
4 comments

“Saya terima nikahnya “si dia” binti “ayahnya” dengan mas kawin….”

Singkat, padat, jelas. Tapi di balik itu, ada tanggung jawab yang maha-besar.

“Maka aku tanggung dosa-dosanya “si dia” dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yang telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan shalat. Semua yang berhubungan degan “si dia”, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku.”

Jika aku GAGAL?

gambar dari sini
“Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar, dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku.” (HR. Muslim)

Astaghfirallah. Benar adanya bahwa ijab-qabul adalah perjanjian yang maha-berat (mitsaqan ghaliza)—bahkan bisa mengguncang Arsy.

Duhai Allah, mampukan kami menjadi suami yang baik. Ikhlaskan hati kami untuk menjadi istri yang shalihah….
4 komentar
Label: tausyiah
Filosofi Hidup Dilihat dari "Cara Makan Tahu" *)
0 comments
Menurut orang Sumedang, ternyata jenis kepribadian orang bisa dinilai dari caranya 'makan tahu'. Ini dia contoh-contohnya:
gambar dari sini

KONSERVATIF : gigit tahu dulu, baru gigit cabe.
PROGRESIF : gigit cabe dulu, baru gigit tahu.
SPEKULATIF : begitu nemu cabe langsung main gigit dengan harapan di dekat sana akan ada tahu
IMAJINATIF : belum gigit cabe sudah kepedesan.
OPTIMIS : yakin tahu akan segera muncul, sambil nunggu, ngemil cabe dulu
PERMISIF : tahunya dicomot orang, diem aja.
MASOKIS : gigit cabe 10 biji gak pake tahu.
OBSESIF-KOMPULSIF : sebelum makan dihitung dulu biar yakin jumlah tahunya sama dengan jumlah cabenya.
MANIPULATIF : nyepik tukang tahu biar dapet gratisan
DRAMATIS : abis makan tahu pake cabe nangis kepedesan, terus ngesot sambil meratap ke dispenser air.
EKSIBISIONIS : sebelum makan bilang ke orang sebelah, “Lihat deh, gue mau makan tahu pake cabe”.
KAPITALIS : tahunya dimakan, cabenya ditanam supaya nanti kalau tumbuh bisa dijual.
FANATIK : kalau ketemu orang yang cara makan tahunya beda, marah.
KRITIS : nanya, “kenapa sih kita harus makan tahu pake cabe?”
MELANKOLIS : udah gigit cabe, eh pas mau gigit tahu kesenggol orang. Tahunya jatuh. Nangis.
KUPER : gak berani makan tahu karena abis nerima BM tentang “Bahayanya Makan Tahu Pake Cabe”.

*) Oleh Nuval Kun Maliki, diambil dari sini
0 komentar
Label: gelak
Permintaan Maaf Majapahit *)
1 comments
Ini berita mencengangkan dan spektakuler. Bila tak ada aral melintang, di komplek situs Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur pada 11-12 November 2012, akan ada ritus ucapan permohonan maaf trah (keturunan) Majapahit pada Kerajaan Sunda atas tragedi Bubat pada 1267. Permohonan maaf akan diucapkan pada keturunan Pajajaran. Wakil dari trah Pajajaran yang menerima undangan resmi adalah Ir. Raden Roza Rahmadjasa Mintaredja IAI Sri Paduka Wangsa Nata Kusumah dari Lembaga Adat Keraton Padjadjaran.


ilustrasi Perang Bubat pada cover novel Gajah Mada LKH, dari sini
Di kalangan warga Sunda yang terlanjur tahu rencana ini, tentu mendatangkan komentar beragam. Ada yang berpendapat, bila benar pihak Majapahit akan mengajukan permohonan maaf atas tragedi di Bubat sekitar 1357 Masehi, mengapa disampaikan kepada “trah Pajajaran” dan bukannya kepada “trah Kerajaan Galuh”. Bukankah dulu peristiwa Bubat berlangsung tatkala penguasa Sunda adalah Prabu Linggabuana yang notabene penguasa Kerajaan Galuh? Bukankah peristiwa di Bubat itu merupakan pertikaian Majapahit dan Galuh? Dikatakan oleh mereka bahwa tatkala perang Bubat berlangsung, Pajajaran belum ada, sebab baru didirikan pada 1482 Masehi.

Namun, ada juga yang memaklumi, mengapa permohonan maaf oleh pihak trah Majapahit atas tragedi Bubat akan dilakukan pada trah Pajajaran. Berdasarkan catatan sejarah yang diakui, selepas Prabu Jayadewata dinobatkan sebagai raja (dan kemudian berjuluk Sri Baduka Maharaja) pada 1482 Masehi, telah terjadi fusi dari dua kerajaan besar di tanah Sunda. Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dipersatukan/dilebur, maka terbentuklah Kerajaan Pajajaran.

Sebetulnya ritus di Trowulan bukan itu saja. Mungkin upacara puncak di sana adalah peringatan Hari Kelahiran Kerajaan Majapahit yang ke-719 dan HUT ke-4 The Sukarno Centre Tampaksiring, dilaksanakan pada 11-12 November 2012 di wilayah Jawa Timur. Dalam kegiatan itu akan ada ritual permohonan maaf dari trah Majapahit kepada trah Pajajaran atas tragedi Bubat dan mereka menyebutnya sebagai upacara “Ritual Guru Piduka Persatuan Trah Majapahit dan Trah Pajajaran”. Bertempat di Situs Keraton Majapahit, Trowulan, Mojokerto. Upacara ini bisa disebut berskala besar sebab akan dihadiri oleh kelompok-kelompok penting. Selain seluruh raja dan sultan di nusantara diundang, juga akan hadir pejabat dari jajaran Pemerintah Pusat.

Akan berujung pada nuansa politikkah kelak, mengingat 2014 sudah dekat? Tidak jelas benar. Namun, yang patut disimak, bahwa tahun-tahun belakangan ini, memang ada upaya mempersatukan dan mempererat tali silaturahmi di antara sesama keraton nusantara. Sudah beberapa kali berlangsung, pertemuan di antara raja-raja dan sultan nusantara, bahkan kalau sekadar festival budaya keraton nusantara, sudah beberapa kali diselenggarakan.

Para raja/sultan sudah sepakat, harus ada persatuan dan persaudaraan yang lekat di sesame raja/sultan di nusantara termasuk para rahnya. Persaudaraan dan persatuan antaa trah Majapahit dan Sunda (diwakili oleh trah Pajajaran) merupakan catatan khusus yang harus lekas dilakukan.

Mungkin “upacara permohonan maaf atas tragedi Bubat”, mengingat peristiwa lama ini sepertinya masih tetap jadi “ganjalan” bagi mereka yang fanatik dan selalu menyimak kisah-kisah Bubat di naskah Kidung Sunda misalnya, akan tetap merasakan kepiluannya dan ini dirasakan akan “mengganggu” usaha-usaha persatuan bangsa, termasuk persatuan sesama keraton nusantara.

Tentu, orang Sunda yang fanatik selalu menyimak kisah dalam naskah Kidung Sundayana akan selalu bersedih dan memendam dendam. Betapa tidak, dalam versi naskah ini, disebutkan Gajam Mada yang serakah dan ambisius telah meluluhlantakkan kehormatan orang Sunda. Karena putri Dyah Pitaloka harus dijadikan upeti dan tidak untuk menjadi permaisuri, maka timbul pertempuran yang tidak seimbang di Lapangan Bubat. Prabu Linggabuana Raja Kerajaan Galuh gugur dan putrinya bunuh diri. Sekurang-kurangnya begitu kata naskah Kidung Sundayana. Bila orang Sunda fanatik membacanya, tak pelak kebencian timbul terhadap Jawa. Ratusan tahun lamanya tatar Sunda tak kerasan dengan nama-nama Gajah Mada, Majapahit, atau Hayam Wuruk.

Demi persatuan NKRI itulah mungkin akan dilangsungkan upacara permohonan maaf. Bila peristiwa ini jadi berlangsung, kemungkinan yang melakukan upacara “Ritual Guru Piduka” adalah Raja Muda Kerajaan Majapahit Sri I Gusti Ngurah Arya Wedakrama MWS III terhadap Raden Roza Rahmadjasa Mintaredja IAI Sri Paduka Wangsa Nata Kusumah sebagai wakil dari trah Pajajaran.

Semua semata-mata hanya untuk keutuhan NKRI dan tak ada agenda politik. Namun, bila seluruh trah keraton nusantara bersatu, tidak mustahil akan menjadi kekuatan politik yang andal. Bukankah sudah dibuktikan bahwa hanya di kalangan pencinta keraton saja masyarakat memiliki fanatisme tanpa syarat?

Ayo, semua calon penguasa negeri ini, berlomba-lombalah mendekati para raja nusantara, hehehe.


*) Oleh Aan Merdeka Permana, novelis dan pengamat sejarah
* Sumber: HU Pikiran Rakyat, edisi Selasa 6 November 2012, hal. 26
1 komentar
Label: Art-Culture
Baca Selengkapnya~~ >>

MARI MENULIS DENGAN JUJUR

ngerumpi.com/.../mari_menulis_dengan_jujur_20120701183914.ht.


Mengapa saya menulis? karena menulis bisa mengasah otak untuk selalu bekerja dan berfikir hal-hal positif dan melalui tulisan orang akan lebih mudah/ jelas mengerti apa yang ingin disampaikan, dan dengan menulis pesan yang bisa dibaca orang kapan saja/diingat. Mba Lady

Suatu hal bernama tulisan, selalu mampu membuatmu jujur. Setidaknya pada dirimu sendiri. Mas Aih

Mengapa menulis? karena menulis membuat kita meninggalkan sesuatu di dunia ini. Mungkin tidak berharga, tapi ini sebuah karya. Mba Yessy

Ungkapkan karena setiap kepak punya keindahan tersendiri. Mbah Camar

Dengan menulis, kita bisa meluapkan perasaan tanpa seorang pun yg bisa mengeluh untuk mendengar. Karena sejatinya, "kertas dan pena" punya mata dan telinga. Kak Andrie

Ketika engkau sedih, senang, sendiri, dan tidak ada orang disekelilingmu untuk berbagi, maka menulislah. Tumpahkanlah semua aksara yang dipunya dalam sebuah kertas putih yang tidak akan pernah habis untuk ditulis. Indah

Di atas adalah salah satu alasan mengapa saya dan teman-teman saya menulis. Menulis itu asyik dan menyenangkan. Untuk saya sendiri, selain alasan di atas, alasan saya suka menulis karena dengan menulislah saya dapat mengekspresikan perasaan saya. Apa yang saya lihat, saya baca, saya dengar, dan saya rasakan, semuanya dapat saya tumpahkan dalam sebuah tulisan. Terlepas dari ada atau tidak yang membaca, setidaknya ada sebuah karya yang saya tinggalkan sebagai kenangan.

Selain itu saya menulis karena dengan tulisan saya bisa berbagi. Bukan harta dan benda yang ingin saya bagikan, tapi dalam artian, dalam bentuk pengalaman hidup yang saya temui di sepanjang hari-hari saya. Yang terkadang pertemuan-pertemuan indah itu mengajarkan sebuah kisah hidup untuk bisa dibagikan dengan sesama.

Menulis itu susah-susah gampang. Mengapa saya bilang begitu? karena memang begitulah kenyataannya. Yang paling susah adalah mencari ilham dalam menyusun kata per kata sehingga menjadi satu kesatuan yang padu sehingga pesan yang ingin kita sampaikan bisa diterima oleh pembaca. Jujur saya sendiri ketika menulis membutuhkan waktu yang lumayan lama dan panjang untuk bisa mempublish satu tulisan. Dan ketika telah selesai, saya baca kembali tulisan itu apakah sudah layak atau belum untuk diterbitkan. Belum selesai sampai disitu, ketika semuanya telah fix, saya kembali dibuat bingung untuk menentukan judul dari tulisan itu. Hadeuhh, terlihat banget yak kalau saya penulis amatiran :D.

Mengapa saya menulis artikel ini?

Karena menyambung tulisannya mba lady yang ini, perihal copy paste. Masalah copy paste termasuk sebagai salah satu pembajakan hasil karya seseorang. Karena disitu kita mengopi hasil karya seseorang dan mencantumkannya ke karya kita. Bagi saya copy paste itu boleh-boleh saja, asalkan mencantumkan sumber penulis asli atau mendapatkan izin dari penulis asli, sehingga penulis merasa karyanya dihargai.

Saya juga pernah mengcopas tulisan temen-temen saya , ada yang saya tulis penulisnya, ada juga yang tidak. Untuk yang tidak, sebelum saya copas, saya minta izin dulu kepada penulisnya dan biasanya saya tulis di paragrap awal kalau tulisan itu saya copas. Mengingat kesusahan yang saya alami ketika saya menulis, jadi saya tahu bagaimana rasanya ketika tulisan di copy paste semena-mena oleh orang lain.

Menulis itu asyik. Mari menulis. Tapi menulis dengan jujur dan dengan prinsip saling menghargai hasil karya orang lain :). Mari menulis, mari berbagi, mari mengisi. *Mencari ilham. Sing :Ilham,come, come, come :))
Baca Selengkapnya~~ >>

MARI MENULIS ARTIKEL

pelitaku.sabda.org/mari_menulis_artikel

Penulis : Hardhono

Ada sedikit kesalahpahaman dalam mengartikan istilah artikel. Banyak orang menganggap bahwa artikel ialah semua tulisan yang terdapat di media cetak, tanpa mempedulikan bentuknya. Hal ini juga yang dipercaya oleh sebagian masyarakat Amerika dan Eropa pada tahun 1950-an. Namun, setelah profesi tulis-menulis mengalami perkembangan, mulailah dibedakan antara tulisan yang berisi laporan peristiwa (berita), tulisan berisi pendapat pribadi (opini), tulisan yang bersifat human interest (karangan khas), dan tulisan yang berisi pendirian subjektif terhadap suatu masalah (artikel).

Selanjutnya pada tahun tahun 1980 para jurnalis Amerika sepakat untuk memakai istilah artikel bagi tulisan yang berisi pendapat, sikap, atau pendirian subjektif mengenai masalah yang sedang dibahas disertai dengan alasan dan bukti yang mendukung pendapatnya.

Definisi artikel inilah yang harus dipahami sebelum seseorang memutuskan untuk menulis artikel dan mengirimkannya ke media cetak. Jangan sampai seorang penulis mengatakan bahwa ia telah menulis sebuah artikel tetapi tetapi faktanya yang ia tulis ialah feature.

Langkah Awal
Sebelum melangkah lebih jauh dan mulai asyik menulis artikel ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar proses pembuatan artikel tidak terganggu di tengah jalan:

Kemana akan dikirim?

Sebelum mulai menulis tentukan dulu ke media mana artikel tersebut nantinya akan dikirim. Selanjutnya buatlah artikel berdasarkan segmen pembaca media yang bersangkutan. Sebuah artikel mengenai Natal yang ditujukan untuk surat kabar umum tentu saja memiliki pemaparan yang berbeda dengan artikel yang ditujukan untuk majalah Kristen.
Mempersiapkan Bahan

Persiapkan bahan-bahan pendukung yang dirasa perlu seperti kamus, buku penunjang, kliping, dan bahan-bahan lain yang menyediakan informasi yang kita perlukan.
Situasi yang Mendukung

Pilihlah tempat yang bisa membuat Anda menuangkan ide dengan lancar tanpa ada gangguan. Agar lebih nyaman siapkan juga air minum, dan makanan ringan secukupnya. Hal ini untuk membantu agar Anda tidak bolak-balik berhenti menulis sebentar, mengambil minuman, lanjutkan menulis, berhenti menulis lagi, mengambil makanan, dst yang tentu saja akan menguras tenaga.

Memulai Menulis
Ada banyak cara yang bisa orang kembangkan untuk mulai menulis artikel. Beberapa orang bisa langsung mengerjakannya tanpa terlebih dahulu membuat sketsa karangan atau poin. Mereka cukup memiliki ide dan mengembangkan urutan penyampaian di pikiran setelah itu menuangkannya ke dalam bentuk tulisa. Namun, ada juga yang memulainya dengan membuat sketsa artikel terlebih dahulu sebagai panduan menulis.

Bagi Anda yang belum terbiasa menulis, cara-cara sederhana dibawah ini dapat Anda pakai sebagai panduan dalam mengembangkan pemikiran Anda mengenai satu masalah menjadi suatu artikel.

Langkah pertama ialah "Menentukan Tema dan Judul" yang tentunya sesuai dengan ide yang Anda miliki. Setelah tema selesai dibuat segera tentukan judul dari tulisan yang akan dibuat. Jika tema menjadi inti atau nafas dari artikel maka judul menjadi wajah dari sebuah artikel. Judul akan menentukan apakah seseorang tertarik untuk membaca artikel tersebut atau akan mengabaikannya.

Beberapa penulis terbiasa membuat judul sebelum tulisannya dibuat tetapi yang lain akan membuat judul setelah tulisannya selesai dibuat. Dengan membuat judul terlebih dahulu maka Anda dapat membuat suatu tulisan tetap terjaga tidak melenceng ke kanan maupun ke kiri karena dipandu oleh judulnya. Sementara itu jika judul ditentukan setelah tulisan selesai maka dikhawatirkan tulisan tersebut dapat melenceng dan bisa saja tidak lagi memiliki makna karena tidak ada panduan.

Langkah kedua ialah "Membuat Sketsa Artikel" atau poin-poin artikel. Sketsa artikel memiliki peran lebih dari sekadar penjabaran ide. Sketsa ini sangat berguna jika Anda tidak dapat menyelesaikan artikel tersebut dalam waktu singkat. Artinya jika Anda harus berhenti dalam waktu cukup lama dan ingin melanjutkan artikel Anda maka sketsa artikel akan menolong Anda, mengingat kembali ide-ide apa saja yang dulu ingin Anda tulis.

Langkah ketiga, tentu saja "Mengembangkan Sketsa Artikel" yang telah Anda buat menjadi sebuah artikel dengan berdasarkan informasi yang kita miliki. Karena pendahuluan merupakan gerbang awal suatu tulisan maka disarankan untuk membuat pendahuluan semenarik mungkin. Beberapa penulis mengisi pendahuluan dari tulisan mereka dengan anekdot, ilustrasi, kutipan ayat alkitab, atau pertanyaan yang menarik.

Setelah selesai membuat artikel langkah keempat yang tidak boleh Anda lupakan ialah "Baca Lagi dan Lakukan Perbaikan Seperlunya". Koreksi tersebut bisa meliputi tanda baca, kalimat ambigu, atau informasi yang tidak akurat. Sebaiknya koreksi ini dilakukan beberapa saat setelah artikel selesai dibuat. Jadi ada waktu untuk menenangkan pikiran setelah sebelumnya terkuras untuk menulis. Ada baiknya bila Anda meminta orang lain yang lebih berpengalaman untuk mengomentari artikel Anda.
Baca Selengkapnya~~ >>

BERKARYA DAN BERWIRAUSAHA DENGAN MENULIS BUKU


Sumber: www.ubaya.ac.id/.../Berkarya-dan-Berwirausaha-dengan-Menulis-Bu...

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Sebagai seorang dosen, salah satu tuntutan akademik bidang pengajaran adalah menghasilkan buku ajar. Namun tidak semua dosen memilih untuk berkarya dengan menulis buku. Bila ditilik lebih lanjut, menulis buku memberikan banyak manfaat tidak hanya di bidang akademik namun juga sebagai salah satu bentuk berwirausaha.
Pada panduan penilaian kum dosen di perguruan tinggi, menulis buku yang kemudian diterbitkan akan mendapatkan penghargaan nilai kum. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menulis buku ajar memang merupakan hasil karya yang layak mendapatkan apresiasi. Sebagai seorang dosen, tentunya memiliki banyak referensi dan pemahaman dari referensi yang dimiliki terutama referensi-referensi mengajarnya. Dengan modal ini dosen seharusnya tidak mengalami kesulitan dalam menulis buku ajar.


Beberapa tips yang dapat dilakukan dalam menulis buku ajar berdasarkan pengalaman penulis sebagai berikut. Pertama saat membaca buku referensi bahan mengajar tuliskan pemahaman kita dengan menggunakan bahasa kita sendiri dan bila mengutip maka kita harus ikuti bentuk sitasi yang tepat agar tidak terkena kasus plagiarism. Tulisan-tulisan kita berdasarkan referensi tersebut menjadi kerangka dasar buku ajar kita. Saat kita mengajar tentu harus membuat contoh kongkret dari suatu materi ajar, pertanyaan-pertanyaan mahasiswa, diskusi kelas, dan kasus-kasus konkret dari lapangan dapat menjadi bahan tulisan buku ajar asal rajin untuk menuliskannya. Jangan lupakan referensi yang berasal dari jurna-jurnal ilmiah atau konferensi yang seringkali menunjukkan perkembangan suatu ilmu. Dengan bekal modal-modal tersebut buku ajar dapat diwujudkan sebagai karya.


Buku yang telah kita tuliskan jangan ragu untuk diterbitkan karena di sanalah letak kemanfaatannya. Beberapa tips yang dapat diberikan untuk menerbitkan buku. Carilah penerbit sesuai dengan segmen buku yang akan diterbitkan. Terdapat penerbit yang fokus menerbitkan buku ilmiah saja, fiksi saja, ataupun keduanya. Perhatikan juga term of condition yang disyaratkan penerbit dan hendaknya naskah yang kita tulis disesuaikan dengan syarat tersebut. Buatlah naskah kita dengan beberapa format sesuai dengan beberapa penerbit. Tujuannya saat naskah kita dinilai belum layak terbit oleh satu penerbit maka kita siap memasukkan penerbit yang lain.


