Jumat, 21 September 2012

TULISAN PENDEK Oleh: Jajang Suhendi


Sampai saat ini aku masih mandek untuk melakukan kegiatan menulis padahal sebelumnya aku sudah berjanji akan menulis setiap ada kesempatan yang baik. Waktu-waktu di awal perjanjianku memang aku banyak menulis artikel. Apa yang aku tuliskan sesuai dengan pikiran dan perasaanku. Kemadekan menulis yang aku rasakan adalah panjangnya tulisan yang harus aku tuliskan. Menulis panjang merupakan masalah mengapa aku tidak banyak menulis. menulis panjang ternyata menghambat aku untuk banyak menulis.

Aku baru merasakan pentingnya menulis yang berkesinambungan walaupun setiap kali aku menulis hanya satu paragraf atau hanya satu kalimat saja. Saat aku mampu menulis di facebook hap aku. Sasaran tulisan kepada para penulis facebook yang sekedar iseng-iseng saja menjadi sasaran mengapa aku harus memberikan komentar tulisan semacam itu. Misalnya materi tulisan pendek tentang manfaat menulis di facebook, hap, notebook, laptop atau komputer. Semuanya bisa aku manfaatkan sebagai sarana menulis yang pendek atau panjang.

Bagi penulis pemula menulis di facebook sangat membantu aku untuk melatih menulis sebagai bentuk ekspresi pikiran dan perasaanku. Bagaimana Anda merasakan sesuatu yang sama tentang menulis di facebook dan sejenisnya? Semoga antara aku dan Anda sama bahwa menulis di media tersebut akan membantu menulis lebih lancar. Daripada Anda menulis tanpa karuan atau sekedar iseng menulis di facebook, maka Anda lebih baik menulis kalimat sederhana atau paragraf ringkas dan padat yang bisa mengekspresikan pikiran dan perasaan Anda.

Apabila Anda bertanya kepada aku tentang bagaimana cara menulis yang baik, aku hanya menjawab “Tuliskanlah sesuai dengan pikiran atau perasaan pada saat itu.” Misalnya Anda merasa sedih atau tidak mampu menulis, maka yang Anda tuliskan tentang apa yang menurut Anda tidak mampu tersebut. Biasa aku menuliskan apa yang aku rasakan “takut salah menulis” dengan menuliskan “Sejak dulu aku tidak banyak menulis banyak karena aku takut salah dalam menulis. Tulisanku yang akan aku baca tentu akan dibaca orang dan mengkritiknya. Daripada aku takut dan diketahui kelemahanku dalam bidang tulis-menulis, maka aku lebih baik untuk tidak menulis.

Namun setelah beberapa bulan aku banyak membaca buku atau tulisan yang lain tanpa dibarengi banyaknya tulisan, maka aku harus menuntut diri untuk mulai saja menulis apa adanya. Benar dan salahnya tulisanku tidak aku permasalahkan. Aku tidak mau berdebat dengan diri sendiri mengenai hal itu. Bagiku merupakan tanda kebodohan apabila hal sepele demikian menghambat karier kepenulisanku.

0 komentar:

Posting Komentar