Selasa, 13 November 2012

BELAJAR DENGAN RUMUS B DAN B


Kita bisa belajar untuk mendapatkan ilmu dari mana dan dari siapa saja terpenting intinya kebenaran. Ilmu yang kita pelajari alangkah lebih baiknya apabila dipraktekkan dengan sebaik-baiknya. Ilmu akan membawa kemaslahatan kepada pemiliknya. Apa yang telah diajarkan oleh Mahatma Gandhi tentang ajaran kebenaran, ajaran anti kekerasan dan ajaran cinta kasih.
Kita tahu ketiga hal itu isinya baik walaupun datangnya dari ajaran di luar agama Islam. Dalam Islam juga mengajarkan bahwa kita sebagai umatnya harus mengajarkan dan mempraktekkan kebenaran, tidak melakukan kekerasan dan saling adanya cinta kasih dalam kebenaran itu, cinta kasih yang bersifat hawa nafsu bukan cinta kasih, tetapi hawa seksual yang harus kita kekang dengan landasan ajaran agama yang kita anut.
Kita bahas sumber belajar dari bahan bacaan, seperti buku dan ainternet. Kedua sumber belajar tersebut lebih mudah dan efektif cara mendapatkannya, dari pada sumber belajar yang lainnya. Namun belajar lewat buku dan internet harus sungguh-sungguh supaya apa yang kita pelajari bermanfaat bagi kita. Tidak sembarang membaca, memerlukan konsentrasi dan cara tertentu. Salah satu yang digunakan Winarno Surakhmad waktu membaca buku itu menggunakan rumus B dan B. Tepat pada hal-hal yang dianggap penting berhenti (B) beberapa saat. Kemudian kita bertanya (B) dengan menggunakan kata tanya yang sesuai dengan kata-kata, kalimat, dan paragraf yang dianggap penting tersebut.
Misalnya kita tepat pada kalimat Kadang aku tertidur sambil memeluk mesin tik berselimutkan buku-buku untuk referensi Balada Si Roy, berhenti beberapa saat kemudian bertanya dengan beberapa pertanyaan. Siapa yang dimaksud pada kalimat tersebut? Di mana dia tertidur? Mengapa tidur sampai begitu? Dan beberapa pertanyaan yang lainnya bisa membuat pembaca buku mengetahui banyak dari buku yang dibaca. Pembaca yang baik tentu mudah menjawab pertanyaan semacam itu, karena sebelum membaca sudah sedikitnya telah mengetahui informasi tentang kalimat tersebut.
Cara membaca dengan menggunakan teknik membaca B dan B akan membuat proses membaca semakin mudah mendapatkan materi yang kit abaca dengan mengaktifkan daya nalar dan kepekaan pikiran berikut hati nurani kita. Tergantung dari bentuk pertanyaan hapalan, pikiran dan perasaan yang kita gunakan. Walaupun kita bisa nenjawab dengan cara singkat, maka untuk melatih cara berpikir dan merasakan sesuatu yang kit abaca, kita lebih baik menggunakan cara menjawab yang panjang dan sistematik. Kita belajar dan berlatih menggunakan bahasa Indonesia supaya lancar.
Untuk memperlancar bagaimana cara membaca dengan menggunakan pertanyaan tersebut di atas, dapat diperhatikan contoh berikut. Siapa yang dimaksud dalam kalimat tersebut? Jawabannya tidak mudah apabila kita hanya melihat sepenggal kalimat tersebut. Kita perlu adanya teks yang kit abaca. Kita jawab dengan nama pengarang Balada Si Roy tentunya. Namanya Mas Gol A Gong sebagai salah seorang penulis professional yang memimpin Rumah Gunia di kota Serang. Beliau sangat produktif membuat buku-buku yang menginspirasi para pembaca atau para pengikut pelatihan menulis yang diadakan di Rumah Dunia atau di setiap ada panggilan sebagai pembicara tentang menulis.
Beliau mengawali kepenulisan dengan mengarang buku Balada Si Roy, melalui proses yang cukup panjang. Patut kita ikuti bagaimana cara beliau sampai sukses menjadi penulis. Melalui perjalanan yang membuat beliau matang dalam bidang kepenulisan. Beliau tidak hanya pandai berteori kepenulisan, tetapi sangat piawai dalam mempraktekkan kepenulisan. Karya-karya beliau saya rasa sangat memotivasi menulis yang tidak mengenal lelah. Baik hubungan melalui tulisan maupun hubungan langsung, beliau sangat peramah dan suka menerima pembicaraan orang lain.
Mulai saat itu saya menulis dengan inspirasi banyak ambil dari beliau. Beliau menyinggung pembaicara yang pertama waktu itu bahwa saat itu bukan acara seminar biasa, tetapi acara pelatihan kepenulisan. Pembicara pertama panjang lebar menjelaskan materi pembicaraannya, tetapi belia mengatakan “ Terpenting saat ini banyak melakukan bagaimana agar kita mampu menulis. bukan banyak pembicaraan secara lisan, tetapi banyak menulis.” itulah yang membuat saya lebih banyak meluangkan waktu untuk menulis, bukan berbicara banyak alas an itu dan ininya.
Sesuai dengan pendapat bahwa keterampilan menulis ditentukan 10 persen bakat dan 90 persen praktek. Oleh karena itu, saya mulai banyak praktek menulis. salah dan benarnya saya menulis tidak menjadi alasan untuk tidak menulis. Dengan kebiasaan praktek menulis, kita akan mampu menjadi penulis professional, itulah keyakinan saya. Apalagi sekarang sudah ada alat untuk menulis yang lebih menghemat waktu, tenaga, dan pemikiran. Ada kata-kata, kalimat atau paragraph yang salah atau perbaikan dan penambahan, rasanya saya lebih mudah menyikapinya.
Sampai-sampai saya lupa bahwa usia saya sudah mencapai empat puluh Sembilan tahun. Istri juga mengatakan bahwa saya sudah tua bukan untuk menjadi penulis, mengapa tidak sejak dulu saja saya menulis. saya ingat bahwa belajar dan berlatih tidak dibatasi oleh usia tua atau mudanya. Sepanjang hayat masih dikandung badan, kegiatan menulis harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Mungkin nasib saya mau praktek menulis setelah usia tua. Usia boleh tua, tetapi semangat tidak pernah tua.
Ilmu tentang teknik membaca B dan B telah lama saya dapatlkan dari seorang Profesor yang ahli di bidang penelitian ilmiah. Saya menyadari betapa baiknya apabila teknik ini dipraktekkan dalam kegiatan membaca. Kita lanjutkan bagaimana menjawab pertanyaan yang kedua di atas. Di mana dia tertidur? Ini harus memerlukan konsentrasi yang lebih dari menjawab pertanyaan nomor pertama. Jawaban atas pertanyaan itu memerlukan jawaban pemikiran yang tersirat. Dalam teks tidak tertulis tempat penulis tersebut berada. Kita jawab dengan refleksi bahwa penulis tertidur di kamar kerjanya.
Sehubungan dengan aktif dan kreatifnya dia sampai-sampai ketiduran di ruang kerjanya. Tidak memperhatikan apakah dia sudah berbenah atau belum sebelum di pergi tidur. Biasanya orang sukses dalam menulis bekerja dengan jumlah waktu dan tenaga pemikiran yang sangat optimal melebihi orang pada umumnya. Terkadang mereka kurang memperhatikan situasi dan kondisi mengizinkan atau tidaknya. Mereka membuat situasi dan kondisi yang kondusif menulis. banyak dan tidaknya bukanlah ukuran baik dan tidaknya seseorang.
Pemahaman menulis terus berkembang dengan banyak latihan menulis, termasuk salah satu teknik membaca B dan B yang saya kemukakan di atas. Walaupun sekarang kita paparkan contoh cara menggunakan teknik B dan B, kurang mendukung tanpa banyak praktek dari pihak kita sebagai penulis pemula. Mari kita gunakan teknik menulis yang baik ini walaupun hanya satu macam saja. Satu macam teknik membaca yang sering diterapkan dalam latihan dan mencoba menulis artikel atau buku untuk dikirim ke penerbit. Untuk saat ini agar ditunda dulu perasaan malu atau takut salah menulis itu.
Belajar dan berlatih menulis dengan teknik B dan B sangat mempermudah kita membaca atau belajar. Hal ini banyak dilakukan olerh orang-orang yang mempunyai perhatian pada kegiatan membaca ini. Lebih baik salah kemudian kita perbaiki dalam menulis dari pada kita tidak melakukan kesalahan tanpa mau mencoba. Kita belajar dari kesalahan menulis pada tahap awal, supaya pada tahap selanjutnya kita tidak mengulangi kesalahan yang kedua kalinya. Selamat mencoba semoga berhasil.

0 komentar:

Posting Komentar