Jumat, 21 September 2012

MOTIVASI MENULIS BAGIKU


Motivasi pada dasarnya adalah alasan atau dorongan untuk bertindak. Motivasi menulis merupakan dorongan untuk melakukan tindakan menulis. Menulis berdasarkan inti kebenaran, kejujuran, keberanian, ketaatan, keasabaran, dan segala hal yang menunjukkan kebenaran yang lainnya. Motivasi menulis yang timbul dari dalam maupun dari luar diri banyak pengaruhnya bagi tingkat keberhasilan kita dalam kegiatan menulis selanjutnya. Terutama yang perlu kita kembangkan adalah motivasi menulis yang ada dari dalam diri kita. Hambatan apapun rasanya tidak ada pengaruhnya untuk tidak menulis.

Situasi dan kondisi apapun tidak membuat rintangan untuk tidak mau menulis.
Menulis berdasarkan motivasi akan lebih cepat suksesnya daripada menulis tanpa motivasi. Dengan menulis yang berkualitas akan bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Apa yang kita rasakan, apa yang kita pikirkan, apa yang kita amati, dan apa yang kita diskusikan kita tuliskan dengan motivasi. Manfaatnya bagi kemaslahatan umat. Menulis untuk hidup dan hidup untuk menulis bukan kita sekedar kita hidup untuk makan dan melakukan keburukan. Jadi menulis merupakan dorongan bagi kita agar kita lebih berarti dan selamat di dunia dan akhirat.

Dari sini akan membawa kepada sebuah pertanyaan besar, mengapa kita hidup? Mengapa kita ada di dunia ini? Siapa saya? Banyak orang yang berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Namun mereka tidak akan menemukan jawabannya atau menemukan jawaban yang salah selama mereka mencari dari sumber yang salah. Kita cari jawaban mengapa kita hidup dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kita harus sering bertanya kepada pemilik kebenaran, yaitu Allah SWT. Jawabannya ada di dalam Al-Quran dengan tafsir dan terjemahannya untuk mempermudah dan mempercepat pemahaman bagi setiap orang yang belum mampu menahaminya langsung.

Kita bisa hidup dengan menulis dan kita bisa menulis dengan kehidupan yang serba positif dan baik selamanya. Seharusnya, jika kita bertanya mengapa kita hidup, kita harus bertanya kepada Yang Menghidupkan kita. Tiada lain adalah Allah SWT. Dan, Allah SWT sudah menjawab pertanyaan kita ini dan dituliskan dalam kitab suci kita Al Qur’an. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Ad Dzariat:56). Kita menulis agar bisa hidup dengan proses penyembahan yang sesuai dengan aturan-Nya.

Salah satu kegiatan menulis yang bisa membuat kita hidup yang berarti, maka kita harus berdasarkan visi bahwa kita hidup itu fokus pada penyembahan kepada Allah. Setiap aspek kehidupan harus berdasarkan visi dan misi beribadah kepada Allah.Hanya ibadahlah yang menjadi motivasi hidup sejati kita. Hidup kita tiada lain hanya untuk beribadah kepada Allah. Segala gerak gerik kita, pemikiran kita, dan ucapan kita harus dalam rangka beribadah kepada Allah.

Tentu saja, pemahaman ibadah di sini adalah ibadah secara integral. Bukan hanya ibadah ritual saja, tetapi ibadah secara kesuluruhan. Artinya semua aspek kehidupan yang kita jalani harus dalam rangka ibadah. Jika ibadah sudah menjadi motivasi hidup kita, inilah yang perlu kita lakukan. Jadikan, semua yang kita lakukan saat ini menjadi bernilai ibadah. Tapi hati-hati, ada berbagai tindakan yang tidak bisa diubah menjadi ibadah yaitu tindakan yang nyata-nyata perbuatan maksiat. Untuk tindakan maksiat, harus dihentikan dan diganti dengan ibadah.

Untuk mengganti tindakan “biasa” menjadi tindakan ibadah ialah dengan dua cara, yaitu niatkan sebagai ibadah dan lakukan dengan cara yang sesuai syariat. Ketahui apa saja ibadah yang harus kita lakukan dan lakukanlah sesuai kemampuan kita. Ketahuilah apa yang dilarang jangan kita lakukan. Hidup kita seluruhnya adalah ibadah. Salah satunya adalah menulis yang berisi nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai sosial, nilai-nilai kebenaran secara umum.


0 komentar:

Posting Komentar