Saat buku diterbitkan, karya kita tersebut menjadi modal wirausaha kita. Penerbit biasanya akan mendistribusikan buku tersebut untuk dipasarkan. Keuntungan yang diterima penulis, penerbit, ataupun distributor harus jelas dan jangan sampai merugikan penulis. Jangan lupa untuk mengurus hak cipta karena itu legitimasi kekayaan intelektualitas kita. Buku yang kita tulis dan telah terbit dapat kita distribusikan secara mandiri dengan jalur distribusi yang kita kreasi sendiri. Paling dekat adalah jalur distribusi ke mahasiswa di mata kuliah yang kita ajar. Namun jangan diwajibkan setiap mahasiswa membeli, bebaskan mahasiswa memilih menggunakan buku referensi tersebut atau tidak.


Buku yang kita tulis dapat juga kita gunakan sebagai suvenir. Apapun yang kita tulis, layak diberikan ke orang lain karena bentuk karya kita dan ada kebanggaan tersendiri ketika orang lain menerima buku dari penulisnya secara langsung. Kenapa buku yang ditulis memiliki kebanggaan tersendiri karena menggambarkan hasil karya kita dan tidak semua orang dapat berbagi pengetahuan lewat buku. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi bagi pembaca untuk berkarya dan berwirausaha dengan menulis buku.


© 2012 Universitas Surabaya. Artikel yang ada di halaman ini merupakan artikel yang ditulis oleh staf Universitas Surabaya. Anda dapat menggunakan informasi yang ada pada halaman ini pada situs Anda dengan menuliskan nama penulis dan memasang backlink dengan alamat http://www.ubaya.ac.id/ubaya/articles_detail/45/Berkarya-dan-Berwirausaha-dengan-Menulis-Buku.html
Baca Selengkapnya~~ >>

10 LANGKAH MEMBUAT BUKU


arinvsfayra.wordpress.com/2009/.../10-langkah-dalam-membuat-buk...


Sebuah buku, berfungsi untuk mempresentasikan informasi yang terkandung dalam buku kepada pembacanya. Setiap buku harus memiliki isi yang menarik sehingga pembaca tertarik untuk mendalami isi dari buku tersebut. Isi dari buku panduan pun, harus memiliki nilai manfaat yang dapat diaplikasikan oleh para pembacanya. Buku yang baik, adalah buku yang mampu mentransformasikan isinya dari penulis ke pembacanya.


Oleh karena itu, seorang penulis buku yang baik, hendaknya dapat memposisikan dirinya sendiri sebagai pembaca, sehingga ia dapat mengevaluasi tulisannya apakah tulisan tersebut mampu dimengerti oleh pembaca, atau justru sebaliknya.
Membuat buku tidak dapat dikatakan mudah atau sulit. Hanya saja, dalam pembuatannya ada beberapa langkah yang apabila diikuti akan mempermudah dalam penulisan sebuah buku. Berikut adalah 10 langkah dalam membuat buku.


1. Gagasan atau ide

Langkah pertama yang harus diambil adalah mengumpulkan ide atau gagasan dalam membuat sebuah buku. Misalnya, ide untuk membuat buku paduan praktik kerja lapangan. Gagasan ini mucul dikarenakan adanya fenomena yang berlangsung di tempat bekerja. Fenomena yang berlangsung adalah tidak adanya pelatih untuk memberi pelatihan kepada siswa maupun mahasiswa yang mengikuti program PKL di tempat kerja tersebut.


Fenomena tersebut melahirkan sebuah gagasan menarik yaitu membuat buku panduan kegiatan praktik kerja lapangan yang harus dilakukan oleh peserta PKL. Dengan demikian, peserta PKL mendapatkan informasi tertulis dari buku panduan tersebut, tanpa perlu melibatkan terlalu banyak karyawan yang masih harus melakukan tugas lain

2. Fokus pada gagasan

Tahap selanjutnya, saat membuat buku, kita harus fokus pada gagasan yang telah diciptakan. Fokus pada gagasan ini berarti menyelami lebih dalam tentang ilmu dan pemahaman dari gagasan yang akan kita tulis dalam buku. Apabila kita telah menetapkan gagasan apa yang akan kita bahas, untuk memperkuat ilmu yang akan kita representasikan dalam buku yang akan ditulis, kita dapat menambah referensi dari sumber lain, tentunya dengan mencantumkan sumber tulisan agar tidak dianggap sebagai pelagiator.


3. Membuat kerangka buku

Seperti halnya sebuah karangan, dalam menulis buku hendaknya dibuat kerangkanya terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar penulisan terarah dan tetap fokus pada gagasan yang akan disampaikan, tidak melenceng ke persoalan lain yang sebetulnya tidak perlu dibahas dalam buku tersebut.

Kerangka juga mempermudah dalam penulisan dan penyusunannya. Dengan adanya kerangka dari buku yang akan dibuat, penulis akan lebih terarah dalam menulis buku, sehingga isi dari buku tersebut akan tertuju jelas pada hal-hal yang akan dijelaskan.

4. Mulai menulis konsep

Saat pertama menulis satu buku, buku tersebut belum tentu berhasil ditulis dengan baik. Penulis sebaiknya menulis apa-apa yang ingin ia sampaikan melalui tulisan. Akan tetapi jangan terlalu berbangga pada apa-apa yang telah ia tulis. Tulisan pertama pada dasarnya masih merupakan tulisan ‘kasar’ artinya tulisan tersebut masih perlu dipelajari dan juga masih perlu dibenahi agar menjadi tulisan yang lebih baik, yang dapat menginformasikan isinya dengan efektif. Buku yang konsepsional akan memiliki hasil yang lebih baik daripada buku yang tidak dilandasi oleh konsep sama sekali.

5. Pelajari tulisan

Hal yang paling sulit dilakukan oleh seorang penulis, adalah menilai tulisannya sendiri. Secara alamiah mereka dapat menilai bahkan mengritik tulisan orang lain, akan tetapi mereka terkadang kurang dapat menilai tulisan mereka apalagi mengritik tulisan mereka sendiri. Kendati demikian, setelah menulis suatu buku, sebaiknya tulisan itu dibaca kembali. Biasanya, saat membaca kembali isi buku yang telah kita tulis, kita akan menemukan banyak kesalahan dalam tulisan tersebut.
Untuk lebih meyakinkannya, sebagai penulis dari sebuah buku, ada lebih baiknya kita meminta beberapa orang untuk membaca buku yang telah kita tulis. Orang-orang tersebut dapat kita minta pendapatnya dan memberitahu kesalahan-kesalahan yang ada pada buku, dengan demikian kita akan lebih mudah dalam memperbaikinya.

6. Improvisasi tulisan

Setelah mempelajari tulisan yang telah ada dan mengetahui adanya kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam tulisan, atau justru dalam tulisan tersebut terdapat hal-hal yang kurang perlu sehingga harus dieliminasi dari isi buku. Kita harus mengimprovisasi tulisan tersebut. Caranya, tentu saja dengan mengeliminasi hal yang dianggap kurang penting, memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan buku, serta memilih kosakata yang lebih baik, lebih efisien namun tidak mengurangi estetika dalam pengemasan tulisannya.

7. Revisi

Revisi perlu dilakukan untuk memperbaiki semua tulisan. Dalam beberapa kasus, biasanya saat revisi banyak penulis mengatakan revisi sama dengan penulisan ulang sebagian maupun seluruh isi buku. Revisi ini bertujuan untuk membuat suatu karya tulis agar lebih baik dari sebelumnya.

8. Pengeditan

Ketika revisi telah dilakukan, hal terakhir dalam menulis adalah ‘editing’ atau pengeditan. Pengeditan dilakukan untuk membenahi penulisan (apabila ada penulisan ataupun penggunaan kosakata yang salah) juga membenahi tata letak tulisan dan penyusunan tulisan tersebut agar memiliki estika yang dapat menarik minat pembacanya. Ketika pembaca telah memiliki minat untuk mengetahui isi dari tulisan tersebut, maka akan lebih mudah bagi mereka mengerti maksud dari tulisan yang kita buat.

9. Merancang lay-out isi, background, dan cover

Penampilan dari sebuah buku, sangatlah mempengaruhi penyampaiam informasi yang terkandung di dalamnya. Untuk itulah, selain isi, kemasan dari buku tersebut perlu diperhatikan lebih serius. Paduan warna, kesesuaian jenis huruf, ketepatan ukuran huruf, penggunaan table, grafik, gambar dan lain sebagainya juga menentukan kualitas buku yang dibuat. Tampilan isi buku yang menarik (dengan adanya perpaduan warna, pengaplikasian animasi dsb) akan merangsang indera pelihat agar tidak bosan saat membaca buku tersebut. Dengan demikian, isi pun akan mudah tersampaikan.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah desain cover. Jilid buu, harus dirancang mewakili informasi yang terkandung dari isi buku tersebut. Cover yang menarik dapat menumbuhkan minat untuk mengetahui lebih lanjut apa yang disampaiakan dalam isi.

10. Penjilidan

Setelah penyususnan buku telah selesai, maka buku pun siap dijilid. Telah banyak tempat yang memberikan jasa penjilidan sehingga Anda dapat menggunakan jasa tersebut, misalnya di tempat foto kopi atau percetakan. Atau bila memungkinkan, Anda dapat menjilid sendiri (apabila Anda mampu untuk itu.)
Selamat mencoba!

Baca Selengkapnya~~ >>

MEMBUDAYAKAN MENULIS


( Sumber: dumalana.com/2012/11/09/ayo-berkarya-dengan-menulis/)

Bagi Menteri Kordinator Perekonomian Hatta Rajasa, salah satu variable tingginya peradaban sebuah bangsa adalah seberapa banyak karya tulis yang di hasilkan bangsa tersebut. Karena itu Hatta mengajak kalangan muda mulai membiasakan diri menulis sehingga dapat menuangkan ide dan pikirannya dalam bentuk tulisan.

Hatta mengatakan hal tersebut saat menyampaikan kata sambutan dalam malam penganugerahan hadian Hatta Rajasa Writing Competition (HRWC) di Taman Ismail Marzuki Rabu malam pekan lalu. Kompetisi ini selain diikuti ratusan peserta pemuda, pelajar dan mahasiswa dari dalam negeri, juga di ikuti peserta dari luar negeri, seperti Sudan, Australia, Inggris dan Cina. Total seluruh peserta mencapai 1.214 peserta.

