Selasa, 29 Mei 2012

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
(Jajang Suhendi, Cikedal-Pandeglang)

Saya mengikuti Diklat di Hotel Marbella Anyer dari tanggal 27 sampai 30 September 2010. Peserta dari kecamatan Cikedal sebanyak delapan orang yang terdiri dari tiga orang Pengawas TK/SD dan lima orang Kepala SD. Saya sangat senang menerima materi yang paling baru tentang Kepemimpinan Pembelajaran, Evaluasi Diri Sekolah, Supervisi Akademik, Penelitian Tindakan Sekolah, dan Kewirausahaan. Semua materi Diklat terdapat di dalam CD, sehingga bagi peserta yang tidak membawa laptop atau hanya membawa netbook tidak optimal dalam mengikuti pembicaraan para Widyaswara.
Apabila peserta hanya mengandalkan kemampuan pendengaran dan penglihatan saja, seperti saya mengalami kesulitan dalam mengikuti arah pembicaraan Widyswara. Sebenarnya apabila kita membawa dan mampu menggunakan laptop mengikuti pembicaraan lebih efektif. Di tempat penginapan materi bisa dipelajari dulu atau sambil mengikuti pembahasan kita memperhatikan materi dengan sebaik-baiknya. Upaya saya hanya memberikan plasdisk kepapada Widyaswara setelah selesai menjelaskan materi tesebut. Semakin terasa bagi saya bahwa mengikuti diklat dan sejenisnya harus mempunyai alat atau media elektronik seperti laptop yang bisa menggunakan plasdisk dan CD.
Menjadi peserta diklat pada zaman sekarang harus kreatif dengan memiliki kemampuan menggunakan alat-alat atau media elektronik tersebut. Sungguh tidak bisa ditinggalkan alat elektronik tersebut dalam upaya mengikuti perkembangan zaman. Termasuk saya pada waktu mengikuti diklat tersebut tidak optimal, karena hanya membawa netbook saja yang tidak bisa menggunakan CD. Namun saya tidak merasa pesimis dalam mengikuti acara demi acara. Semangat karena saya bisa terbawa untuk mengikuti diklat tersebut. Dan semoga kami semua mampu menyampaikan kepada seluruh rekan kepala sekolah dan guru setelah mengikuti diklat itu selesai.
Pada kesempatan ini saya akan mencoba membuat ringkasan materi diklat tentang materi kepemimpinan pembelajaran kepada para pembaca yang sama-sama sebagai kepala sekolah dan guru yang berada di Kabupaten Pandeglang. Walaupun saya tetap merasa masih banyak kekurangan dalam kebahasaan dan dalam pemaparan isinya, akan tetap menulis dan terpenting bagi saya telah mampu menyampaikan pengalaman kepada rekan-rekan pembaca sudah merupakan kebahagiaan yang tidak ada bandingannya. Berarti saya sudah berbagi kepada sesame lewat tulisan.
Pada kesempatan ini saya tidak takut salah dalam menuliskannya, karena saya masih dalam taraf belajar dan termasuk penulis pemula yang masih jauh dari sempurna. Tujuan saya menulis agar kita bisa sharing dengan rekan-rekan. Dan semoga rekan-rekan mau menemukan kekurangan apa yang saya tuliskan dan mengomentarinya dengan cermat apa yang saya tuliskan tersebut, baik dari segi kebahasaan maupun dari segi isi pembahasannya. Kritik dan saran semua rekan akan saya jadikan pelajaran. Oleh karena itu, bagi pembaca artikel ini agar bisa mengomentarinya lewat media ini juga supaya saya bisa memperhatikan langsung apa yang telah saya tulis.
Materi diklat tentang kepemimpinan pembelajaran akan saya sampaikan secara garis besarnya saja. Walaupun demikian semoga bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca. Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, dari mulai kepala SD sampai kepala SMU dan sederajat. Menurut Widyaswara dan buku tentang kepemimpinan pembelajaran yang disusun oleh Direktorat Tenaga Kependidikan dan Dirjen PMPTK Tahun 2010, maka kepemimpinan pembelajaran merupakan kepemimpinan yang paling sesuai di sekolah-sekolah.
Dengan kepemimpinan pembelajaran yang baik oleh kepala sekolah, maka kegiatan pembelajaran di sekolah akan menghasilkan prestasi belajar siswa. Namun kenyataannya di sekolah-sekolah belum melaksanakan prinsip kepemimpinan pembelajaran dengan baik. Hasil penelitian Stronge (1988) dalam buku Kepemimpinan Pembelajaran Dirjen PMPTK (2010:1) mengatakan bahwa dari seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah, hanya 10 persen yang dialokasikan untuk kepemimpinan pembelajaran. Hal itu akibat dari kurangnya pelatihan tentang kepemimpinan pembelajaran.
Pada saat ini masih beranggapan peran kepala sekolah sebagai manajer sekolah yang lebih utama, tetapi kenyataannya kepemimpinan pembelajaranlah yang lebih mengutamakan prestasi siswa. Banyaknya kegiatan administrasi yang harus dilaksanakan dan tugas-tugas lain kepala sekolah yang tidak langsung mempengaruhi tentang kemajuan belajar siswa dan kemajuan mengajar atau mendidik para guru. Apalagi masih banyak tugas mengelola masalah rehabilitasi atau pembangunan sekolah. Seharusnya kepala sekolah fokus pada kepemimpinan di sekolah yang langsung pada peningkatan prestasi dan kualitas pembelajaran siswa.
Dalam kepemimpinan pembelajaran fokus pada kegiatan mengajar dan mendidik para siswa agar memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang berhasil dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan banyak tantangannya. Dalam kepemimpinan pembelajaran sangat menuntut sekolah sebagai organisasi yang memfokuskan pada pembelajaran yang meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Dengan fokus pada ketiga hal, kepala sekolah akan lebih banyak perhatian padanya.
Dalam kepemimpinan pembelajaran akan dijelaskan tentang arti, tujuan, dan pentingnya kepemimpinan pembelajaran. Dibahas pula karakteristik kepemimpinan pembelajaran yang efektif, bidang garapan kepemimpinan pembelajaran, dan strategi pelaksanaan kepemimpinan pembelajaran. Memang dari tahun ke tahun selalu ada saja perubahan termasuk tentang kepemimpinan pembelajaran. Peran kepala sekolah semakin hari semakin berbeda dengan peran-peran pada saat ini. Tinggal kita mampu memahami dengan selalu mengikuti perkembangan dan manfaatnya di dunia pendidikan.
Ada yang mendefinisikan tentang kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar siswanya. Namun pengertian seperti di atas sudah kurang lengkap apabila dibandingkan dengan pengertian sekarang. Sasarannya hanya kepada guru saja, tidak memfokuskan sasarannya kepada siswa. Padahal tujuan pendidikan untuk mencerdaskan para peserta didik agar mampu mencapai kedewasaan dirinya. Hidup mandiri dalam menghadapi segala persoalan hidup dan mampu menjadi pembaharu dalam hal-hal yang dipandang baik menurut agama maupun baik menurut aturan negara.
Dalam kepemimpinan pembelajaran, kepala sekolah harus mampu menanamkan isi dan makna visi sekolahnya dengan baik. Dalam merumuskan visi dan misi sekolah, kepala sekolah melibatkan orang-orang yang memiliki kewenangan di dalam dunia pendidikan. Mereka berpartisipasi dengan cara berbagi pendapat dalam menyusun visi dan misi tersebut. Kemudian semua pihak terkait untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Memang dalam kenyataannya sulit untuk mengimplementasikannya. Namun itulah tugas kita untuk mengubah cara dan kebiasaan lama di sekolah.
Kepala sekolah melibatkan orang-orang yang berwewenang dalam dunia pendidikan dalam mengelola sekolah, dalam mengambil keputusan dan kegiatan sekolah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kepala sekolah melakukan dukungan terhadap pembelajaran yang dilakukan di kelas dan memfokuskan dirinya pada kepentingan belajar siswa. Jadi keadaan siswa menjadi prioritas utama agar situasi dan kondisi pembelajaran mencapai mutu atau kualitas yang diidam-idamkan oleh pihak sekolah, orang tua, masyarakat dan negara kita. Pelaksanaan pembelajaran siswa semua pihak terkait merasa terlibat di dalamnya.
Dengan kepemimpinan pembelajaran, kepala sekolah berperan untuk melakukan pemantauan terhadap proses belajar mengajar agar bisa lebih memahami apa yang sedang terjadi di dalam kelas. Tugas peningkatan kualitas dan prestasi belajar siswa tidak sepenuhnya diserahkan kepada para guru saja. Kepala sekolah harus lebih maksimal dibandingkan guru, karena dianggap orang yang lebih profesional dari pada guru. Sudah lebih dulu menduduki jabatan sebagai guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Apapun alasannya, dalam keseluruhan proses yang ada di sekolah, kepala sekolah harus lebih dominan dari pada guru. terutama dominan dalam semangat meningkatkan prestasi belajar warga sekolah.
Berbagai kesulitan dalam pembelajaran, kepala sekolah harus lebih dulu memahami bagaimana mencari solusinya yang terbaik. Dalam hal ini kepala sekolah menjadi fasilitator dalam mengetahui masalah dan mencari pemecahannya. Kepala sekolah harus bisa membantu guru dalam berbagai hal apabila guru buruh bantuan dalam pembelajaran maupun dalam kegiatan pendidikan pada umumnya. Sekarang tidak hanya peningkatan prestasi siswa saja kita perhatikan setiap hari, maka prestasi mengajar dan belajar guru juga harus kita perhatikan. Kepala sekolah harus lebih dahulu untuk banyak belajar dan berlatih tentang hal yang berhubungan dengan pembelajaran dan pendidikan pada umumnya.
Kepala sekolah harus mampu menjadi pemimpin dalam pembelajaran dengan memfokuskan diri pada pembelajaran yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu kurikulum, proses belajar mengajar, penilaian hasil belajar, penilaian dan pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah. Semua komponen kurikulum harus dikuasai oleh kepala sekolah dengan sebaik-baiknya. Jangan sekali-kali tingkat kemampuan mengenai komponen kurikulum kepala sekolah lebih rendah dari guru. Sudah menjadi keharusan bagi kepala sekolah untuk memulai banyak belajar di berbagai sumber, selain belajar dengan membaca buku, kita tingkatkan belajar di warnet atau internet milik sendiri.
Diupayakan kepala sekolah banyak menuntut diri untuk selalu belajar dan berlatih tentang kepemimpinan pembelajaran tersebut. Tidak ada kata berhenti belajar dan berlatih bagi kepala sekolah setelah adanya konsep kepemimpinan pembelajaran. Terpenting bagi kepala sekolah selalu memiliki tujuan utama sebagai pelayan kepada semua siswa agar mereka mampu mengembangkan potensi kualitas dasar dan kualitas instrumentalnya untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Potensi kualitas dasar yang terdiri dari daya pikir, daya hati, daya fisik. Kualitas dasar dan kualitas instrumental menjadi pekerjaan rumah untuk dikerjakan oleh kepala sekolah.
Daya pikir meliputi cara berpikir deduktif, induktif, ilmiah, kritis, kreatif, inovatif, lateral, dan berpikir sistem. Yang pada awalnya kita kurang memahami tentang cara berpikir deduktif dan induktif, maka setelah membaca artikel ini bisa mencari pada buku dan internet. Tentu dalam hal ini kita harus mengetahui arti dan manfaatnya bagi kepala sekolah. Minimalnya kepala sekolah bisa saling berbagi lewat tulisan. Sehubungan berbagi secara langsung terbatas oleh ruang dan waktu, maka kegiatan menulis menjadi sarana lebih efektif dari pada sarana lewat berbicara secara lisan. Begitu juga kepala sekolah harus menemukan arti dan manfaat dari cara berpikir ilmiah, kritis, kreatif, inovatif, lateral, dan berpikir sitem.
Tidak cukup kita membaca sekali atau dua kali setelah kita menemukan istilah-istilah tentang cara berpikir di atas. Kita dituntut untuk banyak mempermahir pemahamannya dengan menuliskannya. Kegiatan menulis seperti itu akan memperkuat daya pikir lebih tahan lama di otak dan pikiran. Cara berpikir deduktif bagi kepala sekaolah bisa digunakan dalam setiap pembicaraan secara lisan. Adanya komitmen pada apa yang kita bicarakan. Berbeda dengan orang yang tidak mengetahui cara berpikir seperti itu, pembicaraannya terkadang tidak sistematis dan tidak memiliki pola tertentu. Dengan pemahaman pada kepemimpinan pembelajaran bagi kepala sekolah, semua kata dan istilah tentang cara berpikir akan menjadi modal dasar dalam bekerja.
