Selasa, 29 Mei 2012

KERJA YANG BAIK
(Jajang Suhendi, Cikedal-Pandeglang)

Kebahagiaan, kemakmuran, kemajuan, dan keberhasilan adalah impian merupakan impian setiap orang yang normal. Setiap orang yang normal selalu mempunyai impian yang baik. Mereka ingin mewujudkan impian tersebut dengan penuh kesungguhan, seperti mereka ingin hidupnya bahagia dan makmur, maju dan berhasil. Hanya orang yang tidak sehat pikiran dan perasaannya saja yang tidak mempunyai keinginan untuk bahagia yang sifatnya langgeng, bukan kebahagiaan sesaat.
Mereka tidak mau hidup dalam keterpurukan. Tidak mau hidup yang serba susah, tidak bisa memenuhi kebutuhan, jangankan kebutuhan yang lebih mahal, kebutuhan yang sangat sederhana juga tidak bisa terpenuhi. Itulah alasan mengapa orang-orang ingin mencapai impian kebahagiaan dengan pemenuhan finansial dan non finansial. Kebutuhan pokok sampai kebutuhan mewah dapat kita penuhi dengan terlebih dahulu kita memiliki kekayaan finansial atas dasar kekuatan keimanan dan ketakwaan.
Salah satu faktor yang bisa digunakan untuk mewujudkan kebahagiaan, kemakmuran, kemajuan, dan keberhasilan adalah kerja yang profesional. Kerja yang bisa membuktikan adanya kemampuan dan kepandaian seseorang. Keberhasilan kerja memerlukan karakter, sifat, dan perilaku seseorang. Antara kerja dengan keberhasilan bisa mencerminkan kepribadian, kemampuan dan perilaku seseorang.
Suatu keberhasilan kita melalui tangga dengan potensi atau kemampuan kejiwaan dan factor pendukungnya. Keberhasilan yang berdasarkan profesionalitas kerja, akal yang selalu terbuka untuk kemajuan, kecerdasan yang luas, sifat cepat tanggap atas segala hal-hal baru yang membawa kemajuan, kedisiplinan, dan meningkatkan sifat-sifat yang baik untuk diri kita sendiri.
Dari pada kita memelihara sifat pendendam, dengki yang penuh permusuhan dan kebencian, maka lebih baik kita tingkatkan sifat pemaaf, toleran, pemurah, dan bijaksana. Semua sifat tersebut sangat dianjurkan oleh agama. Kita tingkatkan perasaan dan pikiran yang penuh perdamaian. Menyelesaikan masalah dengan pikiran jernih dan perasaan yang stabil. Kita sengaja diciptakan Allah untuk menggunakan akal pikirannya dengan sebaik-baiknya. Akal pikiran merupakan ciri khas manusia yang berbeda dengan makhluk yang lainnya.
Adakah perasaan bahagia di dalam jiwa yang penuh kebencian? Benci kepada orang yang berbeda paham maupun benci kepada orang yang seiman. Benci kepada orang yang tidak melakukan penyerangan dengan fisik harus kita sikapi dengan penuh kebijakan. Adapun apabila kita takut terpengaruh dengan ideology lain yang dianggap menyimpang, maka kita harus mampu meningkatkan kemampuan lagi dengan cara banyak belajar dan berlatih bagaimana hidup dalam kemajemukan.
Kita harus banyak mempelajari berbagai buku yang bisa memberi peluang kepada kita untuk memiliki sikap sabar, ikhlas, stabil dalam emosi dan pemikiran. Dalam buku filsafat ilmu dapat kita pahami bagaimana kita untuk menentukan ilmu yang penting kita miliki, manfaatnya untuk apa, dan bagaimana cara mendapatkan ilmu tersebut.
Dalam hati dan pikiran kita harus selalu ada pertanyaan sebagai bahan evaluasi diri. Kita sebagai manusia harus bisa bermanfaat sebagai khalifah. Dengan ilmu pengetahuan yang kita milki seoptimal mungkin, tanpa ada perasaan kita telah cukup dengan ilmu yang telah kita miliki. Tidak ada lagi kesempatan untuk selalu membuka diri dengan banyak membaca dan menuliskannya.
Dalam perasaan dan pikiran kita agar selalu ada impian yang lebih maju lagi, lebih sempurna lagi, lebih bermanfaat lagi bagi kemaslahatan diri kita, keluarga kita, dan semua orang banyak. Apabila pada saat ini kita belum mampu berbuat sesuai dengan apa yang kita impikan, maka kita bersikap apa adanya dulu sambil dalam ide dan gagasan tetap ingin mencapai impian tertinggi.
Minimal di dalam hati ada niat dan kesadaran untuk selalu memberi apa saja yang bermanfaat. Walaupun hanya sekedar ucapan doa agar orang lain mendapat kebagiaan atau bisa terhindar dari kesusahan. Sebab, dengan kesusahan dapat kita rasakan sangat memberatkan. Dalam perasaan agar orang lain tidak melakukan apa yang telah kita lakukan yang memberatkan.
Kita tancapkan di dalam hati sanubari dan pikiran jernih kita suatu hal tentang kebahagiaan, kemakmuran, kemajuan, dan keberhasilan ada di dalam setiap jiwa yang memiliki kesadaran untuk selalu ingin menjadi makhluk yang paling baik dan paling bermanfaat.
Suatu impian agar diri kita sendiri bersama orang lain merasakan bahagia, makmur, maju, dan berhasil di dunia sebagai bekal nanti di akhiratnya. Seperti kita mampu menulis hanya sedikit saja, kita manfaatkan untuk member solusi dan kemudahan untuk orang lain. Menulis sebagai peluang untuk member ide-ide atau gagasan sekecil apapun.


0 komentar:

Posting Komentar