Selasa, 29 Mei 2012

MELIHAT KEMENANGAN
(Jajang Suhendi, Cikedal-Pandeglang)

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak dikelilingi oleh hal-hal yang positif (kemenangan), tetapi kenyataannya orang malah merasakan kekalahan demi kekalahan, kelemahan demi kelemahan, dan kekurangan demi kekurangan belaka. Hal-hal yang sifatnya positif tidak dirasakan seolah-olah dunia ini hanya dipenuhi kekurangan terus-menerus. Penelitian yang para ahli lakukan kekurangan demi kekurangannya bukan kelebihan demi kelebihannya. Memang banyak alasan bahwa yang diperhatikan kekurangan maksudnya untuk diperbaiki. Ada pula untuk menjadi orang nomor satu harus memperhatikan kelebihannya untuk ditingkatkan terus supaya lebih baik lagi dan menjadi sesuatu yang terbaik.
Kita dikelilingi orang rata-rata atau di bawah rata-rata. Mereka selalu memperhatikan kekurangan yang maksudnya untuk diperbaiki, sementara yang menjadi kelebihan kita dibiarkan saja. Memang pernuatan selalu memperbaiki yang kurang itu tidak salah, tetapi alangkah lebih baiknya kita memperhatikan apa yang menjadi kelebihan, potensi dan ciri khas kita. Dari manusia biasa atau rata-rata menjadi manusia lebih sempurna dibandingkan dengan yang lainnya. Kita perhatikan sekolah-sekolah yang mempunyai nama sekolah unggulan. Pada dasarnya untuk nilai terbaiknya prestasi siswa hanya satu dua orang saja, tetapi untuk ukuran rata-rata nilai sekolah tidak jauh berbeda dengan sekolah yang tidak unggul. Sekolah menjadi unggul karena diwakili oleh sedikit siswa.
Biasanya orang dalam memandang terlalu jauh, terlalu tinggi, dan terlalu melebar ke mana-mana, sedangkan hal-hal yang kelihatan sederhana kurang dihiraukannya. Kita coba sejenak mau memperhatikan yang kecil-kecil saja dahulu. Dari sikap, kebiasaan, dan pekerjaan kita awali dari yang sederhana dahulu. Kita bandingkan mana yang lebih baik hasilnya orang yang sering berdiam bingung mau melakukan sesuatu yang lebih tinggi nilainya, tetapi belum mampu mengerjakannya. Dan orang yang selalu melakukan hal-hal terkecil, tetapi ada manfaatnya. Daripada hal besar tidak dilakukan lebih baik kita mengerjakan hal kecil.
Orang yang melakukan sesuatu walaupun hal kecil dan bermanfaat menunjukkan kemenangan. Sepeda motor bersih karena dicuci lebih baik daripada sepeda motor yang tidak dicuci. Walaupun tidak kita mencuci isi mesinnya, kita dapat merasakan nyamannya sepeda motor tersebut dipakainya. Begitu juga badan kita yang dirawat meskipun hanya sebagian kecil akan lebih baik daripada badan kita yang kurang rawat. Kita melakukan perbuatan adalah proses sedangkan hasilnya bukan kita sebagai penentunya. Biarkan saja kita melakukan suatu proses yang tentu akan mendatangkan hasil sedikit atau banyak. Itulah tanda kemenangan dalam menjalani hidup dan kehidupan kita.
Banyak orang perhatiannya hanya kepada orang lain sementara keadaan dirinya dilupakan. Ada peribahasa “Gajah di pelupuk mata sendiri tidak kelihatan sementara semut di seberang lautan kelihatan.” Hal itu menunjukkan bahwa banyak orang hanya memperhatikan kesalahan atau kekurangan orang lain, tetapi jarang yang fokus pada kesalahan diri sendiri. Namun yang menjadi prioritas adalah kelebihan atau kekuatan yang ada di dalam diri kita, kemudian baru beralih pada kelemahan atau kekurannya. Akan jadilah manusia di atas rata atau manusia unggul di antara yang lainnya.
Biasanya kita setiap pagi selain bulan Ramadhan tidak pernah menulis artikel, pada bulan Ramadhan kita mampu membiasakan diri untuk menulis satu artikel bahkan lebih. Aktivitas semacam itu membuktikan bahwa kita ada pada jalur kemengan. Biasanya kita terdiam tidak mau membiasakan diri untuk membaca satu buku atau lebih setiap hari, setelah tiba waktu libur kita suka membaca buku sampai menuliskan ringkasannya, berarti kita telah berada di jalur kemenangan. Mengapa demikian? Ya, kita telah menghasilkan intisari bacaan dalam bentuk tulisan kita sendiri. Pada bulan Ramadhan tahun lalu kita melakukan puasa kurang ikhlas, dan pada bulan Ramadhan tahun ini kita mampu melakukan puasa dengan ikhlas, hal itu itu menunjukkan diri kita berada di jalur kemenangan.