Kemudian setelah kepala sekolah mendalami cara berpikir, kita tingkatkan pula pemahamannya pada daya hati yang meliputi kasih sayang, empati, kesopanan, kejujuran, integritas, kedisiplinan, kerjasama, demokrasi, kerendahan hati, perdamaian, respek kepada orang lain, tanggung jawab, toleransi, dan kesatuan serta persatuan. Bagi saya juga sangat sulit untuk mempraktekkan bagaimana agar hati kita sesuai dengan kebenaran. Namun kita sadari dari pada aktivitas berpikir dan aktivitas perasaan setiap saat tidak difokuskan pada unsur-unsur daya hati akan berkarat dan membahayakan kepribadian kita. Dengan perhatian pada kebenaran juga sering terganggu kita melakukan kesalahan, apalagi kita tidak antusias pada kebenaran. Akan terjadi kebamblasan pola pikir dan pola rasa kita.
Sekarang ada istilah kecerdasan spiritual yang diciptakan oleh Pak Ary Ginanjar sangat penting kita pelajari agar hati kita selalu waspada akan setiap gangguan yang dating secara tiba-tiba. Pada saat kita lengah perasaan-perasaan buruk selalu muncul dengan mudahnya. Sedikitnya dengan mengetahui arah dan sumber datangnya perasaan dan pikiran negative bisa disangkal dengan mudah. Berbeda dengan orang yang tidak ada perhatian pada masalah gangguan terhadap hati dan pikiran kita. Mereka sering mengatakan bahwa meninggalkan merokok itu sulit, selain mengaji Al-Qur’an dikatakan wenang dilanggarnya karena alasan bukan mengaji, dan berbagai dalih lainnya. Seolah-olah untuk menghindari apa yang dianggap kurang perlu itu sulit dan dianggap wajar untuk dilakukannya.
Kita harus mempunyai pilihan mana yang terbaik dari yang baik dan mana yang baik dari yang kurang atau tidak baik. Pilihan kita tentu pada hal yang terbaik apabila yang terbaik itu ada di hadapan kita. Dan kita memilih yang baik apabila yang baik itu ada di hadapan kita. Selama kita tidak kepepet dan tidak ada jalan lain lagi kita terpaksa memilih yang kurang baik misalnya. Hidup kita dalam pilihan, maka peran hati dan pikiran kita sangat penting kita jadikan barometer dalam menentukan pilihannya. Menjadi kepala sekolah harus mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang baik. Di dalam kepemimpinan pembelajaran yang baik selalu ada kata dan istilah daya pikir dan daya hati itu.
Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah mesti menjadi pembelajar sepanjang hidup. Diambil dari kata dasarnya pembelajaran berasal dari kata belajar ditambah imbuhan pe-an. Jadi jelas kepala sekolah adalah pihak yang selalu belajar seperti siswa. Orang yang bergelut di dunia pendidikan dan khususnya dunia pembelajaran tentu harus banyak belajar agar tidak selalu ketinggalan informasi dan pengetahuan oleh orang lain yang tidak bergerak di dunia pendidikan. Tentu di sini belajar yang berdasarkan pikiran jernih dan perasaan tenang tanpa adanya paksaan dan tekanan dari luar. Ini tidak akan membuat diri kita nyaman dan tentu akan selalu memandang negatif kepada orang yang mencoba berbicara tentang kebenaran.
Kita perhatikan bagaimana cara belajarnya para santri di depan kiayi, bagaimana Imam besar yang menjadi terkenal karena mempunyai guru yang menjadi idolanya. Orang-orang besar menjadi besar karena dibesarkan oleh orang-orang besar. Dalam konteks ini tentu kebesaran orang karena ada yang membimbingnya yaitu gurunya, termasuk kepala sekolah sebagai guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah harus mempunyai kelebihan dari guru dan guru harus mempunyai kelebihan dari siswa. Itulah apabila sekolah ingin maju. Namun bukan berarti siswa atau guru tidak bisa melebihi kepala sekolah. Memang yang diharapkan siapa saja yang menjadi siswa atau guru harus mampu melebihi siapa saja yang menjadi gurunya.
Sungguh sangat senang apabila kita punya siswa yang cerdas, pada waktu belajar di sekolah, kuliah atau sudah bekerja. Berbeda dengan guru yang mempunyai siswa atau lulusannya tingkah lakunya jahat, hatinya merasa sedih dan merasa tidak berhasil mendidiknya. Kepala sekolah dan guru yang baik adalah kepala sekolah dan guru yang bisa menghasilkan siswa atau orang yang baik-baik. Untuk menjadikan para siswa dan para siswa dan para guru yang baik, maka kepala sekolah harus mengupayakan terlebih dahulu menjadi orang yang baik melebihi mereka. Idealnya begitu, untuk mengajar dan mendidik orang lain, kita harus mengajar dan mendidik diri kita terlebih dahulu.
Perbuatan jujur termasuk kekuatan daya hati yang dipaparkan di atas. Kepala sekolah harus jujur kepada diri kita sendiri mampu dan tidak mampunya harus diakui. Apabila kita temukan kelemahan, ketidakmampuan diri dan kekurangan lainnya, maka secepatnya kita ganti dengan kekuatan lewat upaya belajar dan berlatih ke arah kekuatan yang akan kita ganti. Sudah tahu kita tidak biasa membaca, kita tidak mengupayakan untuk membiasakan diri membaca, maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah terbiasa. Allah bisa karena kuasa, tetapi manusia bisa karena biasa melakukannya. Sebenarnya apabila kita memperhatikan konteks yang lebih luas, semua pembahasan masalah pembelajaran dan pendidikan tidak terlepas dari masalah kepemimpinan pembelajaran.
Daya pikir, daya hati, dan daya fisik merupakan kekuatan bagi kepala sekolah untuk dimiliki agar dalam pelaksanaan pekerjaannya berjalan dengan lancar. Bukan berarti fisik kita harus kuat seperti kekuatan para atletik atau olah ragawan, tetapi kekuatan fisik dalam arti sehat dan memilki stamina prima yang mampu melakukan pekerjaan atau belajar dengan sebaik-baiknya. Untuk menjaga kesegaran, kesehatan, dan kugaran, maka kepala sekolah harus banyak melakukan olah pikir dengan banyak belajar, melakukan olah rasa dengan banyak berdzikir atau bersyukur kepada Allah atas segala nikmat, dan olah raga dengan banyak berolah raga walaupun hanya lari pagi saja. Olah raga dengan meningkatkan kesehatan, ketahanan, dan keterampilan yang langsung bermanfaat bagi dirinya dalam upaya meningkatkan manfaat untuk orang banyak.
Pada akhirnya, kepala sekolah sebagai pemimpin dalam pembelajaran untuk memfasilatasi pembelajaran agar siswa meningkat prestasi belajarnya, meningkat kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya, dan meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus menerus sepanjang hayat. Tentu diawali dengan upaya yang dilakukannya kepada guru-guru sebagai orang yang terdepan dalam menghadaiswanya. Untuk mencapai keberhasilan dalam meningkatkan prestasi siswa dan guru, maka kepala sekolah harus terlebih dahulu banyak belajar dan berlatih tentang apa yang akan diberikan kepada siswa dan guru tersebut. Hilangkan dalih sebelum mau mencoba dari yang ringan dulu kemudian meningkat kea rah yang lebih sulit.
Perbuatan membaca, menulis, berpikir, dan merasakan sesuatu kebenaran bagi kepala sekolah sangat membantu kemudahan dalam menuntut diri agar lebih mampu dalam bidang pembelajaran dan pendidikan pada umumnya. Setiap bulan atau setiap hari ada bahan bacaan alangkah lebih baiknya kit abaca dengan penuh antusias. Sebagai kepala sekolah harus mampu mengelola diri untuk selalu belajar dan belajar yang tidak ada hentinya. Belajar melalui membaca, belajar melalui diskusi, belajar dalam kelompok maupun belajar dalam kesendirian, selain waktu tidur, kita gunakan untuk belajar sepanjang hayat.


0 komentar:

Posting Komentar