Jumat, 21 Desember 2012

Guru Wajib Punya Kemampuan Menulis


Minggu, 01 Juli 2012, 12:41 WIB
nationalturk.com

Menulis (ilustrasi).
Berita Terkait
Inilah Peran Syariah Kembangkan Industri Kreatif
Jokowi Disambut Meriah Warga Kebon Kosong
Lima Hari Speedy Ngadat, Ada Apa Ya?
Andi Arsyl Berbagi Ilmu Lewat Buku
Fokus ke IME, TelkomSigma Incar Revenue Rp 1 Triliun
REPUBLIKA.CO.ID,Saat ini, masih banyak guru yang belum mempunyai kemampuan menulis. Sehingga, ketika saya mengikuti pelatihan yang diadakan PT Telkom Indonesia dan Republika pada 26 – 27 Juni 2012 lalu, banyak hal menarik yang membuat saya ingin meningkatkan kemampuan menulis. Saya sendiri mempunyai blog. Segala pemikiran dan perasaan saya, sering dituangkan dalam blog. Mudah-mudahan apa yang saya dapat selama mengikuti pelatihan ini, berguna untuk diri saya sendiri.

Diakui atau tidak ketika banyak kalangan yang berpendapat bahwa sebagian besar guru kurang mampu menulis dengan baik adalah benar. Kalaupun diperhalus bahasanya menjadi “kurang memiliki minat untuk menulis”. Kondisi seperti itu juga bukannya tanpa alasan. Bagi sebagian guru, menulis tidak menghasilkan uang, kecuali menulis buku atau lemba kerja siswa (LKS).

Beberapa guru lainnya menilai produktif atau tidaknya menulis tidak ada korelasi atau pengaruh langsung yang signifikan dengan kenaikan pangkat atau golongan bagi guru PNS. Namun yang paling penting, saat ini tidak ada sarana media untuk memublikasikan karya tulis guru khususnya pemula. Kalaupun ada hanya sedikit sekali, itupun kompetitif, hanya tulisan yang sudah baik dan bagus saja yang terpilih, sementara bagi yang masih belajar akan sulit untuk untuk bersaing.

Untuk mengatasi permasalahan diatas, saya mencoba merangkumnya dalam sebuah penilaian. Untuk alasan materi, sebenarnya tidak mutlak juga menulis karena uang, yang terpenting adanya kepuasan setelah tulisannya dibaca atau dikomentari oleh pembaca lain. Jadi dalam hal ini para guru memerlukan semacam media sebagai sarana untuk memublikasikan tulisan agar bisa dibaca publik. Sebenarnya dengan kehadiran blog atau web internal sekolah, bisa memotivasi para guru untuk menelurkan karya tulisannya.

Sedangkan untuk alasan karier, dengan sendirinya sudah terpecahkan oleh peraturan terbaru Permendiknas nomor 35 tahun 2010 tentang “Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya”, yang didalamnya menyebutkan bahwa guru PNS yang akan naik pangkat/golongan dengan sistem Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang salah satu syaratnya menyebutkan bahwa guru harus membuat minimal satu karya tulis ilmiah. Peraturan ini efektifnya akan diberlakukan mulai tahun 2013.

Nah, jadi sebagai guru, saya mengimbau kepada rekan-rekan guru yang lainnya, ayo mau sampai kapan lagi kita memulai untuk menulis?

penulis:Yanna Supriatna SPd (Guru Bahasa Inggris SMKN 1 Pandeglang)
Redaktur: M Irwan Ariefyanto
Sumber: Telkom-Republika
Baca Selengkapnya~~ >>

Budaya Menulis dan Guru Sejati


( Nama : Furqoniyah NIM : 09110171 Kelas : PAI/D )

edukasi.kompasiana.com/.../budaya-menulis-dan-guru-sejati-495819....

Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini, kita tidak hanya bisa diam dan menunggu nasib baik datang. Banyak hal yang bisa kita lakukan dan kembangkan. Terutama dalam ranah pendidikan. Baik pendidik maupun peserta didik, diharapkan mampu memberikan sumbangan dalam bentuk karya tulis. Karya tulis pun beragam macamnya, mulai dari menulis cerita, artikel, berita, bahkan menulis RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pun bisa dikatakan karya tulis. Dan itu semua bisa disalurkan melalui media massa ataupun non media massa. Salah satunya adalah melalui Pendidikan Jurnalistik.


Jurnalistik, kata sederhana dan singkat ini ternyata memiliki manfaat yang banyak, terutama bagi pendidikan. Selama ini yang kita tahu, guru hanya bisa mengajar, memberikan dan menyampaikan materi pelajaran di kelas. Sedangkan, dalam era globalisasi ini, guru dituntut untuk berperan aktif, tidak hanya melalui ‘ceramah’ nya yang di kelas, akan tetapi bisa melalui tulisan. Dan pendidikan jurnalistik mampu membuka kesempatan yang luas bagi para guru yang ingin menyalurkan bakat merangkai tulisan serta memberikan pengaruh positif bagi para pembacanya.


Namun faktanya, sebagian para guru tidak dan atau belum membudayakan menulis, disebabkan karena kurangnya budaya membaca yang baik, motivasi yang rendah untuk menulis, miskin gagasan, serta kurangnya keberanian untuk menulis. Karena sebab-sebab itulah, sedikit banyak yang tertarik untuk menulis. Padahal, kegiatan menulis adalah ungkapan perasaan akan keberlangsungan pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan learning journal sebagai media dalam menuangkan ungkapan perasaan. Dalam hal ini, diharapkan Pendidikan jurnalistik dapat menjadi awal pembudayaan menulis, tidak hanya untuk para siswa, tetapi juga para guru. Yang bisa dimulai dari kegiatan membaca.


Pendidikan jurnalistik dirasa sangat penting bagi para guru, karena dengan adanya jurnalistik, guru dapat memotivasi para siswanya untuk bisa menyalurkan bakat menulisnya, Meskipun hanya berupa tulisan singkat. “A Drop of Ink, Can Move a Million People to Think”, setetes tinta tidak hanya membuat orang untuk mau membaca dan menulis, tetapi juga berpikir. Karena dengan berpikir, kita bisa mengasah pikiran kita agar tidak mandeg.


