Senin, 18 Maret 2013

DZIKIR ITU MENGUATKAN JIWA RAGA






Banyak berdzikir sampai menimbulkan bekas di dalam hati dan berdampak praktis di dalam kehidupan sehari-hari. Lafadz “Laa ilaha ilallah” walaupun hanya terdiri dari tiga kata bagi saya sangat berarti dalam mempengaruhi kehidupan saya. Bukan karena banyak saya sebut-sebut atau banyak bicarakan di dalam percakapan sebagaimana pembicaraan lewat diskusi, seminar atau pendidikan dan latihan para PNS. Dzikir bukan untuk banyak ibicarakan, tetapi harus banyak dilakukan. Dalam setiap kesempatan, dzikir dengan lafadz Laa illaha ilallah harus berates-ratus balikan diucapkannya. Dengan gerak fisik dan mental secara stabil dzikir tersebut saya ucapkan menimbulkan dampak positif pada perilaku dan kehidupan saya.
Mulai dari niat sampai pada pelaksaan berdzikir, berdasarkan keikhlasan dan rasa syukur. Bukan karena paksaan dan perintah orang lain saya berdzikir, tetapi berdasarkan dorongan ibadah dan sebagai tanda syukur atas nikmat yang telah banyak Allah berikan kepada saya. Dapat saya rasakan proses dan hasil berdzikir, perasaan tenang, nyaman, tentram, bahagia, dan perasaan positif lainnya. Walaupun keadaan diri saya dalam keadaan kekurangan bidang keuangan. Bahkan masih banyak utang melilit dan melingkar di leher saya, maka saya tetap merasakan nikmatnya keadaan seperti itu. Memang hidup bukan selamanya mengandung logika. Terkadang logika di kesampingkan tanpa harus merana karena hukum sebab akibat berlaku. Agnes Monica mendendangkan lagu yang katanya “hidup bukanlah logika.”
Perhitungan matematika kadang-kadang kurang berlaku di dalam kehidupan saya ketika telah masuknya bagian keagamaan. Terutama Islam mengandung banyak misteri yang tidak bisa kita uraikan dengan hukum matematika. Dalam hubungannya dengan agama Islam dan karakter suatu bangsa, hukum matematika ditunda dulu. Seburuk apapun kelakuan orang tua atau orang lain, masih mengandung sisi positifnya. Oleh karena itu kita bergaul dengan orang lain harus tetap memperhatikan misteri di luar hukum alam yang berlaku. Kembali pada peran dan fungsinya berdzikir, berdo’a, membaca shalawat, dan membaca Al-Qur’an apabila kita lakukan sepenuh hati dan penjiwaan yang mendalam, maka semuanya menghasilkan sesuatu yang sangat berharga bagi kita. Sayapun dapat merasakan bagaimana besarnya manfaat berzikir yang lebih banyak dari kebiasaan sebelumnya.
Kekurangan dalam bidang finansial hampir saya lupakan setelah saya banyak berdzikir dengan suara nyaring atau dalam hati. Saya yakin di balik melakukan dzikir sebanyak-banyaknya dalam keikhlasan akan berdampak positif bagi saya. Mudah-mudahan upaya kreatif berdzikir membawa diri saya ke arah kebahagiaan. Kreativitas berdzikir membuka pemahaman tentang cara kerja pikiran dan perasaan saya. Dzikir itu dahsyat. Semakin saya paham tentang cara kerja pikiran, semakin banyak hikmah yang bisa ditemukan dari berbagai ibadah ritual dalam agama Islam. Salah satunya ialah hikmah dari dzikir. Dzikir adalah salah satu pelatihan yang hebat dalam melatih kualitas pribadi umat Islam baik secara ukhrawi maupun duniawi. Kita akan mendapatkan hasil ganda dari dzikir yang kita lakukan.
Makna dzikir harus kita pahami sebaik-baiknya. Untuk memahami makna dzikir secara benar kita perlu bertanya kepada pak ustad atau pak kiyai. Berdzikir yang benar mampu membawa hikmah terhadap kehidupan dunia kita. Ternyata dzikir memberikan makna luar biasa kepada kehidupan kita. Selain hati kita menjadi lebih bening, maka dzikir akan melatih semangat kita menjadi lebih dahsyat untuk meraih prestasi. Prestasi dalam beribadah, beramal saleh, dan beraktivitas setiap hari dan malam. Ketenangan dalam melakukan sesuatu akan memberikan kemampuan kita mengendalikan pikiran kita. Kita melakukan dzikir dengan khusyu akan memberikan latihan yang sangat luar biasa dalam pengendalian pikiran kita.
Kalimat-kalimat dzikir mengandung makna akan masuk ke dalam pikiran bawah sadar kita, sehingga bisa membentuk ah\khlak yang mulia dalam kehidupan kita. Jika kita melakukan dzikir dengan cara yang benar, tenang, dan sambil menghayati setiap makna dari semua yang kita ucapkan, maka usaha tersebut akan membentuk amalan yang sangat luar biasa. Dengan berdzkir kita akan menjadi muslim yang taat beribadah. Membuat diri kita kuat, jenius, dan memiliki motivasi tinggi dalam melakukan berbagai hal dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita tidak akan pernah malas lagi dalam melakukan berbagai ibadah baik ibadah ritual dan ibadah muamalah.
Dzikir merupakan salah satu metode kerohanian yang sangat baik. Metode ciptaan manusia yang terbaikpun tidak akan bisa melebihi dan kampuhan dzikir.Tidak ada metode yang dihasilkan oleh para ahli pengembangan diri melebihi dzikir. Namun kenyataannya orang hampir melukanan dan menyia-nyiakan dzikir. Sebagai rahmat Allah yang begitu pentingnya dibiarkan tanpa perhatian yang mantap. Kita sering menyia-nyiakan dzikir dan tapa melakukan dzikir dengan komitmen, hal itu menunjukkan kualitas umat Islam itu sendiri.
Kemunduran umat Islam dapat kita lihat dari banyak dan tidaknya umat Islam dalam mengerjakan dzikir. Mereka banyak yang meninggalkan dzikir, banyak mempermasalahkan bagamana cara dzikir yang baik sementara pelaksanaannya kurang. Meninggalkan dzikir berarti meninggalkan salah satu ajaran agama Islam itu sendiri. Meninggalakan salah satu ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari berarti kita meninggalakan ibadah. Marilah kita kembali untuk melaksanakan ibadah salah satunya berdzikir dengan penuh komitmen dalam upaya meningkatkan kualitas diri kita sebagai makhluk Allah yang paling sempurna.
Berdzikir yang dilakukan dengan baik sesuai ketentuan akan mudah mempengaruhi pikiran dan perasaan kita. Kekuatan pikiran bawah sadar kita akan bangkit. Oleh karena itu kita harus menjadikan dzikir sebagai salah satu pilihan kita dalam mencapai kesuksesan. Kesannya kesombongan bagi orang yang tidak mau berdzikir banyak dengan semangat menggebu-gebu. Pada umumnya orang memandang keberhasilan Rasulullah menjadi nabi dan rasul dari segi hasilnya saja sementara prosesnya kurang diperhatikan. Biasanya orang memilih sesuatu yang ringan-ringannya saja, bukan yang berat-beratnya. Padahal keberhasilan Rasulullah untuk mendapatkan hasil shalat wajib yang lima waktu dari perjalanan Isra dan Mi’rajnya diraih dengan perjuangan yang sangat berat. Begitu pula kita marilah menyukai prosesnya dulu agar kita mengamalkan hasil secara optimal. Kita memiliki semangat berdzikir karena kita ingat akan perjuangan sebelum berhasil menjadi sesuatu.


Baca Selengkapnya~~ >>

BERHARAP ITU BAGIAN DARI IMAN



Kita harus memahami bahwa takut, harap, dan cinta kepada Allah merupakan bagian dari iman. Pernyataan ini disepakati oleh seluruh ulama, tanpa terkecuali. Ibadah yang kita lakukan timbul dari rasa takut kepada Allah, takut mendapat balasan sesuai dengan apa yang kita kerjakan. Pekerjaan yang kita lakukan tidak sesuai dengan perintah Allah malahan mengerjakan sesuatu yang dilarangnya tentu akan dibalas dengan siksaan yang amat pedih. Bisa balasannya berupa kesulitan di dunia maupun di akhirat
maka kita menuntut diri untuk melakukan ibadah sebanyak dan setinggi mungkin kualitasnya. Apabila tidak melakukannya berarti kita siap untuk dibenci atau disiksa yang sangat pedih.
Mengapa kita berharap keberkahan, kebaikan, keadilan, kekayaan, keselamatan, dan berbagai harapan lainnya? Kita tahu apabila kita merasa berharap kepada Allah dan balasan-Nya, berupa kemudahan di dunia dan di akhirat, maka kita harus meningkatkan ibadah. Tanpa harap, kita akan meningkatkan ibadah. Betapa pentingnya kita berharap berbagai kebaikan dari Allah dengan syarat kita melakukan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Apabila kita merasa cinta kepada Allah, maka kita akan melakukan ibadah yang terbaik. Tanpa rasa cinta, kita tidak akan melakukan ibadah yang terbaik. Banyak yang tidak masuk akalnya dalam melaksanakan ibadah. Yang kentara hanyalah pengorbanan bukan pendapatan berupa materi. Hukum logika pada kesempatan beribadah rasanya tidak ada di dalamnya. Namun secara ruhaniah dapat kita rasakan banyak manfaatnya. Ada istilah “tak kenal maka tak sayang” harus kita akui kebenarannya. Kenali dulu apa yang Allah perintahkan dan laksanakan seoptimal mungkin.
Setelah kita mengetahui pengertian dzkir dan manfaatnya, maka kita melakukan dzkir sebanyak-banyaknya dengan penuh keikhlasan. Tanpa melakukan komentar ketika kita melakukan dzikir yang banyak. Mengapa sebagian orang yang masih banyak komentar dan dalih dalam melaksanakan dzikir kepada Allah sementara melakukan kegiatan selainnya tanpa banyak pendapat. Keyakinan, itulah istilah yang harus kita praktekkan seawall mungkin. Keyakinan masing-masing. merupakan hal yang sangat membantu keberhasilan kita
Semakin besar harapan kita kepada Allah dan balasan-Nya, maka kita akan semakin baik pula ibadahnya. Kemudian sebaliknya, semakin kecil harapan kita kepada Allah dan balasannya, maka akan semakin buruk pula ibadahnya. Perbesarlah harapan kebaikan kepada Allah untuk memperbesar kualitas kepribadian kita masing-masing. Namun masih ada orang yang meremehkan akan pentingnya berharap kepada Allah dan balasannya.
Orang yang kurang menaruh harap kepada Allah, akhirnya akan menaruh harap yang berlebihan kepada dirinya sendiri. Para motivator yang kebamblasan memprioritaskan kemampuan otaknya dalam memberikan motivasi kepada kliennya. Seolah-olah mereka menuhankan dirinya atau menuhankan orang lain yang memiliki kemampuan lebih. Menganggap otaknya lebih unggul. Menganggap atasannya lebih unggul daripada dirinya. Begitu pula seorang ayahnya, gurunya, dan pegawai lainnya yang diangganggap unggul melebihi yang lainnya. Bukan itu yang dimaksud.
Apalagi orang menganggap lebih pada mesin ciptaan manusia. Bisa melalaikan dirinya pada ibadah kepada Allah. Dengan upaya menganggap lebih pada selain kepada Allah dalam urusan kegiatan dan kebendaan, maka kita akan melakukan kemalasan dalam beribadah dan beramal saleh apa yang Allah perintahkan untuk dikerjakannya. Barharaplah kita kepada Allah untuk memberikan sesuatu yang terbaik. Diri kita semoga menjadi orang yang berkepribadian unggul dalam fondasi ketawadhuan dan tawakal kepada-Nya. Semoga terjauh dari adanya sifat sombong dan angkuh atas kekuatan yang diberikan Allah kepada kita.
Baca Selengkapnya~~ >>

BISAKAH SAYA BERHASIL?




Berhasil dalam hal apa? Yang saya maksudkan adalah berhasil dalam berbagai kebaikan bukan sebaliknya. Ukuran keberhasilan menurut ketentuan Islam dan aturan ekonomi dan sosial yang akan lebih saya utamakan agar hidup dan kehidupan saya lebih bermakna. Ketika saya banyak utang berarti saya belum berhasil dalam ukuran finansial dan ekonomi, tetapi berhasil dalam ukuran pendidikan diri dan anak-anak.

Namun apabila dipadukan secara seksama antara finansial dan pendidikan anak-anak, maka saya belum berhasil sebab saya masih banyak yang menagih utang. Solusinya bagaimana? Saya harus selalu fokus pada peningkatan sumber peghasilan selain gaji yang sudah robet dimakan Bank dan pihak pemberi pinjaman berbunga. Saya harus membuka peluang bisnis dan investasi yang sesuai di lingkungan tempat tinggal saya.

Saya harus banyak tanya untuk mendapatkan informasi tentang sumber keuangan selain gaji. Analisa dan tawakal kepada Allah harus menjadi prioritas utama dalam perhatian setiap hari dan malam. Tadi sudah saya kemukakan bahwa ukuran finansial saya belum berhasil, tetapi ukuran pendidikan anak-anak berhasil. Dan setelah dipadukan antara finansial dan pendidikan menurut saya belum berhasil.

Namun apabila saya rasakan dalam penerimaan keadaan seperti itu tidak menjadi penghalang untuk selalu meningkatkan kekuatan tawakal kepada Allah dengan keyakinan yang tinggi bahwa keadaan tersebut atas kehendak dan kekuasaan-Nya untuk diri saya. Sebagai ujian peningkatan kualitas kepribadian saya bagaimana saya menghadapi masalah berat. Memang ujian kesengan sudah saya hadapi di waktu saya sekolah dan merupakan tanggung jawab orang tua. Saya menerimanya tanpa kewaspadaan dengan giat beajar dan berusaha.

Saya terjebak tanpa susah payah saya membiasakan diri bagaimana mencari dan memiliki sumber penghasilan selain gaji sebagai harapan saya di waktu itu. Dulu saya terbiasa memelihara ayam,kambing, dan kelinci yang cukup banyak. Ikut mengarap sawah dan lading dengan sebaik-baiknya. Setelah menjadi guru terlena dengan penghasilan bulanan yang tidak seberapa besarnya waktu itu. Setelah saya meneruskan lagi kuliah saat anak-anak sudah besar dan sampai penyelesaiannya bersamaan dengan anak-anak kuliah. Barulah terasa masalah besar menimpa kehidupan rumah tangga saya.

Bisakah saya berhasil seperti semula bahkan lebih berhasil lagi? Dengan kata kunci “tawakkal kepada Allah, saya bisa berhasil.” Mengapa tidak? Keadaan rizki sudah diatur oleh Allah asalkan saya selalu berupaya untuk takut, berharap. Dan cinta kepada Allah dalam berbagai situasi dan kondisi sesulit apapun. Setiap saya bernafas, saya harus selalu merasa takut kepada Allah. Maksudnya, takut kepada Allah bukan berusaha menjauhinya, tetapi mendekati sedekat-dekatnya.

Berbeda dengan takutnya manusia kepada manusia yang lainnya. Takut saya kepada orang lain atau kepada binatang harus menjauhiya. Berbeda saya takut kepada Allah harus meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah dan amal saleh. Apa yang Allah perintahkan untuk dilaksanakan dan apa yang Allah larang harus dijauhinya. Sesuai dengan ketakwaan makhluk kepada Allah harus komitmen melaksanakan dan menjauhinya. Percayaah hal itu merupakan ketentuan yang diberikan Allah kepada kita semua.

Di dalam perasaan (hati), pikiran (otak) dan di dalam perbuatan saya harus baik-baik saja. Walaupun di dunia ini saya tidak bisa terpisah dari masalah buruknya keadaan alam. Dunia merupakan tempat bercampurnya antara kebaikan dan keburukan. Terpenting di dalam kepribadian saya memaklumi keburukan untuk selalu ada di dalamnya. Di dalam hati jangan membiarkan perasaan dendam, iri, dengki, marah, dan perasaan buruk lainnya untuk dipelihara. Harus semaksimal mungkin dibuang jauh-jauh agar diri saya terpelihara dari perasaan tersebut. Perasaan yang merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Membuat diri saya hangus terbakar tanpa kebaikan yang mudah memperbaikinya.

Dengan ibadah berdoa, berdzikir, membaca salawat, membaca ayat suci Al-Qur’an, dan semacamnya akan bisa mengalahkan penyakit hati yang ada di dalam hati saya. Andapun sama bisa mengatasi segala masalah penyakit hati tersebut. Dapat saya dan anda perhatikan, orang yang selamat dari kendala penyakit hati walaupun usianya masih muda akan cepat mencapai keberhasilan hidupnya. Sementara orang yang terlalu memelihara penyakit hati walaupun usianya sudah tua hidupnya di bawah standar.

Keberhasilan hidup akan bisa dicapai dengan gerak langkah yang pasti. Kepastian yang sesuai dengan aturan yang ada. Aturan menurut agama maupun menurut aturan manusia. Apabila saya mau menjadi penulis tentu harus banyak berdoa dan berdzikir dalam hubungannya dengan dunia tulis-menulis. Sambil saya terus-menerus berlatih menulis tanpa memperhatikan suasana hati yang mendukung dan tidaknya. Saya harus menjadikan praktek menulis sebagai kebutuhan jiwa dan raga saya.

Tidak ada salahnya saya menulis sambil berharap kepada Allah untuk menjadikan upaya menulis saya sebagai upaya dakwah lewat tulisan dan kebutuhan penumbuh dan pengembang kepribadian saya. Menulis layaknya saya makan dan minum apabila tidak saya memenuhinya akan lapar dan haus. Bahkan kematian akan menjemput saya. Bagi saya menulis identic dengan makan, minum, dan oksigen yang sangat saya butuhkan.

Dengan keyakinan yang mendalam atas ketentuan Allah bahwa setiap orang yang selalu meningkatkan ketakwaannya akan dijaga, dipelihara, dan dibimbing oleh Allah sampai pada tingkat ketercapaian yang maksimal. Asalkan saya selalu paham akan hikmah di balik semua kejadian yang menimpa diri saya dan menimpa diri orang lain. Saya harus pandai-pandai menangkap rahasia di balik masalah utang, sakit, dan kesengsaraan lainnya.

Saya harus belajar terus bagaimana menanggapi semua masalah dengan bijak dan berprasangka baik kepada Allah. Allah memberikan musibah kepada saya khususnya bukan tanda Allah membenci saya, tetapi sebagai tanda kasih dan sayang-Nya. Orang-orang yang dibenci Allah akan dibiarkan hidup tanpa perhatian dan ujian. Mereka dibiarkan hidup bamblas mau selamat dan mau celaka dibiarkannya.

Saya harus merasa bersyukur kepada Allah dengan kasih dan sayang-Nya saya selalu ditegur dan diperingati agar tidak melenceng dari garis yang sudah ditentukan-Nya. Selalu terjaga dari keburukan demi keburukan yang ada akan menghambat atau menutupi jalannya kehidupan saya. Dengan rasa syukur saya selalu dijaga dari keburukan yang bisa mencelakan saya.

*Penulis adalah Kepala SDN Padahayu 2, Cikedal-Pandeglang


Baca Selengkapnya~~ >>

BELAJAR DARI SEGELAS AIR


Hampir semua apa yang saya lihat, apa yang saya dengar, dan apa yang baca member inspirasi kepada saya. Setelah saya menerima masukan dari seorang penulis profesional, yaitu Mas Gol A Gong-pemimpin taman baca Rumah Dunia. Walaupun hanya baru satu kali pertemuan rasanya banyak pelajaran tentang materi kepenulisanku.
Terima kasih saya ucapkan kepada salah seorang muridku sewaktu di SD, Atih Ardiansyah dengan nama pena Fatih Beeman ( manusia lebah). Dia menjadi murid kesayangan saya yang sejak kecil menurut kepada apa yang saya anjurkan. Sejak kecil dia sudah mampu menghapal teks pidato dua lembar polio atau lebih dalam waktu sehari semalam. Sangat jarang seusia dia yang kuat daya nalarnya.
Selain itu dia sudah memiliki keberanian untuk berbicara di depan orang banyak tanpa mengalami hambatan rasa malu atau rasa lemah lainnya. Sungguh dia sekarang telah lulus kuliah di UNPAD Bandung dan katanya dia mendapat penghargaan belajar di luar negeri. Saya menulis dan berani mengirimkan ke media massa karena motivasi dan semangatnya.
Saya bertanya tentang bagaimana cara menjadi penulis buku malah dia balik bertanya “ Apakah Bapak merasa telah membesarkan hidup saya dalam dunia ya tulis-menulis?.” Dan dia mengatakan bahwa dia bisa menjadi begitu karena modal dasar menulis dari saya. Dia masih ingat dan mengatakan kepada saya bahwa hidup menjadi kepala ayam lebih baik daripada menjadi ekor singa.
Apa yang saya katakan hampir semua diingatkan dan diaplikasikan. Terkadang saya sudah lupa tetapi dia masih ingat apa yang pernah saya katakana kepadanya. Akhirnya saya memutuskan untuk banyak menulis apa saja dan berupaya untuk mengirimkan ke penerbit atau redaksi majalah yang ada di lingkungan kabupaten dan propinsi.
Alhamdulillah artikel yang saya kirim ke majala Warta Winaya yaitu majalah di bawah kepemimpinan Dewan pendidikan Kabupaten Pandeglang. Artikel yang saya kirimkan ke majalah Suara Guru Banten dapat diterima baru satu kali, dan Surat Kabar Berkah dapat menerima pula. Semoga hal itu menjadi langkah awal saya dalam mengembangkan misi di bidang menulis, membaca, pendidikan, kepribadian, dan bidang lainnya yang sesuai dengan kemampuan saya.
Pepatah yang pernah saya sampaikan kepada Fatih Beeman akan kembali kepada diri saya. Menjadi kepala ayam maksudnya seorang pemimpin diri sendiri dalam bidang kepenulisan. Saya harus lebih dahulu banyak menulis khususnya di kecamatan Cikedal. Sedangkan menjadi ekor walaupun ekor singa tetap hanya sebagai pengikut yang selalu mengikuti inisiatif orang lain yang menjadi pemimpin.
Ketika saya melihat segelas air the yang sengaja disediakan istri, maka perasaan dan pikiran saya konsentrasi pada segelas air tersebut. Ternyata banyak hal yang saya dapatkan. Di antaranya yang dapat saya tangkap makna di balik benda tersebut. Gelas saya ibaratkan sebagai keadaan diri saya, baik sebagai keadaan fisik maupun non fisik.
Diri saya sebagai satu kesatuan kepribadian yang terdiri dari hati (perasaan), dan otak (pikiran). Telah saya tuliskan kedua unsure kepribadian saya tersebut harus diberi makan makanan yang bergizi. Jadi gelas yang saya maksud sebagai perasaan saya, pikiran saya, dan jasad fisik saya yang harus kita isi dengan air kehidupan yang berarti bagi kelangsungan hidup saya.
Air menurut saya dapat menjadi singkatan dari Agama, Ilmu, dan Ridha Allah. Yang saya masukkan ke dalam gelas (diri saya) adalah tentang nilai-nilai agama Islam, ilmu pengetahuan, dan atas dasar keridhaan Allah. Untuk apa kita memiliki agama dan banyak ilmu tanpa adanya ridha dari Allah? Oleh karena itu saya sengaja menjadikan air di dalam gelas sebagai sumber inspirasi yang sangat penting bagi saya, dan tentu bagi orang lain.
Saya ibaratkan diri saya sebagai gelas yang berisi air kehidupan yang sangat berarti bagi saya di dunia dan akhiratnya. Walaupun saya menulis tentang diri saya, tetapi maknanya bisa berlaku bagi siapa saja yang menganggap penting pada isi pembicaraan yang saya maksud. Pada awalnya saya menulis untuk diri saya tetapi pada intinya untuk kita semua yang haus akan nilai-nilai agama, ilmu pengetahuan, dan keridhaan dari Allah.
Kita harus hati-hati memegang dan menjaga gelas agar tidak pecah. Begitu juga tentang gelas kepribadian saya harus kita jaga secara baik dan hati-hati. Kita upayakan gelas (kepribadian) kita diisi dengan berbagai nilai keagamaan, ilmu pengetahuan yang berdasarkan nilai-nilai tersebut sebanyak-banyaknya. Bagaimana kalau gelas (kepribadian) kita penuh dengan nilai-nilai dan ilmu pengetahuan itu? Saya jawab, dengan banyaknya apa yang kita dapatkan agar kita berikan kepada orang lain.
Saya berniat saling berbagi dengan ilmu pengetahuan yang saya dapatkan lewat belajar di sekolah, kuliah, dan lewat membaca secara otodidak. Membaca buku dan membaca lewat internet. Saya tergila-gila membaca blog, artikel, dan bentuk tulisan lainnya di internet. Dan Alhamdulillah saya bisa mendapatkan manfaat dari sumber ilmu pengetahuan tersebut. Walaupun masih sedikit terpenting biar sedikit terus saya amalkan dengan cara menyampaikan lewat menulis seperti ini.
Pikiran kita dan perasaan kita agar kita kembangkan terus dan apabila telah banyak untuk kita padatkan di dalam diri kita. Sepadat mungkin ilmu yang ada di dalam diri kita kemudian kita berikan kepada orang yang membutuhkannya. Pemberian kita kepada orang yang membutuhkan bermacam-macam materi. Orang memberikan sesuatu berupa nasihat, uang atau harta benda, dan pemberian berupa ilmu pengetahuan dan kemampuan tentang sesuatu kepada orang lain.
Namun idealnya kita harus bisa memberi berbagai hal yang sangat bermanfaat bagi kehidupan orang lain. Secara logika kita agak sulit member ilmu pengetahuan dan keterampilan apabila diri kita dalam keterbatasan. Sebagaimana gelas apabila belum penuh tidak akan bisa mengalirkan air ketika posisinya dalam keadaan berdiri tegak. Begitu juga diri kita tidak akan mampu memberi sesuatu kepada orang lain sementara diri kita dalam kekurangan.
Bisa saja kita memberi sesuatu kepada orang lain dalam keadaan kondisi serba kekurangan. Oleh karena itu Pak Mario Teguh menyarankan agar sejak usia SD sampai usia 40 tahun sebagian besar waktunya hanya untuk belajar memenuhi otak kita dan hati kita dengan berbagai kebaikan. Dan setelah usia 40 puluh tahun agar mengaplikasikannya kepada diri sendiri dan orang lain. Hal ini telah digunakan para santri di pesantren agar dalam waktu tertentu hanya belajar dan belajar saja. Baru setelah selesai bisa keluar untuk mengamalkan ilmu yang didapatnya dengan susah payah.
Memang apabila kita ingin memiliki ilmu yang aplikatif harus konsentrasi penuh pada satu sasaran atau satu disiplin ilmu tertentu. Pikiran dan perasaan kita hanya tertuju pada satu sasaran saja apabila hal itu ingin langsung bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sementara mempelajari ilmu yang lainnya sekedar pengetahuan saja. Dan apabila memungkinkan kita tidak ada salahnya untuk menguasai sebanyak mungkin ilmu. Namun kita harus mengingat keterbatasan kemampuan sebagai manusia, apalagi kita kurang penuh dalam menuntut ilmu tersebut.
Yang benar-benar optimal dalam menuntut ilmu juga sangat sulit untuk menjadi ahli dan menguasai sebanyak mungkin ilmu sampai penerapannya. Apalagi orang yang hanya setengah-setengah dalam menuntut ilmu tersebut. Jangankan berbeda disiplin ilmu yang ingin kita kuasai, dalam satu disiplin ilmu itupun sangat dalam apabila digali secara serius.
Saya telah melakukan untuk menguasai ilmu di berbagai disiplin ilmu ternyata saya tidak mampu. Berbagai buku telah saya baca dan telah saya telaah yang ada ada hanyalah kejenuhan. Ada buku baru saya beli dan saya baca dengan berbagai metode membaca yang terbaru. Hasilnya sekedar pengetahuan yang tidak aplikatif.
Mulai saat itu saya beralih pada satu sasaran, yaitu mencoba hanya membaca dan mempelajari tentang masalah membaca dan menulis saja. Walaupun hanya sedikit saja dapat saya rasakan dengan penuh kebahagiaan. Membaca, menulis dan mengirimkannya ke penerbit atau redaksi, ternyata langsung dapat diterima. Dan bisa dibaca rekan-rekan guru dari tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi. Padahal baru beberapa bulan saja.
Berbeda pada waktu saya terlalu berambisi ingin menguasai sebanyak mungkin ilmu dari tahun 1982 sampai bulan Agustus 2010 selama itu saya tidak bisa menghasilkan tulisan yang bisa dibaca orang lain dengan ruang lingkup yang cukup luas.
Cara belajar tempo dulu bagaikan saya minum banyak minuman, ada air teh , air es, air sirop, dan segala macam minuman yang katanya enak dan menyehatkan. Ternyata perut saya tidak menerima semuanya dalam satu kesatuan pribadi yang terbatas ini. Mulai sekarang biar hanya satu bidang kajian tetapi dihadapi secara profesional, maka akan membuat diri saya bisa profesional pula.
Saya berbicara seperti begini bukan sombong ingin dipuji orang lain, tetapi saya benar-benar ingin berbagi pengalaman bahwa dengan terlalu ambisi ingin menguasai banyak hal tanpa memperhatikan kondisi diri kita, maka tidak akan membuata diri kita seorang ahli yang aplikatif dalam mengembangkan ilmunya.
Itulah tulisan ini terinspirasi oleh salah satu benda seperti air dan gelas. Masih banyak lagi benda-benda dan peristiwa yang dapat menginspirasi saya dan begitu pula Anda apabila ada kemauan untuk mendalaminya. Semoga kita bisa belajar atau membaca buku, membaca diri kita, membaca alam beserta isinya. Kegiatan membaca ternyata akan memberikan makna kehidupan kita. Oleh karena itu sungguh sangat disayangkan apabila kita tidak mengisi kesempatan yang baik ini dengan kegiatan membaca secara luas.
Baca Selengkapnya~~ >>

BACALAH BUKU DAPATKAN MAKNANYA


gambar mengikat maknaKita perhatikan orang-orang yang sangat rajin membaca setiap harinya. Berbeda dengan orang yang tidak suka membaca Setiap ucapan dan perilakunya akan jauh berbeda, bagi pembaca sewaktu berbicara lebih efektif tidak banyak waktu terbuang percuma. Apa yang dikatakannya mesti kata yang berisi apa yang telah dibacanya, banyak berbicara ada kemungkinan banyak materi ilmu yang dikatakannya. Kita banyak bergaul dengan mereka akan ketularan makna akan buku-buku yang pernah dibacanya. Sama halnya dengan kita membaca akan banyak makna yang didapatkan, begitu juga mendengar dan diskusi dengan pembaca yang efektif itu akan banyaklah makna yang kita dapatkan. Beruntunglah orang yang banyak membaca dan bergaul dengan pembaca, sedikitnya kita akan menerima ilmunya.
Semakin banyak membaca buku sambil mengaktifkan diri dengan tanya jawab mengenai materi yang kita baca itu, maka ilmu kita akan semakin berambah dan kemampuan membaca kita akan semakin bertambah pula. Kegiatan tanya jawab mengenai materi bacaan bisa kita lakukan sendiri dengan menggunakan metode membaca efektif dan efisien. Akan kita kemukakan contoh membaca dengan cara yang lebih efektif sehingga mengasyikkan apabila sering dikembangkan setiap kali membaca artikel atau buku.
Bacaan tentang cerita berjudul “Burung Balam dan Semut Merah” adalah bahan bacaan siswa Sekolah Dasar, tetapi sangat baik apabila dijadikan contoh bagaimana membaca dengan mengaktifkan metode tanya jawab yang sering para guru gunakan dalam pembelajaran di sekolah. Kita sambil membaca sekilas untuk membuat beberapa pertanyaan isi bacaan atau bisa saja kita hanya menjawabnya karena sudah tersedia pada buku tersebut. Kita jawab satu per satu pertanyaan tersebut, misalnya, (1) Apa judul bacaan yang kamu baca? (2) ada berapa tokoh dalam cerita itu? (3) siapa yang minta tolong di danau? (4) mengapa dia minta tolong? (5) siapa yang menolongnya? (6) bagaimana caranya dia menolongnya? Apakah yang menolong dalam cerita itu ditolong kembali? (7) bagaimana cara menolongnya? (8) cobalah ringkas cerita yang kamu baca tersebut!
Sekarang kita tinggal menjawab setiap pertanyaan tersebut sambil membaca. Kita klasifikasikan dulu pertanyaan di atas, nomor (1), (2), dan (3) adalah pertanyaan ingatan sebab jawabannya singkat berupa fakta saja, sedangkan nomor yang lainnya termasuk pertanyaan bersifat pikiran banyak membutuhkan pemahaman yang mendalam. Oleh karena itu dalam penilaian jawaban atas pertanyaannya berbeda, pertanyaan bersifat hapalan atau ingatan biasa diberi skor satu, sedangkan pertanyaan bersifat pikiran diberi skor lebih besar. Marilah kita jelaskan setiap jawaban atas beberapa pertanyaan tadi.

