Sabtu, 25 Agustus 2012

UNTUK APA MENULIS?

Sumber Materi: ismailonline.com/untuk-apa-menulis/ Untuk apa menulis? itulah kalimat keramat yang baru saja saya dapatkan dari seorang pakar penulis yaitu Bpk. Hernowo Hasim. Merupakan sebuah kesyukuran dan kebanggaan tersendiri saya dapat ketemu dengan beliau dan bertukar pengalaman mengenai tulis-menulis. Meskipun saya belum punya karya dan tidak ada apa-apa jika dibandingkan dengan beliau yang selalu produktif dalam menerbitkan buku-buku best seller. Saya bukan ingin mempermasalahkan backgroundnya. Meskipun beliau dari Mizan (yang tentunya bertolak dengan ideologi saya) akan tetapi jiwa penulisnya dapat ditiru oleh siapa saja. Banyak hal yang telah beliau ajarkan kepada saya. Mulai dari bagaimana mengawali menulis, bagaimana teknik menulis bebas (Free Writing) dan lain-lain masih banyak lagi. Setelah pertemuan dengan beliau kami masih menjalin hubungan melalui SMS. SMS yang sebenarnya bisa dikatakan masalah umum bagi penulis pemula, beliau tidak membeda-bedakannya. Meskipun baru ketemu sekali, beliau sangan terbuka dalam membagi tips-tips dalam menulis. Salah satu tips menulis yang beliau ajarkan adalah cara menyadarkan diri akan pentingnya menulis. Usaha menulis sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang sangat lama. Cukup dengan meluangkan waktu 1 jam dalam sehari untuk fokus menulis maka kebiasaan tersebut akan menjadi hobi yang bisa dikembangkan nantinya. Akan tetapi ada satu kendala yang saya alami dan mungkin dialami juga oleh kebanyakan calon penulis hebat. Masalah itu adalah sering terhambatnya aktifitas menulis karena banyaknya aktifitas-aktifitas penting atau bahkan lebih penting dalam hari-hari dimana saya sedang semangat untuk menulis. Mungkin itu alasan basi bagi penulis senior. Awalnya saya kira Pak Hernowo tidak mau membalas SMS saya yang menanyakan solusi mengatasi persoalan tersebut. Akan tetapi, beliau memberikan 2 pertanyaan yang membuat saya menuliskan artikel ini. Beliau berpesan untuk menanyakan kepada diri saya sendiri tentang 2 hal : Untuk apa saya menulis? dan Kenapa saya harus menulis?. Dua kalimat keramat ini sebenarnya akan berdampak biasa saja jika diucapkan oleh orang yang belum kompeten di bidang penulisan. Tapi, beda ceritanya jika dua kalimat tersebut diucapkan oleh penulis hebat. Benar saja, setelah meresapi sejenak dua kalimat tersebut semangat menulis saya terpompa kembali. Untuk apa saya menulis? Kalimat ini snagat cocok juga diresapi bagi siapa saja yang ingin benar-benar mendalami dunia penulisan. Menulis bukanlah keahlian yang dapat diwariskan turun-temurun. Keahlian menulis hanya bisa dimiliki seseorang dengan cara berlatih. Tidak ada kata yang dapat menggantikan posisi “BERLATIH’ dalam upaya menjadi seorang penulis. Pertanyaan di atas memang tidak dapat dijawab dengan kalimat yang singkat. Bahkan tidak perlu jawaban. Dengan selalu meresapi pertanyaan tersebut sebenarnya anda sedang memompa semangat untuk benar-benar lebih giat lagi dalam menulis. Menulis bukan untuk uang. Itulah pikiran yang sempat menjadi polemik dalam pikiran saya. Dulu, saya mengira bahwa saya akan menjadi expert dalam menulis dalam usia 21. Tapi sampai sekarang (23) pun belum juga expert. Setelah saya pikirkan problem yang saya alami ternyata terletak pada niat awal. Jika Niat Awal kita menulis hanyalah untuk uang, maka hanya uang sajalah yang akan kita dapatkan. Hal ini sama seperti yang telah saya alami. Sebenarnya banyak hal yang bisa dijadikan niat selain hanya untuk mendapatkan uang semata. Misalnya, saya menulis untuk mengaktifkan daya pikir supaya lebih cerdas dalam menangkap ide-ide yang beterbangan. Seorang penulis hebat ternyata mempraktekkan hal tersebut. Mereka tidak menjadikan uang sebagai tujuan mereka menulis. Berkarya, itulah yang menjadi bara api sehingga mereka pun semakin terpacu untuk mencipkatan karya-karya hebat dengan harapan buah pemikiran mereka dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Kenapa saya harus menulis ? Dunia ini sangatlah luas. Maka seharusnya seluas itu pula semangat, harapan, impian dan karya seseorang. Setelah menjawab untuk apa menulis?, sekarang saya berhadapan dengan pertanyaan, “kenapa saya harus menulis?. Karena manusia dilahirkan dalam keadaan suci maka seiring berjalannya masa sudah menjadi suatu keharusan pula menciptakan sebuah karya. Karya penulis inilah yang akan dapat dinikmati oleh generasi-generasi setelah kita. Karya inilah yang membuktikan bahwa kita pernah ada dan hidup di masa lampau. Banyak orang yang mengabaikan hal ini. Buku misalnya, buku bukanlah kumpulan dari rangkaian kata-kata tanpa arti. Buku adalah kumpulan ide-ide yang dituangkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang saling berurutan dan berkaitan. Buku adalah karya yang mampu menampung ide-ide yang pernah kita pikirkan. Akan tepapi, membuat buku bukanlah jawaban dari pertanyaan tersebut. Lebih tepatnya yaitu BERKARYA. Jadi kenapa saya harus menulis?, Karena sudah seharusnya manusia hidup dengan menciptakan karya-karya yang luar biasa. Dengan dua kalimat keramat tersebutlah seorang penulis mampu menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Bukan berarti setelah menjawab pertanyaan tersebut selesai masalahnya. Belum, itu hanyalah stimulus awal yang akan menuntun kita lebih maju lagi dalam dunia penulisan. Selamat Berkarya !

0 komentar:

Posting Komentar