“Dalam menulis mengajarkan objektivitas dan kebenaran akademis. Riset tentang mental hanya bisa di bangun dalam writing and reading society. Makanya mari kita semua mau bersama-sama menuju bangsa yang membangun inovasi,” himbaunya bersemangat.
“Tulisan, kata Hatta, mengajarkan objektivitas dan kebenaran akademis. Tulisan dapat pula membentuk tatanan kehidupan demokrasi yang makin berkeadaban,” urainya. Menurutnya, menulis dan membaca menjadikan masyarakat Indonesia bersikap rasional menghadapi apapun. ”Ini yang diperlukan bangsa untuk maju, bukan bangsa yang sering ngamuk kalau berbeda pandangan,” lontarnya.
Baca Selengkapnya~~ >>

MENINGKATKAN BUDAYA BACA DI KALANGAN GURU



Mengapa sasaran penulisan kali ini ditujukan kepada guru yang harus meningkatkan budaya bacanya? Bukan saya berprasangka buruk terhadap kebiasaan membaca guru itu kurang baik. Saya hanya mengingatkan bahwa kebiasaan membaca guru masih kurang maksimal dibandingkan dengan kebiasaan menonton (budaya dengar) dan berbicara (budaya lisan). Memang semua kebiasaan tersebut bisa mendatangkan manfaat untuk dirinya dan orang lain. Namun apabila dibandingkan, budaya membaca dan budaya menulis rasanya lebih kena sasaran di era informasi dan globalisasi ini.


Kebiasaan membaca dan kebiasaan menulis di kalangan guru akan menghasilkan sesuatu yang berharga. Budaya baca yang diikuti dengan budaya menulis lebih efektif kita lakukan. Kemajuan ini tidak bisa dipisahkan dari hasil kebiasaan membaca dan menulis guru itu sendiri. Sungguh saat ini sangat cocok digunakan kebiasaan membaca dan menulis ini. Terutama kebiasaan membaca dan menulis dari para guru. Upayakan kedua kebiasaan ini lebih baik dari para siswa. Kemampuan membaca dan menulis guru akan memberikan peluang untuk berhasil di kalangan guru untuk dirinya dan para siswanya (Jajang Suhendi, Pandeglang asal Sumedang)
Baca Selengkapnya~~ >>

Selasa, 13 November 2012

BICARA ATAU MENULIS YANG DIUTAMAKAN?


Waktu kecil aku termasuk salah seorang yang gagap dalam bicara dan tidak bisa menulis dengan baik. Sampai-sampai ibuku tidak percaya bahwa aku bisa bicara seperti anak-anak sebaya denganku. Di kelas satu SD aku termasuk anak yang tidak mampu menulis dibandingkan dengan teman-teman. Namun aku yakin seyakin-yakinnya bahwa latihan berbicara dan menulis bisa membuat aku sedikitnya berubah. Latihan dengan dukungan keyakinan bahwa Allah akan selalu menolong orang-orang yang selalu meminta pertolongan kepada-Nya.
Telah aku alami betapa Allah sangat mengabulkan permohonan makhluk-Nya. Aku tidak bisa mengaji Al-Quran, dengan keyakinan kuat bahwa Allah memberi pertolongan kepadaku tanpa ditunda-tunda. Aku banyak membaca doa dari buku kumpulan doa majmu syarif dengan penuh keyakinan bahwa aku akan bisa membaca Al-Quran dengan baik, apalagi aku banyak membaca Al-Quran sampai tamat beberapa kali dalam satu bulan.
Alhamdulillah ketika aku Bimbingan Muslim di Uninus Bandung dulu tahun 1997 aku lulus dalam membaca Al-Quran. Itulah sebabnya dengan keyakinan kuat segala sesuatu akan bisa terlaksana dengan baik. Jumlah dan keyakinan yangbesar dari doa dan permohonan kepada Allah akan membuat kita berubah dari tidak bisa berbicara menjadi bisa berbicara, dari tidak bisa menulis menjadi bisa menulis, dari tidak mampu menggunakan laptop menjadi mampu walaupun kita tidak mengikuti kursus.
Jalan ke arah perubahan bermacam-macam, ada yang melalui hp kamera atau ada yang berlatih di warnet, terpenting ada kemauan kuat berdoa dan berlatih seoptimal mungkin. Apapun alasannya, tidak bisa dipertanggung jawabkan kita untuk malas tidak mau berdoa, belajar, dan berlatih semaksimal mungkin. Kita pada awalnya tidak bisa berbicara dengan baik menjadi bisa dan dari tidak bisa menulis menjadi bisa menulis walaupun hanya sedikit perubahan harus kita syukuri karena akan berkembang terus sesuai dengan upaya yang kita lakukan.
Mulai sekarang juga kita agar banyak belajar dan berlatih menulis apa saja setiap hari dan kesempatan. Sebenarnya banyak cara berlatih menulis itu. Menurut pengalaman pribadi, kita melihat bunga di depan rumah diteliti bentuk daunnya, batangnya, warnanya, indah dan tidaknya dipandang mata kita merupakan objek penulisan. Dari objek yang sejenis seperti bunga yang kita lihat, dapat pula kita melihat objek yang sangat berbeda. Kita melihat di depan rumah ada seekor kucing sedang tidur di atas kesed, kita melihat batang cabe, sepeda motor, pagar bambu, orang lewat rumah kita, dan ada suara anak-anak tetangga sedang bermain. Semuanya dapat kita jadikan bahan penulisan yang sangat baik sebagai latihan menulis.
Apa yang kita lihat dan kita dengar sebagaimana kita katakan tadi dapat dijadikan karangan yang sangat baik. Dapat kita contohkan di sini: Kucing termasuk salah satu binatang pemakan daging seperti harimau. Kucing banyak disayangi manusia karena keindahan bentuk tubuhnya, warna bulunya, lucunya, tetapi terkadang ada kelakuan tidak baiknya yaitu suka mencuri ikan walaupun punya majikannya. Kucing tetangga memang ada perbedaan, dia mengerti apabila majikan pergi ke warung misalnya, dia ikut, disuruh duduk atau berdiri dia menurut seperti mengerti apa yang majikan katakan. Setelah pulang dari mengikuti majikannya, dia mampir di depan rumahku, kemudian tidur di atas kesed seperti yang nyenyak saja tidurnya. Kucing ada manfaatnya agar tikus-tikus pada ketakutan di rumah kita, seperti cabe bermanfaat buat sambal atau masakan agar enak. Benda-benda yang lain juga ada menfaatnya masing-masing, seperti sepeda motor untuk tranfortasi tempat yang jauh bisa dikejar dalam waktu singkat, segala pekerjaan lebih cepat kita selesaikan. Halaman supaya bisa ditanami tanaman apotek hidup, tanaman hias atau yang lainnya dengan aman dari gangguan ayam atau bebek. Kelihatan rapi walaupun sederhana kelihatannya sangat baik pagar itu ada setiap lingkungan rumah. Ada orang lewat mengatakan wah indah halaman rumah Bapak dipagar, banyak tanaman yang bermanfaat untuk kepentingan memasak, obat-obatan, dan sebagai hiasan. Sampai-sampai anak-anak bermain di halaman tersebut merasa nyaman.
Karangan seperti tadi belum disusun dengan baik, tetapi bisa dijadikan bahan karangan yang cukup panjang setelah ditambah tokoh-tokoh, karakter tokoh, alur, dialog, dan sebagainya. Menurut Pak Gol A Gong merupakan Kitab Sakti bisa ditunda apabila kita ada keperluan lain, saat lain kita teruskan lagi tanpa kita kehilangan jejak. Kita akan menulis kapan saja, di mana saja, atau kita bisa meneruskan menulis sesuai situasi dan kondisi kapan saja apabila kita telah memiliki sinopsis atau Kitab Sakti menurut Pak Gol A Gong yang memimpin Rumah Dunia itu.
Mari kita tingkatkan kemampuan berbicara secara lisan atau secara tertulis. Terutama kemapuan menulis sebagai uapaya pengembangan diri dan berjuang lewat tulisan untuk memberi petunjuk, nasihat, solusi atas permasalahan yang ada, dan bisa juga sebagai pengobatan kepada orang-orang yang butuh pertolongan karena jiwanya sedang gundah atau sedih. Apabila kedua kemampuan itu terlalu luas dan kurang fokus, maka kita memilihnya salah satu saja. Terutama kemampuan menulis yang lebih produktif dibandingkan dengan kemampuan berbicara secara lisan. Selamat mencoba untuk menjadi penulis saja dahulu sebelum kita menjadi pembicara yang mampu menulis secara produktif.






Baca Selengkapnya~~ >>

BERANIKAH ANDA MENULIS?


