Selasa, 29 Mei 2012

MENGUBAH HIDUP DENGAN MENULIS
(Jajang Suhendi, Cikedal-Pandeglang)

Saya mendengarkan sahabat yang menceritakan pengalaman pahitnya, saya merasa iba mendengar apa yang dia ceritakan tetapi sampai pada kisah suksesnya, saya berubah menjadi senang karena dia melakukan percepatan yang begitu drastis. Perlu saya ikuti cara-cara dia mencapai kesuksesan setelah lama mengalami tragedi di rumah tangga orang tuanya. Sebelum ayahnya menerima hasil suksesnya, ayahnya telah meninggal dunia. Apa yang menurutnya baik, dia melakukan dengan antusias yang tidak ada bandingnya.
Seperti yang mustahil bahwa itu hasil dari semangat juang selama dia berada dalam keterpurukan kondisi rumah tangga orang tuanya. Patut saya teladani garis perjalanan hidup yang dia alami. Begitu garis perjalanan hidup saya juga panjang, sampai saat ini belum benar-benar reda. Sebagian sudah saya rasakan hasilnya. Dulu teman ada yang mengatakan bahwa upaya saya itu salah jalan sehingga mengakibatkan banyak masalah utang yang sangat besar.
Namun saya sadari apa yang dia katakan itu merupakan cambuk sebagai penyemangat hidup saya agar bisa mencapai kesuksesan dengan banyaknya tempaan masalah. Saya belajar dari alam, seperti pohon kelapa di tepi pantai. Semakin besarnya angin menempa bahkan semakin kuat dengan lenturnya menggerkakan batangnya tanpa patah. Sama halnya dengan besi yang ditimpa martil dan api yang sangat panas akhirnya dapat dibentuk menjadi golok yang berfungsi untuk segala hal yang berhubungan dengan potong-memotong benda-benda yang perlu dipotong.
Allah menjannjikan kepada umat Islam apabila kita kuat menerima tempaan masalah dengan kesabaran suatu saat akan menerima hasilnya yaitu kesuksesan. Dari lulusan Sekolah Guru SD tahun 1982, setengah tahun kemudian diangkat CPNS, menikah, punya tiga orang anak sambil kuliah ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uninus Bandung dan lulus tahun 1998. saya kuliah hanya berbekalkan gaji bulanan saya dan istri, walaupun sampai saat ini belum lunas-lunas utangnya.
Dilanjutkan anak yang pertama dan kedua kuliah, anak yang pertama di IPB tetapi anak yang kedua tersendat-sendat kuliahnya sampai saat ini masih kuliah di Perguruan Tinggi Swasta tidak jauh dari kampung tempat tinggal saya. Sekarang sedang menyusun skripsi, sementara anak yang pertama dari lulus telah mengalami menjadi Tenaga Harian Lepas (THL ) di Dinas Pertanian, masih honor waktu itu. Sekarang sudah menjadi CPNS tepatnya menjadi seorang staf Dinas Pertanian Kabupaten Serang kabupaten Banten. Bahkan setahun lebih empat bulan dia bisa membangun rumah di atas tanah dari mertuanya.
Ternyata janji Allah tepat dapat saya rasakan, saya menjadi sarjana strata satu walaupun kuliah sarjana strata duanya terhanti dulu. Menjadi seorang Kepala Sekolah yang mendapatkan sertifikat sertifikasi sejak tahun 2007. anak pertama menjadi pegawai yang cerah dalam hidupnya, masih muda sudah golongan III/a dan peluang kariernya terbuka lebar. Semoga dia bisa mencapai tingkat Menteri Pertanian. Sebab, dilihat dari semangat kerja dan kemampuannya dapat saya saksikan.
Anak yang kedua memiliki kemampuan berbicara melebihi saya, setiap membaca dia cepat menangkap dan menceritakan dengan tepat. Mampu memberi komentar apabila selesai membaca buku atau setelah mengikuti materi perkuliahan. Semoga dia menjadi guru agama Islam yang baik dengan kemampuan intelektual, emosional, finansial, dan spiritual yang benar-benar menjadi teladan orang banyak.