Tulisan-tulisan karya para guru, nantinya diharapkan bisa dibaca oleh seluruh dunia dan mampu memberikan warna dalam dunia pendidikan. Menulis tidak hanya untuk para penulis saja, guru dengan segala perangkat intelegensinya pun bisa menjadi seorang penulis. Karena, Guru sejati adalah guru yang mampu menerapkan budaya menulis.
Baca Selengkapnya~~ >>

RESEP CESPLENG MENULIS BUKU BEST SELLER

Saya lagi seneng baca “RESEP CESPLENG MENULIS BUKU BEST SELLER” karya Edy Zaqeus

Judul: RESEP CESPLENG MENULIS BUKU BEST SELLER
Jurus Jitu Menulis Buku Laris Untuk Orang Sibuk Seperti Anda
Oleh: Edy Zaqeus
ISBN: 979-3574-15-1
Terbit: Cetakan I-II, September 2005
Penerbit: Gradien – Yogyakarta
Ukuran: 11 x 18 cm, 184 hlm
Harga: Rp 28.000,-

* Beredar Oktober 2005 di seluruh toko buku terkemuka di kota Anda. Untuk buku dengan tanda tangan dan ucapan khusus dari penulisnya, pesan langsung dengan menghubungi Hp: 08159912074 atau email: edzaqeus@gmail.com.

Buku pertama dan satu-satunya yang memotivasi orang untuk menulis bukubest seller. Siapa pun Anda, sesibuk apa pun Anda, dan apa pun latar belakang Anda, menulis buku best seller bukanlah impian semata. Buku ini menyediakan resep, kiat-kiat, dan alat untuk mewujudkan impian Anda.

KATA PENGANTAR OLEH JENNIE S. BEV

Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang dan angka melek huruf (literacy) yang tinggi, yaitu sekitar 86%, Indonesia semestinya merupakan ladang penerbitan buku yang sangat subur. Sayangnya, profesi penulis seringkali dipandang sebelah mata karena kurang menjanjikan penghasilan tetap, serta ada beberapa miskonsepsi tentang kegiatan tulis-menulis yang kurang memberikan manfaat bagi perkembangan perbukuan di Indonesia.

Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat dalam satu tahun terbit sekitar 75 ribu buku. Di Indonesia, kelihatannya hanya sekitar 10% dari jumlah ini atau bahkan kurang (data soal ini masih diperdebatkan). Padahal, antara Indonesia dan Amerika jumlah penduduknya bisa dibilang sama-sama melampaui 200 juta (data 2004: penduduk AS 294 juta dan Indonesia 238 juta). Tentu saja ada variabel lain yang menyebabkan angka seperti ini, antara lain rendahnya daya beli dan kultur senang membaca yang semestinya lebih digiatkan lagi di Indonesia.
Selain itu, ada beberapa miskonsepsi mengenai profesi penulis. Seperti, adanya mitos bahwa kegiatan menulis itu sulit sekali dan memerlukan bakat yang luar biasa (untuk buku-buku genre tertentu). Ada lagi mitos bahwa seseorang hanya pantas menjadi penulis kalau sudah mencapai tahap tertentu dalam karir (untuk buku-buku profesi dan akademis). Bahkan ada yang membayangkan bahwa menulis adalah suatu pekerjaan super istimewa yang hanya pantas dijalankan oleh orang-orang eksentrik super kreatif (untuk buku-buku literatur), atau orang-orang idealis yang gemar berpetualang (untuk buku-buku reportase).
Apa pun miskonsepsi yang menghambat profesi tulis-menulis di Indonesia, sudah saatnya kita melihat dengan jernih seperti apa sebenarnya proses penulisan buku yang efektif dan efisien. Siapa pun Anda, sepanjang Anda bisa baca tulis, Anda pasti bisa menjadi penulis. Ingat “there are all kinds of writers and all kinds of readers” . Dengan demikian, kita bisa dengan jelas melihat potensi dari profesi yang sangat menjanjikan ini.

“Resep Cespleng Menulis Buku Best Seller” secara gamblang memberikan tips, tricks dan bahkan tools yang mungkin tidak terpikirkan oleh pembaca umumnya, supaya bisa menulis ala profesional dan menerbitkan buku best selleryang luar biasa. Jalur-jalur penerbitan yang sebelumnya mungkin kurang diperhitungkan juga dibahas dengan sangat gamblang, dalam satu-satunya buku berbahasa Indonesia, yang mengajarkan bagaimana setiap orang yang bisa baca tulis mempunyai potensi untuk menjadi penulis best seller.

Sebagai seorang penulis perantauan yang telah membedah lebih dari 1.200 buku, menerbitkan 20 buku, dan lebih dari 900 artikel di mancanegara, saya sangat terkesan dengan resourcefulness penulis Edy Zaqeus dalam memaparkan rahasia sukses penulis-penulis best seller, serta tahap-tahap penulisan yang dapat dengan mudah dijalankan oleh penulis pemula. Kunci dari keberhasilan buku ini dalam membangunkan the sleeping writer in all of us adalah “best seller mindset” yang sudah mendarah daging di dalam diri Edy Zaqeus, seorang best-selling author.

Jika Anda masih termakan oleh mitos-mitos soal menulis dan menjadi penulis, sudah saatnya Anda membuang hal-hal tersebut. Saya sendiri adalah saksi hidup bahwa menulis itu gampang dan mencari nafkah dari menulis tidak kalah hasilnya dibandingkan dengan profesi lainnya. Kalau Edy, saya, dan banyak penulis lainnya bisa hidup nyaman dari menulis, mengapa Anda tidak? Intinya hanya satu: membangunkan sang penulis yang sedang tidur di dalam diri kita semua.
“Ini buku ‘gila’ karena menantang orang sibuk untuk membacanya dan kemudian belajar menulis …. Hanya kaum pemberani yang akan menerima tantangan Bung Edy kali ini.”
Andrias Harefa, Penulis Buku-buku Best Seller

“Luar biasa! Bawalah buku ini pulang dan baca! Temukan idenya dan hal-hal baru di buku ini! Setelah itu saya akan menemukan karya Anda … beredar di toko-toko buku.”
Hari Subagya, Penulis Best Seller: Time To Change

“Kalau selama ini Anda berpikir ingin menulis buku tapi belum terwujud… jangan lewatkan buku ini. Anda pasti menemukan semua kiat yang bisa membantu Anda menjadi seorang penulis best seller.”
Andrew Ho, Penulis Best Seller: Highway to Success

“Saya dapatkan inspirasi dan banyak masukan berharga. Salut! Buku ini wajib dibaca para penulis pemula maupun penulis best seller.”
Adi W. Gunawan, Penulis Best Seller: Born to Be Genius
dan Genius Learning Strategy

“Gila… saya benar-benar nggak nyangka kalau menulis buku itu begitu mudah …. Pembaca sangat dirangsang untuk menulis.”
Ade Tri Marganingsih, Redaksi Majalah Matabaca

“Selesai membaca, saya sadar betapa ‘bahayanya’ buku ini. Dari kiat-kiatnya, buku ini bakal mencetak para pengarang best seller baru yang akan ‘membahayakan’ eksistensi pengarang-pengarang sebelumnya.”
Ignatius Kristanto, Litbang Kompas

“Buku ini sangat otoritatif, karena Edy Zaqeus adalah penulis best seller. Dengan buku ini dia tengah mengukir brand baru, bukan sekadar penulis best sellertetapi guru dalam bidang itu.”
Her Suharyanto, Motivator Personal Branding

“Tidak ada seorang pun yang tidak salut kepada para penulis buku, apalagi penulis buku best seller. Karena itu, jangan buat naskah yang biasa-biasa saja, harus jadi luar biasa! Dan buku ini akan memandu jalan Anda. Luar biasa gagasan dan gaya penulisannya…menarik!”
Bambang Trim, Praktisi Perbukuan

“Judul buku ini sangat ‘menjual’ dan menantang. Produk bagus isinya pasti bermutu dan ini disajikan Edy Zaqeus dalam bahasa yang ringan. Buku ini layak dijadikan panduan bagi kaum profesional yang sibuk tapi ingin menulis buku.”
David S. Simatupang, Redpel Majalah MARKETING

* Buku ini tersedia dengan tanda tangan dan ucapan khusus dari penulisnya. Pesan langsung hubungi Hp: 08159912074 atau email: edzaqeus@gmail.com.
Baca Selengkapnya~~ >>

Kamis, 13 Desember 2012

COBAAN MEMATANGKAN KEDEWASAAN


Tingkat kedewasaan tidak bisa diukur dengan tua atau mudanya usia. Tidak sedikit orang yang usianya tua malah perilakunya seperti anak kecil. Sebaliknya ada orang yang usianya masih muda malahan perilakunya dewasa. Matang dalam pola pikir dan perilaku kesehariannya.

Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kedewasaan seseorang, di antaranya banyak belajar dan berlatih dengan berpedoman pada buku-buku yang dibacanya. Pengalaman langsung dengan banyak berdialog, ngobrol, diskusi, dan hubungan antar pribadi sangat menentukan kematangan seseorang.


Termasuk membaca buku yang mengutamakan kekuatan otak kanannya. Terkadang kita mempunyai pengalaman dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi hanya mementingkan kekuatan otak kiri. Sementara kekuatan otak kanan dibiarkan merana tanpa perhatian yang serius.


Kecenderungan sebagian besar orang hanya meningkatkan bagaimana agar sesuai dengan akal pikiran dan logika. Kita ingat pada lagu yang dinyanyikan bahwa “Cinta bukan logika.” Apabila kita renungi memang yang berhubungan dengan cinta dalam arti yang lebih luas tidak sepenuhnya sesuai dengan logika.


Apa yang kita senangi, kita benci, dan kita rasakan bahagia misalnya, bukan urusan logika. Di sinilah hati nurani sangat berperan bagi kita yang akan berusaha untuk mengembangkan kekuatan otak kanan. Kita merasakan keringnya hidup dan kehidupan kita tanpa memasukan peran otak kanan dalam diri kita.


Saya menulis waktu yang lalu dengan selalu memperhatikan pikiran yang logis. Tata cara menulis saya pelajari, buku tata bahasa baku bahasa Indonesia dengan cermat saya pelajari. Namun apa yang saya hasilkan dari kegiatan tersebut dalam hubungannya dengan kreativitas menulis? Saya terlewati oleh murid saya sewaktu di SD dan sekarang telah lulus kuliah di UNPAD Bandung menjadi penulis buku yang berkualitas (BERSAMBUNG)
Baca Selengkapnya~~ >>

CINTAILAH MENULIS


Sebenarnya tamat menjadi sarjana belum menjadi jaminan untuk menguasai apa yang disampaikan di bangku kuliahnya. Seperti halnya menulis yang seharusnya menjadi kebiasaan para sarjana ternyata masih banyak guru sarjana yang belum mampu menulis. Bukan karena bodoh atau tidak memiliki kemampuan untuk menulis tersebut. Jawaban hanya satu “malas.” Mengapa sampai demikian? Dengan tanpa bisa menulis juga anggapannya tidak penting dan tanpa menulis juga sudah mapan dengan keuangan. Memanglah demikian tidak ada yang menyalahkan, tetapi kita berpikir secara mendalam. Menulis bukan hanya sumber tempat datangnya penghasilan saja, tetapi dapat juga dijadikan sumber datangnya penghasilan. Apabila kita tidak mau menulis dengan alasan begitu, kita alihkan tujuan kita menulis dalam hubungannya dengan misi kebenaran.

Para guru yang sudah sarjana alangkah lebih baiknya mau membiasakan diri untuk menulis lebih banyak dan lebih berkualitas. Diupayakan semaksimal mungkin dan sebaik mungkin kita menulis terutama yang berkaitan dengan pendidikan atau pembelajaran. Kita alihkan sejenak pikiran kita dari fokus ke pekerjaan sebagai guru atau kepala sekolah yang selalu disibukkan dengantugas pokok mengajar atau memimpinnya ke masalah kegiatan menulis yang mampu menindaklanjuti kegiatan pembelajaran atau kepemimpinan pembelarannya.
Baca Selengkapnya~~ >>

UBAHLAH KELEMAHAN JADI KEKUATAN

Oleh: Jajang Suhendi

Sebagai umat Islam harus memiliki kekuatan dalam berpikir. Berpikir menggunakan otak, bukan menggunakan kekuatan otot. Mengasah otak bukan memperkuat otot. Namun bukan berarti fisik dibiarkan lemah tanpa memiliki kekuatan. Dalam hal ini sekedar kekuatan dengan olah raga dan makan makanan yang bergizi.


Begitu pula otak diberi makan dengan buku-buku bergizi atau berisi pikiran yang positif dan dinamis. Kekuatan yang harus kita miliki adalah kekuatan dalam hal kebaikan sebagai potensi yang bisa dimanfaatkan dalam pelaksanaan dan kewajiban. Yang menjadi prioritas utama adalah kekuatan dalam berpikir menggunakan hati nurani yang bersih dari segala kotoran.


Pembahasan tentang umat Islam terlalu luas dan perlu pengkhususan, yaitu masalah profesionalisme guru. Kemampuan mengubah kelemahan menjadi kekuatan. Yuyun Yunani (Berkah No. 268, Tanggal 8-15 Mei 2010 ) membahas tentang guru profesional tersebut.


Beliau sebagai guru SD Negeri Pandeglang 10 cukup jeli dalam mengamati keberadaan guru profesional yang harus memiliki kemampuan untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan. Diharapkan para guru bisa membawa masyarakat untuk memasuki abad 21 yang penuh persaingan (BERSAMBUNG)
Baca Selengkapnya~~ >>
WASPADALAH TERHADAP PENYAKIT HATI


Jangan biarkan hati kita terkena penyakit yang membahayakan yang bisa menular dengan mudahnya. Sebenarnya banyak penyakit hati yang harus kita waspadai. Namun dalam kesempatan ini cukup satu saja yang akan kita bicarakan. Saya mengutip terjemahan Al-Quran Surat Ali Imran ayat 120, yaitu:


Jika kamu mendapat kebaikan, sedih hati mereka, tetapi jika kamu ditimpa kejahatan, gembira hati mereka. Jika kamu sabar dan takwa, niscaya takkan mudharat kepadamu tipu daya mereka sedikitpun. Sungguh Allah Maha meliputi apa-apa yang mereka kerjakan.


Penyakit hati dalam kutipan di atas yang ada pada orang lain, tetapi kita juga mungkin bisa terkena dengan mudahnya apabila tidak mengetahui tentang keberadaan penyakit semacam itu.


Pikiran dan perasaan kita harus tetap selalu terjaga dari penyakit yang membahayakan ini. Kita waspadai orang-orang yang baik di hadapan kita secara lahiriah, tetapi hatinya benci apabila kita mendapat kesenangan, dan merasa senang apabila kita mendapat kesusahan.


Begitu juga dalam hati kita jangan ada perasaan demikian, karena sangat membahayakan diri kita. Bahaya secara fisik dan bahaya secara kejiwaan. Selama orang yang dibencinya itu selamanya senang, maka dia akan bersedih hati lama-lama akan terkena penyakit secara fisik.


Bisa penyakit TBC, darah tinggi atau hidupnya selalu pusing, ditambah jiwanya selalu dalam keadaan tidak tentram. Apalagi kalau keberadaan orang itu dalam keadaan serba kekurangan dalam mencukupi kebutuhan sehari-harinya (BERSAMBUNG)
Baca Selengkapnya~~ >>

Kamis, 06 Desember 2012

BERPIKIR POSITIF DAN TUJUAN JELAS

Oleh: Jajang Suhendi

Banyak orang sangat meyakini bahwa kekuatan pikiran positif dapat membawa manusia meraih kesuksesan dalam mencapai tujuannya. Orang yang mempunyai tujuan berbeda dengan orang yang tidak mempunyai tujuan yang jelas. Bagaikan sebuah kapal mengambang di lautan luas terombang-ambing tidak tentu arah ke mana akan pergi. Ketika ada angin dari arah utara dia bergerak kea rah selatan, ketika ada angin dari arah selatan dia berbelok ke arah utara, dan seterusnya. Begitu juga manusia yang tidak mempunyai tujuan ke mana dia akan menuju hidupnya akan tersesat mengikuti hawa nafsu dirinya ataupun mengikuti ajakan dan rayuan syetan yang dilaknat Allah.


Bagaikan orang sedang berjalan di depannya terlihat pemandangan yang sangat indah, indah dipandang setelah didekati bukanlah pemandangan yang indah. Ternyata apa yang kita lihat bukan keindahan, tetapi sekedar pohon-pohon yang besar dengan di bawahnya banyak tumpukan daun-daun kering berserakan tidak ada yang mengurusnya. Indahnya gunung yang kita lihat dari kejauhan sebenarnya hanya pandangan sepintas belaka. Perkawinan kita anggap indah sebelum kita masuki dengan cara yang sesuai syariat agama. Semua masalah kebutuhan yang harus kita penuhi baik kebutuhan sehari-hari sampai kebutuhan biaya sekolah atau kuliah anak belum kita bayangkan. Semuanya tertutup dengan indahnya bagaimana kita mengekspresikan diri antara suami dan istri kelak.(Bersambung)
Baca Selengkapnya~~ >>
BERMAIN-MAIN DENGAN ANGKA-ANGKA DAN KATA-KATA

Oleh: Jajang Suhendi

Mengapa ada orang yang sangat miskin banyak utang sampai jutaan sampai milyaran rupiah? Kita memperkirakan bahwa mereka terkena musibah miskin itu karena memang nasib, kesalahan dalam mengatur keluar masuknya uang, kebodohan finansial atau hidup mengumbar nafsu angkara. Biarlah apa mengambil alternatif pemecahannya. Ada dua hal pokok yang harus kita perhatikan tentang kecerdasan finansial agar kita terlanjur miskin. Kita harus banyak belajar tentang angka-angka dan kata-kata.

Kemiskinan yang diakibatkan oleh kebodohan terhadap angka dan kata, akan kita perbincangkan agar kita tidak terlanjur miskin. Kemiskinan sangat berhubungenmgan dengan kedua hal tersebut. Pada prinsipnya, kemiskinan adalah pengeluaran lebih besar dari pada pendapatan. Terkadang orang yang berpenghasilan besar lebih besar pula pengeluarannya, tetapi orang yang berpenghasilan kecil lebih kecil pengeluarannya. Orang yang kaya sebenarnya adalah orang yang kedua, bukan orang yang pertama.(Bersambung)
Baca Selengkapnya~~ >>
BERHENTI ITU MATI

Oleh: Jajang Suhendi

Winston Churchil dalam pidatonya pernah cumah tiga kata yang disampaikan kepada khalayak, yaitu “never give up” yang artinya “jangan berhenti.” Benarkah kita tidak harus berhenti? Berhenti dari kegiatan apa? Kegiatan yang baik atau yang benar? Masih bersifat umum apa yang dikatakan beliau. Namun bagi kita yang berpikiran dewasa yakin bahwa beliau berbicara bukan hal yang buruk atau yang sifatnya negatif. Tentu beliau berbicara untuk urusan kebaikan diri dan orang lain.


Sejenak saya merasa bahwa kata-kata tersebut biasa-biasa saja. Tetapi ketika ada orang yang bertanya kepada saya, bagaimana saya bisa berbicara di depan publik dengan cara yang demikian menguasai, saya teringat lagi pidato Churchill ini.
Banyak orang berfikir kalau saya bisa berbicara di depan publik seperti sekarang sudah sejak awal. Tentu saja semua itu tidak benar. Awalnya, saya adalah seorang pemalu, mudah tersinggung, takut bergaul dan minder.


Dan ketika memulai profesi pembicara publik, sering sekali saya dihina, dilecehkan dan direndahkan orang. Dari lafal ‘T’ yang tidak pernah lempeng, kaki seperti cacing kepanasan, tidak bisa membuat orang tertawa, pembicaraan yang terlalu teoritis, istilah-istilah canggih yang tidak perlu, serta segudang kelemahan lainnya.(Bersambung)
Baca Selengkapnya~~ >>
BERANIKAH ANDA MENULIS?

Oleh: Jajang Suhendi)

Membaca merupakan kegiatan mendapatkan makna yang sengaja disampaikan oleh penulis buku. Saya membaca buku tentang Keberanian Hiasan Pribadi karya Sumantri Mertodipuro. Saya sangat termotivasi untuk mengembangkan dalam bentuk tulisan. Saat ini juga saya untuk menulis dengan dasar pembahasan tentang keberanian tersebut. Keberanian mencoba menulis saat ini juga, bukan keberanian layaknya para jawara ingin unggul dalam adu fisik.

Memang saya waktu kecil mengidolakan film-film silat, apabila sang jagoan menang dalam perkelahian, saya merasakan seolah-olah saya sebagai pelakunya. Hanya film-film saja yang menjadi kegemaran saya sejak kecil, bahkan sampai saat ini. Bahkan sudah saya mengikuti olah raga yang menitik beratkan tenaga fisik. Masuk latihan silat dan karate tetapi tidak sampai tuntas.

Dalam hati ada rasa kurang mengena, beralih ke latihan olah raga tenis meja, sempat menjuarai tingkat kecamatan. Ikut bertanding di luar kecamatan sambil mengantar kepala sekalah yang mutasi menjadi Pengawas TK/SD, saya kalah. Dalam perasaan hanya itulah kepuasan saya? Mulai saya beralih ke kegiatan membaca yang sudah lama ditinggalkan karena rasanya kurang bermanfaat secara finansial. Buku-buku yang sudah saya miliki dimasukkan ke dalam lemari, banyak yang rusak. (Bersambung)
Baca Selengkapnya~~ >>
BELAJAR DARI SEGELAS AIR

Oleh: Jajang Suhendi)

Hampir semua apa yang saya lihat, apa yang saya dengar, dan apa yang baca member inspirasi kepada saya. Setelah saya menerima masukan dari seorang penulis profesional, yaitu Mas Gol A Gong-pemimpin taman baca Rumah Dunia. Walaupun hanya baru satu kali pertemuan rasanya banyak pelajaran tentang materi kepenulisanku.


Terima kasih saya ucapkan kepada salah seorang muridku sewaktu di SD, Atih Ardiansyah dengan nama pena Fatih Beeman ( manusia lebah). Dia menjadi murid kesayangan saya yang sejak kecil menurut kepada apa yang saya anjurkan. Sejak kecil dia sudah mampu menghapal teks pidato dua lembar polio atau lebih dalam waktu sehari semalam. Sangat jarang seusia dia yang kuat daya nalarnya.


Selain itu dia sudah memiliki keberanian untuk berbicara di depan orang banyak tanpa mengalami hambatan rasa malu atau rasa lemah lainnya. Sungguh dia sekarang telah lulus kuliah di UNPAD Bandung dan katanya dia mendapat penghargaan belajar di luar negeri. Saya menulis dan berani mengirimkan ke media massa karena motivasi dan semangatnya.


Saya bertanya tentang bagaimana cara menjadi penulis buku malah dia balik bertanya “ Apakah Bapak merasa telah membesarkan hidup saya dalam dunia ya tulis-menulis?.” Dan dia mengatakan bahwa dia bisa menjadi begitu karena modal dasar menulis dari saya. Dia masih ingat dan mengatakan kepada saya bahwa hidup menjadi kepala ayam lebih baik daripada menjadi ekor singa.(Bersambung)
Baca Selengkapnya~~ >>
BELAJAR DI BULAN RAMADHAN

Oleh: Jajang Suhendi

Memang semua bulan baik digunakan untuk belajar, tetapi dapat kita rasakan dampak dari masing-masing bulan tersebut. Keadaan bulan Ramadhan menurut pengalaman saya berlainan dengan bulan-bulan biasa dalam hubungannya dengan belajar. Menurut saya di bulan Ramadhan sangat besar hambatan apabila digunakan untuk belajar atau sekolah. Kehadiran para siswa pada bulan Ramadhan di sekolah saya dan sekolah-sekolah yang ada di sekitarnya sangat lemah. Mungkin alasan mereka mengantuk setelah waktu malamnya tidak tidur sampai pukul 11 malam bahkan lebih. (Bersambung)
Baca Selengkapnya~~ >>
BACALAH BUKU DAPATKAN MAKNANYA

Oleh: Jajang Suhendi

Kita perhatikan orang-orang yang sangat rajin membaca setiap harinya. Berbeda dengan orang yang tidak suka membaca Setiap ucapan dan perilakunya akan jauh berbeda, bagi pembaca sewaktu berbicara lebih efektif tidak banyak waktu terbuang percuma. Apa yang dikatakannya mesti kata yang berisi apa yang telah dibacanya, banyak berbicara ada kemungkinan banyak materi ilmu yang dikatakannya.

Kita banyak bergaul dengan mereka akan ketularan makna akan buku-buku yang pernah dibacanya. Sama halnya dengan kita membaca akan banyak makna yang didapatkan, begitu juga mendengar dan diskusi dengan pembaca yang efektif itu akan banyaklah makna yang kita dapatkan. Beruntunglah orang yang banyak membaca dan bergaul dengan pembaca, sedikitnya kita akan menerima ilmunya.

Semakin banyak membaca buku sambil mengaktifkan diri dengan tanya jawab mengenai materi yang kita baca itu, maka ilmu kita akan semakin berambah dan kemampuan membaca kita akan semakin bertambah pula. Kegiatan tanya jawab mengenai materi bacaan bisa kita lakukan sendiri dengan menggunakan metode membaca efektif dan efisien. Akan kita kemukakan contoh membaca dengan cara yang lebih efektif sehingga mengasyikkan apabila sering dikembangkan setiap kali membaca artikel atau buku.

(Bersambung)
Baca Selengkapnya~~ >>
APA MAKSUD SEMUA INI?

oLEH: Jajang Suhensi)

Sejak kecil aku sudah memiliki bakat seni pewayangan. Teman-teman menonton pertunjukan wayang golek yang dibawakan aku bertempat di bagian dapur. Wayang terbuat dari kertas dan ditempatkan di atas batang pohon pisang. Aku memainkan wayang-wayang buatan aku sendiri. Teman-teman dengan asyiknya menonton pertunjukan, mereka bayar dengan uang hanya satu ringgit. Aku kira bakal jadi dalang. Ternyata aku jadi dalang buat anak-anak SD.


Aku termasuk cucu seorang kakek yang memiliki kekayaan paling banyak di desaku waktu itu. Ayahku tidak peduli dengan kekayaan ayahnya yang cukup banyak. Mungkin beliau punya keyakinan lain dari orang pada umumnya, sehingga tidak ada minat untuk mendapatkan kekayaan dari kakek. Aku waktu itu belum mengerti tentang pentingnya harta kekayaan. Aku masih usia SD. Dan ketika lulus SPG juga aku belum mengerti pentingnya harta kekayaan. Aku tidak tahu mengapa harta kekayaan kakekku sebagian besar jatuh kep tangan anak angkat kakek yang pintar itu. Ayahku kebagian sedikit tidak seimbang dengan anak angkat kakek tersebut.


Namun aku pergi berkelana ke Banten setelah lulus SPG. Sambil menunggu aku diterima jadi guru, aku menjadi tenaga honor di salah satu SD. Waktu itu ada salah seorang guru yang mengajar di SD tersebut. Sekarang dia menjadi pendamping hidupku. Apa yang selalu aku upayakan sebelum aku diterima menjadi seorang guru PNS? Menjadi tenaga honorer dari tingkat SD, SMP, Mts, SMA, dan Perguruan Tinggi sekalipun yang aku inginkan. Walaupun aku hanya lulusan SPG tidak mau dikatakan tidak mampu mengajar. Semangatku mengajar cukup tinggi. Aku memgajar sambil belajar. Terutama pelajaran Bahasa Inggris di MTs aku pegang dengan semangat yang tinggi.


Aku lulusan SPG PGRI bukan negeri, tetapi pada akhirnya aku diterima menjadi guru sekolah dasar negeri. Tidak ada bedanya aku dengan lulusan SPG Negeri. Namun penempatan tugas sebagai guru di SD yang berada di pedesaan tidak sebagaimana penempatan di kota besar. Banyak imbalan lain yang besar jumlahnya dan bisa melebihi besarnya imbalan gaji bulanan. Sebelum adanya kenyataan bahwa tugas mengajar di pedesaan cukup minim, maka aku bersemangat kuliah lagi walaupun aku sudah mempunyai anak tiga orang. Apa yang terjadi setelah aku menjadi sarjana? Dalam ukuran finansial aku belum banyak berubah malahan utang bertambah besar. Memang kuliah dan menjadi sarjana bukan menjadi andalan aku cerdas finasial dan banyak uang dari menjadi sarjana tersebut. Di pedesaan belum bisa menjamin bertambahnya sumber penghasilan yang memadai.
Baca Selengkapnya~~ >>
MANFATKAN FB DAN BLOG SECARA PRODUKTIF

Oleh: Jajang Suhendi

Penulis adalah pemerhati artikel internet tinggal di Cikedal Kabupaten Pandeglang Banten berasal dari Ganeas Kecamatan Ganeas Sumedang

Aku belum lama memiliki fb dan setelah memilikinya aku mau memiliki kemampuan menggunakan secara produktif. Aku membaca sebuah artikel tentang cara memanfaatkan fb sebagai media berbagi dan media promosi blog aku. Walaupun aku membuat fb dan blog atas bantuan orang lain. Terpenting aku memilikinya dan tujuannya adalah untuk memanfaatkan secara produktif.

Aku mengisi fb dan blog sebagian besar dengan tulisan artikel. Aku menulis artikel di fb dan blog baru hanya dengan artikel belum ada variasinya dengan foto, gambar, video, dsb. Walaupun demikian terpenting aku menulis di fb dan blog untuk melatih kemampuan menulis dan menulis saja. Bukan untuk kepentingan finansial pertama aku menulis. Hanya untuk berlatih kemampuan menulis yang mengalir bebas tanpa kalah oleh kendala rasa malas, takut dan rasa negative lainnya.

Rencana selanjutnya aku menulis ingin dibarengi dengan bisnis online. Sebab bagiku sekarang mencari uang lewat media internet tidak ada yang menyalahkan. Bahkan suatu kemuliaan apabila untuk tujuan ibadah. Hidup ini adalah perjuangan termasuk perjuangan lewat tulisan. Fb dan blog aku ingin jadikan sebagai media yang menghasilkan uang dan pembelajaran hidup. Kata sebagian penulis di internet bahwa aplikasi fb bisa digunakan untuk mengais rizki daripada kita sekedar menuliskan status, memajangkan foto dan membalas komentar. Aku mau membuat fb dan blog sebagai sarana bersenang-senang sekaligus bisa mendapatkan uang atau penghasilan.

Aku dan Anda tentu mau menulis di fb dan blog bukan sekedar untuk bersenang-senang dan hiburan belaka, tetapi bisa menjadikan keduanya sebagai sumber penghasilan yang membuat kita hidup senang, bahagia dan banyak melakukan ibadah serta beramal saleh. Itulah sebabnya mari kita tingkatkan kemauan dan kemampuan menulis di fb dan blog sebagai sarana yang bisa membuat diri kita bahagia di dunia dan akhirat. Penghasilan yang banyak salah satu upaya perbaikan situasi dan kondisi diri sendiri dan orang lain.

Salah sekali banyak uang bukan untuk ibadah dan amal saleh. Dan salah sekali kita beranggapan banyak uang merupakan musibah sebagaimana sebagian pendapat yang sangat picik. Menganggap uang adalah suatu kesalahan. Padahal uang apabila digunakan untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain akan menyelamatkan pemiliknya. Itulah sebabnya aku mau memiliki kemampuan memanfaatkan fb dan blog untuk tujuan ibadah dan amal saleh.

Aku mau menjadikan kedua media tersebut yang mampu mendatangkan uang dan uang.
Aku memiliki kemampuan memanfaatkan fb dan blog baru sampai 10 persen dari kemampuan idealnya. Namun biar masih jauh dan usia sudah tua tetap fokus ke tujuan bagaimana fb dan blok aku bisa menghasilkan uang. Lebih baik aku lambat mencapai tujuan tersebut karena kebodohan dan kelemahanku tentang hal itu daripada aku tidak berbuat sama sekali. Insya Allah akan berhasil apabila Allah meridhoi atas upayaku (Menes, 10 November 2012).

Baca Selengkapnya~~ >>
AGAR LAPTOP LEBIH MENGHASILKAN

Oleh: Jajang Suhendi)

Jangan kita memandang laptop dari segi barang mewahnya, tetapi kita memandang laptop itu dari segi manfaatnya. Manfaat karena bisa digunakan menulis artikel atau buku. Dari tulisan sederhana sampai tulisan yang sangat tinggi nilai jualnya. Ada beberapa manfaat laptop apabila digunakan untuk menulis yang direncanakan dengan baik. Ada nilai fiansial dan nilai penghargaan terhadap kualitas diri kita sebagai penulis.

Dari tulisan bersifat pribadi sampai tulisan yang bisa bermanfaat untuk kemaslahatan umat.
Kita biasa membelikan anak-anak baju baru dan cukup mahal harganya, tetapi kita tidak banyak komentar dengan harga yang mahal. Sementara untuk membeli laptop banyak alasan tidak mampu. Memang benda itu mahal bagi orang yang tidak berantusias bahwa benda itu sangat banyak manfaat dari pada bahyanya.

Bagi kita harus ada upaya ke arah memiliki laptop itu, sebab apabila dibandingkan dengan buku dan pulpen untuk menulis karangan sangat jauh berbeda. Cara kerja laptop lebih praktis dan hemat tenaga dan biaya untuk langkah-langkah selanjutnya. Sebelum kita menggunakan laptop, kita tentu buku dan pulpen baguslah yang lebih praktis digunakan untuk menulis karangan atau apa saja dalam hubungannya dengan perihal tulis-menulis.

(Bersambung)
Baca Selengkapnya~~ >>
APAKAH MEMBACA BAGI GURU ITU PENTING?

Oleh: Jajang Suhendi

Apabila ada orang menganggap membaca bagi guru itu tidak penting harus kita perhatikan tingkat pendidikannya, pengalaman dalam hal membaca, egoisme yang kuat atau apa saja yang menjadi kecenderungannya dalam kehidupan orang tersebut. Seandainya orang tersebut tingkat pendidikannya tinggi sampai sarjana misalnya, berarti tingkat pengertian terhadap membaca sangat kurang sekali.


Untuk memahami akan materi membaca, kita harus memulainya dari niat bahwa membaca itu keharusan agar kita menjadi orang yang paham akan ilmu kemudian dalam pelaksanaannya tepat sasaran. Asalkan buku-buku yang kita bacanya adalah buku-buku tentang ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap atau karakteristik terpuji. Ada beberapa aspek yang kita kembangkan untuk menjadikan diri kita berkepribadian utuh. Dikembangkan lewat kegiatan membaca.


Sebagai manusia, mempunyai kelengkapan otak, hati dan anggota badan. Oleh karena itu kita kembangkan dengan membaca secara efektif dan efisien. Membaca efektif maksudnya, membaca yang menggunakan tenaga pikiran hemat tanpa banyak yang dikeluarkannya tetapi hasilnya banyak. Mengapa bisa banyak materi membaca yang kita dapatkan? Jawabnya mudah, karena menggunakan metode membaca yang tepat. Membaca efisisien maksudnya, membaca yang menghasilkan uang. Sebagai aplikasi dari membaca dengan berbicara atau menuliskannya.

(Bersambung)
Baca Selengkapnya~~ >>
AKU MERASA BEBAS DENGAN MENULIS

Jajang Suhendi

Apabila aku ingin menulis, tak ada cara yang lebih baik bagiku selain mengambil pena dan kertas, kemudian duduk dan menulis. Atau aku menyalakan komputer atau notebook, kemudian mengetik. Aku menuliskan saja apa yang ada di benakku. Tak perlu pedulikan tata bahasa atau EYD. Yang penting menulis membebaskan diri aku sendiri. Aku menghilangkan belenggu. Tak akan ada rasa marah, sedih, khawatir, dan kecewa yang tak aku tuliskan. Aku benar-benar ingin menciptakan dunia aku sendiri dan bermain-main bersama kata-kata, kalimat, paragraf, dan wacana lengkap. Rasanya bahagia menulis apa yang aku ingin tuliskan. Menulis rasanya sebagai upaya penyembuhan diri, jiwa dan ragaku. Memang yang aku rasakan setelah aku banyak menulis, badanku, pikiranku, dan perasaanku sehat.

Proses menulisku terkadang terasa mudah dan terkadang terasa sulit. Saat mudah dan sulitnya menulis tetap aku jalani, karena ada dampak positifnya bagiku, yaitu rasa senang dan rasa puas. Sulitnya aku menulis belum apa-apa aku menulis sudah ingin menulis sesuatu yang berbobot dengan isi dan bentuk tulisannya sesuai aturan penulisan, ingin membuat pembaca terharu, mengajak pembaca tertawa dan sebagainya. Akibatnya aku berpikir, lebih banyak berpikir daripada menuangkan gagasan melalui tulisan. Banyak ambisi yang hanya membebani diri sendiri. Padahal menulis adalah sebuah proses, ada awal ada akhir. Bagaimana akan berakhir kalau tidak mau mengawalinya. Terkadang aku merasa senang menulis walaupun terkadang ada kendala rasa segan, aku menyenangi suatu proses. Dalam hal ini proses menulis harus secepatnya dimulai tanpa harus banyak pertimbangan apapun.
Baca Selengkapnya~~ >>
AKU CURHAT KEPADA SIAPA?

Oleh: Jajangv Suhendi

Memang tidak salah aku dan Anda ketika mempunyai masalah yang rasanya belum ada penyelesaiannya curhat kepada orang-orang yang paling dekat. Termasuk kepada orang tua atau kepada istri dan anak-anak. Namun ada hal yang sangat mendasar tidak bisa diselesaikan hanya dengan upaya curhat kepada sesama manusia. Setiap orang mempunyai banyak masalah yang tentu penyelesaiannya membutuhkan pihak yang sangat ahli. Kemampuan manusia sangat terbatas, maka aku menemukan upaya curhat yang paling ideal adalah curhat diri aku kepada Allah.

Pada saat kepepet aku harus melunasi utang yang begitu besar, maka tanpa disangka-sangka ada penyelesaiannya yang tidak masuk akal rasanya. Namun walaupun sudah ada solusi begitu, ketika aku mendapat masalah suka gelisah kembali padahal pada waktu sebelumnya aku telah ada penyelesaiannya. Mungkin pasang surutnya keimanan diriku berlaku. Apabila keadaanku datar tanpa kesulitan dan rasa gelisah berarti aku bukan manusia. sangatlah wajar aku sering mengalami perasaan negatif pada suatu saat dan pada saat lainnya aku berperasaan positif.

Salat malam merupakan media aku dalam mendekatkan diri kepada Allah. Salat malam merupakan salah satu tempat bercurhat-curhatan kepada Allah. Mengadu, meminta pertolongan, mengharapkan sesuatu, minta bimbingan agar hidup dan kehidupanku berjalan lurus. Apabila aku mau menapaki jalan bengkok aku minta hatiku dimasuki perasaan tenang dan berpengharapan selamat di dunia dan akhiratnya. Walaupu di bibir tak bersuara, tetapi di dalam hati menjerit melengking minta pertolongan, bersuara di dalam hati bagaikan berteriak keras di dalam gedung beton yang tertutup yang suaranya tidak kedengaran keluar.

“Ya Allah, aku bertobat kepada Engkau. Bukan perintah-Mu yang aku laksanakan dengan baik, malah apa yang Engkau larang yang aku lakukan. Bukan kenikmatan lahiriah dan batiniah yang aku rasakan, malah aku sering mengeluh dan merasa kurang pada diriku. Bukan semangat berjuang, beribadah, dan beramal saleh yang aku miliki, malah kemalasan seperti orang yang tidak bertuhan saja.” Betapa banyak karunia Allah yang diberikan kepadaku, malah aku egois tanpa mau membaca Al-Qur’an padahal waktu sangat banyak untuk melakukannya (Bersambung)
Baca Selengkapnya~~ >>
ADA YANG MEMILIKI

Oleh: Jajang Suhendi

Tingkatkan keyakinan kita sekarang bahwa hidup kita ada yang memilikinya. Berarti dalam segala urusan ada yang mempertanggungjawabkannya. Pada waktu kita menghadapi kesenangan atau kesengsaraan kita ada yang memilikinya, siapa? Yang memiliki diri kita adalah Allah, bukan diri kita sendiri. Tinggal menyerahkan segalanya kepada Allah saja. Musibah yang kita hadapi bukan kita yang harus mempertanggungjawabkannya. Apa yang baik dan apa yang buruk akibat yang kita hadapi, sumbernya ada yang dari kekurangan diri kita sendiri dan ada yang dari Allah. Musibah yang diakibatkan dari diri sendiri harus kita hadapi diawali dengan pertaubatan yang mendalam, dan musibah yang diakibatkan dari cobaan Allah harus kita hadapi dengan kesabaran yang jangan kepalang tanggung (Bersambung)
Baca Selengkapnya~~ >>