Menulis Sepanjang Hayat
Senin, 10 September 2012
GURU POWERFUL GURU MASA DEPAN
Pendidikan
Tentang Pendidikan
Jumat, 26 Juni 2009
Guru Powerfull Guru Masa Depan
FORMAT PENGAJUAN RESENSI BUKU
Judul Buku : GURU POWERFUL GURU MASA DEPAN
Kunci Sukses Menjadi Guru Efektif
Pengarang : DR. H. Arief Rachman, M. Pd.
Penerbit : Kolbu
Tahun Terbit : 2006
Tempat Terbit : Bandung
Jumlah hal : 152
Nama : Kiki Muhamad Zainul Kirom
NPM : 41182911080003
Email : muzaki_k@yahoo.com
A. PERAN DAN FUNGSI GURU
1. Pengertian Guru Efektif
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya dan dimaknai sebagai tugas profesi. Untuk menjadi guru seseorang harus memenuhi persyaratan profesi. Tidak semua orang bisa menjadi guru.
Dalam pandangan Moh. Uzer Usman (1992;4), guru merupakan profesi, jabatan, dan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Menurutnya, jenis pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan, meskipun kenyataannya masih ditemukan guru yangh berasal dari luar bidang kependidikan. Dalam melaksanaakan tugasnya ini, guru yang ucapan dan tingkah lakunya tidak dapat digugu dan ditiru, tiodak akan dapat memerankan tugasnya dengan baik. Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya mengajar, mendidik, dan melatih peserta didik, serta memenuhi kompetensi sebagai orang yang patut digugu dan ditiru dalam ucapan dan tingkah lakunya.
Menurut Michael Marland (1990: 13-14), seorang guru dapat dikatakan efektif apabila ia memiliki sikap penuh perhatian dan pantang menyerah, penjelasannya mudah di pahami, serat mampu mengelola kelas dengan baik. Clara R. Pudji Jogyanti (1988: 62) berpendapat bahwa efektif adalah guru yang dapat meningkatkan seluruh kemampuan siswa ke arah yang lebih positif melalui pengajarannya. Penulis sendiri berpandangan bahwa guru efektif, adalah guru yang ammpu mendayagunakan (empowering) segala potensiyang ada dalam dirinya dan di luar dirinya untuk mencapai tujuan pemelajaran.
Untuk menjadi seorang guru efektif, kita dituntut selalu mawas diri dan terus melakukan perbaikan-perbaikan kompetensi. Oleh sebab itu, untuk menjadi guru efektif perlu waktu, usaha, dan kerja keras yang diiringi dengan tekad yang kuat dan semangat pembaruan. Tanpa itu semua, kita tidakakan pernah menjadi guru efektif.
2. Konsep Diri Guru
Menurut Clara R. Pudji Jogyanti(1988), individu yang mempunyai konsep diri negative akan menunjukan tingkat kecemasan yang tinggi, perasa, menolak diri, merasa tidak berharga, dan sulit berhubungan dengan orang lain. Seorang individu yang mempunyai konsep diri negative, secara umum menunjukan penyesuaian emosi dan sosial yang buruk. Hal ini menimbulkan asumsi yang cukup masuk akal bahwa seorang guru yang mempumnyai konsep diri negate akan mengalami kesulitan emosi dan sosial dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Bahkan, mereka akan tampak sebagai guru yang tidak mempunyai kemampuan.
Konsep diri positif maksudnaya adalah sikap dan pandangfan guru terhadap seluruh keadaan dirinya secara positif. Konsep diri positif ini akan memengaruhi tingkah laku guru sehario-hari yang akan tercermin dalam prilaku mengajarnya.
Seorang guru yang memiliki pandangan negative terhadap dirinya akan tergambar dalam prilaku mengajarnya. Ia tidak percaya diri, minder, sering marah-marah, dan tidak sabar dalam menghadapi peserta didiknya. Bahkan, apabila sikap ini tidak diubah, guru tidak akan berani masuk ke dalam kelas karena ia tidak akan efektif dalam melaksanaakan tugasnya.
Sebaliknya, seorang guru yang berpandangan positif terhadap dirinya dan para siswanya, akan menunjukan sikap dan prilaku yang positif pula. Ia tampil prima, penuh rasa percaya diri, menghargai siswa, dan bisa mengendalikan peserta didik dalam proses pemelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Hal-hal yang menjadi factor pendukung dalam menciptakan situasi belajar yang kondusif, antara lain:
a) Luwes dalam pemelajaran
b) Empati dan peka terhadap kebutuhan siswa
c) Mampu mengajar sesuai dengan selera siswa
d) Mau dan mampu memberikan keteguhan (reinforcement)
e) Mau dan mampu memberikan kemudakan, kehangatan, dan tidak kaku dalam proses pemelajaran
f) Mampu menyesuaikan emosi, percaya diri, dan riang dalam proses pemelajaran
Dengan demikian, konsep diri positif guru merupakan modal ruhaniah gbagi seorang guruuntuk menjadikan dirinya efektif dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar, pendidik, dan pelatih siswa. Oleh sebab itu, setiap guru hendaknya memahami dan menyadari hal ini.
3. Kepribadian Guru
Berperan sebagai guru memerlukan kepribadian yang unik. Disatu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukan pengertian, memberikan kepercayaan, dan menciptakan suasana aman. Akan tetapi, dilain pihak, guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk mencapai tujuan, mengadakan koreksi, menegur, dan menilai.
Sebelum proses belajar mengajr dimuali, guru dituntut sudah memiliki kemampuan da kerelaan untuk memaklumi alam pikiran dan perasaan siswa. Guru harus bersedia pula menerima siswa apa adanya. Di sisi lain, guru harus mendekati siswa secara kritis karena siswa tidak bisa dibiarkan dalam keadaannya sekarang. (W.S. Winkel, 1991: 110).
Dengan perkataan lain, seorang guru harus mampu berperan ganda. Peran ganda ini dapat diwujudkan secara berlainan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Pada waktu tertentu, guru berperan sebagai sosok yang menyayangi siswanya, di waktu lain guru berperan sebagai pemberi hukuman, penasihat, penghalang, pendorong, konsultan, juga peran-peran lain sesuai dengan tuntutan keadaan siswa.
4. Tugas dan Peran Guru
Semua guru mata pelajaran memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu bertanggung jawab melaksanakan tugasnmya secara terintegrasi mengajar, mendidik, dan melatih.
Untuk melaksanakan ketiga tugas pokok tersebut, seoang guru dituntut mempunyai beberapa kemampuan sebagai berrikut:
a) Berwawasan luas, menguasai bidang ilmunya, dan mampu mentransfer atau menerangkan kembali kepada siswa.
b) Mempunyai sikap dan tingkah laku (kepribadian) yang patut diteladani sesuai dengan nilai-nilai kehidupan (values) yang diannut masyarakat dan bangsa .
c) Memiliki keterampilan sesuai dengan bidang ilmu yang dimilikinya.
Dalam melaksanakan tugasnya, guru memiliki beberapa peran. Sebagaimana dikatakan oleh Adam dan Decey dalam bukunya ‘Basic Prinsples of Student Teaching’ yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman (1992).
a) Peran guru sebagai demonstrator
Guru adalah seorang pengajar dari bidang ilmu yang ia kuasainya. Oleh karena itu, agar dapat melaksanakan perannya dengan baik, seorang guru harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, senantiasa meningkatkan penguasaannya terhadap ilmu yang sesuai dengan bidangnya, terampil dalam penguasaan kurikulum, menjabarkannya dalam tujuan operasional, serta mampu menggunakan metodologi dan sarana pemelajaran secara optimal.
b) Peran guru sebagai pengelola kelas
Guru harus mampu menciptakan suasana atau kondisi belajar di kelas, merangsang siswa untuk aktif dalam proses pemelajaran, terampil mengendalikan suasana kelas agar tetap hangat, aman, menarik, dan kondusif.
c) Peran guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator, guru dituntut harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan sebagai alat komunikasi dalam pemelajaran. Sebagai fasilitator, guru hendaknya harus mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna dan menunjang tercapainya tujuan dalam proses belajar-mengajar.
d) Peran guru sebagai evaluator
Guru dituntut mampu melakukan proses evaluasi, baik untuk mengetahui keberhasilan dirinya dalam melaksanakan pemelajaran (feed back), maupun untuk menilai hasil belajar siswa.
5. Fungsi Guru
a) Guru sebagai pendidik
Sebagai pendidik, guru harus memberikan inspirasi atau semangat kapada para siswa tanpa memandang tingkat kemampuan intelektual atu tingkat motivasi belajarnya, membetulkan sikap dan tindakan siswa yang tidak sesuai dengan tuntunan kehidupan manusia, menciptakan suasana kelas yang memungkinkan untuk belajar-mengajar.
b) Guru sebagai didaktikus
Dalam menjalankan tugasnya sebagai didaktikus, seorang guru harus memiliki keterampilan sebagai berikut:
· Jelas dalam menerangkan dan memberikan tugas.
· Bervariasi dalam menggunakan prosedur didaktik.
· Cara bekerjanya sistematik.
· Mampu menanggapi pertanyaan dan gagasan siswa secar positif.
· Memberikan umpan balik yang informative tentang kemajuan siswa. (hal 7-24)
B. TUGAS POKOK GURU DALAM PEMELAJARAN
1. Merencanakan Kegiatan Pemelajaran
Seorang guru harus mempunyai perencanaan pemelajaran yang berfungsi sebagai alat untuk mempermudah dalam melaksanakan tugas selanjtunya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam membuat perencanaan pemelajaran, di antaranya:
a) Menghadirkan siswa dalam perencanaan pemelajaran
b) Cermat dalam memahami tuntutan kurikulum khususnya Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
c) Cermat dalam membuat langkah-langkah (scenario) kegiatan belajar mengajar
d) Cermat dan tepat dalam memilih metodologi dan media pemelajaran
e) Cermat dalam menetapkan tujuan pemelajaran
f) Cermat dan tepat dalam memperhitungkan waktu
g) Cermat dan tepat dalam memilih alat evaluasi(26-28)
2. Melaksanakan Kegiatan Pemelajaran
Dalam melaksanakan kegiatan pemelajarannya, seorang guru harus bener-benar siap materi, siap mental, siap metodologi, siap media, dan siap strategi pemelajaran. Tugas guru adalah mengoptimalkan bakat dan minat serta kemampuan para siswa. Untuk itu, diperlukan seni didaktik. Guru juga harus pandai menggunakan teknologi pemelajaran sehingga menarik bagi para siswa.
3. Mengevaluasi Hasil Pemelajaran
Kegiatan evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan umpan balik (feed back) atas kegiatan pemelajaran yang telah dilakukan. Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi, seorang guru harus memerhatikan tujuan pemelajaran yang telahditetapkan, memerhatikan soal-soal evaluasi yang digunakan.
4. Menindaklanjuti Hasil Pemelajaran
Setelah melakukan evaluasi belajar, ada siswa yang mencapai ketuntasan belajar, ada pula yang beklum mencapai ketuntasan belajar. Untuk itu guru harus melakukan perbaikan dan pengayaan. Perbaikan dilakukan bagi siswa yang mengalami keterlambatan dalam belajar, dan pengayaan dilakukan untuk siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar tetapi dipandang perlu untuk meningkatkan kemampuannya.
5. Melakukan Bimbingan dan Konseling
Guru harus mampu memerankan dirinya sebagai konselor terhadap siswa yang mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan belajar, dan psikologis yang tidak stabil, guru dituntut memiliki kemampuan sebagai konselor. Ia harus mapu menggunakan seni berkomunikasi empati, sabar, dan telaten dalam menguraikan persoalan yang dialami siswa. Guru juga harus pandai dalam mengarahkan siswa untuk dapat menemukan permasalahannyadan menemukan jalan pemecahan oleh siswa sendiri.(hal 25-34)
C. MENCIPTAKAN SUASANA BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar menentukan kesuksesan guru dan sekolah dalam melaksanakan pendidikan. Oleh sebab itu guru yang berhasil akan memerhatikan efektifitas kegiatan belajar mengajar di sekolahnya, khususnya di dalam kelas. Efektifitas pemelajaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya, tetapi harus diupayakan oleh guru melalui upaya penciptaan kondisi belajar mengajar yang kondusif.
1. Membangun Motivasi Siswa
Motifasi adalah keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Motifasi terdiri dari dua macam, yaitu motifasi internal dan motifasi eksternal. Motifasi internal adalah motifasi yang datang dari dalam diri individu yang pada dasarnya didorong oleh kebutuhan, sedangkan motifasi internal adalah motifasi yang timbul akibat adanya dorongan dari luar individu atau pengaruh dari lingkungan. Sebagai motifator, ada beberapa hal yang dapat guru lakukan untuk memotifasi eksternal siswa untuk belajar.
a) Menciptakan persaingan (kompetensi)
Pada dasarnya, setiap individu menginginkan dirinya lebih unggul dari orang lain. Oleh karena itu seorang guru harus mampu menciptakan persaingan yang sehat di antara para siswa di dalam kelas, bisa dilakukan dengan cara memberikan reward atu hadiah kepada siswa yang memiliki prestasi yang unggul. Reward ini bisa berbentuk fisik maupun ruhaniyah, seperti pemberian nilai lebih untuk siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh, kepercayaan, pujian, dan hadiah-hadiah tertentu.
b) Menciptakan tujuan antara atau target (pace making)
Pada umumnya, manusia akan terdorong motifasnya apabila ia ditantang untuk mencapai tujuan atau target tertentu (tujuan antara). Oleh karena itu, guru harus membuat target-target atau tujuan-tujuan tertentu yang harus dicapai oleh siswa. Target-target yang ingin dicapai hendaknya harus realistis, menantang, berbatas waktu, spesifik, dan terukur.
c) Memberikan kesempatan untuk berhasil
Guru efektif akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswanya untuk mencapai keberhasilan yang ditopang oleh bimbingan guru. Keberhasilan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan, dan membangkitkan rasa percaya diri.
d) Mengadakan penilaian
Siswa akan cenderung trpacu motivasi belajarnya apabila ia mengetahui bahwa tes akan dilakukan. Seorang guru harus memilki prinsip_prinsip seprti penilaian dilakukan dengan alat yang valid dan reliable, objektif, jujur, dan bermakna, lakukan tindak lanjut terhadap hasil penilaian, hindari penilaian dengan menggunakan senang tidak senang, berikan reward yang proporsional kepada siswa yang mendapat nilai bagus (tinggi).
e) Menghargai siswa
Manusia cenderung termotifasi untuk meakukan sesuatu apabila dihargai, dihormati, dan diakui. Agar siswa merasa dihargai oleh guru maka mereka harus diperlakukan sebagai berikut:
· Memberikan pujian dan penghargaan terhadap mereka sekecil apa pun.
· Memerhatikan dan menaggapi gagasan, pikiran, pertanyaan, dan pendapat siswa dengan tulus.
· Mengenali nama-nama siswa dan kelebihan mereka untuk kepentingan pemelajaran.
· Mau mengerti dan memahami kebutuhan siswa dalam pemelajaran.
· Menghargai hasil pekerjaan siswa.
· Tidak menghina, menghardik, atau mencela di depan umum (teman-temannya).
· Meluruskan siswa yang melakukan pelanggaran etika atau norma dengan cara-cara yang manusiawi(humanistic).
· Berkata dan bersikap sopan, ramah, dan penuh kasih saying kepada setiap siswa.
· Tempatkan siswa sebagai “orang penting”. Dengan caraini kita akan melayani siswa secar optimal.
· Berlaku adil dalam perlakuan, penilaian, dan sikap terhadap siswa.
2. Melibatkan Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar
Suasana belajar mengajar tidak efektif apabila pola komunikasi yang terjadi hanya searah, yakni dari guru kepadasiswa. Menurut pandangan modern, efektifitas pemelajaran sangat ditentukan oleh pola komunikasi multitrafic (multitrafic communication). Pola komunikasi multitrafic memungkinkan aktifitas pemelajaran tidak hanya guru sebagai pembicara, akan tetapi terjadi aktifitas yang merata guru maupun siswa sama-sama aktif berfikir dan bekerja.
3. Pandai Menarik Minat dan Perhatian Siswa
Menarik minat dan perhatian siswa untuk belajar merupakan salah satu upaya guru dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif. Tinggi rendahnya minat dan perhatian siswa akan mempengaruhi hasil yang diperoleh.
Faktor-faktor penyebab rendahnya minat dan perhatian siswa:
a) Proses pemelajaran monoton atau tidak dimengerti siswa
b) Guru tidak siap dengan materi dan kemampuan didaktik
c) Kesehatan guru atau siswa terganggu
d) Suasana kelas ramai atau tidak terkendali
e) Siswa merasa tidak dihargai
f) Suasana kelas atau pemelajaran menegangkan
Hal-hal yang akan membantu guru untuk menarik minat dan perhatian siswa dalam belajar:
a) Tampil dengan prima pada saat memulai proses pemelajaran
b) Variasikan penggunaan metode dan media pemelajaran
c) Kuasai materi pemelajaran dengan keterampilan didaktik
d) Selingi proses pemelajaran dengan humor yang terkendali
e) Sesuaikan proses pemelajaran dengan kondisi dan kapasitas kemampuan siswa
f) Ciptakan suasana kelas aman, tertib hangat, dan terkendali
g) Hargai setiap siswa sebagai manusia yang utuh
h) Ciptakan suasana pemelajaran yang serius, tetapi santai
i) Ajaklah para siswa untuk menata ruangan kelas sehingga menarik minat dan perhatian mereka untuk belajar
j) Berikan penekanan pada materi-materi tertentu dengan komunikasi yang baik
k) Libatkan seluruh indera dan perasaan siswa dalam proses pemelajaran
l) Pujilah siswa bila menunjukan prestasi sekecil apa pun
m) Pahami kebutuhan siswa dan penuhi kebutuhan siswa.(hal 35-52)
D. KEBIASAAN BURUK GURU YANG MENGHAMBAT EFEKTIVITAS PEMELAJARAN
Para siswa tidak hanya belajar dari apa yang dikatakan guru, mereka juga belajar dari totalitas kepribadian gurunya. Oleh karena itu, konsep diri yang positif akan membuat guru terhindar dari kebiasaan buruk yang menghambat efektifitas pemelajaran, karena kebiasaan buruk ini akan mempengaruhi kualitas belajar mengajar.
Beberapa ciri kepribadian buruk guru yang kerap kita temukan di sekolah adalah sebagai berikut:
1. Sering Meninggalkan Kelas
Kelas merupakan tempat seorang guru melakukan tugasnya sebagai pengajar, pendidik, dan pelatih, serta di kelas pula guru melakukan aktifitas belajar. Pada dasarnya, seorang guru adalah pengegembala di dalam lingkungan kelas. Apabila penggembalanya tidak ada di tempat, biasanya “gembalanya” akan liar dan tidak terkendali. Hal ini akan mengakibatkan siswa tidak belajar, sehingga akan meimbulkan kekacauan di lingkungan sekolah, dan pemelajaran menjadi tidak efektif. Guru yang sering meninggalkan kelas akan mengalami kesulitan dalam menciptakan efektifitas pemelajaran. Kualitas prestiwa yang sering ditinggalkan guru akan menurun, karena mereka sering tidak belajar.
2. Tidak menghargai siswa
Seorang guru efektif akan sangat menghargai siswanya. Ia akan memperlakukan siswanya sebagai orang yang memiliki harga diri dan kehormatan. Apabila seorang guru bisa menghargai siswanya, maka mereka pun akan menghargai seorang gurunya.
Menghormati siswa bukan berarti bersikap permissive atau serba boleh. Hanya karena takut menyinggung mereka, siswa kita biarkan melakukan apapun yang mereka kehendaki. Kita boleh memarahi siswa, jika memang pantas mendapatkannya. Akan tetapi, dengan kemarahan itu, kita harus proporsional dan tetap menghargai siswa.
3. Kurang persiapan dalam pemelajaran
Guru adalah seorang administrator yang mempunyaitugas melakukan perencanaan sebelum melaksanaka proses pemelajaran Perencanaan tersebut berguna supaya dalam proses pemelajaran tidak menimbulkan kejenuhan di depan kelas karena tidak menguasi bahan pelajaran dan metodologi penyampaiannya. Kurangnya persiapan akan mengakibatkan kesulitan dalam mengendalikan kelas, tidak bisa mengontrol efektifitas pemelajaran.
4. Pilih kasih terhadap siswa.
Salah satu hal yang kerap dikeluhkan siswa adalah perlakuan guru yang tidak adil (pilih kasih). Sikap dan tindakan pilih kasih dalam perhatian dan penilaian merupakan tindakan yang bisa membuat siswa menjadi kecewa. Akibatnya, mereka pasif, kurang menghormati guru, dan tidak dapat berkonsentrasi belajar, dan di dalam kelas mereka tidak merasa nyaman karena merasa diabaikan atau diantrikan.
5. Menyuruh siswa menulis di papan tulis
Kebiasaan menyuruh siswa mencatat di papan tulis menciptakan suasana pemelajaran tidak efektif. Banyak waktu terbuang. Kita atau gurunya sendiri menjadi malas dan siswa yang kita suruh harus menanggung beban ganda, yakni mencatat untuk teman- temannya dan mencatat untuk dirinya.
6. Tidak disiplin
Pada dasarnya, setiap siswa merindukan guru disiplin mereka mengharapkan guru yang selalu bersikap disiplin, baik dalam menggunakan waktu, mel;aksanakan pemelajaran, cara berpakaian guru, maupun hal-hal lainnya. Sikap tidak disipil guru akan mengakibatkan seorang siswa tidak akan menaruh rasa hormat, program pemelajaran tidak tersusun dengan baik, dan akan membawa pengaruh buruk terhadap kemampuan melakukan pemelajaran, sehingga proses pemelajaran tidak mencapai sasaran.
7. Kurang memperhatikan siswa
Apabila dalam mengajar tidak memerahtikan siswa, akan mengakibatkan suasana kelas menjadi kacau, tidak terkendali dan tidak akan mencapai sasaran pendidikan. Guru efektif adalah guru yang melibatkan siswanya sebagai subjek sekaligus objek pemelajaran.
Guru efektif sangat memerhatikan siswanya, baik itu berupa kelebihan maupun kekurangan siswanya untuk tujuan pemelajaran. Bahkan, mereka selalu bersedia menjadi konselor untuk memecahkan persoalan- persoalan yang dihadapi siswanya.
8. Materialistis
Sikap seorang guru yang menjadikan tugasnya sebagai bagian bisnisnya, akan mengakibatkkan ketidak sukaan siswa terhadapnya, juga akan mengganggu proses pemelajaran, dan menhambat efektifitas pemelajaran guru. Sebaiknya seorang guru harus memberikan siswa untuk memilih apabila harus memiliki buku. Guru tidak boleh memaksakan kepada siswanya untuk memiliki buku sesuai dengan yang diperintahkan oleh guru.(hal 53-70)
E. PRIBADI GURU EFEKTIF
Seorang guru akan banyak mengahadapi persoalan. Guru efektif tidak akan dibelenggu oleh persoalan, tetapi ia akan selalu berupaya mengubah persoalan-persoalan menjadi tantangan dan peluang. Ia berupaya menjadi pengendali atas keadaan yang tidak menyenangkan, bukan dikendalikan oleh keadaan yang tidak menyenangkan.
1. Kebiasaan Guru Efektif
a) Berpikir pro-aktif
Manusia efektif adalah manusia yang pikirannya berorientasi pada peluang, bukan pada kesulitan. Apabila ia menghadapi kesulitan dalam hidupnya ia tidak terbelenggu dengan kesulitan it. Orang pro-aktif tidak berteriak gelap saat menhadapi suasana gelap, namun akan berupaya membuat suasana gelap menjadi terang, meskipun hanya dengan menyalakan sebuah lilin.
b) Memilki tujuan (visi dan misi) yang jelas.
Dalam dunia pendidikan, seorang guru efektif tampak dalam tujuannya (visi dan misinya). Guru efektif adalah guru yang tidak asal dalam mengajarnya. Ia mengemban visi dan misi, yaitu membangun masa depan bangsa dan Negara, serta umat manusia.
c) Pandai membuat dan menentukan skala prioritas
Manusia efektif bertindak dengan skala prioritas. Ia tidak asal bertindak. Tindakannya selalu diarahkan pada tujuan-tujuan yang jelas dan mulia. Prioritas utama bagi guru efektif adalah masa depan murid-muridnya, bukan kepentingan pribadi atau kelompoknya.
d) Berpikir menang-menang (win-win)
Dalam pola hubungan dan komunikasi, guru efektif berpikir menang-menang (win-win). Ia tidak memberikan dirinya dirugikan tetapi ia pun tidak mau merugikan orang lain.
e) Senang bekerja sama
Guru efektif memandang setiap manusia sebagai sosok yang memiliki potensi dan mapu memberdayakan potensi yang dimilikinya untuk meraih sukses dan dapat mengabdi kepada masyarakat di sekitarnya.
f) Memerhatikan orang lain
Guru efektif memberikan perhatian yang lebih terhadap siswa dan profesinya. Ia tidak mengedepankan tuntutan dirinya. Guru efektif memilih keyakinan bahwa bila ia memerhatikan siswa dan profesinya secara maksimal, ia akan mendapat perhatian yang sebanding. Guru efektif memiliki keyakinan yang kuat bahwa Tuhan tidak akan pernah menyia-nyiakan amal hamba-Nya, sekecil apapun amal yang ia berikan.
g) Selalu belajar sepanjang waktu
Guru efektif sangat memahami bahwa gergaji akan tetap tajam apabila terus diasah. Ia sadar bahwa belajar merupakan tuntutan mutlak agar pemikiran dan ilmunya tetap tajam.
2. Kepribadian Guru Efektif
Berdasarkan hasil kajian penulis, selain hal-hal yang sudah disebutkan tadi, seorang guru dikatakan efektif apabila ia memiliki dan menampilkan kepribadian sebagai berikut:
a) Memilki stabilitas emosi
Guru efektif yang memiliki stabilitas emosional akan berpenampilan tenang, objektif, proporsional, dan mudah hanyut dengan suasana yang memengaruhinya sehingga dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik.
b) Percaya diri (optimis)
Seorang guru efektif adalah seorang guru yang memiliki rasa percaya diri (optimis). Sikap ini sangat memengaruhi gairah dan semangat para siswa dalam belajar. Suasana kelas akan terasa menyenangkan, menggembirakan, dan kondusif untuk belajar bila gurunya optimis.
c) Memilki kesabaran
Kesabaran adalah kunci menggapai keberhasilan. Guru yang sabar dalam mendidik para siswa akan memetik buah dari kesabarannya. Guru yang sabar selalu mencari dan berupaya mengoptimalkan segala potensi yang ada untuk mengantarkan siswanya pada tujuan yang diharapkan. Untuk menumbuhkan sikap ini, seorang guru dituntut memiliki kekurangan dan kelebihan siswanya. Guru pun harus bisa memahami psikologi perkembangan, memiliki kemampuan didaktik yang baik, memiliki stabilitas emosional, dan mampu berpikir positif, baik terhadap dirinya, siswanya maupun terhadap keadaan yang terjadi.
d) Sederhana
Guru yang efektif adalah bukan guru yang berlebihan, tetapi guru efektif adalah guru yang sederhana, baik dalam penampilan, cara mengajar, maupun dalam tingkah lakunya. Guru yang sedeerhana akan mengajarkan materi pelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan siswanya. Ia akan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti, membuat contoh yang dapat dijangkau oleh pemikiran dan perhatian siswa, member tugas yang dapat dikerjakan siswa dan mudah memperoleh bahan-bahannya, serta mampu mengendalikan siswanya dengan cara-cara yang sederhana.
e) Tahu batas
Seorang guru yang baik adalah yang mengerti perasaan dan kebutuhan para siswanya, penuh pengertian, mampu menjadi teman, orang tua, dan tempat berbagi masalah, tetapi a tetap menjaga jarak dengan siswanya. Ia tahu batas antara kedekatan dengan siswanya dan posisinya sebagai guru.
Guru yang tahu batas memahami psikologi perkembangan. Ia tahu batas-batas tertentu dalam bergaul dengan siswa, dalam memberikan reward, hukuman, dan perhatian.
f) Adil
Guru yang memperlakukan siswanya dengan adil sangat disenangi, dihormati, dan dipercaya. Mereka adalah guru yang efektif.
g) Realistis
Guru yang efektif mengjar secara realistis. Ia sangat memerhatikan keadaan dan tingkat kemampuan siswanya. Ia tidak mengajarkan pelajaran yang terlalu tinggi atau rumit. Ia dapat menyederahanakan hal-hal yang kompleks, memberikan contoh yang konkret dalam pemelajaran, dan sebagainya.
h) Humoris
Untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang menggairahkan dan menyenangkan, seorang guru harus memiliki jiwa dan selera humor (humoris). Hunor yang dimaksud adalah humor yang edukatif, segar, etis, dan terkendali, bukan sembarang humor.
i) Berpenampilan tenang
Guru yang penampilannya tenang, dikagumi dan dihormati para siswa. Mereka menaruh kepercayaan yang tinggi kepada guru semacam ini. Dalam proses pemelajaran, kelas dapat dikendalikan dengan baik.