Sementa anak ketiga, saya doakan menjadi anak yang tinggi tingkat kualitas kepribadiannya. Tingkah lakunya terpuji setiap akan berangkat jauh atau dekatnya, dia selalu minta izin dan doa dari saya dan istri saya ataupun kepada kakanya. Lancar dalam belajar di SD, SMP, SMA dan semoga lancar kuliah serta kerjanya di hari mendatang. Alhamdulillah, anak bungsu ini menjadi pemimpin yang diteladani sebab sejak kecil dia disenangi dan diturut teman-teman sebayanya.
Saya mulai saat ini bersemangat menulis apalagi setelah memiliki aptop, walaupun hasil kredit, Insya Allah saya bisa bangun dari keterpurukan banyak utang menjadi kaya raya dengan menulis bahan tulisan yang berkualitas dan bermanfaat bagi para pembaca. Saya mau hidup dengan kegiatan menulis. Sambil menuntut materi atau finansial, saya mau menjadi pejuang lewat tulisan. Dulu para pahlawan berjuang dengan fisik melawan para penjajah. Namun saya mau berjuang lewat tulisan melawan kebodohan.
Musuh zaman modern ini adalah kebodohan, terdapat di dalam kepribadian yang berijazah rendah atau tinggi. Terpenting kualitas iman dan takwanya itulah orang yang dikatakan cerdas. Orang bodoh adalah orang-orang yang tidak bisa memilih mana yang baik dan mana yang salah. Tidak cukup dengan bisa memilhnya, tetapi bisa mempraktekkannya. Itulah yang menjadi inti apa yang saya tuliskan. Saya mau menulis artikel sampai menulis buku yang tipis maupun yang tebal.
Mengenai masalah umur sudah hampir lima puluh tahunan tidak menjadi masalah. Saya mau membuktikan bahwa umur tua juga bisa berbuat lebih bermakna walaupun asalnya benar-benar saya tidak mampu menulis. Mulai saat ini pula saya akan berlatih lebih banyak untuk menulis dan menulis dengan perasaan dan pikiran yang sangat matang. Saya menghadirkan Allah Yang Maha Tahu segalanya. Saya tidak memiliki kekuatan dan kemampuan menulis kalau tanpa bantuan-Nya.
Akan saya jadikan laptop sebagai sarana yang membawa saya ke pintu kesuksesan. Sukses menjadi penulis besar yang bisa menjadi ladang ibadah, berdakwah lewat tulisan itulah yang mampu saya lakukan untuk orang lain. Saya tidak bisa menjadi pembicara seperti para pemimpin pemerintahan, organisasi, politik atau yang lainnya. Mereka pandai menyampaikan ide-idenya lewat lisan. Saya kurang mampu untuk itu, tetapi Insya Allah untuk menyampaikan lewat tulisan.
Saya mengajak kepada pembaca setia artikel ini untuk menulis. Itu juga bagi siapa saja yang seide dengan saya untuk mengembangkan potensi menulis dan memberikannya kepada penerbit. Minimal kita bisa berguna kepada diri sendiri maksimal kepada seluruh pembaca yang saya cintai. Marilah kita ubah diri kita masing-masing dengan menulis. Menulis dengan maksud untuk mengikat makna menurut Pak Hernowo yang banyak menginspirasi kepada saya lewat buku “Mengikat Makna Update.” Saya mau menulis seperti beliau setiap kata dan kalimatnya mengandung inspirasi tentang membaca sekaligus menuliskannya.
Saya mau menspesialisasikan diri lewat kegiatan menulis dan membaca. Menulis untuk memberikan makna dan manfaat kepada banyak orang. Sekali lagi wahai sahabat yang saya sayangi, mulai saat pula mari kita bangkit dengan kemampuan menulis kita. Awali kegiatan menulis ini dengan niat beribadah bahwa upaya apa yang kita tulis untuk membuat diri kita berubah ke arah kedewasaan, baik dewasa usia maupun dewasa mentalnya.

0 komentar:

Posting Komentar