Jumat, 21 Desember 2012

Budaya Menulis dan Guru Sejati


( Nama : Furqoniyah NIM : 09110171 Kelas : PAI/D )

edukasi.kompasiana.com/.../budaya-menulis-dan-guru-sejati-495819....

Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini, kita tidak hanya bisa diam dan menunggu nasib baik datang. Banyak hal yang bisa kita lakukan dan kembangkan. Terutama dalam ranah pendidikan. Baik pendidik maupun peserta didik, diharapkan mampu memberikan sumbangan dalam bentuk karya tulis. Karya tulis pun beragam macamnya, mulai dari menulis cerita, artikel, berita, bahkan menulis RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pun bisa dikatakan karya tulis. Dan itu semua bisa disalurkan melalui media massa ataupun non media massa. Salah satunya adalah melalui Pendidikan Jurnalistik.


Jurnalistik, kata sederhana dan singkat ini ternyata memiliki manfaat yang banyak, terutama bagi pendidikan. Selama ini yang kita tahu, guru hanya bisa mengajar, memberikan dan menyampaikan materi pelajaran di kelas. Sedangkan, dalam era globalisasi ini, guru dituntut untuk berperan aktif, tidak hanya melalui ‘ceramah’ nya yang di kelas, akan tetapi bisa melalui tulisan. Dan pendidikan jurnalistik mampu membuka kesempatan yang luas bagi para guru yang ingin menyalurkan bakat merangkai tulisan serta memberikan pengaruh positif bagi para pembacanya.


Namun faktanya, sebagian para guru tidak dan atau belum membudayakan menulis, disebabkan karena kurangnya budaya membaca yang baik, motivasi yang rendah untuk menulis, miskin gagasan, serta kurangnya keberanian untuk menulis. Karena sebab-sebab itulah, sedikit banyak yang tertarik untuk menulis. Padahal, kegiatan menulis adalah ungkapan perasaan akan keberlangsungan pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan learning journal sebagai media dalam menuangkan ungkapan perasaan. Dalam hal ini, diharapkan Pendidikan jurnalistik dapat menjadi awal pembudayaan menulis, tidak hanya untuk para siswa, tetapi juga para guru. Yang bisa dimulai dari kegiatan membaca.


Pendidikan jurnalistik dirasa sangat penting bagi para guru, karena dengan adanya jurnalistik, guru dapat memotivasi para siswanya untuk bisa menyalurkan bakat menulisnya, Meskipun hanya berupa tulisan singkat. “A Drop of Ink, Can Move a Million People to Think”, setetes tinta tidak hanya membuat orang untuk mau membaca dan menulis, tetapi juga berpikir. Karena dengan berpikir, kita bisa mengasah pikiran kita agar tidak mandeg.


Tulisan-tulisan karya para guru, nantinya diharapkan bisa dibaca oleh seluruh dunia dan mampu memberikan warna dalam dunia pendidikan. Menulis tidak hanya untuk para penulis saja, guru dengan segala perangkat intelegensinya pun bisa menjadi seorang penulis. Karena, Guru sejati adalah guru yang mampu menerapkan budaya menulis.

0 komentar:

Posting Komentar