Selasa, 29 Mei 2012

MENIKMATI WAKTU LUANG
(Jajang Suhendi, Cikedal-Pandeglang)

Waktu apapun sama saja penting, tetapi di antara yang penting ada yang lebih utama. Utamanya waktu adalah waktu yang diisi dengan aktivitas berpikir, berkarya, instropeksi, berdoa, berdzikir, dan aktivitas lain yang membawa manfaat dan maslahat bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa ini. Bukan waktunya yang utama, tetapi bagamana kita dalam mengisi waktu tersebut. Yang paling penting mengisi waktu yang bias menghasilkan sesuatu.
Dalam hal ini saya akan menggunakan waktu dengan kegiatan aktivitas menulis. Sudah cukup lama kegiatan menulis ini saya tinggalkan karena berbagai alasan. Alasan dari dalam diri saya maupun alas an dari luar. Terutama alas an keluarga yang mengatakan bahwa menulis yang tidak menghasilkan uang jangan dilakukan. Memang beralasan bahwa segala sesuatu harus menghasilkan. Nilai ibadah ada di balik kegiatan tersebut.
Kegiatan menulis menghasilkan sesuatu berupa uang dan uang tersebut diberikan kepada keluarga itulah idealnya. Oleh karena itu saya menulis harus saling menguntungkan. Saya memberikan sesuatu karya tulis dan orang lain memberikan sesuatu imbalan kepada saya yang sewajarnya. Memang kegiatan menulis seperti itulah yang akan saya rintis dengan sematang dan seoptimal mungkin demi kelangsungan hidup saya.
Waktu apapun ada waktu luangnya, seperti seorang guru mengajar sesuai dengan jadwal yang berlaku memang ada waktu luangnya untuk berpikir atau menulis. Terutama menulis yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran atau pendidikan. Menuliskan sesuatu yang berhubungan dengan profesi dan menulis yang tidak berhubungan secara langsung dengan profesi harus bersama-sama saya lakukan. Menulis dari hal yang paling sederhana sampai menulis yang paling kompleks.
Saya mau menulis yang membuat seluruh anggota keluarga merasa nyaman, tenang, dan selalu mendukung kegiatan menulis saya selanjutnya. Bukan menulis yang membuat mereka marah karena waktu luangnya merasa tersita dan tidak menghasilkan untuk mereka. Saya benar-benar mau menjadi penulis yang mampu menuliskan segala permasalahan sehari-hari maupun masalah global pada saat ini. Misalnya saya tidak punya uang, maka saya harus menulis yang bias menghasilkan uang banyak yang bias bermaslahat demi kepentingan diri dan orang lain.

Tulisan saya sudah sebagian bias dimuat pada majalah ting kabupaten akan ditindaklanjuti dengan upaya saya mengirimkan kembali karya-karya tulis yang baru. Insya Allah bermunculan kembali ide-ide kepenulisan saya. Biarkan ide-ide mengalir lewat tulisan saya. Menulis yang menghasilkan sesuatu akan terus saya upayakan. Dari menulis artikel sampai menulis buku akan saya upayakan dengan sepenuh hati, pikiran, dan tenaga saya. Saya akan menulis dengan hati, pikiran, dan gerak fisik yang sesuai kemampuan.
Hati dan pikiran saya sudah lama menganggur dari kegiatan menulis ini, akan saya bangkitkan kembali. Saying akan semangat yang waktu lama menggebu-gebu diberhentikan dengan alas an uang dan uang saja. Sementara anggapan saya sekarang adalah aktivitas menulis yang maksimal dulu yang akan mampu menciptakan sumber uang berlimpah. Itulah motivasi saya untuk memulai menulis yang sudah lama diberhentikan.
Saya merasa bingung memikirkan bagaimana agar hidup saya lebih bermakna. Bermakna dalam arti membuat diri sendiri dan orang lain terbawa pengaruh baiknya saya. Antara saya dan orang lain harus saling member dan saling menerima. Saya member ide-ide lewat tulisan dan orang lain member imbalan sesuai apa yang sudah saya berikan lewat tulisan.
Dalam diam dan geraknya saya harus terjaga dari kemubahan hidup. Dari hari ke hari saya harus selalu bermakna. Diamnya saya berpikir untuk mencari solusi yang berguna bagi diri saya dan orang lain yang sama masalahnya. Diamnya saya dapat merasakan betapa sakitnya orang dihina, dibenci, diperlakukan tidak baik oleh sesamanya, dan merasakan betapa laparnya orang yang di bawah garis kemiskinan. Dari hal tersebut semoga menjadi daya pendorong diri saya dan diri orang lain untuk menjadi subjek yang empati terhadap sesama.
Diamnya saya harus membuat gerakan yang membuat inovasi di bidang kehidupan manusia. Bidang pendidikan harus berubah kea rah perbaikan demi perbaikan. Kenyataannya hasil pendidikan masih di bawah batas maksimal. Hal itu menunjukkan masih banyak persta didik dan para pendidiknya yang belum maksimal dalam melakukan pekerjaannya. Buktinya, di dalam satu kecamatan hanya satu dan dua orang saja guru yang mampu melakukan kegiatan menulis. Sedangkan kegiatan menulis merupakan kegiatan yang menunjukkan profesionalisme bagi para guru. Petani bekerja membajak sawahnya, sedangkan guru dengan menulisnya.
Bagi para guru kegiatan menulis tidak bisa dihindari, karena merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa merupakan sesuatu hal yang harus dikuasai para guru. Tidak ada alas an lagi kegiatan menulis untuk ditinggalkan oleh pihak yang merasa kaum intelektual seperti para guru. Para guru, para mahasiswa, dan semua orang yang bergelut di bidang pendidikan atau bidang lainnya jangan melewatkan kegiatan menulis ini.
Sebagai warga Negara yang baik harus merasa bertanggungjawab untuk selalu meningkatkan prestasi di bidang masing-masing, di antaranya bidang tulis-menulis berdasarkan kemaslahatan umat. Oleh karena itu saya mengajak kepada rekan-rekan pendidik untuk meningkatkan kemampuan menulis.

0 komentar:

Posting Komentar