Senin, 10 September 2012

Sikap Positif dan Fokus pada Kelebihan

Saya sering sekali mendengar kisah-kisah bijaksana yang sangat menyentuh aspek kehidupan di sekitar kita melalui renungan ustadz Bagus Hernowo, beliau adalah seorang pendiri sebuah Pesantren Enterpreneur di kawasan Jabodetabek dan sekitarnya, saya sering mendengar kisah cermin jiwa beliau melalui radio Dakta. Mungkin beberapa kawan sudah ada yang tahu, namun rasanya lebih menarik jika dalam beberapa kesempatan ke depan saya ingin sharingkan juga kepada kawan-kawan disini. Kisah-kisah ini saya ambil dari cermin di Radio Dakta, dengan sedikit saya tambahkan komentar yang berhubungan dengan kisah tersebut. Bagi kawan-kawan yang ingin menambahkan komentar, tentu saya sangat senang menerimanya, bahkan saya undang untuk itu. OK, Saya awali dengan kisah seorang pemuda yang meminta bertemu dengan ustadz Bagus karena memohon pencerahan dari beliau. Berikut kisahnya. Beberapa waktu lalu seorang pemuda minta bertemu dengan saya. Dia berkata, “Ustadz, tolong bantu saya. Masa depan saya hancur, saya tidak punya masa depan. Ustadz, dulu saya sejak SD selalu dapat rangking 1, kemudian saat saya masuk kelas dua SMA saya tidak mau rangking.” Saya tanya, “Kenapa?” “Saya malu, ustadz, karena di wajah saya ada tompelnya,” jawab pemuda tersebut. Lalu dia memperlihatkan tompel yang ada di wajahnya, dan itulah sebabnya dia selalu memakai topi dan memanjangkan rambut depannya agar bisa menutupi kekurangannya itu. Kemudian saya katakan, “Kamu benar-benar ingin berubah ?” “Iya, ustadz.” Ujarnya mantap. “Kalau begitu, ” saya berkata sambil mengeluarkan uang dari dompet. “Ini, saya beri uang 10 ribu, kamu sekarang pergi ke tempat cukur untuk mencukur rambut kamu sampai habis.” “Sampai botak, ustadz ?” Tanyanya bingung. “Benar.” “Saya malu, ustadz… Saya tidak mau, ustadz… Saya malu.” “Baik, kalau begitu sekarang silahkan kamu pulang,” saya berkata dengan tegas. “Saya tidak bisa membantu kamu… karena kamu sendiri tidak mau membantu dirimu sendiri.” Pemuda itu pun terdiam dan akhirnya dia bersedia untuk mencukur rambutnya. Kemudian saya setelkan sebuah film motivasi dari laptop yang saya pegang. Dalam film itu ada seorang pemuda yang dilahirkan tanpa kedua lengan, dengan semangat untuk maju… pemuda itu terus berusaha mencapai kesuksesan, akhirnya dia bisa menulis, melukis bahkan menyetir mobil. Saya tanya lagi, “Wahai anak muda… kalau dibandingkan antara kondisi kamu dan kondisi pemuda itu, mana yang lebih baik ?” Jawabnya, “Saya lebih baik, ustadz.” “Kalau dia saja yang tidak punya kedua lengan bisa, kenapa kamu tidak bisa ? Kalau dia saja bisa bersyukur, kenapa kamu masih saja belum mau bersyukur ?” Seringkali kita menangis karena tidak memiliki sepatu baru, sementara orang lain menangis karena tidak punya kaki. Fokuslah pada kelebihan, Jangan fokus pada kelemahan. Seekor burung tidak bisa merubah arah angin, tapi dia bisa merubah arah sayap hingga dia bisa terbang mencapai tujuannya. Allah menciptakan setiap manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya untuk menguji siapa yang paling baik amalnya. Jangan karena sering mengeluhkan sedikit kekurangan kita melupakan kelebihan. Allah tidak akan merubah suatu kaum… sampai kaum itu merubah dirinya sendiri. Dan Allah tergantung prasangka hambaNya. Ayo berubah untuk lebih baik ! Ayo bangkitlah… Harapan itu masih ada ! Kawan-kawan, marilah mulai sekarang kita berpikir positif terhadap kelebihan yang kita miliki. Berpikir positif dengan cara mensyukurinya dan memanfaatkannya demi kebaikan kehidupan kita. Tinggalkan keluh kesah dan pikiran negatif karena adanya kelemahan kita. Seperti yang dikatakan ustadz Bagus, jelas kelebihan dan kekurangan sudah pasti ada dalam diri setiap kita. Janganlah lagi kita merengek karena tidak punya nasi di rumah kita, namun tidak pernah berusaha mencari solusi bagaimana agar nasi selalu ada di rumah kita. Dengan segala kelebihan yang kita miliki, mari kita bangkit membangun negeri, menciptakan harapan-harapan baru bagi orang-orang yang memiliki cita-cita dan masa depan serta ingin merubah hidupnya. Nyatalah negara kita tidak akan pernah berubah menjadi negara yang makmur dan maju karena kita sebagai rakyatnya hanya bersikap menunggu, karena senantiasa merasa tidak mampu, selalu menunggu uluran tangan pemerintah. Mengapa kita tidak bergerak untuk bangkit dan berusaha dengan kelebihan yang ada, walaupun dengan perlahan namun pasti kita akan mencapai tujuan kita yaitu kemakmuran bangsa kita, dan itu dimulai dari diri kita sendiri. Yakinlah… Allah bersama kita…

0 komentar:

Posting Komentar