Jumat, 01 Juni 2012

SALING MEMBERI DAN MENERIMA
(Jajang Suhendi,Cikedal-Pandeglang)

Win win solution, begitulah kata seorang penulis “Kepemimpinan Efektif” yang pernah saya baca. Begitu menarik pembahasan dalam buku tentang kepemimpinan tempo kini. Sebagai pemimpin tidak berdasarkan kekuasaan, kekuatan atau berdasarkan perintah demi perintah kepada bawahannya. Kedua belah pihak antara pemimpin dan bawahan tidak ada yang dirugikan. Semua pihak harus merasa menang. Kepemimpinan atas dasar kerelaan, hati nurani, dan empati bukan atas dasar paksaan kepada pihak yang dipimpinnya. Apabila kita terapkan di dalam kehidupan rumah tangga, maka saya merasa yakin bahwa keadaan keluarga tersebut akan nyaman tanpa adanya unsure keterpaksaan.
Seorang ayah dan ibu harus memiliki perasaan yang baik dan pikiran yang tertib dalam melakukan komunikasi dengan anak-anaknya. Menimbulkan perasaan damai dalam menentukan suatu tujuan keluarga. Apabila ada seorang saja anak yang memiliki sifat dan sikap kasar atau tidak memiliki perilaku sopan santun terhadap orang tua, maka hal tersebut akan menjadikan kendala tersendatnya hubungan atau komunikasi. Adanya kekakuan dalam berkomunikasi antar warga rumah tangga. Setiap orang di dalam keluarga harus menuntut diri untuk banyak belajar dan berlatih bagamana berbicara yang sopan dan santun. Harus adanya keteraturan dalam kehidupan berumah tangga agar tujuan bisa dicapai dengan sebaik-baiknya.
Dalam kehidupan rumah tangga jangan mempertahankan egonya masing-masing. Kebersamaan hidup di dalam rumah tangga akan mengalami hambatan yang tidak kepalang rumitnya. Seorang ayah akan kaku berbicara dengan anak yang egonya kuat. Seorang ayah tidak akan bebas berbicara dengan anak yang bermuka masam kurang senyuman yang tersungging di bibirnya. Hanya keseriusan belaka dalam berbicara dari seorang anak kepada ayah atau ibunya merupaka tanda-tanda terhambatnya hubungan. Banyak contoh perilaku anak dan ayahnya yang kaku karena salah satu atau keduanya saling mempertahankan egoisme yang kental. Seawal mungkin dalam kehidupan berumah tangga sikap dan sifat seisi rumah harus memiliki kebiasaan bertutur bahasa yang sopan dan santun. Masih ada salah satu atau banyak anggota keluarga yang berbicara kasar, maka alamat seisi rumah akan terhambat dengan masalah alat komunikasi terhambat.
Ketika salah seorang anggota keluarga ada yang tidak memperhatikan etika berbicara dan bersikap, maka hubungan komunikasi terhambat. Hubungan berkomunikasi tertutup dan menimbulkan prasangka negatif. Saling curiga antara anak dan anak, antara anak dengan ayah atau ibunya. Kita saksikan ada seorang ayah yang kaya setiap memberi uang kepada anaknya besar saja, tetapi kurang lancar berkomunikasinya. Komunikasi antara anak dan ayah kaku seperti bukan sepserti ayah dan anak saja. Menghasilkan hubungan yang kering tanpa perasaan yang mendalam. Tetap saja seorang anak atau orang tua tidak bisa saling curhat dalam pemecahan masalah secara pribadi.
Seandainya masalah mandegnya hubungan antara anak dan orang tua macet, karena ada masalah sikap dan sifat dari masing-masing tidak mengindahkan indahnya tatacara berbicara dan bertingkah laku, maka salah satu dari mereka untuk tidak mengekspresikan raut muka. Lebih baik diam tanpa bicara di permukaan sementara di dalam jiwa aktif berbicara untuk membahas kendala yang ada di hadapan masing-masing. Manusia hidup di dunia ini maksudnya untuk saling memberi dan saling menerima. Bukan hanya dalam materi saja yang perlu kita berikan atau kita terima. Sebuah senyuman dapat kita manfaatkan sebagai materi memberi dan menerima. Minimal di dalam sebuah keluarga dapat menerapkan prinsip saling memberi dan menerima tersebut.
Wahai sekalian ayah dan ibu di semua rumah tangga berbuatlah ke arah perbaikan dalam berkomunikasi kepada anak-anakmu! Begitu juga anak-anak berlaku sama baiknya terhadap kedua orang tuamu! Kalian hidup rasanya tidak berarti sama sekali apabila belum melakukan komunikasi di antara anggota keluargamu. Manusia berbeda dengan hewan walaupun tidak punya akal masih bisa bermanfaat dagingnya atau bisa dijual. Sementara manusia, apalagi anak Anda semua apabila tidak bisa bebuat baik apa lagi yang mesti diharapkan orang tuamu. Manusia hidup harus menanamkan makna sebanyak-banyaknya yang dimulai dari keluarga, tetangga terdekat, saudara yang dekat dan saudara yang jauh tempatnya.

0 komentar:

Posting Komentar