Pada minggu lalu kita tidak lama terserang penyakit dan pada minggu ini kita sering sakit, pergi ke dokter, tetapi hati kita lkhlas bahwa diri kita sedang menerima ujian untuk mengukur tingkat kesabaran kita. Hal itu kita berada di jalur kemenangan. Apapun yang terjadi, baik senang maupun susah apabila dihadapi dengan rasa syukur dan sabar akan menjadi kemenangan bukan kekalahan. Kita sebagai manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang lebih sempurna. Dipersiapkan penciptaannya untuk menerima segala ujian dan cobaan melebihi makhluk lainnya. Intinya kita harus selalu berada di jalur kemenangan secara mental maupun fisik apabila kita mau dimasukkan sebagai manusia yang sempurna.
Ada yang mengatakan kita hidup harus menyadari prinsip “memberi dan menerima”. Maksudnya, antara memberi dan menerima pada hakikatnya sama. Yang memberi tidak dirugikan oleh Allah dan yang menerima juga tidak dirugikan. Manusia sebagai makhluk Allah yang lebih mulia disbanding makhlauk lainnya harus siap menerima dan melaksanakan prinsip memberi dan menerima dalam kehidupan sehari-hari. Ketika ke rumah kita ada pengemis meminta beras sementara kita hanya punya satu liter, maka lebih baik memberukan beras semuanya. Kita bisa berupaya mendapatkan kembali dengan cara yang baik. Kita memberikan beras merasa bersyukur kepada Allah masih diberi kelebihan daripada pengemis tersebut. Dan pengemis merasa senang telah diberi beras.
Kata orang bijak, proses memberi dan menerima, membuat segala sesuatu di alam semesta ini berjalan secara mengalir. Orang-orang generasi Rasuldan Nabi tingkat kepedulian untuk memberi kepada sesama yang membutuhkannya lebih tinggi. Dapat kita perhatikan dalam riwayat, kehidupan mereka bahagia, nyaman, dan stabil walaupun zamannya belum seperti saat ini. Mereka masih ramah lingkungan dan peduli sesama. Kita sekarang boleh bertanya, apakah yang harus kita berikan? Pemberian tidak hanya dalam bentuk uang atau materi saja. Jika orang butuh rasa kasih sayang, berikanlah. Anak-anak kita sudahkah dielus rambutnya sambil kita bicara yang memotivasi dirinya? Apabila belum, lakukanlah.
Memang perbuatan itu seperti hal sepele, tetapi dampaknya sangatlah besar. Mereka akan merasa diperhatikan dan apabila mendapat masalah, kita sebagai orang tua akan dijadikan tempat curhat. Akan timbul komunikasi yang multi arah dalam memandang sesuatu serumit apapun. Kita berikan hadiah dalam bentuk materi atau dalam bentuk senyuman, elusan, doa, dan gerakan mata yang menyenangkan bagi siapa saja yang menerimanya. Terkadang perlakuan demikian terhalang oleh kekurangan uang atau banyak utang misalnya. Memang kita tidak bisa melupakan sifat manusiawinya. Namun kita tentu tidak selamanya merasa susah, sekali-kali kita merasa senang walaupun dalam situasi dan kondisi rumah tangga tidak mulus.
Berikan rasa cinta dalam arti sesuai dengan kepentingannya, berikan orang lain senyuman atau tertawa agar orang lain merasa terhibur atau rasa senang. Berikan pengetahuan untuk orang lain yang siap menerimanya. Pengetahuan yang diramu dalam betuk tulisan kita berikan kepada para pembaca sementara ada imbalannya janganlah ditolak. Begitu kita memberikan sesuatu kepada orang lain, maka di situlah imbalan dari pemberian akan datang yang tidak disangka-sangka.
Suatu kisah seorang sufi dan seorang yang sangat miskin. Sang sufi melihat orang yang pakaiannya compang-camping dan kelihatannya belum makan seharian. Sang sufi berkata di dalam hatinya: “ Ya Allah, mengapa Engkau tidak melakukan untuk orang ini?” terdengar di dalam hati Sang sufi: “ Sengaja Aku ciptakan engkau untuk orang itu.” Jadi dari kisah tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita diciptakan Allah semuanya bermanfaat bisa saling memberi dan menerima dalam menjaga kestabilan hidup di muka bumi ini.


0 komentar:

Posting Komentar