j) Antusias (bersemangat)
Proses pemelajaran akan menyenangkan dan menggairahkan apabial gurunya memiliki sikap antusias(bersemangat). Guru yang mengajar dengan antusias akan mendorong motivasi belajar siswa. Sebaliknya, guru yang mengajar tanpa antusias (loyo dan lesu) tidak dapat mendorong motivasi belajar siswa.
k) Menghargai peserta didik
Guru yang menghargai siswanya akan disenangi oleh mereka. Pengajarannya efektif karena siswa merasa dihargai dan dihormati sehingga mau terlibat dalam proses pemelajaran. Menghargai siswa bukan berarti anti melakukan hukuman (punishment). Menghargai berarti selalu menjaga kehormatan dan harga diri mereka, meskipun ia harus menjatuhkan hukuman.
l) Selalu mawas diri
Guru efektif selalu berupaya mawas diri, mengoreksi kekurangan-kekurangan dirinya, baik sebagai pribadi maupun dalam menjalankan tugasnya. Hal it dimaksudkan untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang dimiliki sehingga dari waktu ke waktu ia menjadi lebih baik.
m) Berpikir positif
Guru yang berpikir positif mempunyai keyakinan bahwa setiap siswa memiliki potensi yang bisa dikembangkan secara optimal. Oleh karena itu, ia akan sabar dalam membimbing siswa bagaimanapun keadaannya. Ia tidak cepat menyerah dan mengambil kesimpulan yang buruk.
n) Disiplin
Guru yang disiplin selalu melakukan persiapan sebelum proses pemelajaran, melakukan pemelajaran sesuai dengan perencanaan yang dibuat, dan juga melakukan upaya tindak lanjut.
o) Bertanggung jawab
Guru yang efektif adalah guru yang bertanggung jawab atas kemajuan para siswanya, bukan guru yang membiarkan siswanya tidak belajar.
p) Berwibawa
Sebagai pendidik, pengajar, dan pelatih, kewibawaan merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki. Siswa tidak akan menaati perintah gurunya, jika guru tidak mempunyai kewibawaan.
q) Perhatian terhadap siswa
Motivasi belajar siswa akan bangkit apabila ia cukup mendapat perhatian dari guru-gurunya. Siswa tidak memeroleh perhatian dari gurunya biasanya kurang termotivasi untuk belajar.
r) Selalu belajar
Guru yang selalu tampil segar dalam pemelajaran adalah guru yang wawasannya luas, penuh dengan ide-ide baru, dan menguasai materi pelajaran, selain criteria lainnya.
s) Membangun citra diri sehat para siswanya
Salah satu cirri kepribadian guru efektif adalah pandai membangun citra diri siswanya agar sehat. Citra diri yang sehat merupakan modal pendorong motivasi belajar siswa.
t) Berpenampilan menarik
Penampilan memegang peranan penting dalam menciptakan efektifitas pemelajaran. Guru yang tampil dengan kondisi tidak menyenangkan, tentu saja tidak akan efektif dalam proses pemelajaran. Oleh karena itu, guru efektif memerhatikan sisi penampilan ini.(71-94)
F. SENI MENGENDALIKAN SISWA
Mengendalikan siswa merupakan salah satu tugas pokok guru. Guru yang tidak mampu mengendalikan siswa, susah untuk mencapai efektifitas pemelajaran.
1. Membuat aturan
Salah satu cara mengendalikan kelas adalah membuat aturan. Kelas yang tidak memiliki aturan, siswanya tidak akan terkendali dan proses pemelajaran akan terganggu atau tidak efektif. Seorang guru memiliki wewenang untuk membuat aturan demi terciptanyaefektifitas pemelajaran. Aturan yang dibuat hendaknya harus secara tepat rupa sehingga jelas, spesifik, dan dapat dipahami siswa. Konsistensi dalam penegakkan aturan juga memegang peranan penting. Sebaik apapun aturan yang kita buat, jika tidak ditegakkan secara konsisten, tidak akan ampuh untuk mengendalikan prilaku siswa. Konsisten maksudnya adalah aturan selalu ditegakkan dalam segala keadaan dan kepada semua siswa.
2. Mengalihkan perhatian
Seorang guru efektif sangat memahami perkembangan perilaku siswanya. Ia mengetahui kegemaran, kelebihan, dan kekurangan siswanya. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan pegendalian terhadap perilaku mereka.
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan guru apabila “mengalihkan perhatian” menjadi pilihan dalam mengendalikan siswa.
Pertama, usahakan siswa tidak merasa tersinggung
Kedua, guru diharapkan mampu memberikan perhatian baru yang lebih menarik bagi siswa.
Ketiga, lakukan secara bervariasi
Keempat, guru harus peduli
3. Mengabaikan prilaku tertentu
Adakalanya siswa meenunjukan perilaku tertentu karenba alas an ketus, mengerutu, atau mengekspresikan kekeksalan dirinya. Perilaku tersebut sebaiknya kita abaikan. Dalam menyikapi perilaku tersebut, seorang guru hendaknya berhati-hati dan waspada. Jangan sampai anak yang memang membutuhkan perhatian diabaikan begitu saja.
4. Memberikan reward dan reinforcement
Perilaku manusia pada umumnya diarahkan oleh tujuan, cita-cita, dan harapannya. Jika seseorang bercita-cita ingin menjadi guru, sikap dan perilakunya akan diarahkan kepada cita-citanya itu. Seorang guru harus mampu mengarahkan dan mengendalikan siswa-siswinya dengan cara memberikan rangsangan berupa nilai plus satu pada nilai akhir atau hadiah (reward) dan meneguhkan perilaku yang dipandang baik dengan pujian (reinforcement).
Memberikan reward (hadiah) dan reinforcement (peneguhan) atas perilaku atau sikap siswa yang baik ini merupakan cara pengendalian perilaku siswa secara positif. Hal ini merupakan cara efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri mereka.
a) Cara memberikan reward (hadiah)
· Kaitkan reward dengan prilaku tertentu; Reward hanya akan efektif dan mengenai sasaran apabila dikaitkan langsung dengan perilaku tertentu.
· Berikan secepatnya; Reward akan efektif apabila diberikan segera setelah perilaku baik dikerjakan. Jangan memberikan reward. Reward yang ditunda-tunda tidak akan efektif
· Berikan reward dengan ikhlas; reward dalam segala bentuk hendaknya diberikan secara ikhlas. Pemberian reward yang tidak ikhlas akan terasa sebagai ejekan atau hinaan.
· Publikasikan di depan umum; reward yang diberikan secara pribadi, tidak di depan umum, bukan berarti tidak berguna, tetapi akan lebih baik lagi jika dipublikasikan di depan umum.
· Variasikan pemberiannya; memberikan reward hendaknya bervariasi, baik cara, bentuk, maupun jumlahnya. Reward yang dibeikan secara bervariasi akan terasa efektif daripada reward yang diberikan secara monoton, itu-itu saja.
b) Cara memberikan peneguhan (reinforcement)
Reinforcement akan efektif apabila dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah tertentu. Kaidah-kaidah yang dimaksud meliputi hal-hal berikut ini.
· Jujur; pemberian reinforcement haruslah dilakukan secara jujur, apa adanya. Tidak terlalu melebihkan-lebihkan atau mengurangi kenyataan.
· Ikhlas; reinforcement yang diberikan dengan sikap terpaksa akan menimbulkan rasa terhina pada diri siswa, oleh karena it pemberiannya harus secara ikhlas.
· Tepat waktu dan tepat sasaran; reward dan reinforcement hanya diberikan apabila siswa menunjukan sikap dan perilaku positif. Apabila siswa melakukan atau menunjukan perilaku negative (buruk), guru tidak boleh memberikan reward dan reinforcement.
5. Perintah dan larangan langsung
Siswa dapat dikendalikan oleh perintah dan larangan langsung yang dilakukan oleh guru. Perintah dan larangan itu harus efektif yaitu harus disertai dengan alasannya. Gaya dan cara memerintah serta melarang pun sangat berpengaruh. Jangan pernah melarang dan memerintahkan sesuatu di depan umum, kecuali perintah dan larangan yang umum sifatnya, seperti menyuruh menjawab soal dan larangan membuat keributan di dalam kelas yang memang sudah diatur. Selain itu perintah dan larangan harus jelas dan spesifik yaitu jangan memberi dengan ungkapan- ungkapan umum.
6. Pertanyaan
Untuk mengendalikan siswa dengan pertanyaan retoris ini, guru harus memiliki wibawa. Guru yang tidak berwibawa selayaknya menghindari mencoba caraini, sebab ia akan dilecehkan oleh jawaban murid-muridnya.
7. Isyarat
Mengendalikan siswa dengan syarat, membutuhkan kesabaran dari guru. Guru yang tidak sabar akan mengalami kesulitan dalam menggunakan cara ini. Mengendalikan siswa dengan isyarat mungkin cukup efektif karena banyak menyampaikan pesan tanpa harus mengeluarkan banyak energy.
8. Perjanjian
Perjanjian dalam tulisan tidak sama dengan perjanjian biasa atau perjanjian bisnis. Dalam perjanjian bisnis pihak yang berjanji lebih mementingkan dan memerhatiakan kepentingan sendiri. Perjanjian yang dimaksud adalah sebagai alat pengendalian siswa, perjanjian ini bertujuan untuk lebih menekankan kepada siswa agar perilaku mereka lebih terarah, lebih baik, dan lebih dewasa (bertanggung jawab). Dalam membuat perjanjian ini, tindakan yang harus dikerjakan dirumuskan secara realistis, demikian pula konsekuensinya harus sebanding.
9. Menantang
Perilaku anak atau siswa bisa pula diarahkan atau dikendalikan dengan cara “menantang” mereka. Tentu tantangan yang dimaksud adalah tantangan yang “bersahabat”, bukan tantangan yang keras atau membuat siswa takut.
10. Pengendalian secara fisik
Pengendalian ini dilakukan sebagai cara terakhir apabila segala teknik pengendalian siswa tetap tidak dapat dikendalikan lagi.pada saat menggunakan paksaan yang bersifat fisik, kita harus tetap tenang tetapi teguh. Kita harus menunjukan ketetapan hati bukan permusuhan. Apabila paksaan secara fisik ini menjadi alat untuk mengendaliakn siswa, guru harus mampu meredam emosi siswa dengan sikap tenang, masuk akal, dan hangat.(hal 95-120)
G. PRINSIP-PRINSIP MENJATUHKAN HUKUMAN (PUNISHMENT)
Meskipun zaman sudah maju, hukuman sebagai salah satu alat pengendali perilaku siswa masih relevan digunakan. Pada awal kemerdekaan hukuman mendominasi usaha pengendalian perilaku siswa di sekolah. Bagi kita yng hidup di zaman penjajahan atau di awal kemerdekaan, tentu tidak asing lagi dengan yang namanya “hukuman”.
1. Mengapa harus menjatuhkan hukuman?
Menurut para ahli pendidikan modern, khususnya yang berpegang pada pendekatan humanistic, hukuman sebaiknya tidak sering dilakukan. Mereka beranggapan bahwa hukuman yang sering dilakukan dapat menyebabkan anak atau siswa mengalami gangguan dalam pertumbuhan psikisnya. Dalam pandangan ini, hukuman hendaknya dilakukan sebagai langkah terakhir apabila cara-cara pengendalian lainnya dipandang tidak ampuh.
Guru yang bijaksana akan senantiasa mengendalikan sikap dan perilaku siswa dengan pendekatan positif. Hukuman yang diberikan tanpa memperhatikan kaidah-kaidah penjatuhan hukuman, dapat menyebabkan siswa kurang percaya diri, kreatifitasnya terhambat, perkembangan jiwanya terganggu, bahkan bisa mengakibatkan mereka bersikap kasar dan sadis terhadap orang lain. Hukuman sebagai salah satu alat pengendalian sikap dan perilaku tidak dapat digunakan untuk segala jenis pelanggaran dan untuk semua usia. Agar hukuman efektif sebagai alat pengendali siswa, maka pelaksanaannya harus dikombinasikan dengan reward dan reinforcement.
Terdapat dua tujuan memberikan hukuman, yakni tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendeknya adalah untuk menghentikan tingkah laku yang salah. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk mengajar dan mendorong siswa atau anak menghentikan sendiri tingkah laku mereka yang salah tersebut agar mereka dapat mengarahkan dirinya sendiri. (Dr. Charles Schaefer, 1994: 93).
Secara garis besar, ada tiga bentuk hukuman yang dapat diberikan, yaitu:
a) Membuat siswa melakukan perbuatan yang tidak menyenangakan (restitusi).
b) Mencabut kegemaran atau kesempatan anak yang dimiliki siswa (depriasi).
c) Menimpakan rasa sakit berbentuk kejiwaaan atau fisik terhadap siswa.
2. Pedoman dalam menjatuhkan hukuman
Dr. Charles Schaefer (1994) memberikan garis-garis pedoman dalam menjatuhkan hukuman, seperti berikut:
a) Jelas dan terang
Agar tidak terjadi salah pengertian dalam diri siswa mengapa ia dihukum, guru harus melakukan 3 hal yaitu:
· Menyebutkan kesalahan yang dilakukan.
· Menyebutkan aturan dan prinsip yang dilanggar.
· Menerangkan hukuman yang harus diterima (konsekuensi negatifnya).
b) Menunjukan alternative yang dapat diterima
Hukuman dimaksudkan untuk mengajar seorang siswa mengenai hal yang tidak boleh dan boleh dilakukan. Oleh sebab it, guru hendaknya menunjukan alternative yang dapat diterima.
d) Mencela tingkah laku, bukan mencela anak
Hukuman dimaksudkan untuk melatih tanggung jawab, bukan untuk menekan perasaan anak. Oleh sebab it, hukuman atau celaan hendaknya diarahkan pada tingkah lakunya yang salah, bukan kepada diri anaknya.
e) Konsisten
Hukuman yang dilakukan secara tidak konsisten selain tidak efektif bisa berbahaya bagi pertumbuhan jiwa anak dan wibawa guru. Oleh karea it, dalam menjatuhkan hukuman guru harus konsisten, yakni tetap menjalankan sikap it dengan tegas.
f) Kumpulkan semua fakta
Sebelum menghukum, kita hendaknya tenang, dengan tenang, dengan pikiran jernih dan objektif kita kumpulkan semua fakta yang berkaitan dengan masalah itu.
g) Melakukan secepatnya
Hukuman yang ditunda-tunda bisa menyebabkan anak melupakan kesalahannya atau kita lupa dengan peristiwa itu.
h) Melibatkan anak
Sebelum hukuman dijatuhkan, berikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan dan menilai sendiri kesalahannya. Jika memungkinkan, cobalah siswa menentukan hukumannya sendiri atas bimbingan kita.
i) Tenang dan objektif
Bersikap tenang dan objektif dalam menerangkan suatu hukuman kepada seorang anak didiknya. Semakin emosional dalam memberikan hukuman, akan semakin keras hukuman yang kita bebankan.
j) Adil
Supaya bisa bersikap adil dalam memberikan hukuman, sebaiknya guru harus mampu memperioleh data-data yang lengkap mengenai pelanggarang-pelanggarannya, dan harus menguasai psikologi perkembangan.
k) Hindari hukuman ganda
Dalam memberikan hukuman, guru harus memiliki catatan, jangan terjadi hukuman ganda. Artinya, seorang anak mendapat hukuman lebih dari sekali untuk kasus yang sama, baik oleh guru yang sama maupun oleh guru lainnya.
l) Lakukan secara pribadi
Jangan sekali-kali menjatuhkan hukuman di depan umum! Karena akan bisa menurunkan harga diri dan kehormatan anak di mata orang lain.
m) Layak
Hukuman yang layak adalah hukuman yang memiliki keseimbangan antara kesalahan yang dilakukan dan besar atau kerasnya hukuman.
n) Kehangatan
Kehangatan dalam menjatuhkan hukuman dapat melatih anak bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri secara ksatria. Seorang guru efektif akan selalu berhati-hati dalam mengendalikan siswa. Ia akan berupaya agar hukuman tidak dijadikannya sebagai kebiasaan dalam mengendalikan perilaku siswa. Hukuman merupakan jalan terakhir apabila cara-cara lain sudah ditempuh lagi.(121-132)
H. BEBERAPA KEBIASAAN BAIK GURU
Salah satu kebiasaan baik guru adalah mampu menjaga jarak dan berlaku adil terhadap para siswanya. Untuk menghindari anggapan guru bersikap pilih kasih, guru hendaknyamembuka diri untuk membimbing secara individual kepada semua siswa tanpa terkecuali.
1. Saat memasuki dan meninggalkan ruang kelas
Untuk menciptakan ketertiban suasana belajar, hendaknya sebelum memulai pelajaran dan masuk ke dalam kelas, guru harus membiasakan siswanya berbaris di depan kelas dengan rapi. Kemudian , guru memeriksa kuku dan gigi serta pakaian mereka. Siswa yang dalam keadaan bersih dan rapi diizinkan memasuki ruangan. Dan pada saat jam pelajaran selesai, sebaiknya guru mempersilakan terlebih dahulu kepada siswa untuk meninggalkan kelas, baru setelah itu guru.
2. Suka membagi fase pemelajaran
Pembagian fase pemelajaran berguna untuk menangglangi rasa jenuh para siswa apabila belajar dalam waktu yang relative panjang. Guru harus menerapkan metode dan media pemelajaran yang bervariasi. Untuk memudahkan pembagian waktu pemelajaran, ada tiga yang bisa digunakan, yaitu fase penanaman konsep, fase pemantapan konsep, dan fase evaluasi.
3. Membuat catatan tugas dan anekdot
Guru efektif biasanya membuat catatan-catatan tugas. Selain itu untuk mengetahui hal-hal kejadian aneh pada saat proses pemelajaran berlangsung di kelas, guru membuat catatan anekdot. Catatan ini berguna untuk merekam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam pemelajaran.
4. Berupaya menghapal nama siswa
Kebiasaan hapal terhadap nama siswa merupakan tuntutan guru untuk menciptakan suasana terkendali. Siswa lebih mudah dikendalikan atau dipanggil dengan namanya, bukam dengan sebutan yang lainnya.
5. Suka memberikan bantuan secara individual
Bantuan secara individual yang dilakukan secara hangat, sangat mendorong siswa meras dihargai, diakui, ditolong, dan diperhatikan dengan batasan harus tetap jaga jarak, dan berlaku adil.
6. Suka memberikan nasihat
Memberikan nasihat merupakan salah satu kebiasaan baik, yang bisa berupa pesan moral atau akhlak, masalah kepribadian, hubungan sosial, dan kehidupan. Akan tetapi nasihat ini tidak boleh terkesan mendoktrin atau mencecoki mereka.
7. Memberikan kjesempatan berdialog atau berkonsultasi
Sebagai konselor, guru harus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk berdialog atau berkonsultasi. Dalam hal ini, seorang guruharus dipercaya oleh siswa, pandai menjaga rahasia, hangat dan menghormati mereka.
8. Tepat waktu
Guru yang dicintai siswa adalah guru yang tepat waktu. Dating, istirahat, dan pulang tepat pada waktunya. Tidak menggeser jam pelajaran karena kepentingan-kepentingan lainnya.
Kebiasaan tepat waktu ini juga dilakukan dalam memberikan hasil tes atau tugas. Siswa akan senang apabila hasil tes atu tugas dikembalikan tepat pada waktunya. Siswa dapat menilai dirinya sendiri dan memperbaiki dirinya.(133-142)
About Me

- Jajang Suhendi
- Seorang guru SD, 50 tahunan. Saat ini, bercita-cita pensiun dan berniat mengisi kesehariannya dengan menulis. Kontak 085883936196
Arsip Tulisan
-
▼
2012
(390)
-
▼
September
(105)
- Motivasi Menulis
- Mengapa banyak orang merasa berat dalam menulis?
- Menulis itu GAMPANG, Tapi ADA CARANYA
- Motivasi Menulis …
- Indahnya Ketabahan Hati
- MUTIARA HATI, BAHAN RENUNGAN
- ” BANGKITLAH! SETIAP ORANG PASTI PERNAH GAGAL, YAN...
- MENJADI ORANG TABAH
- PERAN DAN FUNGSI GURU
- LAKI-LAKI MUSLIM SEJATI ADALAH YANG MENEGAKKAN SHO...
- HARUS PUNYA TUJUAN
- DEMI KEMENANGAN & KEMURAHANKU
- SIMBOL DAN LAMBANG
- Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu
- Kiat Produktif Menulis dalam Keterbatasan Waktu
- PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH
- 18 Karakter Yang Harus di Miliki Siswa dalam Pendi...
- Tanggung Jawab Guru Bukan Hanya Mengajar
- HARUS BERANI BERUBAH Oleh: Jajang Suhendi
- KARYA TULIS ILMIAH GURU, AKHMAD SUDRAJAT
- Mengikat Makna Update: Membaca dan Menulis yang Me...
- MENJADI GURU PENULIS
- MENYULAP IDE MENJADI TULISAN UTUH By Fadly Muin on...
- PEMBELAJARAN ATAU PELAJARAN YANG BENAR?
- (Sebenarnya) Penulis Adalah Guru
- TIPS MEMBACA CEPAT
- YUK JADI GURU YANG KREATIF DAN PRODUKTIF
- TULISAN PENDEK Oleh: Jajang Suhendi
- SISWA MALAS MEMBACA, JANGAN SALAHKAN DIA
- PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU
- MOTIVASI MENULIS BAGIKU
- Mengikat Makna Update: Membaca dan Menulis yang Me...
- Lewat Buku Harian Menggali Potensi Diri Sumber: ht...
- IRONIS, GURU PENULIS BUKU, ANGGAP MUTU BUKU PELAJA...
- CARA MUDAH MENJADI GURU PENULIS
- 5 Tips Mencegah ‘Nggak Mood’ Menulis
- Bagaimana Caranya Menulis Setiap Hari?
- Tolak Alay! (Pakai Bahasa Indonesia) menuliskalima...
- Trick Mendapat Inspirasi Menulis Di Blog Setiap Saat
- Robert Kiyosaki
- Menulis di Blog Bisa Bikin Kaya, Percayakah Anda? ...
- Merdekakan Diri Sendiri dan Orang Lain
- Financial Revolution
- Kaya Financial juga Kaya Spiritual
- BEGAWAN PENULIS
- [Tips Kontes Blog] Luruskan Niat, Berusaha, Lalu P...
- KAJIAN, TULISAN DAN TUHAN
- Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis
- MENULIS ITU MEMBERI PENGHARAPAN
- MENULIS DARI HAL-HAL KECIL
- SELF PUBLISHING: KUAT POSITIONING, JITU DI MARKETING
- AKU HARUS BISA MENULIS, MALAM INI !!!!
- SATU BUKU SEBELU MATI
- DENGAN MENULIS AKU BELAJAR
- MENULISLAH ……..
- MENULIS LAGI DAN LAGI (CATATAN TIGA PULUH HARI)
- APA SIH GUNANYA MENULIS?
- UNTUK APA MENULIS?
- Tiga Hal Pendukung Perubahan Diri Ketika Terpuruk ...
- Melakukan Perubahan Diri
- Formula Rahasia Berpikir Positif dr. Nasir on 6 Ma...
- Impian Sejati dr. Nasir on 23 July 2009
- What You Believe is What You Get dr. Nasir on 21 A...
- Belajar Kehidupan dari Sang Elang dr. Nasir on 16 ...
- Tips mengubah Diri – Change DNA dr. Nasir on 31 Ma...
- Tips Life Skill : The Art of Giving dr. Nasir
- 21 Rahasia Kesuksesan Finansial – Brian Tracy
- Sikap Positif dan Fokus pada Kelebihan
- 3 Cara Ampuh Menuju Sukses
- Perubahan Diri dan Perubahan Hidup
- Belajar Menghargai Proses Perubahan Diri Sendiri
- Melakukan Perubahan Diri Sebelum Sakratul Maut Datang
- Kemampuan Menulis Guru Lemah? PDF Print E-mail ...
- Guru Wajib Punya Kemampuan Menulis
- GURU POWERFUL GURU MASA DEPAN
- Membaca sambil menulis : DASAR-DASAR KATALIS
- Kombinasi Menulis, Membaca dan Musik
- Di Kompasiana Boleh Menulis Saja, Membaca dan Meng...
- Membaca = Menulis
- WAHAI GURU, MENULISLAH!
- Guru Kreatif, Guru Inspiratif, Guru Menulis *)
- MENGEMBANGKAN TRADISI ILMIAH GURU
- Tradisi Ilmiah Guru Masih Rendah
- MEMBUDAYAKAN (MELATIHKAN/MEMBIASAKAN) MEMBACA DAN ...
- SUKAILAH MENULIS Menulis bisa membuat gila? Menu...
- MENULIS UNTUK PEMBACA
- PENTINGNYA BUDAYA MENULIS BAGI MAHASISWA
- 13 TIPS DAN TRIK MENULIS UNTUK MEDIA MASSA
- MENULIS MUTLAK BAGI SEORANG GURU
- 9 MANFAAT MENULIS DIARY SEBAGAI TERAPI KESUKSESAN
- MENUMBUHKAN BUDAYA MENULIS PADA ANAK
- BELAJAR CEPAT MENULIS BAGI PEMULA
- BELAJAR MENULIS DENGAN BEBAS UNTUK PEMULA
- PENTINGNYA MENULIS BAGI MAHASISWA
- INOVASI PENDIDIKAN DAN PERAN GURU
- GURU DI ERA GLOBAL
- Pengembangan Mental dan Etika Bisnis
- Menulis dan Kesehatan
- Aku Gak Tau Mau Nulis Apa Lagi Serius aku bingung...
- MENULIS BISA MEMBERDAYAKAN GURU
-
▼
September
(105)
Labels
- akses internet (5)
- alam terbuka (1)
- ambruk (1)
- anak (1)
- anak-anak. Peluang Agen (1)
- Artikel (457)
- asal banyak belajar (1)
- autosugesti (1)
- banyak membaca (2)
- Banyak uang (1)
- belajar (1)
- berhasil di RWP (1)
- berlatih (2)
- bisnis online (7)
- blog (1)
- buku (1)
- canggih (1)
- cara mengajar (1)
- cocok buat pemula (1)
- Daftar Nama (1)
- Dunia internet (1)
- era informasi (1)
- Fatih Zam (1)
- Fauzil Adzimdunia kata (1)
- fokus belajar (1)
- Fokus ke bisnis (1)
- Form Pemesanan (1)
- gambar siswa malas belajar (1)
- globalisasi (1)
- Gol A Gong (1)
- guru (4)
- guru dambaan (1)
- hasil optimal (2)
- Hernowo (1)
- hidup (1)
- Hubungi Saya (1)
- Ibarat air mengalir (1)
- Impian (2)
- internet (2)
- jatuh bangun (1)
- kata-kata positifn berjiwa positif. (1)
- kaum intelektual (3)
- kebahagiaan (1)
- kedisiplinan (1)
- kekayaan (2)
- kekuatan (1)
- kemaslahatan (1)
- kesadaran (1)
- kesuksesan (1)
- kesulitan (1)
- kompetensi (1)
- kondusif (1)
- kreativitas (1)
- lautan (1)
- MAKALAH (4)
- malas (2)
- manfaat (1)
- masalah (1)
- Membaca efektif (3)
- member Rahasia Website Pemula (3)
- membuat website (1)
- memperkenalkan diri (1)
- mendominasi (1)
- mengatasi anak malas belajar (1)
- mengikat makna update (1)
- menulis (2)
- menuntut diri (1)
- menyenangkan (1)
- online (1)
- orang gaptek (2)
- Order (2)
- order pertama deal (1)
- otomatis (1)
- Pak Davit (1)
- Pak Davit Saputra (1)
- Pak Davit Saputra. (3)
- pelajaran. karier (1)
- peluang (1)
- Pemula (4)
- pendidikan (2)
- peristiwa (1)
- pikiran bawah sadar (1)
- prestasi (2)
- profesional (1)
- Rahasia (3)
- rahasia website (1)
- RahasiaWebmaster.com (1)
- rahasiawebsitepemula (2)
- RahasiaWebsitePemula.com (1)
- RWP (8)
- satu kata' (1)
- sedikit uang (1)
- Sepatu Murah (1)
- SepatuBogor.com | Grosir Sepatu Murah - SepatuBogor.com adalah Grosir Sandal (1)
- simak penjelasan (3)
- STRUKTUR (1)
- tatacara order (1)
- tentang saya (1)
- tips belajar (1)
- untuk Wanita (1)
- usaha cetakan (1)
- usaha serius (1)
- visualisasi (1)
- webmaster (2)
- Website (6)
About
Blogger templates
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Saya ngobrol dengan para guru di SDN Babakanlor 4 UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang pada saat istirahat per...
-
Sumber: 40bmadie.blogspot.com/2012/.../tujuan-pendidikankarakter-adalah.htm... Tujuan pendidikan karakter adalah : 1. Mengembangkan ...
-
TANTANGAN PROFESI GURU DI ERA GLOBALISASI vhivieeladawea.blogspot.com/.../tantangan-profesi-guru-di-era.html BAB I PENDAHULUAN Dari s...
-
Banyak berdzikir sampai menimbulkan bekas di dalam hati dan berdampak praktis di dalam kehidupan sehari-hari. La...
-
MANFAAT MENULIS BAGI GURU Oleh: Sukarto Pengarang : Cepi Triatna edukasi.kompasiana.com/2010/12/.../menggugah-guru-gemar-menul... Manfa...
Pengikut
Copyright (c) 2010 GURU PENULIS and Powered by Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar