Minggu, 06 Oktober 2013

Ingin Menjadi Guru yang Menyenangkan? Tidak Sulit Kok...


Tidak semua dari masing-masing guru memiliki cara mengajar yang sama. Cara mengajar dari guru pun juga ada yang berbeda-beda seperti mengajar dengan serius, monoton dan menakutkan. Tidaklah heran jika siswa terkadang dapat mengetahui suasana dari guru yang sedang mengajar di depan kelas.

Di era modern ini, tidak sedikit siswa mendambakan guru yang tidak monoton dan menyenangkan. Dengan pembawaan guru yang menyenangkan, pastilah siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. dan akhirnya, kelas memiliki suasana yang kondusif serta mengurangi rasa jenuh saat belajar.

Para guru pun juga akan berpikiran sama yakni menjadi seorang guru yang menyenangkan namun banyak guru yang masih bingung untuk menjadi guru yang disenangi siswanya. Dengan menjadi seorang guru yang menyenangkan, siswa dapat berbagi seputar masalah-masalah yang dihadapi ketika menuntun ilmu di sekolah. Ketika siswa dapat berbagi pengalaman, guru dapat menilai serta memberi solusi terhadap masalah yang dihadapi siswa.

Kedengarannya memang mudah. Bagaimana mempraktikkannya? Ada beberapa cara yang mungkin bisa membantu Anda untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara pengajar dan anak didik berikut ini.

1. Coba bersikap menyenangkan pada hari pertama sekolah
Pada setiap awal tahun ajaran, atau semester, carilah waktu yang tepat untuk membuat semua aturan, dan kesempatan bagi siswa untuk berkomunikasi tentang berbagai situasi, termasuk pada siswa yang ‘bermasalah’. Seorang guru harus memastikan bahwa siswa merasa didekati sejak hari pertama sekolah.

2. Lakukan seperti Anda ingin diperlakukan
Seorang guru tentu ingin dan mengharapkan orang lain memperlakukan kita dengan hormat, berkomunikasi dengan jelas, dan memberikan tanggapan yang sesuai. Sikap empati dan melibatkan diri berdiskusi dengan siswa akan mengurangi sikap defensif dan memungkinkan para siswa merasa nyaman.

3. Berkomunikasi secara jelas dan singkat
Banyak guru berusaha untuk menyampaikan banyak informasi pada satu waktu, tetapi itu akan membuat siswa kelebihan beban informasi, kewalahan, dan sulit mencerna. Maka itu, seorang guru selaiknya melakukan komunikasi yang rutin, singkat, dan terfokus dengan siswanya. Sebab, tidak semuanya harus diselesaikan dalam satu diskusi.

4. Guru harus menjadi panutan kejujuran dan moral
Siswa sangat cerdik dalam memahami kejujuran guru. Seorang guru harus mengakui jika tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan yang diajukan siswanya. Tetapi, guru harus berjanji untuk berupaya menemukan jawaban sebelum kelas berikutnya. Tidak jujur adalah kesalahan dalam mendidik.

5. Hindari sifat menuduh dan main hakim sendiri

Seorang guru tentu ingin siswanya mengerti apa yang diajarkan tanpa membenci guru atau mata pelajarannyanya. Untuk itu, seorang guru sebaiknya tidak menghakimi, dan menuduh, tetapi harus memberikan pesan yang mudah ditafsirkan. Itu akan meningkatkan probabilitas siswa mendengarkan apa yang guru katakan.

6. Jadilah proaktif
Seorang guru harus berjuang ke arah gaya mendidik yang proaktif. Selain ada keuntungan dari momen yang spontan, tapi dapat juga digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa, misalnya mengatur jadwal berdiskusi di luar jam mengajar.

7. Menjadi pendengar yang aktif
Mendengarkan secara aktif menunjukkan bahwa guru benar-benar mencoba untuk memahami secara verbal dan nonverbal pesan yang disampaikan, merasakan perasaan, dan pikiran. Menjadikan siswa yakin dan merasa dihargai bahwa apa yang mereka sampaikan mendapatkan perhatian.

8. Ciptakan humor
Humor adalah bahan penting dalam proses komunikasi. Humor dapat meringankan, dan menjadi fasilitas yang baik ketika seorang guru tengah mengajarkan sesuatu kepada muridnya.

9. Sabar dalam mengulang pelajaran yang belum dimengerti
Komunikasi adalah proses yang berkelanjutan. Siswa mungkin harus mendengarkan apa yang diajarkan berkali-kali sebelum mereka memahami dan masuk ke dalam pikirannya.

(Albert Sentosa, dikutip dari berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar