Selasa, 29 Mei 2012

BERANIKAN DIRI UNTUK MENULIS

BERANIKAN DIRI UNTUK MENULIS
(Jajang Suhendi, Cikedal-Pandeglang)
(Kepala SDN Padahayu 2 Cikedal Pandeglang)

Banyak orang kurang menyenagi kegiatan menulis buktinya dari kalangan guru juga kurang menyenanginya padahal guru bagian dari kaum intelektual yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan tulis-menulis itu. Majalah bulanan tingkat kabupaten, propinsi, dan tingkat pusat dapat kita perhatikan. Para penulis dari kalangan guru sangatlah kurang. Hanya beberapa orang guru saja yang biasa dan mau menulis artikel. Dan buku-buku yang ditulis guru masih dapat dihitung dengan jari. Apalagi jumlah guru di setiap kecamatan, kabupaten, propinsi, dan pusat tidak seimbang dengan jumlah guru yang mau menulis. mungkin satu berbanding seribu antara yang biasa dan bisa menulis dengan yang tidak biasa dan bisa menulis. sungguh sangat disayangkan kesempatan baik ini tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Guru termasuk salah satu kaum intelektual yang harus bercirikan gemar menulis. Jangankan pihak di luar kaum intelektual, pihak kaum intelektual juga kurang membiasakan diri mau menulis. Kegiatan menulis memerlukan sikap berani melakukannya. Berani melakukan kegiatan menulis walaupun kurang pengalaman, kurang biaya (uang), dan masih takut gagal daripada kita tidak mau mencobanya untuk menulis. Sikap berani untuk menulis harus segera kita miliki agar kita cepat mendapatkan kesuksesan di bidang tulis-menulis di masa mendatang di kala dunia tulis-menulis telah menduduki kewenangannya. Mau dantidak mau bagi guru menulis merupakan suatu keharusan untuk dikuasai. Seorang yang berani menulis biasanya bersedia melakukan kebaikan apapun.
Menulis merupakan keharusan bagi para penuntut ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup. Menulis sangat penting bagi kecermelangan hidup kita, meskipun kita belum berpengalaman, belum memiliki pengalaman menulis, belum memiliki uang untuk biaya menulis, dan belum memiliki jaminan keuntungan dari kegiatan menulis itu. Sekarang tidak ada alasan lagi guru malas menulis. Usia sudah tua atau terlalu muda, kesibukan dengan tugas pokok, tidak bisa menulis, dan berbagai alasan lain bukan untuk selamanya dipertanhankan. Kita harus memulai sekarang juga meningkatkan kemampuan menulis. Di sekolah- sekolah ada pelajaran menulis tentu sangat menuntut kemampuan guru dalam membimbing para siswa tentang materi kepenulisan. Mungkinkah guru yang kurang bisa dan biasa menulis bisa pula membimbing para siswanya menulis? kecuali ada nasib mujur saja yang memungkinkan siswa bisa menulis dari bimbingan guru yang tidak mampu menulis.
Seorang guru harus ada keberanian menulis saat ini juga. Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan berlatih menulis dari para guru. Menulis merupakan tugas kewajiban sehari-hari dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk mencapai kesuksesan dalam kegiatan menulis, kita harus meningkatkan keberanian untuk menulis sekarang juga, bukan kemampuan tanpa keberanian menulis. Maksimalkan menulis sejak sekarang, baik dimulai dari yang sedikit terpenting keberanian untuk komitmennya, bukan banyak tanpa komitmen setiap saat menulis. terpenting punya niat memulai pada saat ini. Hal ini tidak bisa ditunda-tunda sampai waktunya pensiun misalnya. Tiada hari tanpa peningkatan kemampuan menulis bagi para guru dalam hubungannya dengan tugas yang diembannya setiap waktu.
Yang sangat menentukan berhasilnya peningkatan kemampuan menulis adalah keberanian dan kemauan, bukan hanya kemampuan. Dengan keberanian dan kemauan memulai belajar dan berlatih menulis, yang kelihatan tidak mungkin akan menjadi mungkin. Apabila kita disuruh memilih mana yang dipilih untuk didahulukan, keberanian atau kemampuan? Keberanian dulu, kemampuan untuk mengikuti dari belakang. Seperti saya menulis kemudian berambisi untuk mengirimkannya ke redaksi, ternyata artikel saya diterima. Padahal saya waktu itu belum memiliki kemampuan menulis. Sekedar saya membaca contoh-contoh beberapa artikel yang ada di blog. Ternyata saya mampu menulis sementara kemampuan menulis belum saya miliki. Saya mempunyai prinsip bahwa utamakan keberanian yang benar-benar perhitungan matang sambil saya menomorsatukan permohonan kepada Allah yang memilki kemampuan di atas pemilik kemampuan biasa. Allah memiliki kemampuan yang luar bisa.
Kita juga harus berani mengakui kekurangan kita dalam menulis. apabila tulisan kita tidak dimuat, kita harus berani menyadari mengapa tulisan kita tidak dimuat. Mungkin tulisan masih banyak kekurangan dalam bahsa maupun isinya. Berani untuk tidak dimuat tulisan kita di media cetak, tetapi di dalam hati kita harus ada keyakinan bahwa tulisan kita akan bermanfaat bagi kelangsungan hidup kita dalam upaya pemecahan masalah sehari-hari. Terpenting istiqamah dalam menulis yang selalu ada di dalam hati kita. Bisa saja tulisan kita ditolak sementara keyakinan bahwa tulisan kita bermanfaat saat kapanpun. Kita harus banyak berlatih lagi menulis sambil terus banyak belajar tentang teori kepenulisannya dari buku-buku atau internet. Sekarang banyak sumber literatur yang kita perlukan tinggal semangat diri kita sajalah yang harus kita tingkatkan dalam kegiatan belajar dan berlatih menulis.
Dalam berdakwah, Nabi Muhammad SAW begitu berani beliau tidak takut dikucilkan dan tidak gentar terhadap ancaman beliau diusir sempat hendak dibunuh dan diejek, tetapi itu semua tidak hendak beliau berhenti menyampaikan risalah Rabnya. Sikap yang pemberani menjadi salah satu ciri orang yang istiqomah dijalan Allah. Dengan demikian orang yang istiqomahlah akan senantiasa berani, tenang dan optimis karena yakin dijalan yang benar dan yakin pula akan dekatnya pertolongan Allah. Bagi kita yang lebih penting selalu melibatkan permohonan kepada Allah pada setiap urusanku. Termasuk urusan meningkatkan kemampuan menulis. Biasa orang-orang yang ada di sekitar kita adalah orang-orang yang mempunyai kesadaran biasa-biasa saja dalam beraktivitas. Tidak mau melakukan sesuatu yang lebih unggul dari orang pada umumnya. Apabila kita beraktivitas di luar kebiasaan mereka, mereka mengkritik atau mengomel yang tidak mengenakkan pendengaranku. Untuk apa menulis, sudah tua seperti anak kecil masih belajar dan berlatih menulis. menulis bagaikan suatu pekerjaan anak kecil saja padahal menulis adalah pekerjaan mulia kita lakukan di dalam bidang pendidikan.

0 komentar:

Posting Komentar