Selasa, 29 Mei 2012

MANFAAT MENULIS BAGI PEMBACA
(Jajang Suhendi, Cikedal-Pandeglang)

Bukan menulis yang terlepas dari membaca yang saya maksud, tetapi menulis yang benar-benar bersatu-padu dengan membaca. Banyak sumber yang kit abaca, buku-buku, majalah, surat kabar sampai media internet. Semua sumber bacaan tersebut harus kita sikapi dengan semangat membaca sekaligus menuliskannya. Pada saat kita membaca, maka pada saat itu juga kegiatan menulis dilakukan. Begitu juga pada saat kita menulis dan pada saat itu juga kita membaca. Membaca dan menulis dilakukan dengan fleksibel akan bermanfaat bagi kita. Menulis itu kegiatan mengikat, mengonstruksi, menata, memproduksi, menampakkan, menggali, membuang, menjabarkan, mengeluarkan, dan membagikan.
Setelah kita banyak membaca tentu banyak pula informasi, ide-ide, ilmu pengetahuan, dan pengalaman yang kita dapatkan lewat media tulisan. Untuk apa kita berupaya membaca kalau tidak untuk dimanfaatkan. Segala sesuatu kita lakukan agar mengandung nilai manfaat, baik manfaat secara fisik maupun manfaat non material. Terutama nilai ibadah harus selalu terkait sehingga setiap menulis banyak manfaatnya. Kita buktikan membaca sebuah kata saja akan bisa bermanfaat yang sangat banyak. Kita menemukan lima kata yang membekas di dalam hati, seperti kata sedih, marah, derajat, menulis, dan tuli. Sepintas kata-kata itu tidak bermanfaat padahal sebenarnya sangatlah bermanfaat bagi kita.
Kita coba fokus pada kata sedih, perasaan dan pikiran kita pada masa lalu dan masa sekarang. Mengapa kita sedih, ada apa di balik kata sedih itu, menguatkan dan memberdayakan diri kita. Jauh ke belakang bayangan kita pada peristiwa yang menyedihkan dengan upaya untuk mengatasinya melalui kerja keras belajar dan bekerja. Dapat kita buktikan hasil dari kerja keras dan belajar sungguh-sungguh itu bisa mengatasi kesedihan. Kesedihan kita ubah menjadi kesenangan dengan upaya kerja keras dan belajar tidak setengah-setengah. Terkadang dalam pelaksanaan kerja keras dan belajar keras membuat diri kita marah. Ada tekanan dari lingkungan sekitar sementara kondisi badan dan jiwa kita sedang labil atau lemah, timbul rasa marah untuk membela diri.
Apabila kita bisa mengatasi perasaan marah dengan sikap tenang dan sabar, akan mengangkat diri kita ke derajat yang lebih tinggi. Apalagi derajat yang kita rasakan yang dicapai dengan upaya menulis seoptimal mungkin. Menulis apa yang kita baca, kita lihat, kita dengar, kita rasakan, dan kita pikirkan. Sebagai guru, sebagai pedagang, sebagai petani, dan apa saja pekerjaan kita tidak ada salahnya untuk melakukan kegiatan membaca dan menulis. Apalagi bagi guru merupakan bagian kaum intelektual yang bergerak di bidang pendidikan atau pembelajaran harus aktif membaca dan menulis. Mudah-mudahan dengan kemampuan membaca dan menulis tersebut kita tidak tuli pada kebenaran. Jelas dari lima kata tersebut bisa bermanfaat menjadi pernyataan, pernyataan menjadi perbuatan, dan perbuatan menjadi kebiasaan, yang akhirnya menjadi budaya pengembangan diri lewat membaca dan menulis walaupun terbangun dari kata sedih, marah, derajat, menulis, dan tuli.
Untuk membuat pernyataan yang menggugah perasaan dan pikiran kita lebih bersemangat dalam menghadapi masalah hidup dan kehidupan kita selain seperti apa yang telah kita bahas, maka kita bisa menuliskan dalam satu konteks paragraph saja. Langsung lima kata digabung dalam satu konteks yang lebih padu. Kata sedih, marah, derajat, menulis, dan tuli kita tulis agar menjadi satu pernyataan yang bisa mensugesti diri kita. Kita hidup sebagai manusia sudah dipersiapkan pada dasarnya melebihi malaikat dengan bekal akal untuk berpikir dan hati untuk merasakan keindahan agama Islam, bagi umat Islam. Manusia pertama , Nabi Adam belajar tentang nama-nama sedangkan malaikat mengetahuinya dari Nabi Adam. Hal itu menunjukkan bahwa manusia pada dasarnya lebih mulia atas kelebihan akal dan hatinya daripada malaikat.
Dengan akal dan hatinya manusia harus bisa mengalahkan segala hambatan. Hambatan dihadapi dengan perasaan senang dan tenang karena ada yang menjaminnya selama kita itu komitmen terhadap keteguhan dan keyakinan kepada Allah. Jadi bukan dengan perasaan sedih, marah, khawatir, dan perasaan negatif yang berlebihan. Memang sifat-sifat kurang adalah hal yang wajar ada dari manusia. Sangat manusiawi perasaan itu ada dan melekat pada manusia, menjadi tidak wajar apabila adanya kecenderungan untuk memiliki sifat-sifat negative tersebut karena bukan syetan. Fungsi membaca adalah mengikat sesuatu yang bercerai berai atau masih dalam sempalan-sempalan ilmu dan pengalaman disatukan dengan menulis.
Menulis dalam arti mengikat bisa mengencangkan, menyatupadukan ingatan, merekam, menyimpan, dan mendokumentasikan sesuatu apa yang kita baca, kita amati, dan kita renungi agar tidak hilang dan mudah apabila kita perlukan. Tanpa adanya upaya mengikat sesuatu dari kegiatan menulis berarti yang kurang bermanfaat dalam meraih makna. Padahal meraih makna dengan menuliskan sesuatu yang berharga akan berdampak positif kepada pelakunya. Apalagi menulis yang diupayakan untuk mengonstruksikan sesuatu agar bisa tersusun rapi dan terbangun dengan kontekstual. Sepenggal ilmu akan masuk dan bercampur dengan diri kita apabila ditulis. Menulis bukan hanya mewadatahi saja, tetapi harius menyususn dan membangun Sesutu dengan baik. Susunan yang menjadi bagian diri dan merupakan cirri khas. Menulis dengan mengaitkan sesuatu pengalaman dengan hal-hal yang baru kita baca atau kita amati, renungi atau kita dengar.
Menulis harus memilki manfaat menata sesuatu yang kita baca misalnya. Bermacam-macam informasi dari dalam dan dari luar ditata sampai benar-benar bermanfaat. Penataan perabot rumah tangga seharusnya berawal dari tulisan. Diri kita, lingkungan kita dan apapun yang ada di sekitar kita ditata dengan baik agar bermanfaat praktis dalam kegiatan sehari-hari. Menulis merupakan kegiatan menata yang bisa dipertanggungjawabkan sebab ada bukti langsung berupa tulisan. Sebenarnya dapat kita jelaskan manfaat menulis yang lain, seperti bahwa menulis itu bisa dikatakaan memproduksi (menghasilkan), menggambarkan atau menampakkan, menggali orisinalitas dan keunikan jati diri kita. Dapat kita bahas nanti tentang manfaat yang dari menulis itu.


0 komentar:

Posting Komentar