Selasa, 29 Mei 2012

KEBERKAHAN DI WAKTU PAGI
(Jajang Suhendi, Cikedal-Pandeglang)

Keadaan waktu pagi rasanya lebih memberikan semangat untuk melakukan pekerjaan. Berbeda dengan waktu siang atau waktu yang lainnya. Mengapa demikian? Waktu pagi merupakan waktu yang yang masih segar di mana kita telah beristirahat dalam waktu lama. Tidur malam biasanya dari pikul 20.00 WIB sampai dengan pukul 04.00 WIB merupakan kesempatan digunakan untuk tidur. Kecuali pada waktu malamnya kita gunakan untuk begadang atau melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat, tidurnya larut malam dan pada waktu bangun paginya malas karena masih merasakan kelelahan. Yang begitu malamnya bukan untuk digunakan untuk istirahat malahan untuk hal-hal yang tidak begitu bermanfaat. Sebelum tidur malam diusahakan untuk menggunakan rencana sebaik mungkin. Berdoa sebelum dan sesudah tidur akan membantu kegaran waktu bangunnya. Di balik doa akan tersimpan keajaiban kekuatan badan kita untuk melakukan aktivitas yang produktif.
Penggunaan waktu pagi yang baik akan meningkatkan semangat hidup produktif bagi setiap pelakunya. Apa yang kita lakukan diawali dengan niat yang ikhlas. Sebagai tanda syukur kita telah diberi umur, kesehatan, dan kekuatan dalam mengisi kesempatan yang baik ini. Aktivitas yang berguna kita lakukan agar kita menjadi orang yang mengisi waktu dengan kesia-siaan. Sebagai makhluk berakal dan memiliki hati yang baik, maka kita hendaknya mengisi waktu dengan kegiatan yang berarti. Di antaranya mengisi waktu dengan menulis. itulah sebabnya saya sering mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan yang produktif melebihi kegiatan yang lainnya. Menulis yang dilakukan seoptimal mungkin. Sampai menghasilkan sesuatu yang paling berharga, yaitu artikel atau buku-buku berkualitas. Selain kita harus banyak jumlah tulisan yang kita buat, kita harus menuntut diri untuk menulis sebaik-baiknya.
Harapan menulis yang dilakukan sebaik-baiknya akan membuat diri kita berubah nasibnya. Dari keterpurukan menjadi derajat yang setinggi-tingginya. Sejalan dengan terangkatnya kualitas kepenulisan akan terangkat pula eksistensi diri kita dalam bidang tulis-menulis. Pengisisian waktu pagi dengan kegiatan menulis akan meningkatkan semangat menulis yang lebih produktif lagi. Mengisi waktu pagi dengan menulis akan meningkatkan keberkahan dari Allah. Keberkahan dapat kita peroleh melalui upaya memupuk semangat menulis dan menyingkirkan sifat malas. Jadi memupuk subur semangat untuk hidup sehat dan produktif dan menghindari sifat malas merupakan salah satu metode meraih keberkahan dari Allah.
Waktu pagi termasuk salah satu waktu yang paling baik untuk bekerja dan mencari rizki. Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Ya Allah, berkahilah untuk ummatku waktu pagi mereka." (HR. Riwayat Abu Dawud, at-Tirmizy, an-Nasa'i, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh al-Albani).
Waktu pagi diberkati Allah untuk diisi dengan bekerja dan mencari rizki. Yang lebih saya utamakan dalam mengisi waktu pagi dengan bekerja dan mencari rizki lewat menulis dan menulis secara kreatif. Apapun yang telah menjadi permohonan Rasulullah merupakan hal yang harus kita indahkan dengan sebaik-baiknya. Kita ambil netbook, laptop atau pulpen dan buku untuk menulis apa saja yang perlu kita tuliskan. Daripada kita berdiam diri melamun atau mengobrol tanpa karuan, maka lebih baik kita gunakan untuk menulis. menulis yang berkesinambungan. Dengan niat ibadah lewat dunia kata-kata merupakan kegiatan yang produktif. Sambil menikmati segarnya cuaca di pagi hari kita teruskan menulis dengan semangat menggebu-gebu. Bukan banyaknya yang kita tuliskan, tetapi kelanggengannya. Upaya menulis dalam melanggengkan isi hati dan pikiran dalam menanggapi sesuatu kebenaran, kejujuran, dan solusi bagaimana untuk mengatasi ketidakadilan yang terjadi di lingkungan kita.
Mengapa waktu pagi dikatakan sebagai keberkahan? Waktu pagi dikatakan berkah apabila diisi dengan doa, dzkir, membaca Al-Qur’an dan aktivitas yang berharga, seperti menulis. Waktu pagi berkah apabila dimulainya dengan doa, dzikir, membaca Al-Qur’an dan berbagai aktivitas. Semangat beraktivitas setelah selesai beristirahat malam hari. Doa yang kita lantunkan adalah doa keberkahan pada waktu pagi agar seluruh umat Islam mendapatkan bagian dari manfaat doanya.
Sebagai penerapan langsung dari doanya ini, dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bila mengutus pasukan perang, beliau mengutusnya pada pagi hari, sehingga pasukan dan peperangan tersebut menjadi pasukan dan peperangan yang diberkahi dan mendapatkan pertolongan serta kemenangan. Contoh nyata dari keberkahan waktu pagi ialah apa yang dilakukan oleh sahabat Shakhr al-Ghamidy, beliau adalah sahabat yang meriwayatkan hadits ini dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau adalah seorang pedagang, setelah ia mendengarkan hadits ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam iapun menerapkannya. Tidaklah ia mengirimkan barang dagangannya melainkan pada pagi hari, dan benar, keberkahan Allah dapat beliau peroleh, sehingga dinyatakan pada riwayat di atas, bahwa perniagaannyapun berhasil, hartanya melimpah ruah.
Hadits di atas juga merupakan bukti nyata, bahwa agama Islam tidak mengajarkan kepada umatnya untuk hidup bermalas-malasan, lemah semangat, dan rendah cita-cita. Islam senantiasa mengajarkan kepada umatnya untuk hidup produktif, bermanfaat, baik untuk diri sendiri atau orang lain, dan berjiwa besar dengan mewujudkan cita-citanya walau setinggi langit.
"Wajib atas setiap orang muslim untuk bersedekah. Dikatakan kepada beliau, 'Bagaimana bila ia tidak mampu?' Beliau menjawab, 'Ia bekerja dengan kedua tangannya, sehingga ia menghasilkan kemanfaatan untuk dirinya sendiri dan juga bersedekah.' Dikatakan lagi kepadanya, 'Bagaimana bila ia tidak mampu?' Beliau menjawab, 'Ia membantu orang yang benar-benar dalam kesusahan.' Dikatakan lagi kepada beliau, 'Bagaimana bila ia tidak mampu?' Beliau menjawab, 'Ia memerintahkan dengan yang ma'ruf atau kebaikan.' Penanya kembali berkata, 'Bagaimana bila ia tidak (mampu) melakukannya?' Beliau menjawab, 'Ia menahan diri dari perbuatan buruk, maka sesungguhnya itu adalah sedekah." (HR. Muslim).
Kedua tangan kita gunakan untuk berbagai kegiatan menulis sebagai salah satu kegiatan yang bermanfaat. Isi tulisan untuk memerintahkan atau mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan bukan kejahatan. Sedekah tidak hanya berbentuk uang dan harta benda saja, tulisan yang kita tuliskan juga termasuk sedekah yang sangat bermanfaat demi kelangsungan kebenaran. Diharapkan generasi demi generasi dapat terselamatkan oleh tulisan yang kita ciptakan dengan kekuatan hati dan pikiran kita. Bukan sembarang tulisan yang kita ciptakan, tetapi tulisan yang benar-benar bermakna dan berdaya guna bagi diri kita dan bagi diri orang lain.
Menulis untuk menciptakan kekuatan diri dan orang lain yang berupaya membaca tulisan berdasarkan kekuatan hati dan pikiran. Kita senantiasa berusaha untuk melakukan segala yang berguna bagi diri kita dan bagi orang lain. Sambil kita meminta pertolongan kepada Allah untuk diberi kekuatan. Kekuatan menuliskan isi hati, hasil pengamatan, refleksi, dan hasil daya pikir yang lebih matang. Oleh karena itu kita dituntut untuk menulis yang memberi keuatan iman, takwa, amal saleh, dan kepribadian diri kita dan orang lain yang mau mengubah dirinya masing-masing. Untuk orang yang tidak mau membaca dan mempelajari berbagai tulisan diri kita atau penulis lainnya, jangan harap mendapatkan manfaat daripadanya. Memang hidup adalah pilihan bukan tekanan orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar