Minggu, 04 November 2012

RESOLUSI MENULIS


akamali.blogspot.com/2012/07/ramadan-dan-resolusi-menulis.html

Salah satu hikmah ramadan adalah disiplin. Kita dilatih disiplin semenjak bangun dini hari untuk sahur, menahan makan, minum dan menahan diri hingga waktunya berbuka. Tentu saja disiplin untuk menjaga perbuatan dari hal-hal yang negatif dan membatalkan puasa. Itu kita lakukan setiap hari sebulan penuh. Dengan harapan, bekas latihan disiplin tadi akan membekas di bulan-bulan berikutnya.

Dalam momen disiplin ini, saya mencoba menerapkannya dalam kebiasaan menulis. Dari buku-buku petunjuk menulis yang saya baca, untuk lebih menguasai menulis disamping mempelajari teknik-tekniknya juga latihan dengan disiplin dan terus menerus. Salah satu buku yang awalnya memicu saya adalah buku Mengikat Makna dan Quantum Writing yang diterbitkan oleh Mizan di awal tahun 2000-an.

Untuk itu, saat berpuasa ramadan adalah momen yang pas untuk melatih disiplin menulis. Saya mencoba dengan menulis setiap hari selama ramadan. Tulisan bebas tentang apa saja dan panjang pendeknya juga terserah. Yang penting harus menulis setiap hari. Format tulisan adalah berupa tanggal dan isi tulisan. Jadi semacam catatan harian.

Ini mulai saya lakukan pada ramadan tahun 2011 lalu. Hasilnya adalah pada minggu pertama ramadan setiap hari ada tulisan dan lumayan panjang. Minggu kedua dan ketiga tidak setiap hari ada tulisan dan tulisan pun kadang-kadang pendek karena kehabisan ide atau bingung mau menulis apa. Dan pada minggu terakhir mulai rajin lagi setiap hari ada tulisan, walau tulisannya agak singkat-singkat.

Tulisan hasil menulis ramadan tahun lalu memang hanya untuk pribadi dan tidak di posting di blog. Sengaja hanya sebagai koleksi pribadi karena isinya kadang-kadang terlalu pribadi dan 'malu' kalau sampai harus dibaca orang. Walaupun ada beberapa tulisan yang kalau dipoles sedikit dan dirangkai dengan tulisan lain bisa menjadi isi blog. Ini juga tujuannya agar saat proses menulis tidak ada beban bahwa tulisan akan dibaca orang yang membuat latihan disiplin menulis ini jadi tidak berjalan lancar.

Ramadan tahun ini (2012) saya melakukannya lagi. Dan syukurnya sampai dengan hari ketiga berpuasa masih cukup lancar latihannya dan terasa lebih lancar dibanding tahun lalu. Semoga latihannya akan bisa bertahan sampai dengan ramadan berakhir nanti.

Membaca tulisan yang saya buat tahun lalu saya mendapatkan kesan tersendiri. Saya jadi ingat apa saja yang saya lakukan pada ramadan dulu dan hal-hal yang saat itu menjadi perhatian saya. Itu seperti kita melihat lagi foto-foto kita di album lama. Ada yang lucu, ada yang memalukan dan ada yang datar-datar saja.

Manfaat yang saya rasakan dengan latihan ala kadarnya itu, adalah saya makin mudah dalam menulis. Makin mudah mendapatkan ide dan menuangkannya menjadi tulisan. Dan walau itu ala kadarnya, tapi menjadi 'sesuatu' buat saya.

Bagaimana dengan anda? Apakah tertarik juga untuk melakukan hal yang sama?
Salah satu hikmah ramadan adalah disiplin. Kita dilatih disiplin semenjak bangun dini hari untuk sahur, menahan makan, minum dan menahan diri hingga waktunya berbuka. Tentu saja disiplin untuk menjaga perbuatan dari hal-hal yang negatif dan membatalkan puasa. Itu kita lakukan setiap hari sebulan penuh. Dengan harapan, bekas latihan disiplin tadi akan membekas di bulan-bulan berikutnya.

Dalam momen disiplin ini, saya mencoba menerapkannya dalam kebiasaan menulis. Dari buku-buku petunjuk menulis yang saya baca, untuk lebih menguasai menulis disamping mempelajari teknik-tekniknya juga latihan dengan disiplin dan terus menerus. Salah satu buku yang awalnya memicu saya adalah buku Mengikat Makna dan Quantum Writing yang diterbitkan oleh Mizan di awal tahun 2000-an.

Untuk itu, saat berpuasa ramadan adalah momen yang pas untuk melatih disiplin menulis. Saya mencoba dengan menulis setiap hari selama ramadan. Tulisan bebas tentang apa saja dan panjang pendeknya juga terserah. Yang penting harus menulis setiap hari. Format tulisan adalah berupa tanggal dan isi tulisan. Jadi semacam catatan harian.

Ini mulai saya lakukan pada ramadan tahun 2011 lalu. Hasilnya adalah pada minggu pertama ramadan setiap hari ada tulisan dan lumayan panjang. Minggu kedua dan ketiga tidak setiap hari ada tulisan dan tulisan pun kadang-kadang pendek karena kehabisan ide atau bingung mau menulis apa. Dan pada minggu terakhir mulai rajin lagi setiap hari ada tulisan, walau tulisannya agak singkat-singkat.

Tulisan hasil menulis ramadan tahun lalu memang hanya untuk pribadi dan tidak di posting di blog. Sengaja hanya sebagai koleksi pribadi karena isinya kadang-kadang terlalu pribadi dan 'malu' kalau sampai harus dibaca orang. Walaupun ada beberapa tulisan yang kalau dipoles sedikit dan dirangkai dengan tulisan lain bisa menjadi isi blog. Ini juga tujuannya agar saat proses menulis tidak ada beban bahwa tulisan akan dibaca orang yang membuat latihan disiplin menulis ini jadi tidak berjalan lancar.

Ramadan tahun ini (2012) saya melakukannya lagi. Dan syukurnya sampai dengan hari ketiga berpuasa masih cukup lancar latihannya dan terasa lebih lancar dibanding tahun lalu. Semoga latihannya akan bisa bertahan sampai dengan ramadan berakhir nanti.

Membaca tulisan yang saya buat tahun lalu saya mendapatkan kesan tersendiri. Saya jadi ingat apa saja yang saya lakukan pada ramadan dulu dan hal-hal yang saat itu menjadi perhatian saya. Itu seperti kita melihat lagi foto-foto kita di album lama. Ada yang lucu, ada yang memalukan dan ada yang datar-datar saja.

Manfaat yang saya rasakan dengan latihan ala kadarnya itu, adalah saya makin mudah dalam menulis. Makin mudah mendapatkan ide dan menuangkannya menjadi tulisan. Dan walau itu ala kadarnya, tapi menjadi 'sesuatu' buat saya.

Bagaimana dengan anda? Apakah tertarik juga untuk melakukan hal yang sama?
Salah satu hikmah ramadan adalah disiplin. Kita dilatih disiplin semenjak bangun dini hari untuk sahur, menahan makan, minum dan menahan diri hingga waktunya berbuka. Tentu saja disiplin untuk menjaga perbuatan dari hal-hal yang negatif dan membatalkan puasa. Itu kita lakukan setiap hari sebulan penuh. Dengan harapan, bekas latihan disiplin tadi akan membekas di bulan-bulan berikutnya.

Dalam momen disiplin ini, saya mencoba menerapkannya dalam kebiasaan menulis. Dari buku-buku petunjuk menulis yang saya baca, untuk lebih menguasai menulis disamping mempelajari teknik-tekniknya juga latihan dengan disiplin dan terus menerus. Salah satu buku yang awalnya memicu saya adalah buku Mengikat Makna dan Quantum Writing yang diterbitkan oleh Mizan di awal tahun 2000-an.

Untuk itu, saat berpuasa ramadan adalah momen yang pas untuk melatih disiplin menulis. Saya mencoba dengan menulis setiap hari selama ramadan. Tulisan bebas tentang apa saja dan panjang pendeknya juga terserah. Yang penting harus menulis setiap hari. Format tulisan adalah berupa tanggal dan isi tulisan. Jadi semacam catatan harian.

Ini mulai saya lakukan pada ramadan tahun 2011 lalu. Hasilnya adalah pada minggu pertama ramadan setiap hari ada tulisan dan lumayan panjang. Minggu kedua dan ketiga tidak setiap hari ada tulisan dan tulisan pun kadang-kadang pendek karena kehabisan ide atau bingung mau menulis apa. Dan pada minggu terakhir mulai rajin lagi setiap hari ada tulisan, walau tulisannya agak singkat-singkat.

Tulisan hasil menulis ramadan tahun lalu memang hanya untuk pribadi dan tidak di posting di blog. Sengaja hanya sebagai koleksi pribadi karena isinya kadang-kadang terlalu pribadi dan 'malu' kalau sampai harus dibaca orang. Walaupun ada beberapa tulisan yang kalau dipoles sedikit dan dirangkai dengan tulisan lain bisa menjadi isi blog. Ini juga tujuannya agar saat proses menulis tidak ada beban bahwa tulisan akan dibaca orang yang membuat latihan disiplin menulis ini jadi tidak berjalan lancar.

Ramadan tahun ini (2012) saya melakukannya lagi. Dan syukurnya sampai dengan hari ketiga berpuasa masih cukup lancar latihannya dan terasa lebih lancar dibanding tahun lalu. Semoga latihannya akan bisa bertahan sampai dengan ramadan berakhir nanti.

Membaca tulisan yang saya buat tahun lalu saya mendapatkan kesan tersendiri. Saya jadi ingat apa saja yang saya lakukan pada ramadan dulu dan hal-hal yang saat itu menjadi perhatian saya. Itu seperti kita melihat lagi foto-foto kita di album lama. Ada yang lucu, ada yang memalukan dan ada yang datar-datar saja.

Manfaat yang saya rasakan dengan latihan ala kadarnya itu, adalah saya makin mudah dalam menulis. Makin mudah mendapatkan ide dan menuangkannya menjadi tulisan. Dan walau itu ala kadarnya, tapi menjadi 'sesuatu' buat saya.

Bagaimana dengan anda? Apakah tertarik juga untuk melakukan hal yang sama?

0 komentar:

Posting Komentar