Jumat, 21 September 2012

HARUS BERANI BERUBAH Oleh: Jajang Suhendi


“Perubahan besar haruslah dinilai dari perubahan yang paling kecil dari apa yang hendak dirubah. Perubahan itu terjadi bermula dari hasil pikiran yang positif dan optimis tentang perubahan itu sendiri bisa tercapai. Setelah mengalami proses berpikir yang baik, maka akan timbul suatu kekuatan yang mendorong semangat untuk berbuat, melampaui sebuah ‘keberanian.’ Dengan demikian, keberanian haruslah menghasilkan suatu nilai holistic, yaitu perbuatan. Perbuatan nyata saja belumlah dikatakan seberapa jika tidak menghasilkan dampak yang positif bagi kehidupan masyarakat, maka perlu suatu yang lebih dasyat lagi bukan hanya sekedar berbuat, akan tetapi dengan ‘berbuat luar biasa.’ (Prof. Dr. H. Tabrani Rab dalam Mukhlisin Al-Bonai, 2011: iii)

Sebagian orang hampir menganggap remeh pada hal-hal kecil dalam kehidupan nyata. Di rumah tangga, di sekolah, di kantor, dan di mana saja mereka kurang mempedulikan hal-hal kecil tersebut. Mereka hanya fokus pada hal-hal yang dianggapnya lebih besar dan lebih penting. Padahal apabila kita perhatikan secara seksama, hal-hal yang dianggapnya kecil tersebut berdampak lebih besar dan sangat mempengaruhi kelangsungan hidupnya di masa mendatang.

Kebiasaan waktu pagi sejak bangun pagi sampa waktu malam mau memejamkan mata untuk tidur malam juga mereka kurang terprogram. Apalagi adanya anggapan bahwa hidup terlalu taat aturan akan membuat terkekangnya pikiran dan perasaan yang kreatif. Padahal mereka belumlah menjalankan prinsip kebebasan berkreasi tersebut. Mereka hanya sepintas merasakan apa itu pikiran dan perasaan kreatif tersebut.

Bangun pagi pukul 06.00 WIB dianggapnya sudah memadai padahal ada berapa jam lagi waktu yang efektif untuk dimanfaatkan yang terbengkalai digunakan waktu tidur. Seharusnya kita bangun tidur mulai pukul 03.30 WIB. Ada tiga jam setengah waktu yang tidak dipakai untuk kegiatan yang lebih berharga. Berangkat dari sikap masa bodoh masalah waktu itu yang dianggap hal kecil, maka setiap orang menganggapnya kurang penting untuk menjadi perhatiannya. Mari kita perhatikan mengapa membiarkan waktu sedikitb saja berdampak masalah besar apabila kurang kita perhatikan dengan baik.

Kita bandingkan dalam satu jam saja kita gunakan untuk tidur dengan satu jam untuk membaca, menulis, shalat Shubuh, membaca Al-Al Qur’an, berdoa atau berdzikir. Sungguh berbeda antara tidur dan berdzikir. Selain kita mendapat pahala dari berdzikir atau berdoa, kita akan merasakan nikmat dan sehatnya menghirup udara pagi. Allah akan memberikan dampak positif kepada kita di balik kegiatan yang berharga semacam itu. Semakin terbiasa kita melakukan ibadah berdoa dan berdzikir, kita akan terbiasa untuk beribadah. Dari kebiasaan diharapkan menjadi kepribadian yang baik.

Apalagi ada waktu tiga jam setengah setelah bangun pagi, maka kegiatan yang lain akan sempat untuk dilakukan. Ada berpapa ratus atau berapa ribu kegiatan yang baik yang kita lakukan sejak bangun pagi sampai kita mau tidur kembali di waktu malam. Memang untuk mengubah kebiasaan kurang baik menjadi baik ini sangat sulit apabila kita tidak berniat untuk mengubahnya. Kita perhatikan pernyataan bahwa setiap perbuatan tergantung pada niatnya.

Kita niatkan apa yang akan kita lakukan. Jangan biarkan apa yang kita lakukan tanpa niat yang ikhlas mengawalinya. Rasanya pekerjaan kita tidak baik apabila tanpa dibarengi niat yang ikhlas.mulai saat ini kita niatkan untuk setiap hal yang akan dilakukan agar perbuatan tersebut mendapatkan imbalan kebaikan. Niat harus ada di setiap apa yang kita rasakan, pikirkan, dan kita lakukan. Agar tidak percuma setiap perbuatan kita apabila di dalamnya ada niat tulus.

Marilah kita mulai bersama-sama untuk berbuat atau beraktivitas berdasarkan niat karena Allah. Walaupun kita sebagai manusia masih memerlukan imbalan dalam bentuk materi. Sangatlah wajar sifat kemanusiaannya akan terus menempel di dalam kepribadian. Jadilah pribadi yang suka melakukan yang baik dari yang tidak baik, suka melakukan yang terbaik dari yang baik apabila kita sudah mampu melakukannya.

Pokoknya setiap hari dan malam di dalam hati ada niat untuk mengubah sesuatu yang tidak baik menjadi baik dan mengubah sesuatu yang baik menjadi terbaik. Barulah itu sesuai dengan prinsip kehidupan itu perubahan. Baik perubahan kecil, sedang, besar dan terbesar. Perubahan yang bisa membawa diri kita kea rah yang lebih baik. Dalam hidup ini kita lebih baik berniat untuk menjadi orang yang terbaik daripada sekedar yang baik, barulah kita dikatakan sebagai orang yang luar biasa.

Perubahan besar berawal dari perubahan yang paling kecil sebagaimana yang dikatakan oleh Prof.Dr. H. Tabrani tersebut di muka. Jangan melupakan perubahan yang kecil-kecil itu akan menjadi perubahan bersar apabila digabungkan sejak semula sampai akhir batas waktu yang kita lakukan. Oleh karena itu, kita jangan menyepelekan masalah yang kecil-kecil tersebut. Terpenting pikiran kita harus positif dan optimis. Dengan berpikir positif dan optimis, maka akan perubahan akan cepat tercapai.

Untuk menghasilkan perubahan yang berskala nasional kita harus memulai dulu perubahan dari dalam diri kita dahulu. Perubahan dalam cara berpikir utamanya akan menimbulkan kekuatan untuk melakukan ‘perbuatan’ yang menghasilkan dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat. Pada awalnya kita melakukan perbuatan sekedar untuk kepentingan pribadi dan keluarga saja. Namun mulai saat ini kita harus berniat untuk melakukan perbuatan untuk kepentingan orang banyak. Kita tingkatkan kualitas diri dari kualitas perbuatan untuk diri sendiri menjadi kualitas perbuatan untuk orang banyak tanpa melupakan kualitas diri yang terbaik pula.

0 komentar:

Posting Komentar