Membaca merupakan kegiatan mendapatkan makna yang sengaja disampaikan oleh penulis buku. Saya membaca buku tentang Keberanian Hiasan Pribadi karya Sumantri Mertodipuro. Saya sangat termotivasi untuk mengembangkan dalam bentuk tulisan. Saat ini juga saya untuk menulis dengan dasar pembahasan tentang keberanian tersebut. Keberanian mencoba menulis saat ini juga, bukan keberanian layaknya para jawara ingin unggul dalam adu fisik.
Memang saya waktu kecil mengidolakan film-film silat, apabila sang jagoan menang dalam perkelahian, saya merasakan seolah-olah saya sebagai pelakunya. Hanya film-film saja yang menjadi kegemaran saya sejak kecil, bahkan sampai saat ini. Bahkan sudah saya mengikuti olah raga yang menitik beratkan tenaga fisik. Masuk latihan silat dan karate tetapi tidak sampai tuntas.
Dalam hati ada rasa kurang mengena, beralih ke latihan olah raga tenis meja, sempat menjuarai tingkat kecamatan. Ikut bertanding di luar kecamatan sambil mengantar kepala sekalah yang mutasi menjadi Pengawas TK/SD, saya kalah. Dalam perasaan hanya itulah kepuasan saya? Mulai saya beralih ke kegiatan membaca yang sudah lama ditinggalkan karena rasanya kurang bermanfaat secara finansial. Buku-buku yang sudah saya miliki dimasukkan ke dalam lemari, banyak yang rusak.
Alasan saya meninggalkan membaca adalah karena tidak menghasilkan sesuatu yang lebih berharga. Tidak menambah penghasilan secara finansial. Namun setelah saya membaca informasi di internet tentang kaitan membaca dan menulis menurut Pak Hernowo, saya terinspirasi untuk membaca kemudian menuliskan apa yang saya baca. Sungguh mulai saat itu saya rajin menulis. Apalagi setelah saya mempunyai netbook. Lebih aktif dari pada sebelumnya ketika masih menulis dengan pulpen di atas buku tulis.
Ditambah saya membaca buku tentang Keberanian Hiasan Pribadi, penulisnya Pak Sumantri Mertodipuro, padahal buku tersebut sudah dibeli tahun delapan puluhan. Saya baca dan saya ikat dengan menuliskannya. Sesuai apa yang disarankan oleh Pak Hernowo bahwa membaca harus diikat dengan menulis. pendapat beliau sangat mempengaruhi hati dan pikiran saya. Terjadi keajaiban dalam menulis saya sangat antuasias, dalam waktu singkat Alhamdulillah sudah mampu menulis sampai empat puluh judul artikel. Padahal sebelumnya saya untuk menulis satu judul juga kewalahan, sampai berminggu-minggu.
Apalagi ada buku yang menggugah keberanian dalam bertindak untuk menulis. berani menulis yang ada di otak saya, walaupun tulisan saya masih jauh dari sempurna. Saya sangat suka belajar dari kesalahan menulis. akan saya jadikan pengalaman yang paling berharga kesalahan yang pernah saya perbuat. Agar tidak melakukan kesalahan menulis yang kedua kalinya saya menulis. Dalam pikiran saya ada perasaan salah apabila tidak menggunakan perasaan berani dalam mencoba untuk menulis ini.
Apabila di dalam diri saya masih ada rasa takut berarti dalam diri saya masih ada penghalang untuk maju. Rasa takut sangat memperlambat kesuksesan dalam menghadapi apa saja. Dalam diri saya harus ada sikap percaya diri sebagai sendi keberanian. Menyukai risiko dari pada selalu menghindainya. Di dalam diri saya percaya ada tenaga potensial yang bisa mengatasi keletihan. Konsentrasi juga bangkit dengan adanya keberanian mencoba hal-hal yang baik. Tentu keberanian yang berintikan kebenaran.
Dalam buku Keberanian Hiasan Pribadi ada kalimat yang berbunyi Manusia yang berani, manusia yang tabah, manusia yang kuat menderita tak lekas putus asa, sanggup menyelesaikan apa yang telah diputuskan untuk dikerjakan. Yang telah saya putuskan seperti mulai saat ini saya akan menulis lebih banyak dan berkualitas, harus benar-benar terjadi. Dalam waktu singkat saya harus mampu menulis dan menulis.
Menulis harus saya jadikan kebiasaan dan kebiasaan menjadi karakter. Saya ingin berkarakter baik yang mampu menulis yang berkarakter lagi. Dalam mengerjakan apa yang sudah saya putuskan pasti mengandung risiko besar maupun kecil. Saya merasakan bahwa tanpa keberanian mengahadapi risiko hidup saya kurang sukses. Menjadi manusia rata-rata bergerak lambat. Dalam hidup hanya mengandalkan uang gaji saja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Setelah tiba anak-anak kuliah dan saya juga kuliah, terasa parah sangat parah, utang di mana-mana dalam jumlah yang besar.
Dengan upaya menulis ini semoga termasuk orang yang banyak mengambil risiko, banyak waktu untuk menulis, tetapi saya merasa nikmat dengan risiko teresebut. Risiko yang berdampak kabaikan, selalu berada dalam printah Allah, saya dan anak-anak bisa mengikuti kuliah. ada yang sudah menjadi sarjana dan bekerja yang lebih unggul di antara teman-temannya. Ini juga sudah pasti ada risiko tetapi ada dampak positifnya.
Saya tidak mau mengulangii kesalahan yang kedua kalinya, terlalu hati-hati malah berisiko berat. Terlalu hati-hati ternyata tidak pernah membawa saya maju. Ternyata risiko berat bisa membuat diri saya berenergi dari dalam diri. Energy yang bisa saya rawat dengan daya-daya rohani. Yang menjadikan energy dari dalam adalah jika saya berpikir tentang keindahan, kehidupan, keberanian, kebahagiaan, kebaikan, keberhasilan, keselarasan, pengabdian kepada orang banyak, dan perasaan syukur yang mendalam kepada Allah.
Setelah banyak menulis saya menambah kekuatan konsentrasi dalam membaca dan menulis. terutama konsentrasi pada keberanian. Keberanian untuk memiliki hasrat, kebangunan, kesejahteraan, kemajuan, kegembiraan, dan kebahagiaan. Walaupun belum saya miliki semuanya, maka tetap hal itu harus menjadi milik saya. Mengembangkan hasrat menulis agar saya bisa bangun dari keterpurukan. Menjadi orang yang sejahtera lahir dan batin, menjadi orang yang maju dalam segala bidang sehingga bisa bermanfaat kepada diri sendiri dan orang lain.
Yang dirasakan hanya kebahagiaan luar dan dalam. Kebahagiaan dengan pikiran-pikiran positif dan optimis dalam berbagai situasi dan kondisi. Itulah yang harus saya rintis sejak sekarang. Pikiran positif dan optimis dalam bertindak tegas dan cepat. Ketegasan dan kecepatan yang tentu melalui proses yang panjang sejak dulu yang telah dan sedang saya lewati. Apa yang bisa saya kerjakan sekarang, ya sekarang juga saya kerjakan.
Betapapun beratnya risiko dan masalah yang saya hadapi, semoga menjadi bahan penguat diri saya. Segala kesukaran yang menimpa diri saya dan keluarga bisa membuat saya sekeluarga orang yang kuat, tahan tempaan dan tahan bantingan. Sebagaimana kue yang dibuat melalui proses tempaan yang sangat kuat, bisa bermanfaat bagi orang banyak. Apa bedanya dengan diri saya? Dengan banyak kesukaran yang telah dan sedang diterimanya, bisa menguatkan diri saya.
Perjalanan hidup saya masih panjang, belum selesai sepanjang hayat dikandung badan, masalah dan cobaan masih ada. Tinggal kita siap dan tidaknya untuk menjadi orang kuat. Kuat dalam arti tetap merendah di hadapan allah. Kuat bukan untuk menjadi orang sombong, tetapi kuat untuk menjdi orang penuh tawakkal kepada Allah. Dalam perjalanan yang cukup panjang ini, saya jangan putus harapan dari rahmat Allah yang sangat berlimpah ini.
Pada intinya saya harus memiliki tiga tenaga dalam menghadapi hidup yang tidak mengenal belas kasihan kepada orang-orang lemah, sementara kepada orang-orang kuat seperti yang baik. Tiga tenaga yang saya maksud yaitu daya karya, daya cipta, dan daya laksana. Daya karya untuk melaksanakan setiap pekerjaan dan perbuatan positif yang mengesankan. Kesehatan berkembang, dan sikap makin tenang walaupun saya seperti tidak menentu dalam menggunakan tenaga tersebut.
Kita gunakan daya cipta yang bisa disebut akal yang merupakan pengatur dan pengarah melalui jalan-jalan yang tertentu. Dengan daya cipta kita bisa memimpin dunia dan alam. Akal bukan untuk merenung dan mereka-reka yang bukan-bukan, tidak menentu, kurang digunakan untuk hal-hal yang benar, indah, baik dan bermanfaat. Daya cipta yang mengatur daya karya. Sangat memberi kekuatan diri saya.
Dari daya karya dan daya cipta, kita bisa menggunakan daya laksana. Dengan daya laksana menjadi perbuatan-perbuatan yang rapid an menghasilkan karya-karya terbaik yang bisa saya banggakan. Sekali lagi tentang ketiga tenaga dijelaskan, sebagai berikut: daya kerja adalah tenaga kekuatan untuk melaksanakan pekerjaan dan perbuatan. Kemudian saya pikirkan dengan kekuatan daya cipta atau daya pikir.
Di mana letak kelebihan dan kekurangan dari perbuatan dan pekerjaan yang telah dilakukannya. Yang kurang untuk diperbaiki dan yang bagus untuk dikembangkan lebih baik lagi. Setelah daya kerja dan daya kerja yang disempurnakan dengan daya pikir yang matang akan membuat perbuatan dan pekerjaan itu semakin sempurna.
Terakhir dan terawal yang harus ada di dalam diri kita adalah sikap tawakkal kepada Allah agar semua hal bisa terlaksana dengan baik. Kita coba melatih keberanian untuk melakukan perbuatan yang ditunjang dengan kekuatan pikiran dan hati nurani yang mendalam dan pada akhirnya kita bisa dan biasa berbuat dan bekerja yang semakin matang dan semakin sempurna.

Baca Selengkapnya~~ >>

BELAJAR DENGAN RUMUS B DAN B


Kita bisa belajar untuk mendapatkan ilmu dari mana dan dari siapa saja terpenting intinya kebenaran. Ilmu yang kita pelajari alangkah lebih baiknya apabila dipraktekkan dengan sebaik-baiknya. Ilmu akan membawa kemaslahatan kepada pemiliknya. Apa yang telah diajarkan oleh Mahatma Gandhi tentang ajaran kebenaran, ajaran anti kekerasan dan ajaran cinta kasih.
Kita tahu ketiga hal itu isinya baik walaupun datangnya dari ajaran di luar agama Islam. Dalam Islam juga mengajarkan bahwa kita sebagai umatnya harus mengajarkan dan mempraktekkan kebenaran, tidak melakukan kekerasan dan saling adanya cinta kasih dalam kebenaran itu, cinta kasih yang bersifat hawa nafsu bukan cinta kasih, tetapi hawa seksual yang harus kita kekang dengan landasan ajaran agama yang kita anut.
Kita bahas sumber belajar dari bahan bacaan, seperti buku dan ainternet. Kedua sumber belajar tersebut lebih mudah dan efektif cara mendapatkannya, dari pada sumber belajar yang lainnya. Namun belajar lewat buku dan internet harus sungguh-sungguh supaya apa yang kita pelajari bermanfaat bagi kita. Tidak sembarang membaca, memerlukan konsentrasi dan cara tertentu. Salah satu yang digunakan Winarno Surakhmad waktu membaca buku itu menggunakan rumus B dan B. Tepat pada hal-hal yang dianggap penting berhenti (B) beberapa saat. Kemudian kita bertanya (B) dengan menggunakan kata tanya yang sesuai dengan kata-kata, kalimat, dan paragraf yang dianggap penting tersebut.
Misalnya kita tepat pada kalimat Kadang aku tertidur sambil memeluk mesin tik berselimutkan buku-buku untuk referensi Balada Si Roy, berhenti beberapa saat kemudian bertanya dengan beberapa pertanyaan. Siapa yang dimaksud pada kalimat tersebut? Di mana dia tertidur? Mengapa tidur sampai begitu? Dan beberapa pertanyaan yang lainnya bisa membuat pembaca buku mengetahui banyak dari buku yang dibaca. Pembaca yang baik tentu mudah menjawab pertanyaan semacam itu, karena sebelum membaca sudah sedikitnya telah mengetahui informasi tentang kalimat tersebut.
Cara membaca dengan menggunakan teknik membaca B dan B akan membuat proses membaca semakin mudah mendapatkan materi yang kit abaca dengan mengaktifkan daya nalar dan kepekaan pikiran berikut hati nurani kita. Tergantung dari bentuk pertanyaan hapalan, pikiran dan perasaan yang kita gunakan. Walaupun kita bisa nenjawab dengan cara singkat, maka untuk melatih cara berpikir dan merasakan sesuatu yang kit abaca, kita lebih baik menggunakan cara menjawab yang panjang dan sistematik. Kita belajar dan berlatih menggunakan bahasa Indonesia supaya lancar.
Untuk memperlancar bagaimana cara membaca dengan menggunakan pertanyaan tersebut di atas, dapat diperhatikan contoh berikut. Siapa yang dimaksud dalam kalimat tersebut? Jawabannya tidak mudah apabila kita hanya melihat sepenggal kalimat tersebut. Kita perlu adanya teks yang kit abaca. Kita jawab dengan nama pengarang Balada Si Roy tentunya. Namanya Mas Gol A Gong sebagai salah seorang penulis professional yang memimpin Rumah Gunia di kota Serang. Beliau sangat produktif membuat buku-buku yang menginspirasi para pembaca atau para pengikut pelatihan menulis yang diadakan di Rumah Dunia atau di setiap ada panggilan sebagai pembicara tentang menulis.
Beliau mengawali kepenulisan dengan mengarang buku Balada Si Roy, melalui proses yang cukup panjang. Patut kita ikuti bagaimana cara beliau sampai sukses menjadi penulis. Melalui perjalanan yang membuat beliau matang dalam bidang kepenulisan. Beliau tidak hanya pandai berteori kepenulisan, tetapi sangat piawai dalam mempraktekkan kepenulisan. Karya-karya beliau saya rasa sangat memotivasi menulis yang tidak mengenal lelah. Baik hubungan melalui tulisan maupun hubungan langsung, beliau sangat peramah dan suka menerima pembicaraan orang lain.
Mulai saat itu saya menulis dengan inspirasi banyak ambil dari beliau. Beliau menyinggung pembaicara yang pertama waktu itu bahwa saat itu bukan acara seminar biasa, tetapi acara pelatihan kepenulisan. Pembicara pertama panjang lebar menjelaskan materi pembicaraannya, tetapi belia mengatakan “ Terpenting saat ini banyak melakukan bagaimana agar kita mampu menulis. bukan banyak pembicaraan secara lisan, tetapi banyak menulis.” itulah yang membuat saya lebih banyak meluangkan waktu untuk menulis, bukan berbicara banyak alas an itu dan ininya.
Sesuai dengan pendapat bahwa keterampilan menulis ditentukan 10 persen bakat dan 90 persen praktek. Oleh karena itu, saya mulai banyak praktek menulis. salah dan benarnya saya menulis tidak menjadi alasan untuk tidak menulis. Dengan kebiasaan praktek menulis, kita akan mampu menjadi penulis professional, itulah keyakinan saya. Apalagi sekarang sudah ada alat untuk menulis yang lebih menghemat waktu, tenaga, dan pemikiran. Ada kata-kata, kalimat atau paragraph yang salah atau perbaikan dan penambahan, rasanya saya lebih mudah menyikapinya.
Sampai-sampai saya lupa bahwa usia saya sudah mencapai empat puluh Sembilan tahun. Istri juga mengatakan bahwa saya sudah tua bukan untuk menjadi penulis, mengapa tidak sejak dulu saja saya menulis. saya ingat bahwa belajar dan berlatih tidak dibatasi oleh usia tua atau mudanya. Sepanjang hayat masih dikandung badan, kegiatan menulis harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Mungkin nasib saya mau praktek menulis setelah usia tua. Usia boleh tua, tetapi semangat tidak pernah tua.
Ilmu tentang teknik membaca B dan B telah lama saya dapatlkan dari seorang Profesor yang ahli di bidang penelitian ilmiah. Saya menyadari betapa baiknya apabila teknik ini dipraktekkan dalam kegiatan membaca. Kita lanjutkan bagaimana menjawab pertanyaan yang kedua di atas. Di mana dia tertidur? Ini harus memerlukan konsentrasi yang lebih dari menjawab pertanyaan nomor pertama. Jawaban atas pertanyaan itu memerlukan jawaban pemikiran yang tersirat. Dalam teks tidak tertulis tempat penulis tersebut berada. Kita jawab dengan refleksi bahwa penulis tertidur di kamar kerjanya.
Sehubungan dengan aktif dan kreatifnya dia sampai-sampai ketiduran di ruang kerjanya. Tidak memperhatikan apakah dia sudah berbenah atau belum sebelum di pergi tidur. Biasanya orang sukses dalam menulis bekerja dengan jumlah waktu dan tenaga pemikiran yang sangat optimal melebihi orang pada umumnya. Terkadang mereka kurang memperhatikan situasi dan kondisi mengizinkan atau tidaknya. Mereka membuat situasi dan kondisi yang kondusif menulis. banyak dan tidaknya bukanlah ukuran baik dan tidaknya seseorang.
Pemahaman menulis terus berkembang dengan banyak latihan menulis, termasuk salah satu teknik membaca B dan B yang saya kemukakan di atas. Walaupun sekarang kita paparkan contoh cara menggunakan teknik B dan B, kurang mendukung tanpa banyak praktek dari pihak kita sebagai penulis pemula. Mari kita gunakan teknik menulis yang baik ini walaupun hanya satu macam saja. Satu macam teknik membaca yang sering diterapkan dalam latihan dan mencoba menulis artikel atau buku untuk dikirim ke penerbit. Untuk saat ini agar ditunda dulu perasaan malu atau takut salah menulis itu.
Belajar dan berlatih menulis dengan teknik B dan B sangat mempermudah kita membaca atau belajar. Hal ini banyak dilakukan olerh orang-orang yang mempunyai perhatian pada kegiatan membaca ini. Lebih baik salah kemudian kita perbaiki dalam menulis dari pada kita tidak melakukan kesalahan tanpa mau mencoba. Kita belajar dari kesalahan menulis pada tahap awal, supaya pada tahap selanjutnya kita tidak mengulangi kesalahan yang kedua kalinya. Selamat mencoba semoga berhasil.

Baca Selengkapnya~~ >>

BELAJAR DARI SEGELAS AIR


Hampir semua apa yang saya lihat, apa yang saya dengar, dan apa yang baca member inspirasi kepada saya. Setelah saya menerima masukan dari seorang penulis profesional, yaitu Mas Gol A Gong-pemimpin taman baca Rumah Dunia. Walaupun hanya baru satu kali pertemuan rasanya banyak pelajaran tentang materi kepenulisanku.
Terima kasih saya ucapkan kepada salah seorang muridku sewaktu di SD, Atih Ardiansyah dengan nama pena Fatih Beeman ( manusia lebah). Dia menjadi murid kesayangan saya yang sejak kecil menurut kepada apa yang saya anjurkan. Sejak kecil dia sudah mampu menghapal teks pidato dua lembar polio atau lebih dalam waktu sehari semalam. Sangat jarang seusia dia yang kuat daya nalarnya.

Selain itu dia sudah memiliki keberanian untuk berbicara di depan orang banyak tanpa mengalami hambatan rasa malu atau rasa lemah lainnya. Sungguh dia sekarang telah lulus kuliah di UNPAD Bandung dan katanya dia mendapat penghargaan belajar di luar negeri. Saya menulis dan berani mengirimkan ke media massa karena motivasi dan semangatnya.

Saya bertanya tentang bagaimana cara menjadi penulis buku malah dia balik bertanya “ Apakah Bapak merasa telah membesarkan hidup saya dalam dunia ya tulis-menulis?.” Dan dia mengatakan bahwa dia bisa menjadi begitu karena modal dasar menulis dari saya. Dia masih ingat dan mengatakan kepada saya bahwa hidup menjadi kepala ayam lebih baik daripada menjadi ekor singa.

Apa yang saya katakan hampir semua diingatkan dan diaplikasikan. Terkadang saya sudah lupa tetapi dia masih ingat apa yang pernah saya katakana kepadanya. Akhirnya saya memutuskan untuk banyak menulis apa saja dan berupaya untuk mengirimkan ke penerbit atau redaksi majalah yang ada di lingkungan kabupaten dan propinsi.
Alhamdulillah artikel yang saya kirim ke majala Warta Winaya yaitu majalah di bawah kepemimpinan Dewan pendidikan Kabupaten Pandeglang. Artikel yang saya kirimkan ke majalah Suara Guru Banten dapat diterima baru satu kali, dan Surat Kabar Berkah dapat menerima pula. Semoga hal itu menjadi langkah awal saya dalam mengembangkan misi di bidang menulis, membaca, pendidikan, kepribadian, dan bidang lainnya yang sesuai dengan kemampuan saya.

Pepatah yang pernah saya sampaikan kepada Fatih Beeman akan kembali kepada diri saya. Menjadi kepala ayam maksudnya seorang pemimpin diri sendiri dalam bidang kepenulisan. Saya harus lebih dahulu banyak menulis khususnya di kecamatan Cikedal. Sedangkan menjadi ekor walaupun ekor singa tetap hanya sebagai pengikut yang selalu mengikuti inisiatif orang lain yang menjadi pemimpin.

Ketika saya melihat segelas air the yang sengaja disediakan istri, maka perasaan dan pikiran saya konsentrasi pada segelas air tersebut. Ternyata banyak hal yang saya dapatkan. Di antaranya yang dapat saya tangkap makna di balik benda tersebut. Gelas saya ibaratkan sebagai keadaan diri saya, baik sebagai keadaan fisik maupun non fisik.
Diri saya sebagai satu kesatuan kepribadian yang terdiri dari hati (perasaan), dan otak (pikiran). Telah saya tuliskan kedua unsure kepribadian saya tersebut harus diberi makan makanan yang bergizi. Jadi gelas yang saya maksud sebagai perasaan saya, pikiran saya, dan jasad fisik saya yang harus kita isi dengan air kehidupan yang berarti bagi kelangsungan hidup saya.

Air menurut saya dapat menjadi singkatan dari Agama, Ilmu, dan Ridha Allah. Yang saya masukkan ke dalam gelas (diri saya) adalah tentang nilai-nilai agama Islam, ilmu pengetahuan, dan atas dasar keridhaan Allah. Untuk apa kita memiliki agama dan banyak ilmu tanpa adanya ridha dari Allah? Oleh karena itu saya sengaja menjadikan air di dalam gelas sebagai sumber inspirasi yang sangat penting bagi saya, dan tentu bagi orang lain.

Saya ibaratkan diri saya sebagai gelas yang berisi air kehidupan yang sangat berarti bagi saya di dunia dan akhiratnya. Walaupun saya menulis tentang diri saya, tetapi maknanya bisa berlaku bagi siapa saja yang menganggap penting pada isi pembicaraan yang saya maksud. Pada awalnya saya menulis untuk diri saya tetapi pada intinya untuk kita semua yang haus akan nilai-nilai agama, ilmu pengetahuan, dan keridhaan dari Allah.

Kita harus hati-hati memegang dan menjaga gelas agar tidak pecah. Begitu juga tentang gelas kepribadian saya harus kita jaga secara baik dan hati-hati. Kita upayakan gelas (kepribadian) kita diisi dengan berbagai nilai keagamaan, ilmu pengetahuan yang berdasarkan nilai-nilai tersebut sebanyak-banyaknya. Bagaimana kalau gelas (kepribadian) kita penuh dengan nilai-nilai dan ilmu pengetahuan itu? Saya jawab, dengan banyaknya apa yang kita dapatkan agar kita berikan kepada orang lain.

Saya berniat saling berbagi dengan ilmu pengetahuan yang saya dapatkan lewat belajar di sekolah, kuliah, dan lewat membaca secara otodidak. Membaca buku dan membaca lewat internet. Saya tergila-gila membaca blog, artikel, dan bentuk tulisan lainnya di internet. Dan Alhamdulillah saya bisa mendapatkan manfaat dari sumber ilmu pengetahuan tersebut. Walaupun masih sedikit terpenting biar sedikit terus saya amalkan dengan cara menyampaikan lewat menulis seperti ini.

Pikiran kita dan perasaan kita agar kita kembangkan terus dan apabila telah banyak untuk kita padatkan di dalam diri kita. Sepadat mungkin ilmu yang ada di dalam diri kita kemudian kita berikan kepada orang yang membutuhkannya. Pemberian kita kepada orang yang membutuhkan bermacam-macam materi. Orang memberikan sesuatu berupa nasihat, uang atau harta benda, dan pemberian berupa ilmu pengetahuan dan kemampuan tentang sesuatu kepada orang lain.

Namun idealnya kita harus bisa memberi berbagai hal yang sangat bermanfaat bagi kehidupan orang lain. Secara logika kita agak sulit member ilmu pengetahuan dan keterampilan apabila diri kita dalam keterbatasan. Sebagaimana gelas apabila belum penuh tidak akan bisa mengalirkan air ketika posisinya dalam keadaan berdiri tegak. Begitu juga diri kita tidak akan mampu memberi sesuatu kepada orang lain sementara diri kita dalam kekurangan.

Bisa saja kita memberi sesuatu kepada orang lain dalam keadaan kondisi serba kekurangan. Oleh karena itu Pak Mario Teguh menyarankan agar sejak usia SD sampai usia 40 tahun sebagian besar waktunya hanya untuk belajar memenuhi otak kita dan hati kita dengan berbagai kebaikan. Dan setelah usia 40 puluh tahun agar mengaplikasikannya kepada diri sendiri dan orang lain. Hal ini telah digunakan para santri di pesantren agar dalam waktu tertentu hanya belajar dan belajar saja. Baru setelah selesai bisa keluar untuk mengamalkan ilmu yang didapatnya dengan susah payah.

Memang apabila kita ingin memiliki ilmu yang aplikatif harus konsentrasi penuh pada satu sasaran atau satu disiplin ilmu tertentu. Pikiran dan perasaan kita hanya tertuju pada satu sasaran saja apabila hal itu ingin langsung bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sementara mempelajari ilmu yang lainnya sekedar pengetahuan saja. Dan apabila memungkinkan kita tidak ada salahnya untuk menguasai sebanyak mungkin ilmu. Namun kita harus mengingat keterbatasan kemampuan sebagai manusia, apalagi kita kurang penuh dalam menuntut ilmu tersebut.

Yang benar-benar optimal dalam menuntut ilmu juga sangat sulit untuk menjadi ahli dan menguasai sebanyak mungkin ilmu sampai penerapannya. Apalagi orang yang hanya setengah-setengah dalam menuntut ilmu tersebut. Jangankan berbeda disiplin ilmu yang ingin kita kuasai, dalam satu disiplin ilmu itupun sangat dalam apabila digali secara serius.

Saya telah melakukan untuk menguasai ilmu di berbagai disiplin ilmu ternyata saya tidak mampu. Berbagai buku telah saya baca dan telah saya telaah yang ada ada hanyalah kejenuhan. Ada buku baru saya beli dan saya baca dengan berbagai metode membaca yang terbaru. Hasilnya sekedar pengetahuan yang tidak aplikatif.
Mulai saat itu saya beralih pada satu sasaran, yaitu mencoba hanya membaca dan mempelajari tentang masalah membaca dan menulis saja. Walaupun hanya sedikit saja dapat saya rasakan dengan penuh kebahagiaan. Membaca, menulis dan mengirimkannya ke penerbit atau redaksi, ternyata langsung dapat diterima. Dan bisa dibaca rekan-rekan guru dari tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi. Padahal baru beberapa bulan saja.

Berbeda pada waktu saya terlalu berambisi ingin menguasai sebanyak mungkin ilmu dari tahun 1982 sampai bulan Agustus 2010 selama itu saya tidak bisa menghasilkan tulisan yang bisa dibaca orang lain dengan ruang lingkup yang cukup luas.
Cara belajar tempo dulu bagaikan saya minum banyak minuman, ada air teh , air es, air sirop, dan segala macam minuman yang katanya enak dan menyehatkan. Ternyata perut saya tidak menerima semuanya dalam satu kesatuan pribadi yang terbatas ini. Mulai sekarang biar hanya satu bidang kajian tetapi dihadapi secara profesional, maka akan membuat diri saya bisa profesional pula.

Saya berbicara seperti begini bukan sombong ingin dipuji orang lain, tetapi saya benar-benar ingin berbagi pengalaman bahwa dengan terlalu ambisi ingin menguasai banyak hal tanpa memperhatikan kondisi diri kita, maka tidak akan membuata diri kita seorang ahli yang aplikatif dalam mengembangkan ilmunya.

Itulah tulisan ini terinspirasi oleh salah satu benda seperti air dan gelas. Masih banyak lagi benda-benda dan peristiwa yang dapat menginspirasi saya dan begitu pula Anda apabila ada kemauan untuk mendalaminya. Semoga kita bisa belajar atau membaca buku, membaca diri kita, membaca alam beserta isinya. Kegiatan membaca ternyata akan memberikan makna kehidupan kita. Oleh karena itu sungguh sangat disayangkan apabila kita tidak mengisi kesempatan yang baik ini dengan kegiatan membaca secara luas.






Baca Selengkapnya~~ >>

BACALAH BUKU DAPATKAN MAKNANYA


Kita perhatikan orang-orang yang sangat rajin membaca setiap harinya. Berbeda dengan orang yang tidak suka membaca Setiap ucapan dan perilakunya akan jauh berbeda, bagi pembaca sewaktu berbicara lebih efektif tidak banyak waktu terbuang percuma. Apa yang dikatakannya mesti kata yang berisi apa yang telah dibacanya, banyak berbicara ada kemungkinan banyak materi ilmu yang dikatakannya. Kita banyak bergaul dengan mereka akan ketularan makna akan buku-buku yang pernah dibacanya. Sama halnya dengan kita membaca akan banyak makna yang didapatkan, begitu juga mendengar dan diskusi dengan pembaca yang efektif itu akan banyaklah makna yang kita dapatkan. Beruntunglah orang yang banyak membaca dan bergaul dengan pembaca, sedikitnya kita akan menerima ilmunya.


Semakin banyak membaca buku sambil mengaktifkan diri dengan tanya jawab mengenai materi yang kita baca itu, maka ilmu kita akan semakin berambah dan kemampuan membaca kita akan semakin bertambah pula. Kegiatan tanya jawab mengenai materi bacaan bisa kita lakukan sendiri dengan menggunakan metode membaca efektif dan efisien. Akan kita kemukakan contoh membaca dengan cara yang lebih efektif sehingga mengasyikkan apabila sering dikembangkan setiap kali membaca artikel atau buku.
Bacaan tentang cerita berjudul “Burung Balam dan Semut Merah” adalah bahan bacaan siswa Sekolah Dasar, tetapi sangat baik apabila dijadikan contoh bagaimana membaca dengan mengaktifkan metode tanya jawab yang sering para guru gunakan dalam pembelajaran di sekolah.

Kita sambil membaca sekilas untuk membuat beberapa pertanyaan isi bacaan atau bisa saja kita hanya menjawabnya karena sudah tersedia pada buku tersebut. Kita jawab satu per satu pertanyaan tersebut, misalnya, (1) Apa judul bacaan yang kamu baca? (2) ada berapa tokoh dalam cerita itu? (3) siapa yang minta tolong di danau? (4) mengapa dia minta tolong? (5) siapa yang menolongnya? (6) bagaimana caranya dia menolongnya? Apakah yang menolong dalam cerita itu ditolong kembali? (7) bagaimana cara menolongnya? (8) cobalah ringkas cerita yang kamu baca tersebut!


Sekarang kita tinggal menjawab setiap pertanyaan tersebut sambil membaca. Kita klasifikasikan dulu pertanyaan di atas, nomor (1), (2), dan (3) adalah pertanyaan ingatan sebab jawabannya singkat berupa fakta saja, sedangkan nomor yang lainnya termasuk pertanyaan bersifat pikiran banyak membutuhkan pemahaman yang mendalam. Oleh karena itu dalam penilaian jawaban atas pertanyaannya berbeda, pertanyaan bersifat hapalan atau ingatan biasa diberi skor satu, sedangkan pertanyaan bersifat pikiran diberi skor lebih besar. Marilah kita jelaskan setiap jawaban atas beberapa pertanyaan tadi.


Baca Selengkapnya~~ >>

AGAR LAPTOP LEBIH MENGHASILKAN


Jangan kita memandang laptop dari segi barang mewahnya, tetapi kita memandang laptop itu dari segi manfaatnya. Manfaat karena bisa digunakan menulis artikel atau buku. Dari tulisan sederhana sampai tulisan yang sangat tinggi nilai jualnya. Ada beberapa manfaat laptop apabila digunakan untuk menulis yang direncanakan dengan baik. Ada nilai fiansial dan nilai penghargaan terhadap kualitas diri kita sebagai penulis. Dari tulisan bersifat pribadi sampai tulisan yang bisa bermanfaat untuk kemaslahatan umat.


Kita biasa membelikan anak-anak baju baru dan cukup mahal harganya, tetapi kita tidak banyak komentar dengan harga yang mahal. Sementara untuk membeli laptop banyak alasan tidak mampu. Memang benda itu mahal bagi orang yang tidak berantusias bahwa benda itu sangat banyak manfaat dari pada bahyanya.


Bagi kita harus ada upaya ke arah memiliki laptop itu, sebab apabila dibandingkan dengan buku dan pulpen untuk menulis karangan sangat jauh berbeda. Cara kerja laptop lebih praktis dan hemat tenaga dan biaya untuk langkah-langkah selanjutnya. Sebelum kita menggunakan laptop, kita tentu buku dan pulpen baguslah yang lebih praktis digunakan untuk menulis karangan atau apa saja dalam hubungannya dengan perihal tulis-menulis.


Ternyata apa yang terjadi? Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, bahwa benda itu sangat menolong cara kerja sebagai penulis pemula. Ide-ide lebih lancar mengalir keluar dari benak ketika kita mengetik kata-kata lewat laptop dari pada kita menulis di buku tulis menggunakan puloen. Apabila kita salah ketik atau akan menambah dan mengurangi kata-kata dalam karangan tersebut, rasanya kita sangat terbantu dalam menulis.


Saya sebagai penulis pemula pada awalnya merasa tidak mungkin bisa menggunakan laptop. Saya merasa mustahil bisa mengerti internet dan mustahil bisa menulis karangan melalui alat itu. Sering saya berbicara di depan teman-teman guru dan Kepala Sekolah bahwa saya tidak mampu menggunakan komputer atau laptop. Sungguh Allah Maha Pengasih kepada umatnya yang mau berusaha untuk mengerti dan mau menggunakan laptop itu.


Hasrat menggebu-gebu seolah-olah saya masih pelajar saja. Sering saya dikritik istri apabila saya sedang menulis di buku tulis bahwa saya banyak menulis tidak pernah ada hasilnya. Tidak ada karangan yang bisa diterbitkannya. Memang hati saya sangat sedih mengapa saya banyak meluangkan waktu untuk menulis. Ada lagi orang yang mengatakan kepada saya bahwa saya seperti orang yang usia muda saja tidak karuan melakukan seperti siswa membaca atau menulis untuk memikirkan sesuatu yang mustahil.


Yang lebih menyakitkan hati saya ketika ada orang yang mengatakan “Sekarang bukan waktunya berpikir, tetapi sekarang waktunya untuk bekerja yang banyak menghasilkan” Maksudnya, saya harus banyak menghasilkan uang dan uang saja. Mulai saat ini saya harus membuktikan bahwa menulis merupakan kegiatan yang bisa menghasilkan banyak hal dari pada pekerjaan lainnya.


Bagi saya menulis merupakan pekerjaan yang sangat menjanjikan dan memberi peluang untuk bisa berbuat lebih leluasa. Saat Hari Raya bisa berkunjung ke rumah orang tua dan saudara, saat orang lain membutuhkan pertolongan saya bisa lebih dahulu. Apapun hal yang penting-penting bisa saya lakukan, karena menulis yang bisa membuat saya banyak menghasilkan finansial.


Semoga ada pihak-pihak yang bisa memotivasi dan memberikan peluang karangan-karangan yang saya susun diterima menjadi bahan bacaan bagi kalangan tertentu, khususnya bidang pendidikan. Orang lain bisa hidup mengembangkan ilmu dan pengalamannya lewat berbicara secara lisan. Saya memohon kepada pihak penerbit untuk bisa mengabulkan niat saya sebagai penulis yang tidak sekedar menulis saja. Saya mau menulis yang bisa memberi peluang kepada kedua belah pihak untuk saling menguntungkan.


Bukan untuk kepentingan pribadi saja saya menulis, tetapi saya niatkan untuk kepentingan orang banyak. Benar-benar saya menulis agar saling memberi, karena dengan cara begitu saya bergerak di bidang profesi keguruan atau kependidikan. Tentu saja saya mengajak kepada seluruh guru atau Kepala Sekolah agar membiasakan diri untuk menulis mulai saat ini pula.


Marilah kita berjuang untuk melawan kebodohan agar kita dan para siswa menjadi orang-orang yang mengerti mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah. Sebelum memiliki laptop silakan menulis di buku tulis dengan alat tulis pulpen, tetapi sasaran laptop agar menjadi prioritas bagi Anda dan saya. Apalagi bagi guru dan Kepala Sekolah yang sudah mendapat gelar guru profesional dengan sertifikat sertifikasinya.


Kita jangan malu salah menulis artikel atau makalah, karena kesalahan menulis adalah hal yang wajar. Menjadi hal tidak wajar apabila kita tidak mau dan mampu mengembangkan potensi kita yang ada di dalam diri kita masing-masing. Kita harus malu kepada diri kita sendiri dan orang lain, karena kita tidak berani berbuat sesuai dengan potensi kita. Selamat berjuang lewat tulisan, semoga kita bertemu di setiap penerbitan majalah bulanan. Kita ikut serta memajukan wilayah Pandeglang khususnya dan Indonesia pada umumnya dengan berbagai tulisan di sekitar tema pendidikan atau kepribadian bangsa.
Baca Selengkapnya~~ >>

APA BEDANYA SUKSES DAN GAGAL?

Oleh: Jajang Suhendi ( Ganeas/Sumedang-Cikedal/Pandeglang )

Aku yakin Anda akan lebih menyukai sukses dalam berbagai situasi dan kondisi. Begitu juga sebagian besar orang akan memilih kehidupan yang sukses, bukan kehidupan yang gagal. Betapa tidak? Kesuksesan lebih menyenangkan, membahagiakan, dan segala hal yang membuat diri kita beruntung. Namun kegagalan membuat diri kita rugi, baik segi materi maupun non materi. Apabila kita memandanya kegagalan sebagai hal yang negatif. Mari kita rasakan dengan pendekatan keimanan dan ketakwaan kita kepada pemberi Kegagalan tersebut.


Pada hakikatnya antara sukses dan gagal itu sama menurut pendapatku. Tinggal kita bagaimana cara menyikapi kedua hal tersebut. Apabila kita kuat dalam menjalani kesuksesan dan kegagalan dengan hati yang jernih tanpa ada penyakit di dalam hati, apapun jeleknya keadaan akan terekspresikan dengan positif. Kegagalan akan dirasakannya sebagai peluang baik dalam mencapai prestasi. Kegagalan akan bisa membuat diri kita lebih dewasa.


Kegagalan akan bisa membuat diri kita matang dan kuat dalam menghadapi kedaan sesulit apapun. Alasannya, kita sadar siapa yang memberi dan mentakdirkan kegagalan tersebut. Tidak ada yang mesti kita hindari kegagalan yang menimpa diri kita. Kita berupaya menghindari kegagalan yang satu, maka kita akan menghadapi lagi kegagalan yang lain.


Kegagalan demi kegagalan malah akan lebih banyak menimpa diri kita. Percayalah wahai kawan, tinggal upaya kita yang mesti diperkuat semangat dan tenaganya. Semakin banyak kegagalan yang kita hadapi harus semakin kita memperkuat jiwa dan raga. Banyak kegagalan menimpa diri kita, harus semakin diperbanyak upaya bangkit dari kegagalan tersebut. Bukan kelemahan setelah kegagalan, tetapi kekuatanlah sebagai tandingannya.


Namun kekuatan bukan atas dasar egois dan kesombongan diri. Bukan merasa kuat tanpa melibatkan kekuasaan Allah yang ada di dalam diri kita. Tidak ada daya dan kekuatan, kecuali daya dan kekuatan Allah. Daya dan kekuatan setelah kita berupaya semaksimal mungkin.


Semakin diperas kelapa yang diparut akan semakin banyak bakal minyak yang kita dapatkannya. Buang ampasnya dan dapatkan saripatinya setiap hal yang kita hadapi. Begitu pula kegagalan bukan dianggap sebagai suatu yang merusak kepribadian kita. Malah sebaliknya, kegagalan akan memperkuat kepribadian kita. Bagiku antara kegagalan dan kesuksesan sama dalam segi hakikat dan dampaknya apabila kita menerimanya dengan semangat dan jiwa yang optimis. Seburuk apapun keadaan di luar diri kita akan diterima dengan sikap tenang dan baik apabila kita mempunyai jiwa yang positif.


Secara lahiriahnya antara kesuksesan dengan kegagalan berbeda. Namun pada hakikatnya sama. Apabila bisa dihadapi dengan penuh kesabaran atau ketabahan akan membuat diri kita menjadi orang beruntung. Seorang guru akan naik jabatan dan harga dirinya kea rah yang lebih baik apabila telah mampu menghadapi kegagalan atau kesuksesan.

Mengalami orang sukses bertambah syukur kepada Allah atau mengalami kegagalan bertambah sabar. Begitulah hakikat sukses atau gagal. Dengan kesuksesan merasa senang, bahagia, tenang dan tentram tanpa melupakan apa yang diperintahkan Allah. Di kala gagal tetap bersabar dalam melaksanakan perintah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.


Apabila kesuksesan terjadi kita tidak terlena dengannya, dan apabila kegagalan terjadi tidak membuat diri kita kufur kepada Allah. Bahkan dirinya semakin kuat dalam menjalani semua kejadian. Terjadi kepada diriku pada saat ini kegagalan dalam mengelola keuangan walaupun aku dan istriku sama-sama mendapatkan uang gaji setiap bulan dengan jumlah yang cukup besar.


Besar hanya pada angkanya saja sedangkan kenyataannya sudah habis dipotong utang yang sangat besar. Itulah kegagalan yang aku derita sungguh menghawatirkan apabila dihadapi tanpa keimanan kepada Allah. Namun keadaan sudah terjadi dan tidak bisa aku hindari. Benar-benar telah terjadi.


Aku mempunyai dua pilihan, yaitu antara hidup menyerah atau hidup tanpa menyerah dengan keadaan tersebut.
Baca Selengkapnya~~ >>

Senin, 12 November 2012

MAU DIKRITIK, TANDANYA PERBAIKAN

Aku tetap merasa kurang mampu menulis artikel selama tulisanku belum banyak yang mengkritik. Terlepas kritikan yang membangun dan yang menjatuhkan tetap aku mengharapkan adanya. Aku mau menjadi guru penulis yang mencintai siapa saja yang sudi membaca dan mengkritik tulisanku di blogku. Walaupun ada tulisan di blogku yang bukan tulisanku. Itu tandanya aku suka akan materi yang orang lain tulisankan.
Baca Selengkapnya~~ >>

BELUM MERASA PUAS MENULIS

Aku belum merasa puas selama belum bisa menguasai materi tulisan dari media cetak dan media elektronik sampai bisa mengembangkan lewat upaya menuliskannya. Dan memang kenyataannya aku tak mungkin bisa pernah puas. Mau puas ya di dunia ini tak mungkin aku menemukan kepuasan.
Baca Selengkapnya~~ >>

MELATIH KEMAMPUAN MENULIS

Maaf aku mau memberi Anda latihan tentang kemampuan menulis Anda apabila Anda sebagai guru. Tandailah setiap kata yang salah penulisannya! Silakan Anda mencoba sekarang juga! " aku bangga sama kamu sudah menunjukkan prestasi terbaikmu. Kamu sudah mau dan mampu menulis di blog. Tulisan para penulis sudah kamu buka dan kamu baca di blog. Para penulis berasal dari para guru-guru yang kreatip."
Baca Selengkapnya~~ >>