Kamis, 06 Desember 2012

BERHENTI ITU MATI

Oleh: Jajang Suhendi

Winston Churchil dalam pidatonya pernah cumah tiga kata yang disampaikan kepada khalayak, yaitu “never give up” yang artinya “jangan berhenti.” Benarkah kita tidak harus berhenti? Berhenti dari kegiatan apa? Kegiatan yang baik atau yang benar? Masih bersifat umum apa yang dikatakan beliau. Namun bagi kita yang berpikiran dewasa yakin bahwa beliau berbicara bukan hal yang buruk atau yang sifatnya negatif. Tentu beliau berbicara untuk urusan kebaikan diri dan orang lain.


Sejenak saya merasa bahwa kata-kata tersebut biasa-biasa saja. Tetapi ketika ada orang yang bertanya kepada saya, bagaimana saya bisa berbicara di depan publik dengan cara yang demikian menguasai, saya teringat lagi pidato Churchill ini.
Banyak orang berfikir kalau saya bisa berbicara di depan publik seperti sekarang sudah sejak awal. Tentu saja semua itu tidak benar. Awalnya, saya adalah seorang pemalu, mudah tersinggung, takut bergaul dan minder.


Dan ketika memulai profesi pembicara publik, sering sekali saya dihina, dilecehkan dan direndahkan orang. Dari lafal ‘T’ yang tidak pernah lempeng, kaki seperti cacing kepanasan, tidak bisa membuat orang tertawa, pembicaraan yang terlalu teoritis, istilah-istilah canggih yang tidak perlu, serta segudang kelemahan lainnya.(Bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar