Jumat, 04 Oktober 2013

DARI AIR MENGALIR

Oleh: Jajang Suhendi

Air sesuai dengan singkatan kata dari Agama(A) Islam(I) yang mendapat Ridha Allah(R) dalam hubungannya dengan menulis, maka air yang pertama kali memberi inspirasi kepenulisan kepadaku. Setelah itu baru yang lainnya dapat memberikan inspirasi kepadaku untuk mulai banyak menulis apapu yang aku ingin tuliskan. Benar-benar tulisan apa adanya bagaikan air yang mengalir dari sumbernya keluar untuk berbagai kemanfaatan bagi orang lain dan tentu bermanfaat bagi dirinya. Sudah lama aku belajar dan berlatih menulis sejak tahun 1982 sampai tahun 2010, aku tidak membuat diri menjadi penulis yang produktif. Alasannya, aku terlalu banyak pertimbangan dengan aturan-aturan kebahasaan yang membuat diriku kaku membeku tidak mau jalan untuk menulis.

Aku mandi di pemandian umum sebelum aku punya kamar mandi di rumah. Kini menginspirasikan aku untuk menulis. Sebab menulis bagaikan air mengalir dari sumber mata air yang keluar dari akar-akar tumbuhan yang ada di sekitar pemandian itu. Dulu kejadian tersebut tidak menginspirasikan kepada aku untuk mau menulis. Mungkin aku belum memikirkan tentang pentingnya menulis bagi kehidupanku dan semua orang yang mau membaca berbagai bacaan. Pertama yang aku sadari adalah jalannya air mengalir sebagai sumber kegiatan menulis yang memberdayakan, bukan menulis yang memperdayakan.

Mengapa air yang mengalir yang dapat menginspirasikan ide-ide menulisku? Ya, memanglah itu yang mendorong semangat pertamaku untuk menjadi penulis produktif. Aku melihat sisi baiknya hikmah di balik peristiwa alam tersebut. Kita sudah mengumpulkan banyak ide, gagasan, informasi, dan semua apa saja yang aku dapatkan dari membaca buku, meneliti, berenung tentang berbagai peristiwa alam ini. Dalam hati aku berpikir bahwa dengan cara memanfaatkan apa yang sudah menjadi milikku di benak harus aku keluarkan sebagaimana air yang keluar dengan derasnya. Akan menjadi karya yang bermanfaat dalam upaya melaksanakan prinsip bahwa hidup kita di alam dunia ini harus memberi manfaat kepada orang lain sebanyak-banyaknya.

Kegiatan menulis yang aku pilih dalam upaya memberi kemanfaatan untuk sesama. Mulai saat ini aku harus banyak menulis artikel dan selaligus memiliki gagasan menulis buku sampai bisa diterbitkannya. Sayang sekali kita apabila telah banyak buku atau bacaan lain yang dibaca tidak kita hasilkan menjadi buku. Rasanya memberikan sesuatu lewat tulisan akan lebih banyak, lebih meluas, dan terbatas dengan ruang dan waktu. Berbeda dengan memberi lewat lisan sangat terbatas. Oleh karena itu aku harus mengembangkan potensi menulis produktif sampai bisa diterbitkannya.

Mandi di pancuran rasanya lebih lega daripada mandi di rumah. Banyak hal yang aku lihat dan aku pikirkan atau rasakan ketika aku mandi di sana. Bermunculan ide-ide kepenulisan saat aku mandi di pancuran alam terbuka, tetapi tertutup dari pandangan orang-orang yang lewat. Masih terjaga kerahasiaan jinah mata, sesuai perintah Islam bahwa kita harus menjaga aurat. Semua indera aktif bekerja saat aku mandi di tempat tersebut. Penglihatan, pendengaran, perasaan, dan pikiran semua bekerja. Akan sangat bermanfaat apabila aku gunakan dengan pendekatan menulis.

Apapun aktivitas kita, membaca, melihat, meneliti, berenung, dan apa saja kurang bermanfaat yang lebih luas tanpa aktivitas menuliskannya. Menulis merupakan kegiatan melanggengkan ilmu pengetahuan dan pengalaman kita dari saat ini sampai kapanpun. Baik aku masih hidup di dunia ini sampai meninggal dunia, tulisanku masih bisa dibaca orang banyak seandainya tulisan aku memang sudah terwujud. Oleh karena itu, aku harus mulai banyak melakukan kegiatan membaca dan menulis yang bermakna mengikat makna, sebagaimana menurut pendapat Pak Hernowo.

0 komentar:

Posting Komentar