Rabu, 20 Juni 2012

TERNYATA MENULIS ITU MENYENANGKAN

TERNYATA MENULIS ITU MENYENANGKAN
Oleh: Jajang Suhendi
(Kepala SDN Padahayu 2 Cikedal Pandeglang)

Setelah saya banyak membaca tulisan tentang menulis, maka saya mendapatkan suntikan motivasi. Walaupun keadaan sibuk dengan pekerjaan rutin mengajar atau tugas sebagai kepala sekolah, saya tetap melakukan kegiatan menulis. Rasanya ada yang ketinggalan apabila dalam satu hari saja saya tidak menulis. Ketika tidak mempunyai ide menulis saya tetap menulis walaupun hanya satu paragraf saja. Panjang dan pendeknya apa yang saya tuliskan tidak menghambat saya untuk tidak menulis. Panjang dan pendeknya tulisan tidak terlalu menjadi alasan saya untuk tidak menulis.

Kesibukan dalam melaksanakan tugas pokok mengajar atau memimpin sebagai kepala sekolah, ketika merasa tidak punya ide, dan ketika merasa tidak percaya diri menulis, saya tetap melakukan kegiatan menulis. Semuanya tidak saya perhatikan. Yang saya perhatikan adalah bagamana agar saya lebih senang menulis tersebut. Saya lebih merasa kreatif dan ingin terus menulis walaupun keadaan sebenarnya telah berjam-jam lamanya saya menulis. Bahkan semakin lama saya menulis semakin lancar menulis. Dalam hati saya berbicara apabila saya semakin banyak menulis akan meraih keuntungan secara mental maupun secara finansial.

Semakin lama saya bertekad untuk banyak menulis yang disertai dengan upaya peningkatan kualitas. Setidaknya kualitas menurut kemampuan saya sendiri sambil memperhatikan buku atau tulisan yang menjadi pedoman kepenulisan saya. Sambil terus banyak melakukan kegiatan menulis saya tetap banyak membaca. Antara membaca dan menulis tidak ada waktu secara terpisah seperti apa yang saya lakukan dahulu. Antara membaca dan menulis waktu dulu secara terpisah sehingga walaupun waktu sudah bertahun-tahun saya tidak menghasilkan tulisan sedikitpun. Setelah sering membaca buku “Mengikat Makna Up Date” karya Mas Hernowo dan Fatih Zam, saya berubah lebih suka menulis sambil membaca dan membaca sambil menulis.

Banyak hal timbul sewaktu saya menjalankan apa yang mau saya tuliskan. Sebelum menulis saya tidak tahu apa yang akan saya tuliskan, tetapi setelah saya menulis dan menulis timbul perasaan untuk memaksakan diri menulis. menulis secara konsisten dan memiliki komitmen yang kuat untuk

kebendaan tanpa nilai-nilai kesenangan.
Saya kurang mempertimbangkan bagaimana agar saya banyak uang, rumah bagus dan segala kebendaan yang serba ingin baru model dan kualitasnya. Saya lebih memperhatikan bagaimana agar saya, istri saya dan anak-anak saya berhasil di dalam kualitas pendidikan dan pekerjaannya. Antara rumah, sawah, kebun dan sebagainya, saya lebih memilih anak-anak lebih maju. Minimal pendidikan mereka sarjana tanpa melupakan nilai-nilai kepribadian.

Yang saya rasakan enak dan nyaman apabila anak-anak terbiasa tegur sapa yang santun daripada tingginya pendidikan tetapi kurang akhlak. Ketika ada anak yang kurang sopan dalam tatakrama dan budi bahasa dalam hati kecil menangis mengapa demikian? Namun dalam hati saya berdoa semoga dia tidak menganggap formalitas terhadap kebiasaan ucapan salam ketika mau pergi dan ketika sudah datang dari tempat lain.

Sewaktu ada kejadian yang kurang menyenangkan dari pihak orang-orang terdekat maupun orang-orang puhak luar, saya langsung saja menuliskan apa yang saya rasakan kurang tersebut. Saya marah melihat kejanggalan karena akibat dari kekurangan diri saya atau kekurangan perilaku orang lain, saya menuliskannya. Perasaan marah, kecewa, khawatir dan perasaan negatif lainnya karena apa yang saya inginkan tidak terlaksana, saya obati dengan menuliskannya. Saya lebih suka melampiaskan rasa negatif lewat menuliskannya. Bagi saya ternyata menulis itu menyenangkan sekali. Menulis itu bisa saya jadikan tempat mengaduh kepada Allah ketika ada hal dan keinginan di luar cita-cita.

Bahkan saya merasa tidak percaya akan tulisan yang telah saya selesaikan. Apabila saya berniat untuk merevisi tulisan saya sering tidak bisa selesai dalam waktu singkat. Namun menuliskan pada langkah awal tidak terasa lelah dan jemu. Apabila saya bandingkan antara waktu menulis dan waktu merevisi, ternyata waktu menulis lebih cepat tanpa melupakan banyaknya. Sementara waktu merevisi sangat lama dan sering tertunda tidak satu kali selesai. Pada waktu saya menulis tanpa memperhatikan baik dan buruknya tulisan saya ternyata pada waktu itu di dalam hati ada perasaan nikmat. Merasa nikmat karena saya menulis dengan hati yang ikhlas. Atau pada waktu itu saya menulis dengan hati, tetapi pada waktu saya merevisi tulisan saya berati saya menulis dengan pikiran. Menulis dengan hati melebihi menulis dengan pikiran.

Menulis itu bagi saya layaknya naik naik sepeda motor. Ungkapan ini sering didengar, karena memang itulah gambaran yang bisa menganalogikan kegiatan menulis. Dari setiap hari membaca, menulis maka akan semakin terasahlah kreativitas saya. Setiap hari menaiki sepeda motor akan lancarlah saya dalam menaiki sepeda motor tersebut. Tentunya didasari dengan keberaniaan, berani jatuh dengan terus berhati-hati. Menulis sama seperti naik sepeda motor, dimulai dulu dengan yang mudah lalu mencoba yang lebih agak sulit.

Saya jadikan menulis sebagai sebuah kebutuhan sama seperti halnya makan dan minum. saya akan lapar dan haus ketika tidak menulis dan membaca hari ini. Karena butuh, dorongan itu diusahakan muncul dari dalam, berusaha untuk memenuhinya. Berusaha menjadikan menulis sebagai kegiatan di bawah alam sadar kita. Sesuatu yang dilakukan dalam alam bawah sadar kita akan membuat kita seperti mendapatkan energi tambahan. Sesuatu yang dilakukan karena disukai dan hobi akan membuat menulis menjadi nikmat. Apalagi jika orang lain juga bisa menikmatinya.

Untuk menumbuhkan kreativitas harus terus diusahakan dengan menumbuhkan banyak melakukan latihan menulis. Apapun bisa menjadi bahan untuk menulis, kapanpun akan bisa menulis. Panjang atau pendek, yang terpenting pesannya tersampaikan, tetapi jika panjang mungkin pesannya akan bisa lebih banyak. Kemampuan daya serap dan ingat orang juga terbatas, pendekpun tidak menjadi masalah. Terpenting saya tidak lupa untuk terus membaca dan menulis, kreativitas akan terus mengikuti keduanya.

0 komentar:

Posting Komentar