Baca Selengkapnya~~ >>

BELAJAR DARI ALAM



Perasaan sedih karena kegagalan yang pernah aku alami terbawa-bawa kea lam mimpi. Ternyata jawabannya tidak disangka-sangka muncul tanpa diundang dan dipersiapkan sebelumnya. Ketika dating muncul menghampiriku, maka ketika itu pula aku menyambutnya dengan tangan terbuka. Namun datangnya bukan lewat lisan secara langsung. Dia muncul di benak setelah aku memperhatiakan keadaam waktu malam dan siang. Aku merasakan yakin dengan menghidupkan hati dengan keyakinan kepada Allah akan mengabulkan keinginan setiap makhluk-Nya.

Hingga saat ini aku masih terkungkung dengan utang. Terutama utang ke pihak Bank rasanya sulit untuk melepaskan darinya. Entah apa yang membuat aku terlilit utang tersebut. Perilaku rasanya tidak melakukan kesalahan yang dilarang oleh Allah. Kenyataannya aku mampu menjadi sarjana dan anak-anakku minimal lulusan sarjana. Di balik proses menjadikan diriku dan anak-anak pribadi bermutu dan bermartabat, dampaknya aku banyak utang. Namun apapun yang terjadi tentu ada kesalahan dalam bertindak dari pihak diriku. Aku tidak boleh memungkiri kelemahan yang membuat diriku gagal.

Tanpa penyebab kesalahan bertindak tentu aku tidak mungkin gagal. Namun sebaiknya kegagalan tersebut sudah menjadi nasib atau jalan hidupku yang benar-benar harus aku syukuri. Betapa tidak? Hal itu suatu tanda bahwa aku masih diperhatikan disayangi lewat jalur ujian kesulitan ekonomi rumah tangga. Harus aku jalani sepenuh hati agar aku mendapatkan limpahan rahmat dan karunia-Nya.
Allah menciptakan diriki dengan permasalahan dan pemecahannya. Pemecahan masalah yang harus dihadapi sekuat perasaan, pikiran, dan tenaga yang maksimal sebagai tanda terima kasih Allah yang telah melimpahkan nikmat panca indera dan indera keenam. Suatu nikmat yang tidak diberikan kepada hewan dan makhluk lainnya. Sungguh suatu berkah melimpah yang tiada tara keunggulannya. Patut aku mensyukuri dengan aktivitas yang semaksimal mungkin melakukannya.

Dengan mata aku menyaksikan kejadian malam dan siang. Di waktu malam aku melihat cahaya bintang-bintang di langit. Cahayanya terang sungguh indah dipandang membuat diriku merasa takjub atas keagungan Allah. Mengapa bintang-bintang cahayanya terang? Aku berpikir bintang bercahaya karena tidak ada cahaya matahari. Berbeda dengan keadaan waktu siang hari cahaya bintang terkalahkan oleh cahaya matahari. Hal itu bagiku mengandung pelajaran yang sangat berharga. Berharga sebagai solusi atas setiap permasalahan yang menimpa diriku.

Apabila aku hubungkan keadaan waktu malam dan siang dengan keadaan diriku yang sedang tertimpa masalah utang, maka aku menemukan banyak nilai bagiku. Cahaya bintang dan cahaya matahari ibaratkan dengan keadaan susah dan senangnya diriku. Adanya cahaya bintang karena tidak ada cahaya matahari, menjadi pelajaran bagiku. Ada keberhasilan atau kesuksesan karena adanya kegagalan. Sukses diibaratkan cahaya bintang di waktu malam setelah adanya keadaan gelap (banyak utang dengan permasalahan yang lainnya). Yang aku harapkan tentu hidup tidak mengalami susah dulu, tetapi langsung kaya berkah dan bermanfaat bagi semua orang yang ada di sekitarnya.

Keadaan senang tanpa susah akan berdampak buruk dalam bentuk yang lain. Orang yang sejak kecil sampai dewasa mendapatkan warisan banyak dari orang tuanya. Ditambah dia kuliah sampai bekerja menjadi dokter misalnya. Apabila dia tanpa adanya upaya diri untuk memperhatikan kualitas diri dan orang lain, maka rasanya orang tersebut menderita kerugian. Dia terjebak dalam kesenangan sewaktu di dunia saja sementara kelak di akhirat kosong tanpa makna. Sebenarnya Allah menguji manusia dengan dua keadaan senang dan susah.

Kesenangan dan kesuksesan yang dibentuk dengan perjuangan secara mandiri akan dapat dirasakan hasilnya dengan kepuasan dan rasa syukur kepada Allah. Sementara kesenangan dan kesuksesan yang dibentuk tanpa perjuangan atau karena nasib baik dari warisan orang tua, hasilnya kurang bermakna. Kelebihannya tidak dipergunakan untuk kemanfaatan orang banyak. Dia sibuk mengurus kepentingan diri dan keluarganya saja. Perhatian dan kepedulian untuk sesama kurang diperhatikannya. Sungguh dia terjebak dengan ujian kesenangan tersebut.

Yang aku harapkan hidup bahagia yang hakiki. Bahagia banyak rizki kemanfaatan untuk kepentingan ibadah dan beramal saleh. Aku mau menjadi insana yang berani memberi banyak harta kekayaan, perasaan dan pikiran untuk kepentingan ibadah dan amal saleh. Orang lain tidak berani memberi sumbangan tersebesar untuk membantu kaum duafa, rumah ibadah, dan pengembangan ilmu pengetahuan dari anak-anak yang tidak mampu. Terpenting aku diberi ketabahan dalam menjalani keadaan susah dulu, banyak masalah dulu, dan banyak menghadapi rintangan perjalanan hidupku. Ibarat cahaya bintang di waktu malam dari awal malam sampai perbatasan di waktu pagi. (20 November 2011)

Baca Selengkapnya~~ >>

AKU CURHAT KEPADA ALLAH


Memang tidak salah aku dan Anda ketika mempunyai masalah yang rasanya belum ada penyelesaiannya curhat kepada orang-orang yang paling dekat. Termasuk kepada orang tua atau kepada istri dan anak-anak. Namun ada hal yang sangat mendasar tidak bisa diselesaikan hanya dengan upaya curhat kepada sesama manusia.

Setiap orang mempunyai banyak masalah yang tentu penyelesaiannya membutuhkan pihak yang sangat ahli. Kemampuan manusia sangat terbatas, maka aku menemukan upaya curhat yang paling ideal adalah curhat diri aku kepada Allah.

Pada saat kepepet aku harus melunasi utang yang begitu besar, maka tanpa disangka-sangka ada penyelesaiannya yang tidak masuk akal rasanya. Namun walaupun sudah ada solusi begitu, ketika aku mendapat masalah suka gelisah kembali padahal pada waktu sebelumnya aku telah ada penyelesaiannya.

Mungkin pasang surutnya keimanan diriku berlaku. Apabila keadaanku datar tanpa kesulitan dan rasa gelisah berarti aku bukan manusia. sangatlah wajar aku sering mengalami perasaan negatif pada suatu saat dan pada saat lainnya aku berperasaan positif.
Salat malam merupakan media aku dalam mendekatkan diri kepada Allah. Salat malam merupakan salah satu tempat bercurhat-curhatan kepada Allah.

Mengadu, meminta pertolongan, mengharapkan sesuatu, minta bimbingan agar hidup dan kehidupanku berjalan lurus.
Apabila aku mau menapaki jalan bengkok aku minta hatiku dimasuki perasaan tenang dan berpengharapan selamat di dunia dan akhiratnya. Walaupu di bibir tak bersuara, tetapi di dalam hati menjerit melengking minta pertolongan, bersuara di dalam hati bagaikan berteriak keras di dalam gedung beton yang tertutup yang suaranya tidak kedengaran keluar.

“Ya Allah, aku bertobat kepada Engkau. Bukan perintah-Mu yang aku laksanakan dengan baik, malah apa yang Engkau larang yang aku lakukan. Bukan kenikmatan lahiriah dan batiniah yang aku rasakan, malah aku sering mengeluh dan merasa kurang pada diriku.
Bukan semangat berjuang, beribadah, dan beramal saleh yang aku miliki, malah kemalasan seperti orang yang tidak bertuhan saja.” Betapa banyak karunia Allah yang diberikan kepadaku, malah aku egois tanpa mau membaca Al-Qur’an padahal waktu sangat banyak untuk melakukannya.

Waktu adalah uang, begitu menurut sebagian orang yang tergila-gila dengan uang tersebut. Fokusnya adalah uang dan uang, walaupun mereka alasannya uang berlandaskan ibadah. Dalam urutan prioritas menurut pendapat tersebut berarti uang yang lebih diprioritaskan.

Kalimat “waktu adalah uang pertama datangnya dari orang luar Islam, dipakai oleh sebagian orang Islam. Aku bukan tidak baik ungkapan tersebut, tetapi alangkah lebih baik lagi apabila diubah menjadi “ Waktu adalah ibadah.” Dengan kata kunci “ibadah” berarti menunjukkan ibadahlah yang menjadi prioritasnya.

Setiap mengisi waktu, aku teringat bahwa ibadahlah yang lebih diutamakan. Semakin kuat orientasi waktu diisi dengan ibadah, hal lain mengikutinya dengan baik. Termasuk uang, jabatan, kehormatan, derajat, dan bebagai hal kebaikan akan mengikuti apabila aku kuat dalam pelaksanaan ibadah dan tentu ibadah beriringan dengan amal saleh.

Antara ibadah dan uang (bekerja) harus lebih kita prioritaskan salah satunya, yaitu prioritasnya pada ibadah. Antara mengajar atau mendidik bagi seorang guru dengan beribadah tentu beribadah lebih diprioritaskan, bukan mengajar dan mendidiknya. Mengapa? Dengan ibadah yang sebenar-benarnya semua hal akan terbawa bagaikan magnet besar bisa menarik benda logam yang lebih ringan dari padanya.
Antara melakukan salat ataukah melakukan membaca buku? Melakukan salat harus menjadi prioritas terbukti pengalaman orang-orang sukses lahiriah dan batiniahnya cepat mencapai tujuannya karena mereka lebih mengutamakan salat. Terkadang aku lebih banyak mengikuti dorongan nafsu daripada mengikuti dorongan naluri keagamaan yang benar. Namun sedikitnya setiap lupa aku tersentak untuk membelok lagi ke masalah ibadah yang menjadi prioritas utama.

Apabila ibadah dan amal saleh aku telah banyak dilakukan, maka segala hal akan spontan mengikutinya dengan penuh kesetiaan. Antara minta surge atau minta disayangi Allah? Yang menjadi prioritas adalah minta dicintai Allah. Mengapa Allah lebih diprioritaskan daripada surga? Surga merupakan ciptaan-Nya, sedangkan Allah adalah pencipta alam berserta isinya termasuk penciptaan surga dan neraka.

Apakah Anda mendahulukan minta rizki, kedudukan, dan derajat ataukah minta disayangi Allah? Aku lebih memprioritaskan minta dicintai Allah daripada minta yang lainnya terlebih dahulu. Itulah setinggi-tingginya perasaan tauhid kepada Allah. Bukan aku menganggap tidak perlu meminta kebaikan kepada Allah, tetapi aku maksudkan aku harus terlebih dahulu meminta sesuatu terserah kepada yang memberinya. Meminta dekat, mesra, dan disenangi oleh Sang Pencipta atas segalanya.
Baca Selengkapnya~~ >>