Selasa, 29 Mei 2012

FAKTOR PENGHAMBAT MEMBACA CEPAT
(Jajang Suhendi, Cikedal-Pandeglang)

Kebiasaan salah dalam membaca akan menghambat kecepatan membaca. Hal ini harus menjadi perhatian bagi pembaca yang belum mengenal bagaimana cara membaca cepat dengan pemahaman isi bacaan yang kita baca. Kebiasaan yang salah yang dibawa sejak kecil, yaitu membaca dengan gerakan bibir dan melafalkan kata-kata, gerakan kepala dari arah kiri ke kanan, menggunakan jari atau benda lain yang digunakan penunjuk kata-kata yang kita baca.
Ada pula saat kita sudah dewasa yang merupakan kesalahan dalam membaca cepat, yaitu membaca dengan menyuarakan kata-kata yang dibacanya (vokalisasi), dan membaca dengan melafalkan kata-kata di dalam hati dan fokus pada pelafalan bukan pada pemahaman ide-ide yang dibacanya.
Baik kesalahan membaca yang dibawa sejak kecil maupun kesalahan membaca setelah dewasa harus kita atasi dengan cara-cara sebagai berikut: pertama, mengatasi vokalisasi dengan cara kita meniupkan bibir sebagaimana kita sedang bersiul dan bisa dengan meletakkan lengan di leher sampai di tenggorokan tidak terasa lagi ada getaran. Kedua, mengatasi gerakan bibir dengan merapatkan bibir, menekan lidah ke langit-langit , mengunyah permen, menjepit pulpen dengan bibir sampai tidak ada lagi getaran di bibir dan tenggorokan.
Ketiga, mengatasi gerakan kepala dengan meletakkan telunjuk ke pipi dan menyandarkan kedua siku di atas meja, tangan memegang dagu seperti kita sedang memegang janggut atau meletakkan ujung telunjuk di hidung. Keempat, mengatasi membaca menggunakan jari untuk menunjuk kata-kata yang dibaca, yaitu dengan tangan memegang buku yang sedang dibaca atau memasukkan kedua tangan ke dalam saku.
Kelima, mengatasi membaca yang diulang-ulang (regresi) dengan tekad di dalam hati untuk tidak mengulang-ulang membaca kata-kata yang sudah dibacanya. Perhatian terus pada kata-kata atau unit pikiran yang dibacanya. Keenam, mengatasi membaca dengan lafal kata-kata walaupun tidak diucapkan secara nyaring (subvokalisasi). Kita perlebar jangkauan mata untuk menangkap beberapa kata dan menangkap hanya ide-idenya. Menangkap ide-ide bukan membaca simbol kata-kata saja.
Namun yang mempermudah penguasaan membaca cepat dengan pemahaman isi bacaan yang tinggi bukanlah hanya mengetahui bagaimana kita mengatasi hambatan seperti di atas, tetapi kita harus banyak melakukan latihan membaca teks-teks mulai dari teks yang mudah sampai teks yang sulit. Dan dalam hati kita niatkan untuk memahami tips dan menggunakannya setiap membaca teks yang dibacanya.
Kita niatkan mulai saat ini kita tidak akan membaca dengan gerakan bibir untuk melafalkan kata-kata yang kita baca. Mulai saat ini kita tidak akan membaca sambil menggerakkan kepala dari kiri ke kanan buku yang kita baca. Waktu membaca kita tidak akan menggunakan jari tangan untuk menunjuk setiap kata yang kita baca.
Begitu juga mulai saat ini kita tidak akan membaca nyaring dengan vokalisasi dan subvokalisasi, kecuali sewaktu kita sedang mengajarkan tentang membaca nyaring kepada para siswa atau anak-anak kita. Sewaktu membaca untuk kepentingan ilmu pengetahuan yang melalui bahan bacaan kita harus membaca menangkap ide-ide atau gagasan tentang isi bacaan.
Sekedar contoh membaca cepat untuk langsung menemukan gagasan yang disampaikan penulis dapat kita perhatikan penjelasan berikut.
Dua insan bisa ngobrol berjam-jam, berbagi gagasan, bahkan menyatupadukan pendapat. Namun setelah selesai ngobrol, mereka tidak merasakan penyatuan yang saling membahagiakan. Sebaliknya, meski percakan itu hanya berlangsung 15 menit, tapi bila sungguh-sungguh saling berbagi perasaan asli, pasti mereka akan menghayati penyatuan yang membahagiakan.
Yang kita perhatikan bukan kata demi kata, tetapi gagasan dari paragraf itu. Paragraf tersebut mengandung makna bahwa setiap percakapan pada intinya hubungan saling berbagi dalam perasaan asli untuk mempersatukan hal yang membahagiakan, bukan hanya sekedar obrolan biasa. Kita langsung menangkap inti paragraf itu dengan menghindari beberapa hal yang menghambat dalam upaya membaca seperti di atas.
Inti paragraf tersebut di atas bisa berbeda-beda dalam pengungkapannya, seperti penyatuan pendapat dan hubungan saling berbagi. Setiap pembicaraan bukan ukuran panjang dan pendeknya, tetapi berisi dan tidaknya pembicaraan tersebut. Pembicaraan yang bermakna saling memberi kebahagiaan dengan mempersatukan pendapat atau gagasan di antara orang-orang dalam pembicaraan tersebut.
Inti pembicaraan setiap paragraf bisa berbeda-beda, tetapi pada intinya sama. Itulah membaca yang cepat tanpa melupakan pemahaman terhadap isi bacaan. Kita bisa membaca satu kalimat, satu paragraph, atau satu wacana lengkap. Pada dasarnya, kita membaca cepat dengan pemahaman yang tinggi. Kita menjauhi semua hal yang menghambat membaca cepat dan efektif.



0 komentar:

Posting Komentar