Minggu, 02 September 2012

MENULIS BISA MEMBERDAYAKAN GURU

PENULIS: JAJANG SUHENDI, S.Pd (Kepala Sekolah SDN PADAHAYU 2) DARI AIR MENGALIR Air sesuai dengan singkatan kata dari Agama(A) Islam(I) yang mendapat Ridha Allah(R) dalam hubungannya dengan menulis, maka air yang pertama kali memberi inspirasi kepenulisan kepadaku. Setelah itu baru yang lainnya dapat memberikan inspirasi kepadaku untuk mulai banyak menulis apapu yang aku ingin tuliskan. Benar-benar tulisan apa adanya bagaikan air yang mengalir dari sumbernya keluar untuk berbagai kemanfaatan bagi orang lain dan tentu bermanfaat bagi dirinya. Sudah lama aku belajar dan berlatih menulis sejak tahun 1982 sampai tahun 2010, aku tidak membuat diri menjadi penulis yang produktif. Alasannya, aku terlalu banyak pertimbangan dengan aturan-aturan kebahasaan yang membuat diriku kaku membeku tidak mau jalan untuk menulis. Aku mandi di pemandian umum sebelum aku punya kamar mandi di rumah. Kini menginspirasikan aku untuk menulis. Sebab menulis bagaikan air mengalir dari sumber mata air yang keluar dari akar-akar tumbuhan yang ada di sekitar pemandian itu. Dulu kejadian tersebut tidak menginspirasikan kepada aku untuk mau menulis. Mungkin aku belum memikirkan tentang pentingnya menulis bagi kehidupanku dan semua orang yang mau membaca berbagai bacaan. Pertama yang aku sadari adalah jalannya air mengalir sebagai sumber kegiatan menulis yang memberdayakan, bukan menulis yang memperdayakan. Mengapa air yang mengalir yang dapat menginspirasikan ide-ide menulisku? Ya, memanglah itu yang mendorong semangat pertamaku untuk menjadi penulis produktif. Aku melihat sisi baiknya hikmah di balik peristiwa alam tersebut. Kita sudah mengumpulkan banyak ide, gagasan, informasi, dan semua apa saja yang aku dapatkan dari membaca buku, meneliti, berenung tentang berbagai peristiwa alam ini. Dalam hati aku berpikir bahwa dengan cara memanfaatkan apa yang sudah menjadi milikku di benak harus aku keluarkan sebagaimana air yang keluar dengan derasnya. Akan menjadi karya yang bermanfaat dalam upaya melaksanakan prinsip bahwa hidup kita di alam dunia ini harus memberi manfaat kepada orang lain sebanyak-banyaknya. Kegiatan menulis yang aku pilih dalam upaya memberi kemanfaatan untuk sesama. Mulai saat ini aku harus banyak menulis artikel dan selaligus memiliki gagasan menulis buku sampai bisa diterbitkannya. Sayang sekali kita apabila telah banyak buku atau bacaan lain yang dibaca tidak kita hasilkan menjadi buku. Rasanya memberikan sesuatu lewat tulisan akan lebih banyak, lebih meluas, dan terbatas dengan ruang dan waktu. Berbeda dengan memberi lewat lisan sangat terbatas. Oleh karena itu aku harus mengembangkan potensi menulis produktif sampai bisa diterbitkannya. Mandi di pancuran rasanya lebih lega daripada mandi di rumah. Banyak hal yang aku lihat dan aku pikirkan atau rasakan ketika aku mandi di sana. Bermunculan ide-ide kepenulisan saat aku mandi di pancuran alam terbuka, tetapi tertutup dari pandangan orang-orang yang lewat. Masih terjaga kerahasiaan jinah mata, sesuai perintah Islam bahwa kita harus menjaga aurat. Semua indera aktif bekerja saat aku mandi di tempat tersebut. Penglihatan, pendengaran, perasaan, dan pikiran semua bekerja. Akan sangat bermanfaat apabila aku gunakan dengan pendekatan menulis. Apapun aktivitas kita, membaca, melihat, meneliti, berenung, dan apa saja kurang bermanfaat yang lebih luas tanpa aktivitas menuliskannya. Menulis merupakan kegiatan melanggengkan ilmu pengetahuan dan pengalaman kita dari saat ini sampai kapanpun. Baik aku masih hidup di dunia ini sampai meninggal dunia, tulisanku masih bisa dibaca orang banyak seandainya tulisan aku memang sudah terwujud. Oleh karena itu, aku harus mulai banyak melakukan kegiatan membaca dan menulis yang bermakna mengikat makna, sebagaimana menurut pendapat Pak Hernowo. DARI SATU KATA SAJA Akan aku coba hanya dengan satu kata “menulis” bisa aku manfaatkan untuk bahan kepenulisan artikel dan buku sekalipun. Kedalaman lautan bisa para ahlinya ketahui dengan berbagai media dan alat-alatnya yang sesuai. Mengapa kedalaman satu kata “menulis” tidak aku gali lebih dalam lagi? Sungguh akan memberi manfaat yang lebih besar bagiku dan orang lain yang benar-benar membutuhkannya. Percayalah, Allah menciptakan kata-kata positif untuk diambil manfaat dan hikmahnya. Jangankan kata-kata positif, maka kata-kata negatifpun bisa digali lebih dalam untuk kepentingan kebaikan apabila digali oleh orang yang berjiwa positif. JADIKAN POSITIF Orang-orang berjiwa positif akan selalu bermanfaat apabila dihadapkan ke berbagai hal di muka bumi ini. Semoga aku memiliki kecenderungan memiliki pikiran dan jiwa positif agar apapun yang aku hadapi menjadi hal-hal yang positif. Menulis bagiku akan dijadikan satu wahana untuk mengembangkan diri dan mengekspresikan apapun. Perasaan sedih, takut, marah, benci, dan perasaan negative lainnya akan aku ekspresikan lewat kata-kata. Apabila aku sedih akan aku ekspresikan rasa sedih tersebut lewat tulisanku. Aku bukan minta solusi kepada orang lain sebelum aku memohon dulu solusi kepada-Nya. Solusi kepada orang lain sekedar upaya dalam hubungannya dengan manusia. Sekedar jalan bukan hakikat. Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, maka aku harus berperan untuk hal itu. KIASAN DAN SIMBOL-SIMBOL Mulai saatnya aku banyak belajar secara metafora dari alam dan peristiwa ini. Belajar dengan memperhatikan kiasan-kiasan dan symbol-simbol yang sudah Allah siapkan untuk diambil hikmah dan manfaatnya. Bukan main pengaruh dalam hidup dan kehidupanku materi alam dan peristiwa itu. Tidak ada dalam pembelajaran di bangku sekolah dan perguruan tinggi. Mengapa banyak orang yang berpendidikan formal rendah, tetapi keadaan finansial, sosial, dan spiritualnya banyak dan besar pengaruhnya di lingkungan dirinya? Hal itu akibat mereka banyak belajar dan berlatih dengan materi pembelajaran di alam dan peristiwa alam tersebut. ALAM TERBUKA Sekarang jangan kita abaikan peran alam dan peristiwa di alam terbuka ini, ternyata banyak menyimpan pelajaran yang sangat menunjang karier dan prestasi. Dalam Islam dianjurkan setiap umatnya kuat secara lahiriah dan secara batiniahnya. Banyak orang yang tidak mampu membaca dan menulis, tetapi mereka kaya hati dan kaya harta. Itu mengisyaratkan bahwa kita harus percaya dan yakin akan kekuasaan Allah akan menimpa kepada orang-orang yang bertakwa. Orang-orang demikian banyak belajar dari alam dan peristiwa ala mini dengan membuka mata lahir dan mata batinnya. SANG GURUKU Tadi sudah aku katakan bahwa peristiwa air mengalirpun dapat dijadikan pembelajaran dengan baik. Sarat dengan materi keilmuan, akhlak, dan perkembangan jiwa raga manusia. Namun kita mesti menyadari pula kita secara ideal harus bisa membaca dan menulis dengan cepat dan efektif dalam upaya pengembangan diri. Selamat di dunia dan selamat di akhirat. Aku harus belajar secara menyeluruh, yaitu belajar dengan membaca buku, artikel, dan bahan tertulis lainnya. Begitu pula membaca kitab yang terbuka di alam ini, alam, bumi, langit, beserta isinya adalah kitab yang sengaja Allah berikan untuk dibaca manusia, termasuk aku di dalamnya harus membacanya pula. BUKU DAN ALAM Aku belajar menulis dengan bahan rujukan bahan cetakan dan bahan alam yang terbuka luas membentang dari arah barat ke timur dan dari arah utara ke selatan ini. Pada awalnya aku hanya belajar terpaku pada kitab secara tertulis tanpa memperhatikan kitab yang tersirat. Ternyata dasyat sekali manfaatnya. Aku dapat melakukan percepatan menulis yang dapat diterima di media cetak, walaupun berskala kabupaten dan sedikit berskala propinsi. Padahal belum lama yang aku lakukan dengan hanya belajar seperti itu. OTAK DAN HATI Dari awal kejadian air pancuran itu dibuat sampai saat ini, mungkin sudah lima puluhtahuan lebih, air masih mengalir dengan derasnya. Anehnya, pada waktu musim kemarau air tersebut malah semakin besar dan deras keluarnya. Dapat aku jadikan guru kepenulisanku saat ini. Begitu diri kita semakin sering berlatih menulis dan menulis apa adanya tanpa terlebih dahulu banyak memperhatikan baik dan buruknya bentuk tulisan atau isi tulisan. Menulislah secara spontan untuk mengeluarkan semua unek-unek, ide-ide atau gagasan, semua hal yang menjadi bahan pemikiran, penelitian, dan perenungan. IBARAT OTAK DAN HATI RUSAK Berbeda dengan aliran air sanyo yang terganggu kondisi sanyonya, air mengalir tersendat-sendat. Menunjukkan bahwa air bukannya habis, tetapi memang kondisi sanyonya mengalami gangguan. Layaknya kondisi jiwa dan raga kita yang mengalami gangguan akan kurang lancar dalam mengekspresikan sesuatu lewat tulisannya. Keadaan tangan, mata, hati, dan pikiran kita harus dilatih atau dipelihara kesehatannya agar dalam pelaksanaan tugasnya lancar. Tangan lancar digunakan untuk menulis karangan, baik karangan fiksi maupun karangan non fiksi. JADIKAN BAIK SEGALANYA Mata kita juga harus sehat dengan melakukan pandangan yang baik-baik saja. Mata kita digunakan untuk menulis, membaca, meneliti, mengamati, merenung, dan apa saja dalam hubungannya dengan penglihatan hal-hal yang berarti bagi kehidupan kita. Begitu juga mataku harus dilatih untuk melihat tulisan-tulisan, benda, peristiwa, dan kegiatan yang bermanfaat. Terutama dalam menulis menggunakan indera mata dengan baik akan menghasilkan karya tulis terbanyak sekaligus terbaik. BILA TIDAK MAMPU MENULIS? Sanyo yang sudah rusak kita ibaratkan panca inderaku yang kurang digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat akan menghasilkan sesuatu yang kurang baik dan kurang menghasilkan sesuatu yang berharga. Dalam pikiran dan perasaanku tentu aku harus memilih menggunakan mata dan indera yang lain untuk menulis. Menulis setiap ada kesempatan, siang ataupun malam akan aku jadikan kesempatan baik untuk menulis. KUALITAS OTAK DAN HATI Agar tidak seperti layaknya sanyo yang rusak tadi, maka aku harus memperbaiki kualitas sanyo atau otak dan hatiku. Untuk menjadikan air yang keluar dari sanyo yang sudah rusak tersebut, maka aku harus menampung airnya di dalam bak. Penuhi bak tersebut atau penuhi otak dan hatiku dengan air ide-ide yang sangat berkualitas menurut kemampuan pengamatanku. Saying sekali ide-ide yang banyak itu dibiarkan begitu saja tanpa diaplikasikan menjadi artikel dan buku. YANG DITUNGGU Penerbit lokal dan yang bertarap nasional sudah menunggu para penulis baru yang lebih berkualitas lagi. Para penulis baru yang berusia muda atau tua tidak menjadi alasan untuk tidak menulis artikel atau buku. Menurut pengamatanku mengapa para penulis professional bisa muncul melebihi yang usianya sudah limapuluhtahunan? Karena mereka menggunakan waktunya seefektif mungkin melebihi orang-orang yang sudah tua dengan menggunakan media computer atau laptop bantuan internet dalam mengambil sumber literaturnya. Orang tua biasanya agak kerepotan dalam belajar dan berlatih menulis lewat media elektronik tersebut, sementara orang-orang yang muda bukan main cerdasnya menggunakannya. Mereka melakukan percepatan melebihi kaum tua. Harus aku akui yang muda adalah yang cerdas dan sangat akrab dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman lewat internet dengan media computer atau laptop. APA ITU? Dulu aku membaca atau mendengar tentang kata “otak” dan kata “hati” cuek-cuek saja. Aku tidak menghiraukannya pikiran dan perasaan hati aku hanya melihat dan mendengan secara sepintas saja. Tidak aku perdalam apa itu “otak” dan apa itu “hati”, tetapi sekarang setelah aku membaca buku karya Pak Ippho Santosa, otak kananku jalan. Apapun yang aku lihat, dengar, pikirkan, dan aku rasakan menjadi bahan tulisan-tulisan yang kaya akan inspirasi. Mungkin dulu aku hanya menggunakan belahan otak kiri saja sementara belahan otak kanan dibiarkan tanpa bimbingan yang mengarahakan aku untuk bersemangat menulis. Adapun menulis sekedar yang masuk akal belaka dan yang tidak masuk akan dianggap yang tidak berarti dan tahyul. ORANG GILAPUN Ketika aku naik sepeda motor di perjalanan aku melihat orang gila, maka hati dan pikiranku langsung saja mau menuliskannya. Siapa dia, dari mana dia, mengapa bisa jadi begitu, dan bagaimana agar kita tidak seperti dia, gila. Namun ada nilai-nilai yang terkandung di dalam kata “gila” tersebut. Apa? Orang gila tidak suka gosif, ngerumpi bersama tetangga menjelek-jelekkan orang lain, dia tahan panas dan dingin, tahan cobaan kurang makan dan minum karena tidak punya uang untuk membelinya. Pokoknya segudang nilai yang bisa aku dapatkan dari dia. MOTIVATOR VS ORANG SOMBONG Ketika aku melihat dan mendengar pembicaraan orang sombong, maka langsung saja aku mau menuliskannya di netbook aku. Rasanya aku tidak tahan untuk membiarkan ide-ide yang terlintas di benakku. Rasanya aku mau menyerang dan melalapsetiap objek penulisan. Putar otak kananku untuk menguraikan apa itu kata “sombong” itu. Biasanya orang mengatakan apabila ada orang bilang dengan kata-kata yang bersemangat bahwa dia telah sukses dalam bidang karier atau bisnis. APA KATA MEREKA? Bagiku orang yang mau menyampaikan kesuksesan dalam karier dan jabatan misalnya, dan sukses menjadi penulis buku yang banyak dimuat di banyak media,dalam pemaparannya seperti orang-orang yang sombong, tetapi menurutku lebih baik daripada orang-orang yang suka menyembunyikan kemampuan dan kesuksesannya. Atau lebih baik daripada orang-orang yang tidak mau belajar dan berlatih untuk lebih baik dalam kinerja atau dalam bisnis. Yang aku anggap sombong adalah orang yang tidak mau belajar dan tidak mau meningkatkan kualitas kemampuannya. Yang baik menurutku adalah orang yang mau berbagi tentang kesuksesan dan keberhasilan dalam karier, jabatan, dan dalam bisnisnya. Sebab, mereka termasuk penyemangat atau pemberi motivasi kepadaku agar aku seperti mereka, yaitu orang sukses dalam menempuh kehidupan yang pada saat-saat ini lebih canggih. APA KECENDERUNGANNYA? Untuk merevisi apa yang kita tuliskan setelah kita selesai dari awal sampai akhir saja. Sebelum dianggap selesai biarkan tulisan kita mengalir dari dalam ke luar otak dan hati kita. Itulah sebabnya mengapa memperhatikan hati dan tidak hanya otak (pikiran) saja? Aku beranggapan bahwa otak kanan dan otak kiri erat kaitannya dengan masalah otak dan hati atau pikiran dan perasaan. Tulisan kita harus mengandung isi tentang pikiran dan perasaan yang terdalam. Yang berhubungan dengan otak adalah bagaimana kita agar mampu memiliki cita-cita tertinggi, tekad yang kuat, ikhtiar yang optimal, dan aktivitas yang mampu menunjukkan prestasi di dunia ini. Seoalah-olah kita mau hidup seribu tahun lagi, kata Khairil Anwar, Si Aku ini binatang Jalang dari kumpulannya terbuang. PASSION ATAU COMPASSION? Namun kita tidak bisa melupakan ke mana kita akan pergi yang terakhir kalinya. Sebelum kita tiba waktunya kita harus memiliki nama baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Tentu kita harus memiliki kerendahan hati, keikhlasan dalam berbagi terhadap sesama, enggan untuk menyakiti orang lain, dan rela mengalah untuk hal-hal yang tidak prinsip. Selain kita punya cita-cita dalam kehidupan di dunia, kita harus mempunyai perasaan cinta sesama. Begitulah nilai sedekah yang menurut ajaran agama juga menjadi keharusan. YANG BERBICARA Yang masih aku anggap berat dalam hubungannya dengan keikhlasan untuk berbagi adalah keberanian untuk lebih besar berderma. Sebenarnya kita harus menjadi orang yang memiliki keberanian ikhlas berbagi harta kekayaan kepada orang-orang yang sangat memerlukannya. Ini malah semakin sayang untuk mengeluarkan sesuatu, barang atau uang yang menjadi miliki kita. Di sinilah peran nurani untuk berbicara, bukan otak pikiran yang berbicara. Kalau otak yang yang berbicara tentu tidak masuk akal. Bahkan dianggapnya rugi lebih besar pasak dari pada tiang. Namun hati yang berbicara akan lain lagi maknanya. PASTI BENARNYA Merasuk ke dalam tubuh, pikiran, dan hati nurani apa yang kita saksikan, maka tidak ada lagi hal yang dianggap tidak masuk akal. Ketentuan Allah akan lebih berperan apabila kita semakin hari semakin meningkatkan semangat spiritual dalam hubungnnya dengan keberanian berbagi dalam keikhlasan. Begitu banyak yang kita berikan, maka akan begitu banyak pula apa yang kita terima. Itulah kalimat yang sering aku baca dari buku-buku yang bergizi menurut pandangan orang-orang yang rajin membaca. TERPENTING KEIKHLASANNYA Keluarnya air dari sumbernya memberi tanda dan ibarat kepada aku dan Anda bahwa dengan besarnya apa yang kita berikan kepada sesama yang sangat membutuhkan dengan semangat keikhlasan, maka akan besar pula makna yang kita dapatkan. Makna yang kita dapatkan lewat membaca, mendengar, dan berenung akan mampu kita keluarkan kembali lewat menulis. Bagiku sudah terasa manfaat dari kegiatan memberi, walaupun sedikit terpenting ikhlasnya. Dalam keterbatasan kita harus berani mengeluarkan walaupun baru sedikit. KEAJAIBAN MEMBERI Pada intinya apabila kita sering memberi berupa tenaga, pikiran, perasaan, pengabdian, benda, dan uang tanpa diukur besar dan kecilnya dengan hati yang ikhlas, maka kegiatan menulis seperti dalam kondisi yang ajaib saja. Bagaikan air sumber yang keluar dari sumber mata air yang sudah bertahun-tahun lamanya tidak ada habisnya. Air mengalir bagiku adalah bagaikan seorang guru menulis yang sedang khusyu memberi pelajaran dan pelatihan kepada diriku. Bagiku bukan tahyul, tetapi suatu hikmah di balik peristiwa alam. Di sanalah peran serta otak kanan yang sudah lama tidur untuk dibangunkan dan bisa membawa diriku kea lam kreativitas yang penuh makna. BANYAK MEMBERI DAN BANYAK MENERIMA Air bening mengalir apabila kita amati dengan pendekatan syukur atau pendekatan otak kanan, maka akan memberikan keajaiban bagi siapa saja. Air tanpa memperhitungkan untung ruginya memberi manfaat kepada orang-orang, bukan habis malah semakin lama semakin banyak. Begitu juga kita apabila semakin lama kita memberi kemanfaatan kepada orang-orang, maka kita akan semakin berkualitas sesuai dengan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. YANG DIRIDHAI ALLAH Diambil dari asal hurufnya, maka AIR singkatan dari Agama Ilmu dan Ridha Allah. Maksudnya, kita dituntut harus memiliki keyakinan agama yang kuat dengan memiliki ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain agar mendapat ridha Allah SWT. Salah satu sarana untuk diridhai Allah, maka kita harus menuntut ilmu sebanyak-bayaknya dari mulai kita dilahirkan sampai kita meninggal dunia. Setelah ilmu yang diridhai Allah untuk diamalkan sebaik-baiknya. MENULISLAH! Biasanya orang sedih diekspresikan lewat raut wajah yang lemah lunglai. Tidak bergairah dalam menghadapi sesuatu, apalagi menghadapi masalah berat seperti ditinggal apa yang kita kasihi. Seperti Angelia Sondakh, mantan istri Adjie Massaid, bisa tegar menghadapi masalah kematian suaminya dengan banyak menulis buku atau menulis lagu yang menjadi kegemaran sewaktu suaminya masih hidup. Buku yang dia tulis sampai dua puluh halaman. Katanya, dengan menulis dia mampu menghilangkan rasa sedih. Apabila merasa sedih lagi, maka dia semakin termotivasi akan menulis dan menulis buku lagi. Mudah-mudahan berjalan setiap tahun untuk menghasilkan buku, katanya. OLAH RAGA OTAK Dalam Urip.wordpress.com aku mendapatkan ilmu kepenulisan yang bersifat praktis dan sangat berguna bagiku mulai saat ini pula. Bermanfaat bagiku untuk mulai saat ini dengan menulis artikel dan buku selaligus. Aku tidak akan banyak pertimbangan baik dan buruknya apa yang aku tuliskan. Sekali lagi aku tidak akan menghiraukan baik atau buruknya tulisan. Sewaktu aku menjadi pembaca hanya melakukan kegiatan membaca saja tanpa menulis, maka yang terjadi aku mengantuk. Apa yang aku baca tidak membekas di dalam benakku. Pikiran dan perasaan melayang-layang seolah-olah membaca tersebut percuma, hanya membuang-buang waktu dan tenaga saja. SIBUKKAN OTAK Membaca tanpa dibarengi kegiatan menulis yang ada hanyalah mengantuk, kelelahan, dan membuang waktu percuma bagiku, entah bagi orang lain yang cerdas membaca tanpa menuliskannya. Menulis merupakan kegiatan untuk menyibukkan otak bekerja keras dan menghasilkan sesuatu. Menulis sebagai bukti nyata dari apa yang kit abaca atau kita pelajari. Sungguh menulis adalah kegiatan yang sangat produktif apabila mengandeng kegiatan membaca. Membaca dan menulis adalah dua hal yang sangat berhubungan erat. Tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Seperti anak kembar yang selalu bepergian bersama-sama. SARIKANLAH BACAAN Aku akan meningkatkan aktivitas membaca bersama menulis untuk meningkatkan kemampuan menulis profesionalku. Membaca selaligus menulis dan menulis sekaligus membaca. Apabila sengaja aku tinggalkan salah satunya berarti ada hal yang kurang, walaupun tidak sepenuhnya salah. Rajin membaca dengan menyarikan bacaan dengan menuliskannya. Agar bermanfaat melebihi dari sekedar membaca. Dari bahan bacaan yang dianggap ringan sampai yang dianggap sulit, maka aku tidak akan melupakan kegiatan membaca dan menulis sekaligus. Memang bagiku telah terasa menfaatnya. Aku bisa melakukan percepatan menulis langsung bisa diterima media cetak tingkat kabupaten dan tingkat propinsi walaupun hanya baru satu artikel. BERPENDIDIKAN RENDAH VS BERPENDIDIKAN TINGGI Tidak Sekedar Menerima Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat menerima ilmu pengetahuan, informasi, fakta dan data hasil penulis lewat media tulisan. Semakin dikembangkan oleh para ahli kebahasan tentang makna dari membaca tersebut. Pembaca tidak sekedar menerima tetapi bisa saja mengkritik, menilai dan mengembangkan seoptimal mungkin. Belum Menjamin Kegiatan membaca bisa dilakukan oleh setiap orang, dari lulusan sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Tingkat pemahaman pembaca sesuai dengan pendidikan yang telah disandangnya. Namun kenyataannya, tidak sedikit orang yang memiliki gelar kesarjanaan tingkat penguasaan membacanya sangat lemah. Sementara ada orang yang hanya lulus sekolah dasar memiliki tingkat penguasaan membacanya tinggi melebihi orang yang lulus tingkat sarjana. Senang Membaca Tentu kita berpikir jernih dan berprasangka baik bahwa mereka sering berlatih membaca dengan rasa senang. Media cetak seperti koran dibacanya dengan antusias yang tinggi. Hampir setiap kata yang tertuang di dalam media cetak tersebut dibaca, dipahami, dan dikembangkannya lewat berbicara bersama rekan-rekan, keluarga, dan tetangga misalnya. Biasanya, mereka merasa senang dengan melakukan membaca dari kurang lancar menjadi lancar membaca. Berbeda dengan para guru, karyawan, pegawai negeri lainnya yang merasa telah mampu membaca. Tanpa mau membaca dengan antusias yang tinggi. Membuka Wawasan Setiap menonton televisi mereka membaca teks-teks yang ditayangkan. Terutama film barat kesukaannya, setiap terjemahan yang ditampilkan cepat dibaca dengan cepat pula alasannya apabila tidak dibaca cepat, mereka ketinggalan membaca teks yang cepat menghilannya. Ketinggalan membaca teks berarti pemahaman terhadap isi film itu setengah-setengah. Saya menyaksikan sendiri ketika orang tersebut masih muda dan belum menikah. Saya kalah membaca cepatnya oleh dia, padahal dia hanya tamatan sekolah dasar. Bagi kita telah memiliki jabatan, kedudukan, dan profesi seorang guru bisa kalah dalam hal pemahaman dan kecepatan membacanya. Apasannya sungguh bisa dipertanggung jawabkan. Orang seperti yang saya contohkan adalah orang yang tekun melakukan kegiatan membaca. Sementara kita malas membaca. Jangankan membaca, buku bacaannya tidak punya. Di rumah kita tidak memiliki koleksi buku bacaan yang berkualitas. Begitu juga membacanya sangatlah jarang dilakukan, karena diawali dengan perasaan bahwa membaca itu tidak penting. Tidak langsung merasakan manfaat dari membaca tersebut. Belum Mengerti Apabila ada orang menganggap membaca bagi guru itu tidak penting harus kita perhatikan tingkat pendidikannya, pengalaman dalam hal membaca, egoisme yang kuat atau apa saja yang menjadi kecenderungannya dalam kehidupan orang tersebut. Seandainya orang tersebut tingkat pendidikannya tinggi sampai sarjana misalnya, berarti tingkat pengertian terhadap membaca sangat kurang sekali. Keharusan Untuk memahami akan materi membaca, kita harus memulainya dari niat bahwa membaca itu keharusan agar kita menjadi orang yang paham akan ilmu kemudian dalam pelaksanaannya tepat sasaran. Asalkan buku-buku yang kita bacanya adalah buku-buku tentang ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap atau karakteristik terpuji. Ada beberapa aspek yang kita kembangkan untuk menjadikan diri kita berkepribadian utuh. Dikembangkan lewat kegiatan membaca. Gunakan Semua Sebagai manusia, mempunyai kelengkapan otak, hati dan anggota badan. Oleh karena itu kita kembangkan dengan membaca secara efektif dan efisien. Membaca efektif maksudnya, membaca yang menggunakan tenaga pikiran hemat tanpa banyak yang dikeluarkannya tetapi hasilnya banyak. Mengapa bisa banyak materi membaca yang kita dapatkan? Jawabnya mudah, karena menggunakan metode membaca yang tepat. Membaca efisisien maksudnya, membaca yang menghasilkan uang. Sebagai aplikasi dari membaca dengan berbicara atau menuliskannya. Dapatkanlah Semuanya! Dengan membaca diharapkan para guru bisa memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan berbicara dan menulis sebagai profesinya. Memang mengajar dan mendidik para siswa bagi guru merupakan tugas pokok harus dikembangkannya dengan kegiatan berbicara atau menuliskannya apa yang dibacanya. Membaca bagi guru adalah sangat penting dilakukan supaya upaya pelaksanaan tugas tidak kering akan makna, sebab dengan membaca bagi guru sebagai upaya menambah wawasan ilmu pengetahuan, informasi, dan pengalaman dalam hubungannya dengan pelaksanaan tugas tersebut. Dapatkanlah Maknanya! Kita perhatikan orang-orang yang sangat rajin membaca setiap harinya. Berbeda dengan orang yang tidak suka membaca Setiap ucapan dan perilakunya akan jauh berbeda, bagi pembaca sewaktu berbicara lebih efektif tidak banyak waktu terbuang percuma. Apa yang dikatakannya mesti kata yang berisi apa yang telah dibacanya, banyak berbicara ada kemungkinan banyak materi ilmu yang dikatakannya. Memang Bedanya Setiap pembicaraan orang yang rajin membaca sistematis dalam penempatan pikiran utama dan pikiran penjelasnya dalam bahasa lisan maupun bahasa tertulis. Sebab, pengaruh bahan bacaan berupa buku atau yang lainnya sangatlah besar. Perilaku membaca yang dia lakukan adalah mengandung upaya perbaikan dan pengembangan dirinya. Dari pengaruh membaca, setiap pembaca yang efektif mampu menerapkan dalam kegiatan sehari-harinya. Pengembangan Diri Upaya membaca baginya merupakan upaya proses perbaikan dan pengembangan perilaku yang mengarah pada pendewasaan diri. Tidak bisa anggap sepele dari kegiatan membaca itu. Efektivitas membaca mempengaruhi semua aktivitas kita, baik aktivitas peresaan, pikiran, jiwa dan raga kita. Membaca bukan hanya mengucapkanlambang kata-kata. Bukan sekedar memahami makna leksikal, tetapi membaca dalam konteks yang lebih luas lagi. Yang Bermakna Apa yang dia ucapkan dalam bahasa lisan maupun tulisan lebih bermakna. Dalam konteks wacana yang telah dia baca berhubungan satu sama yang lainnya di dalam dirinya. Bersatu dalam hati dan bersatu dalam pikiran. Membentuk satu kesatuan yang padu, dikeluarkan lewat kata-kata lisan maupun tulisan. Adanya penghematan dalam berbicara dalam konteks pribadi dan sosialnya. Lebih Produktif Orang yang suka membaca efektif terasa hidup dalam hubungannya dengan dunia ilmu pengetahuan lebih produktif. Apa yang telah dia baca masuk ke dalam hati dan pikirannya. Kecenderungan hati dan pikiran yang dipengaruhi membaca sangat produktif. Dapat kita lihat dalam pergaulannya dengan orang lain penuh makna. Apa yang dia katakan menyebarkan makna yang berguna dalam kehidupan. Efektivitas Apa? Kita banyak bergaul dengan mereka akan ketularan makna akan buku-buku yang pernah dibacanya. Sama halnya dengan kita membaca akan banyak makna yang didapatkan, begitu juga mendengar dan diskusi dengan pembaca yang efektif itu akan banyaklah makna yang kita dapatkan. Beruntunglah orang yang banyak membaca dan bergaul dengan pembaca, sedikitnya kita akan menerima ilmunya. Bekal Berkomunikasi Hasil dari kegiatan membaca dapat berguna sebagai bekal dalam pergaulan atau tujuan pendidikan dan pelatihan. Waktu berkomunikasi langsung maupun maupun tidak langsung, dia sangat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap kita. Benar-benar dirinya membawa pengaruh positif. Sebagai penghantar pengaruh kebaikan kepada orang lain. Oleh karena itu kita harus banyak bergaul dengan para pembaca efektif. Bergaul melalui membaca buku-buku dan tulisan lainnya. Apalagi membaca tulisan di media internet yang sangat banyak dan berkualitas materinya. Pengaruhnya Positif Dekatilah mereka dalam hubungannya dengan kegiatan membaca dan bergaul. Sedikitnya mereka akan membawa pengaruh positif terhadap kita apabila kita biasa bergabung dengan mereka. Ada peribahasa yang masih berlaku sampai saat ini bagi orang-orang yang suka bergaul secara efektif. Apa yang mereka katakan mempengaruhi orang di sekitarnya. Pengaruh Orang Positif Peribahasa Apabila kita sering bergaul dengan tukang minyak wangi, maka kita akan terkena wanginya minyak. Oleh karena itu, kita harus bisa memilih dan memilah teman itu yang banyak pengaruh positifnya. Terutama membawa pengaruh dalam bidang ilmu pengetahuan yang sedang mendominasi situasi dan kondisi saat ini. Kemampuan Apa? Semakin banyak membaca buku sambil mengaktifkan diri dengan tanya jawab mengenai materi yang kita baca itu, maka ilmu kita akan semakin berambah dan kemampuan membaca kita akan semakin bertambah pula. Kegiatan tanya jawab mengenai materi bacaan bisa kita lakukan sendiri dengan menggunakan metode membaca efektif dan efisien. Akan kita kemukakan contoh membaca dengan cara yang lebih efektif sehingga mengasyikkan apabila sering dikembangkan setiap kali membaca artikel atau buku. Tanya Jawab Membaca yang kita kembangkan adalah membaca yang bervariasi dengan kegiatan tanya jawab. Tanya jawab yang dilakukan dengan diri kita sendiri maupun Tanya jawab yang dilakukan bersama orang lain. Maksudnya, membaca yang diaktifkan dengan beberapa pertanyaan isi bacaan yang kita buat sendiri atau pertanyaan yang sudah ada di akhir wacana. Menjawab Pertanyaan Agar lebih jelas, kita lebih baik banyak mencoba bagaimana menjawab pertanyaan isi bacaan dengan sistematis. Menjawab pertanyaan sebagaimana kita menulis paragraf lengkap mana pikiran utama dan mana pikiran-pikiran penjelasnya. Menjawab pertanyaan ketika kita sedang diwawancarai. Walaupun kita bisa menjawab dengan jawaban singkat, hal itu kurang melatih kemampuan menulis efektif. Kata Tanya Setelah kita banyak bergaul dengan para pembaca efektif yang sangat membantu kita dalam mendapatkan makna dari bahan bacaan, maka kita harus memiliki kemampuan membaca tersebut. Salah satu cara membaca yang menggunakan media pertanyaan. Kita perhatikan para wartawan dengan cerdasnya menulis di surat kabar. Mereka menggunakan senjata kata tanya what (apa), who (siapa), where (di mana), when (kapan), why (bagaimana), dan how (bagaimana) dengan cara penggunaan yang sebaik-baiknya. Dengan Pertanyaan Bacaan tentang cerita berjudul “Burung Balam dan Semut Merah” adalah bahan bacaan siswa Sekolah Dasar, tetapi sangat baik apabila dijadikan contoh bagaimana membaca dengan mengaktifkan metode tanya jawab yang sering para guru gunakan dalam pembelajaran di sekolah. Kita sambil membaca sekilas untuk membuat beberapa pertanyaan isi bacaan atau bisa saja kita hanya menjawabnya karena sudah tersedia pada buku tersebut. Kita jawab satu per satu pertanyaan tersebut, misalnya, (1) Apa judul bacaan yang kamu baca? (2) Ada berapa tokoh dalam cerita itu? (3) Siapa yang minta tolong di danau? (4) Mengapa dia minta tolong? (5) Siapa yang menolongnya? (6) Bagaimana caranya dia menolongnya? Apakah yang menolong dalam cerita itu ditolong kembali? (7) Bagaimana cara menolongnya? (8) Cobalah ringkas cerita yang kamu baca tersebut! Klasifikasi Pertanyaan Sekarang kita tinggal menjawab setiap pertanyaan tersebut sambil membaca. Kita klasifikasikan dulu pertanyaan di atas, nomor (1), (2), dan (3) adalah pertanyaan ingatan sebab jawabannya singkat berupa fakta saja, sedangkan nomor yang lainnya termasuk pertanyaan bersifat pikiran banyak membutuhkan pemahaman yang mendalam. Oleh karena itu dalam penilaian jawaban atas pertanyaannya berbeda, pertanyaan yang menuntut jawaban bersifat hafalan dan pertanyaan menuntut jawaban bersifat pikiran. Latihan Menulis Kita sering mencoba menjawab pertanyaan kedua jenis pertanyaan secara bervariasi akan melatih kita dalam menulis paragraf yang efektif. Jawaban lengkap sebagaimana jawaban atas soal-soal ulangan. Jawaban yang dapat melatih kegiatan menulis adalah jawaban yang bersifat uraian lengkap dengan ilustrasi yang biasa disebut cerita atau deskripsi sebagai mana karangan ilmiah atau non ilmiah. Itulah cara melatih menulis yang lebih efektif sebelum kita menjadi penulis professional. Makna Isi Terpenting kegiatan membaca kita bisa mendapatkan makna dari bahan bacaan tersebut. Ada lima makna yang telah saya dapatkan dari kegiatan membaca berdasarkan pertanyaan isi bacaan tersebut. Kita membaca bahan bacaan, yang pertama, agar kita bisa merasa senang atau bahagia, kedua, agar kita bisa berbicaca, ketiga, agar kita bisa berbagi imu dan pengalaman kepada orang lain, keempat, agar kita bisa membebaskan perasaan dan pikiran dari hal-hal yang membatasi diri kita, dan kelima, agar kita bisa hidup sesuai prinsip bahwa manusia di dunia harus hidup dan berkembang. MODAL UTAMA MENULIS Senang dan Bahagia Lima makna yang kita dapatkan dari proses dan hasil membaca sudah cukup bagi kita dalam pengembangan diri. Biarkan orang lain ada yang pandai berbicara secara lisan dengan sebutan trainer. Sementara kita yang memiliki potensi menulis, lebih baik mengembangkan potensi menulis sampai bisa mendapatkan kelima makna tersebut. Awali kegiatan menulis dengan perasaan dan pikiran senang. Tidak berdasarkan paksaan dari pihak manapun. Benar-benar menulis yang menyenangkan. Apabila ada waktu yang terlewat tanpa kegiatan menulis, kita merasa punya utang yang harus dibayar sesuai dengan kegiatan yang terlewatkan. Penyembuhan Kilatan SenangKilatan perasaan senang dan bahagia sewaktu menulis dan setelah menulis itu dilakukan harus sampai kita dapatkan. Dengan rasa senang menulis semoga bisa menjadi penyembuhan dari penyakit lahiriah maupun penyakit batiniah. Apapun yang dihadapi dengan rasa senang akan berdampak positif bagi pelakunya. Kita rasakan sewaktu akan berobat kepada dokter, sebelum melakukan pemeriksaan, hati kita sudah merasa sembuh. Makna Bahagia Hal itu sama pada waktu kita sebelum menulis apalagi setelah melakukan pengobatan perasaan sembuh total. Di sinilah manfaat bahwa menulis bisa mendatangkan perasaan senang dan bahagia. Makna pertama sudah kita dapatkan dari kegiatan menulis. Sekarang waktunya kita melakukan sesuatu yang menyenangkan termasuk kegiatan menulis. Sesuai dengan judul “Bacalah Buku Dapatkan Maknanya.” Maknanya adalah perasaan senang dan bahagia menulis. Makna Berbicara Makna kedua dari kegiatan menulis adalah kemampuan berbicara. Tentu bukan banyak dan lantangnya berbicara, tetapi berbicara yang berbobot, sistematis, mudah dicerna, dan kelihatan mana pikiran utama dan mana pikiran penjelasnya. Adanya komitmen pada tata cara keilmiahan berbahasa, tetapi bukan bahasanya. Bahasa bisa saja ragam populer, fleksibel, dan komunikatif. Sudah tidak dipakai lagi tata cara menulis seperti dahulu yang membuat kita tidak bisa-bisa menulis karena terbatas dengan tata bahasa baku. Makna Berkomunikasi Makna Ketiga, adalah keterapilan berkomunikasi. Banyak tulisan blog, artikel, makalah atau apa saja namanya di internet yang dapat dijadikan contoh bagai mana menulis yang berbas dan menyenangkan itu tanpa melupakan nilai-nilai keilmiahan isinya. Makna dari menulis yang kita maksud adalah keterampilan berbicara secara komunikatif dan berkualitas isinya. Menulis dan berbicara tidak bisa dipisahkan, seperti dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Menulis dan berbicara adalah bagian dari keterampilan berbahasa yang sama-sama produktif. Bedanya, menulis dengan alat lambang kata-kata, sedangkan berbicara dengan lambang suara. Makna Berbagi Makna keempat, menulis itu berbagi, maksudnya, kita banyak menulis berarti banyak memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada diri kita sendiri dan kepada orang lain. Ada yang mengatakan bahwa menulis itu dakwah dengan lisan agar orang lain dapat mengetahui atau mendapatkan manfaat dari apa yang kita tuliskan itu. Kita bisa saling berbagi, baik berbagi dengan barang-barang maupun dengan ilmu, informasi, dan pengalaman yang sangat berharga. Generasi Menulis Kita perhatikan generasi dahulu dari umat Islam banyak meninggalkan buku-buku yang sangat berharga kepada kita. Padahal buku-buku itu telah lama ditulis para penulisnya, sampai berabad-abad lamanya masih bermanfaat sampai saat ini. Berapa banyak buku karya Imam Gazali? Banyak dan tebal-tebal buku itu, beliau menulisnya dengan hati dan pikiran cemerlang. Tulisan beliau tidak pudar oleh zaman dan waktu. Bahkan semakin lama semakin terasa manfaatnya apabila buku-buku beliau dibaca dengan tingkat perhatian yang lebih tinggi. Konsentrasi Membaca dengan konsentrasi yang mendalam, buku-buku seperti itu akan membuat pembacanya semakin berbobot dalam berbicara. Berbicara atau berdialog dengan dirinya sendiri maupun berdialog dengan orang lain, bagi pembaca sekaligus penulis seperti orang-orang yang kita sebutkan itu, sangatlah bermanfaat dalam hubungannya dengan kemampuan berbicara. Bagi kita sebagai penulis, kegiatan menulis sangat bermanfaat dan mengandung makna untuk membuat kita mampu berbicara dengan baik. Generasi Berbagi Maukah kita seperti para penulis professional zaman dahulu dan seperti para penulis zaman sekarang? Mereka bisa memberikan sesuatu yang paling berharga dengan ilmu dan pengalamannya. Mengapa kita tidak bisa? Bukan tidak bisa kita seperti mereka, mari kita saling berbagi ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik melalui kegiatan menulis. Selain memberi kesenangan, kemampuan berbicara, maka menulis bisa memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada sesama. Yang Membebaskan Menulis harus bisa membebaskan jiwa dan raga setiap penulis dan pembacanya. Bermanfaat ganda kegiatan menulis bagi penulis itu sendiri dan bermanfaat bagi para pembacanya. Ada yang mengatakan bahwa ketika kita sedang khawatir, sedih, takut, malu, dan perasaan negatif lainnya, kita harus menuliskan sesuatu sesuai dengan apa yang sedang dirasakannya. Hasilnya keajaiban, perasaan negatif itu berubah menjadi perasaan positif. Mengeluarkan Perasaan Negatif Kita merasa sedih? Tuliskanlah perasaan sedihnya itu sampai tuntas tidak terlewatkan di dalam diri kita. Menulis semacam mengeluarkan segala kotoran di dalam hati dan pikiran. Mengeluarkan sampah dari jiwa dan raga diri kita. Segala kotoran tersebut bagaikan penyakit yang harus dikeluarkan. Kita rajin membersihkan sampah di rumah dan di pekarangan rumah, mengapa kita melupakan untuk membersihkan jiwa dan raga kita dari kotoran penyakit hati dan pikiran? Memberi Kehidupan Perasaan senang dan bangga menyelimuti diri kita apabila telah sampai pada taraf menulis yang menyenangkan, memberi kemampuan berbicara, bisa berbagi dengan ilmu lewat menulis, dan bisa membebaskan diri kita dari segala penyakit jiwa dan raga. Apalagi kita tambahkan dengan makna menulis yang bisa memberi kehidupan sehat lahir dan batin, memberi ketenangan hati dan pikiran, memberi kehidupan yang menyelamatkan diri di dunia dan di akhiratnya. Semoga kita bisa menjadi penulis yang bisa mendapatkan makna dari kegiatan menulis sekaligus membaca. YANG MENGHASILKAN Jangan kita memandang laptop dari segi barang mewahnya, tetapi kita memandang laptop itu dari segi manfaatnya. Manfaat karena bisa digunakan menulis artikel atau buku. Dari tulisan sederhana sampai tulisan yang sangat tinggi nilai jualnya. Ada beberapa manfaat laptop apabila digunakan untuk menulis yang direncanakan dengan baik. Ada nilai fiansial dan nilai penghargaan terhadap kualitas diri kita sebagai penulis. Dari tulisan bersifat pribadi sampai tulisan yang bisa bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Kita biasa membelikan anak-anak baju baru dan cukup mahal harganya, tetapi kita tidak banyak komentar dengan harga yang mahal. Sementara untuk membeli laptop banyak alasan tidak mampu. Memang benda itu mahal bagi orang yang tidak berantusias bahwa benda itu sangat banyak manfaat dari pada bahyanya. Bagi kita harus ada upaya ke arah memiliki laptop itu, sebab apabila dibandingkan dengan buku dan pulpen untuk menulis karangan sangat jauh berbeda. Cara kerja laptop lebih praktis dan hemat tenaga dan biaya untuk langkah-langkah selanjutnya. Sebelum kita menggunakan laptop, kita tentu buku dan pulpen baguslah yang lebih praktis digunakan untuk menulis karangan atau apa saja dalam hubungannya dengan perihal tulis-menulis. Ternyata apa yang terjadi? Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, bahwa benda itu sangat menolong cara kerja sebagai penulis pemula. Ide-ide lebih lancar mengalir keluar dari benak ketika kita mengetik kata-kata lewat laptop dari pada kita menulis di buku tulis menggunakan pulpen. Apabila kita salah ketik atau akan menambah dan mengurangi kata-kata dalam karangan tersebut, rasanya kita sangat terbantu dalam menulis. Saya sebagai penulis pemula pada awalnya merasa tidak mungkin bisa menggunakan laptop. Saya merasa mustahil bisa mengerti internet dan mustahil bisa menulis karangan melalui alat itu. Sering saya berbicara di depan teman-teman guru dan Kepala Sekolah bahwa saya tidak mampu menggunakan komputer atau laptop. Sungguh Allah Maha Pengasih kepada umatnya yang mau berusaha untuk mengerti dan mau menggunakan laptop itu. Hasrat menggebu-gebu seolah-olah saya masih pelajar saja. Sering saya dikritik istri apabila saya sedang menulis di buku tulis bahwa saya banyak menulis tidak pernah ada hasilnya. Tidak ada karangan yang bisa diterbitkannya. Memang hati saya sangat sedih mengapa saya banyak meluangkan waktu untuk menulis. Ada lagi orang yang mengatakan kepada saya bahwa saya seperti orang yang usia muda saja tidak karuan melakukan seperti siswa membaca atau menulis untuk memikirkan sesuatu yang mustahil. Yang lebih menyakitkan hati saya ketika ada orang yang mengatakan “Sekarang bukan waktunya berpikir, tetapi sekarang waktunya untuk bekerja yang banyak menghasilkan” Maksudnya, saya harus banyak menghasilkan uang dan uang saja. Mulai saat ini saya harus membuktikan bahwa menulis merupakan kegiaatan yang bisa menghasilkan banyak hal dari pada pekerjaan lainnya. Bagi saya menulis merupakan pekerjaan yang sangat menjanjikan dan memberi peluang untuk bisa berbuat lebih leluasa. Saat Hari Raya bisa berkunjung ke rumah orang tua dan saudara, saat orang lain membutuhkan pertolongan saya bisa lebih dahulu. Apapun hal yang penting-penting bisa saya lakukan, karena menulis yang bisa membuat saya banyak menghasilkan finansial. Semoga ada pihak-pihak yang bisa memotivasi dan memberikan peluang karangan-karangan yang saya susun diterima menjadi bahan bacaan bagi kalangan tertentu, khususnya bidang pendidikan. Orang lain bisa hidup mengembangkan ilmu dan pengalamannya lewat berbicara secara lisan. Saya memohon kepada pihak penerbit untuk bisa mengabulkan niat saya sebagai penulis yang tidak sekedar menulis saja. Saya mau menulis yang bisa memberi peluang kepada kedua belah pihak untuk saling menguntungkan. Bukan untuk kepentingan pribadi saja saya menulis, tetapi saya niatkan untuk kepentingan orang banyak. Benar-benar saya menulis agar saling memberi, karena dengan cara begitu saya bergerak di bidang profesi keguruan atau kependidikan. Tentu saja saya mengajak kepada seluruh guru atau Kepala Sekolah agar membiasakan diri untuk menulis mulai saat ini pula. Marilah kita berjuang untuk melawan kebodohan agar kita dan para siswa menjadi orang-orang yang mengerti mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah. Sebelum memiliki laptop silakan menulis di buku tulis dengan alat tulis pulpen, tetapi sasaran laptop agar menjad i prioritas bagi Anda dan saya. Apalagi bagi guru dan Kepala Sekolah yang sudah mendapat gelar guru profesional dengan sertifikat sertifikasinya. Kita jangan malu salah menulis artikel atau makalah, karena kesalahan menulis adalah hal yang wajar. Menjadi hal tidak wajar apabila kita tidak mau dan mampu mengembangkan potensi kita yang ada di dalam diri kita masing-masing. Kita harus malu kepada diri kita sendiri dan orang lain, karena kita tidak berani berbuat sesuai dengan potensi kita. Selamat berjuang lewat tulisan, semoga kita bertemu di setiap penerbitan majalah bulanan. Kita ikut serta memajukan wilayah Pandeglang khususnya dan Indonesia pada umumnya dengan berbagai tulisan di sekitr tema pendidikan atau kepribadian bangsa. ISYARAT PENDIDIKAN BERMUTU Bangsa yang maju memerlukan pendidikan bermutu, dan pendidikan bermutu mensyaratkan guru bermutu. Memang guru merupakan bagian dari suatu bangsa. Guru sebagai penentu maju dan mundurnya pendidikan di suatu negara, karena guru salah satu profesi di bidang pendidikan. Memang rasanya kurang adil apabila seorang guru membahas masalah keberadaan guru seperti yang sepihak saja sementara pihak lain tidak dilibatkan dalam membahas masalah ini. Namun kita harus berpikir objektif dalam pembahasannya bahwa seorang guru dalam memutuskan sesuatu harus berpikir seimbang apa adanya. Dunia pendidikan akan berhasil apabila dipegang oleh orang yang memiliki keahlian di bidangnya. Sedikitnya, para guru telah memenuhi syarat kualifikasi pengajar dan pendidik. Untuk mencapai profesionalisme, setiap guru harus bisa menyamakan bahkan melebihi keahliannya sebagai pengajar dan pendidik itu. Apakah tingkat profesionalisme guru bisa mencapai tingkat kemapanan bidang finansial? Idealnya begitu, kata professional itu sebenarnya kemampuan di bidang kependidikan dan keguruannya. Namun siapa tahu nasib tidak ada yang tahu, nasib kurang baik jatuh pada seorang guru. Allah menguji dengan kemapanan ekonomi dan kekurangnnya kepada setiap orang, termasuk para guru, ada yang nasibnya kurang beruntung. Salah satu sisi, manusia berlebih dan pada sisi yang lain mengalami kekurangan. Seorang guru pada sisi yang satu memiliki kelebihan dalam ilmu mendidik tetapi kurang dalam pengetahuan umum. Bisa kelebihan dalam pengetahuan tetapi kurang dalam finansial. Kita tidak boleh memandang hanya sebelah mata atas kekurangan yang ada pada diri seseorang. Namanya manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kita teladani orang-orang yang memiliki kelebihan dan jauhi kekurangannya agar kita tidak mengalami kesalahan seperti orang itu. Ada keuntungan dari belajar melalui tingkah laku orang lain. Sementara kita tidak menemukan kesalahan dan kekurang mengenai sesuatu dari orang lain dan kita tidak tahu apa yang kita lakukan itu salah, maka kita belajar dari kesalahan itu agar kita tidak melakukan kesalahan itu.kita belajar dari pengalaman kelebihan bangsa Jepang bukan kekurangannya. Kaisar Hirohito sewaktu negaranya dibom atom yang pertama ditanyakan adalah bagaimana tentang nasib para gurunya. Bukan bertanya masalah mas dan uang, maka hal itu menunjukkan bahwa masalah pendidikan lebih penting dibandingkan masalah yang lainnya. Nasib bangsa sangat ditentukan oleh nasib para guru, karena orang yang melaksanakan tugas dan kewajiban bidang pendidikan adalah para guru. Walaupun peran guru terhadap siswa bukan segalanya, tetapi dalan kemajuan bangsa sangat ditentukan bidang pendidikan sebab fungsi pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan negaranya. Yang bergelut masalah pendidikan secara professional hanyalah para guru. Kita belajar dari bangsa Finlandia yang hamper kita tidak mengetahui kelebihan bangsa ini, karena kita hanya fokus pada bangsa Amerika dan Jepang saja. Dalam bidang pendidikan bangsa ini ternyata lebih baik dari bangsa lain. Negara tersebut menapaki fase keunggulan Sumber Daya Manusia dengan proses yang panjang dan berliku-liku. Mereka menempatkan pendidikan sebagai bagian yang paling menentukan pembangunan. Termasuk penghargaan terhadap para gurunya berbeda dengan Negara kita. Sebagaimana yang dikemukakan dalam Majalah Suara Guru ( Tanpa nama penulis ) edisi 2 tahun 2010 halaman 40-43 mengatakan bahwa kesadaran akan prioritas utama terhadap pendidikan, khususnya terhadap profesi guru sangat menghargai pada sosok guru tersebut. Mereka beranggapan bahwa dalam membangun jalan sukses itu harus menempatkan pendidikan sebagai elemen paling penting dan harus dijadikan prioritas pembangunan. Guru sebagai faktor utama dan posisi yang paling dihargai setelah sistem pendidikan tentunya. Negara tersebut menempatkan guru (1) sebagai profesi yang sangat dihargai, (2) serapan calon guru berkualitas sangat besar, (3) pada saat praktek di kelas guru sangat jarang mengkritik siswanya, apalagi marah-marah, dan (4) guru mendapatkan pendidikan yang baik pada saat mereka masih mahasiswa dan memperoleh banyak pelatihan yang berkualitas terbaik pada saat mereka telah berprofesi menjadi guru. Kita sebagai guru bukan untuk disanjung-sanjung, tetapi hanya perlakuan yang proposional yang kita harapkan apabila ingin maju di dunia pendidikan. Dengan penghargaan yang baik terhadap guru akan membuat dunia pendidikan maju. Pada dasarnya manusia ingin dihargai, selama kita hidup sehat rohani atau jiwa kita tentu rindu akan sikap saling menghargai. Melakukan demo merupakan jalan terakhir dan merupakan sinyal ketidakberesan di bidang pendidikan, khususnya perlakuan terhadap guru tersebut. Calon guru harus benar -benar mendapatkan perlakuan sesuai dengan kualifikasi kependidikan dan keguruan. Mereka dikhususkan untuk menjadi guru yang memiliki kemampuan professional di bidang pendidikan. Merupakan dipersiapkan sebelum terjun ke dunia pendidikan yang siap pakai dengan ilmu yang dimilikinya, punya ilmu langsung dipraktekkan dengan penuh dedikasi dan keikhlasan yang tinggi. Pendidikan dan pelatihan bukan sekedar formalitas saja yang kita harapkan agar proses dan hasil pendidikan di Negara kita sangat memuaskan. Guru yang ideal dalam prakteknya sangat sulit, tetapi kita upayakan untuk mendekati ideal dengan mengendalikan diri untuk tidak bersikap kasar dan tidak pantas terhadap siswa. Memang marah, sedih, khawatir dan sikap negative lainnya adalah manusiawi. Ada pada diri manusia, tetapi jangan adanya kecenderungan untuk sebagian besar menjadi kebiasaan yang salah. Para siswa perlu disayang, dielus yang bersifat mendidik, membimbing dari sikap kurang yang ada pada siswa menjadi lebih baik, dan apabila di depan menjadi contoh yang baik, di belakang selalu mendorong siswa agar bersemangat belajar dan bekerja, dan di samping mereka dengan menggandeng atau membimbing dengan penuh kebijakan. Prof. Dr. Soedijarto, MA, menulis buku berjudul Landasan Dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Di dalam buku tersebut beliau merasa heran dengan kenyataan pendidikan yang ada di tanah air kita ini. Pendidikan terpengaruh campur tangan politik dan ekonomi yang berawal dari mengabaikannya pendidikan sebagai wahana penunjang transformasi budaya menuju tegaknya Negara kebangsaan berperadaban tinggi. Pendidikan paling penting untuk menghantarkan bangsa pada cita-cita bangsa sesuai dengan Dasar Negara Pancasila. Dalam hubungan ini perlu diperhatikan tentang tenaga pendidik yang berkualitas, kurikulum yang disusun oleh para ahli di bidangnya masing-masing terpadu dalam satu ciptaan kurikulum yang mempertimbangkan berbagai hal dalam hubungannya dengan kebutuhan para siswa. Hingga bagaimana dalam penentuan anggaran pendidikan yang bisa digunakan sesuai dengan tingkat prioritas di lapangan. Ada kewenangan sekolah tanpa melupakan pengawasan yang meningkatkan efektivitas pendidikan yang lebih mengena. GURU PENULIS Sesuai dengan pendapat sebagian orang zaman dahulu yang mengatakan bahwa guru adalah orang yang “digugu “ dan “ditiru” maksudnya orang yang diteladani. Terkandung di balik kata tersebut makna orang yang berkepribadian lebih terpuji dibandingkan dengan orang lain pada umumnya. Digugu artinya setiap kata-kata yang dia ucapkan dipercaya karena benar-benar baik. Ditiru artinya segala perilakunya diteladani karena menurut pandangan orang lain berkepribadian yang baik. Sekarang kata-kata tersebut hilang dari keberadaanya karena pengaruh zaman. Memang zaman sangat mempengaruhi orang-orang. Banyak orang bergeser kepribadiannya karena pengaruh buruk dari internet. Padahal media internet sangat banyak pengaruh baiknya, kehidupan semakin efektif, praktis, dan serba mudah. Termasuk para guru yang tidak bisa menyikapi pengaruh buruk dari internet itu, tetapi hanya memperhatikan pengaruh baiknya saja. Dari awal aktivitas kita harus sudah bisa menentukan mana hal yang baik dan mana hal yang tidak baik. Apabila ditentukan, maka semua aktivitas diawali dengan ketidak pastian. Terkadang di tengah perjalalanan banyak hambatan, seperti tampilan internet yang buruk-buruk diterimanya dengan sembarangan tanpa berani memutuskan mana hal terbaik. Walaupun godaan terus-menerus mengganggunya tanpa mau kompromi. Ikuti hati nurani kita yang tidak mau kompromi pula untuk melakukan semua keburukan. Tidak ada waktu bagi kita untuk melakukan hal-hal yang tidak perlu dilakukan. Penulis mengetengahkan kepada pembaca tentang salah satu hal yang termasuk baik dalam mengimbangi pengaruh negatif internet. Kegiatan menulis apa yang kita baca, apa yang kita lihat, apa yang kita renungi, apa yang kita rasakan atau apa yang kita pikirkan. Daripada kita berguncing, memaki-maki pihak lain yang sedang memegang kekuasaan dengan bahasa lisan, maka lebih baik kita gunakan kemampuan menulis kita dengan sebaik-baiknya. Awali dengan kata setuju dulu sebelum Anda meneruskan bacaan ini agar ada hubungan timbal balik bagi kita dam upaya mengatasi masalah pengaruh negatif internet itu. Anda sebagai guru dan penulis juga sebagai guru, termasuk orang yang bukan profesi sebagai guru tetap jiwa dan pikirannya di rumah harus menyempatkan diri untuk melaksanakan tugas sebagai pembimbing anak-anak. Kita tidak bisa melepaskan tanggung jawab mengajar dan mendidik anak-anak di rumah. Tetap anak-anak kita bantu pendidikannya, tugas guru-guru di sekolah tidak akan berhasil tanpa bantuan orang tua dalam mengajar dan mendidik mereka. Walaupun sebagian orang tua siswa tidak peduli terhadap perkembangan jiwa anak-anaknya. Anak-anak tidak cukup hanya dengan materi saja, harus ada bantuan moril dan spiritual terhadap anak-anak. Jadikanlah anak-anak kita yang memilik kepribadian utuh, yaitu memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan kinestik, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan finansialnya setelah semuanya ada pada diri siswa. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sangat berarti dalam membantu siswa dalam menghadapi arus globalisasi ini. Anak-anak diajak menuliskan apa saja yang merupakan solusi masalah tersebut. Panggilan guru adalah orang yang patut digugu dan ditiru agar bisa berlaku lagi pada saat ini harus dengan perilaku guru itu sendiri membiasakan diri menuliskan solusi masalah kita sebagai orang tua dan menuliskan solusi siswa sebagai generasi penerus bangsa. Ajaklah anak-anak rajin membaca dan menuliskan hal-hal dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang kita hadapi. Tidak ada salahnya sebagai guru sekaligus sebagai penulis khususnya menulis materi bidang pendidikan. Kita akan jauh ketinggalan oleh bangsa lain yang sudah menjadikan membaca dan menulis sebagai budayanya. Membaca dan menulis merupakan dua kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan bagaikan dua mata uang. Juga merupakan ciri khas kaum intelektual. Pekerjaan kaum intelektual tidak bisa meninggalkan dua kegiatan tersebut. Apalagi sekarang guru telah diberi penghargaan tunjangan profesi dengan nama sertifikasi. Pangilannya juga sekarang sebagai guru profesional bisa mengimbangi para dosen atau guru besar. Dulu menjadi guru SD kita merasa malu mengatakannya apabila ditanya teman lama yang bekerja sebagai dokter misalnya, termasuk diri penulis sendiri. Sekarang sudah lain dan tidak perlu merasa malu lagi dipanggil sebagai guru SD. Namun kita harus merasa malu apabila sebagai guru SD atau guru sekolah lainnya yang telah diberi penghargaan sebagai guru profesional dengan uang sertifikasinya tetapi tidak mampu dan tidak biasa menulis dan membaca. Mari kita berupaya mengejar formalitas dengan kualitas. Kita harus menyeimbangkan antara ijazah yang telah kita miliki dengan kemampuan sesuai dengan ijazah tersebut. Mari kita rintis kemampuan profesionalitas kita dengan ciri-ciri banyak membaca dan menulis. Kita tidak mungkin bisa menulis tentang ilmu pengetahuan tanpa kita tidak banyak membaca buku. Membaca buku sebanyak-banyaknya, yaitu buku kita sendiri sebagian besarnya. Dulu banyak membeli baju atau barang-barang lainnya yang bagus dan mahal-mahal, tetapi sekarang (bukan) yang banyak dibelinya itu buku. Diharapkan seorang guru di rumahnya mempunyai perpustakaan pribadi. Buku-buku bergizi yang bisa menyehatkan badan, perasaan, dan pikiran harus kita miliki sebisa mungkin. Barang-barang mewah dulu bisa kita beli, mengapa buku tidak dibelinya. Setelah kita mempunyai banyak buku, maka langkah selanjutnya kita memikirkan bagaimana cara membacanya agar lebih efektif. Tidak banyak waktu terbuang hanya sekedar membaca kata demi kata. Membaca seorang guru harus sudah berbeda dengan membacanya siswa SD. Apalagi guru bersertifikasi membaca buku harus melebihi guru yang belum bersertifikasi. Membaca buku banyak cara atau metodenya. Terpenting kita harus tertarik dengan buku-buku tersebut. Melihat buku banyak di toko-toko buku harus seperti melihat makanan yang sangat lezat dan bergizi. Mengapa membaca dan menulis sangat penulis tekankan kepada guru? Alasannya sangat sederhana, karena kegiatan membaca dan menulis merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh guru tersebut. Guru termasuk salah satu bagian dari kaum intelektualitas yang harus bergelut dengan kegiatan membaca dan menulis tersebut. Apa kata dunia seorang intelektual tidak bisa dan biasa kegiatan yang merupakan ciri khasnya. Siapa yang malu? Tanyakan pada rumput yang bergoyang saja. Mau kapan lagi memulai membaca dan menulis Pak Guru dan Bu Guru? Jawabannya sangat mudah tetapi pelaksanaannya sangatlah susah. Mari kita niatkan bahwa “Saya mulai membaca dan menulis sekarang juga.” YANG MENGUATKAN Apa yang kita ucapkan terkadang tidak disadari baik dan tidaknya, enak dan tidaknya didengar, positif dan negatifnya, atau menguatkan dan melemahkannya terhadap setiap orang yang yang mengatakan atau orang yang mendengarkannya. Terpenting katanya, kita mampu berbicara dengan lancar dan ingin terkesan orang yang memiliki keterampilan berbicara yang lebih tinggi dari orang lainnya. Menurut Henry Guntur Tarigan ada empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Tanpa memperhatikan isinya terfokus pada makna atau tidaknya tidak kita perhatikan dengan seksama. Namun setelah kita lebih banyak membaca tentang inti pembahasan setiap buku bacaan atau tulisan di media internet, maka ternyata tulisan kita harus bermakna bagi kehidupan kita. Kata-kata yang keluar dari mulut kita, baik lewat lisan maupun lewat tulisan sebenarnya harus banyak mengandung makna dan manfaat langsung dalam kehidupan kita. Terutama kata-kata yang mengandung makna sesuai dengan bidang spesialisasi masing-masing. Kata-kata yang berkarakter akan lebih efektif bagi setiap pembaca dan penulisnya. Rusdin S. Rauf (2008: 50-57) mengatakan bahwa kata-kata memiliki kekuatan atau kekuatan kata-kata akan bisa menguatkan. Rasulullah memerintahkan kepada para sahabatnya agar menggunakan kata-kata yang positif. Beliau selalu member teguran dengan menggunakan kata-kata terbaik, kata-kata yang mencerahkan orang lain, dan lemah lembut, penuh sopan, dan santun. Walaupun kita merasa sulit untuk mengikutinya. Setiap kata yang jujur keluar dari mulut kita akan menggambarkan isi hati dan pikiran kita. Dalam buku harian kita upayakan untuk menulis apa adanya. Sebagai upaya melatih tingkat kejujuran kita dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan kita. Kita upayakan kata-kata yang menggambarkan kejernihan hati, bukan malah kata-kata yang keluar dari mulut bertolak belakang dengan hati kita. Memang dalam bidang tujuan politik bisa saja kita berbicara lain dengan hati dalam upaya tujuan kemenangan. Namun apabila kita ingin berupaya untuk mengubah diri dari hal yang kurang menjadi lebih, dari yang buruk menjadi baik, maka mulai saat itu pula kita harus jujur lewat tulisan kita. Kata-kata yang bisa mengakses hati terdalam, bukan hanya asal bunyi saja. Diupayakan bagi para pencari kebenaran untuk menulis dengan penuh keaslian berdasarkan hati terdalam tersebut. Mana kata-kata yang perlu diucapkan dan mana yang tidak perlu diucapkan. Sehingga kata-kata yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata terbaik menurut pihannya. Agar kita menghindari kata-kata tidak, jangan, seandainya saja, dan kata-kata lain yang melemahkan diri kita. Namun bukan kata-kata tersebut untuk keseluruhan, tetapi dalam konteks kalimat yang melemahkan. Walaupun kata-kata dalam konteks kalimatnya isi dan maksudnya benar. Dampak dan fokus dari setiap kata yang kita ucapkan akan berbeda walaupun isi dan maksudnya sama. Misalnya, (1) Saya tidak takut salah dalam menulis, karena saya masih dalam taraf belajar, dan (2) Saya berani menulis KEM GURU SD Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar tujuannya adalah agar para siswa terampil berbahasa Indonesia secara lisan dan tulisan. Namun mereka tidak serta-merta terampil berbahasa kalau tanpa terlebih dahulu para gurunya terampil berbahasa tersebut. Sebelum penulis membahas masalah siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, maka penulis akan membahas masalah yang dihadapi oleh para guru terlebih dahulu. Keterampilan berbahasa menurut Henri Guntur Tarigan ( 1987: 1 ) membagi keterampilan berbahasa menjadi empat bagian, yaitu: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Dari empat bagian tersebut dibagi menjadi dua bagian besar yaitu keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif (menerima ) dan bersifat produktif ( menghasilkan ). Yang bersifat reseptif yaitu membaca dan menyimak, dan yang bersifat produktif yaitu menulis dan berbicara. Membaca dalam hubungan langsung dengan menulis, dan menyimak dengan berbicara. Kedua bagian keterampilan tersebut saling berhubungan, membaca behubungan langsung dengan menulis, menyimak dengan berbicara. Orang lain menulis buku kita baca, dan orang lain berbicara kita simak dengan sebaik-baiknya. Apabila kita ingin mendapatkan informasi atau ilmu pengetahuan, maka kita harus membaca atau menyimak. Membaca melalui buku-buku atau media internet dan menyimak melalui pembicaran orang atau melalui media elektronik. Apabila kita ingin menuangkan ide-ide atau gagasan, emosi, dan informasi, maka kita harus menulis atau berbicara. Keterampilan membaca dan menyimak sangat bermanfaat dalam memperluas ilmu pengetahuan, informasi, dan pengalaman. Caranya, kita menerima atau menghubungkannya informasi, amanat, dan pesan yang disampaikan penulis atau pembicara. Sedangkan keterampilan menulis dan berbicara sangat bermanfaat dalam menuangkan ide-ide, gagasan, emosi, dan informasi untuk dibaca atau didengar. Dalam kehidupan ini terus-menerus berkembang, maka kemampuan membaca sangat penting untuk kita miliki. Tentu kemampuan membaca yang lebih efektif. Dalam waktu yang relatif singkat kita mampu menyelesaikan membaca dengan hasil yang sangat memuaskan. Dalam upaya belajar, siswa atau guru akan mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga dari para penulis profesional. Kemampuan membaca merupakan salah satu cara yang sangat efektif dalam memperoleh informasi. Sangat berguna kita dalam mengikuti perkembangan zaman. Di samping itu, setiap perkembangan itu menuntut kemampuan membaca yang lebih tinggi lagi. Sebagaimana Anwar (1993:41) dalam artikelnya mengatakan bahwa membaca akan membuka cakrawala kehidupan. Keadaan seperti itu merupakan tatantangan bagi kita untuk meningkatkan frekuensi keefektifan membaca. Begitu juga Nurhadi dalam bukunya (1987:39 ) mengatakan tentang arti keefektifan membaca. “Keefektifan membaca artinya peningkatan kecepatan membaca itu harus diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan.” Pembaca yang efektif mengetahui tentang yang perlu digali lewat bacaan secara cepat. Mengabaikan unsur-unsur bacaan yang kurang penting untuk dibaca. Bagi pembaca efektif tidak membaca kata demi kata, tetapi membaca dalam satu kesatuan unit pikiran setiap paragraf atau dalam satu wacana lengkap. Membaca efektif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman penulis. Pada saat dan tempat kegiatan membaca semacam ini dapat kita lakukan. Namun bagin para pembaca pemula harus bisa membedakan mana bacaan yang harus dibaca cepat dan mana yang harus dibaca lambat. Buku atau bahan bacaan yang berisi pengetahuan dan filsafat harus dibaca atau ditelaah tidak seperti cerpen yang bisa dibaca sambil santai. Bahan bacaan yang ilmiah atau filsafat harus dibaca dengan serius. Kita menggunakan pensil atau alat tulis lainnya untuk menandai atau mencatat setiap kata-kata, kalimat atau pikiran utama dan penjelasnya pada bahan yang dibacanya. Amir dalam bukunya (1981:123) menjelaskan sebagai berikut: Kitab yang berisi bahan pengetahuan dan filsafat mesti ditelaah ( dibaca ) tidak seperti roman dengan berjuntai atau berbaring, melainkan dipelajari di meja tulis dengan sebatang pensil di tangan, huruf-huruf dan kata-katanya yang sulit ditandai dan dicatat, kalimat-kalimat yang menarik dan penting diberi tanda tanya, begitu pula bagian-bagian yang salah menuntut diberi kode. Membaca buku-buku sumber ilmiah memerlukan suatu metode dan teknik membaca efektif. Agar kita dapat menyerap intisari, memahami dan menafsirkan makna yang terkandung di balik kata-kata dan bagian-bagian lainnya untuk diterapkan dalam kehidupan sendiri dan masyarakatnya. Membaca efektif sangat penting diterapkan di sekolah-sekolah dalam proses pembelajaran, karena banyak manfaatnya, seperti dengan membaca dapat memperluas pengalaman siswa, membuka pintu ke dunia ilmu pengetahuan yang tidak dapat langsung dialami. Minat dan cita rasa siswa dapat diperluas dan diperbaiki dengan membaca itu. Pembentukan minat dan keterampilan siswa dalam kegiatan membaca bisa dikakukan pada waktu senggang selain di sekolah-dekolah. Dengan membaca siswa bisa memperbesar penyesuaian diri dengan lingkungannya, merangsang siswa untuk menganalisis buah pikiran orang lain secara kritis. Siswa bisa memiliki keterampilan untuk menangkap isi bacaan, memperluas perbendaharan kata dan memperbaiki kecepatan membaca. KEMBANGKANLAH! Apakah Anda pembaca setia blog atau mungkin penulisnya? Kita harus bersyukur kepada Allah sekarang belajar bisa lewat internet selain bisa lewat buku-buku. Bersemarak blog ditulis oleh penulis pemula maupun oleh penulis profesional. Kita manfaatkan dengan cara membaca atau menulis blog di internet. Sangat bermanfaat bagi kita blog atau tulisan apa saja yang ditulis di internet itu. Belajar lebih mudah, belajar lebih menyenangkan, karena kita mendapatkannya langsung . kita dapat mengasah orisinalitas dan kekhasan tulisan kita. Tulisan di internet merupakan catatan harian online bisa dibaca oleh siapa saja yang bisa memahami media internet.Dengan banyak membaca dan menulis di internet kita bisa menjadi syarat tercapainya tujuan menjadi penulis atau pengarang KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN Saya mengikuti Diklat di Hotel Marbella Anyer dari tanggal 27 sampai 30 September 2010. Peserta dari kecamatan Cikedal sebanyak delapan orang yang terdiri dari tiga orang Pengawas TK/SD dan lima orang Kepala SD. Saya sangat senang menerima materi yang paling baru tentang Kepemimpinan Pembelajaran, Evaluasi Diri Sekolah, Supervisi Akademik, Penelitian Tindakan Sekolah, dan Kewirausahaan. Semua materi Diklat terdapat di dalam CD, sehingga bagi peserta yang tidak membawa laptop atau hanya membawa netbook tidak optimal dalam mengikuti pembicaraan para Widyaswara. Apabila peserta hanya mengandalkan kemampuan pendengaran dan penglihatan saja, seperti saya mengalami kesulitan dalam mengikuti arah pembicaraan Widyswara. Sebenarnya apabila kita membawa dan mampu menggunakan laptop mengikuti pembicaraan lebih efektif. Di tempat penginapan materi bisa dipelajari dulu atau sambil mengikuti pembahasan kita memperhatikan materi dengan sebaik-baiknya. Upaya saya hanya memberikan plasdisk kepapada Widyaswara setelah selesai menjelaskan materi tesebut. Semakin terasa bagi saya bahwa mengikuti diklat dan sejenisnya harus mempunyai alat atau media elektronik seperti laptop yang bisa menggunakan plasdisk dan CD. Menjadi peserta diklat pada zaman sekarang harus kreatif dengan memiliki kemampuan menggunakan alat-alat atau media elektronik tersebut. Sungguh tidak bisa ditinggalkan alat elektronik tersebut dalam upaya mengikuti perkembangan zaman. Termasuk saya pada waktu mengikuti diklat tersebut tidak optimal, karena hanya membawa netbook saja yang tidak bisa menggunakan CD. Namun saya tidak merasa pesimis dalam mengikuti acara demi acara. Semangat karena saya bisa terbawa untuk mengikuti diklat tersebut. Dan semoga kami semua mampu menyampaikan kepada seluruh rekan kepala sekolah dan guru setelah mengikuti diklat itu selesai. Pada kesempatan ini saya akan mencoba membuat ringkasan materi diklat tentang materi kepemimpinan pembelajaran kepada para pembaca yang sama-sama sebagai kepala sekolah dan guru yang berada di Kabupaten Pandeglang. Walaupun saya tetap merasa masih banyak kekurangan dalam kebahasaan dan dalam pemaparan isinya, akan tetap menulis dan terpenting bagi saya telah mampu menyampaikan pengalaman kepada rekan-rekan pembaca sudah merupakan kebahagiaan yang tidak ada bandingannya. Berarti saya sudah berbagi kepada sesame lewat tulisan. Pada kesempatan ini saya tidak takut salah dalam menuliskannya, karena saya masih dalam taraf belajar dan termasuk penulis pemula yang masih jauh dari sempurna. Tujuan saya menulis agar kita bisa sharing dengan rekan-rekan. Dan semoga rekan-rekan mau menemukan kekurangan apa yang saya tuliskan dan mengomentarinya dengan cermat apa yang saya tuliskan tersebut, baik dari segi kebahasaan maupun dari segi isi pembahasannya. Kritik dan saran semua rekan akan saya jadikan pelajaran. Oleh karena itu, bagi pembaca artikel ini agar bisa mengomentarinya lewat media ini juga supaya saya bisa memperhatikan langsung apa yang telah saya tulis. Materi diklat tentang kepemimpinan pembelajaran akan saya sampaikan secara garis besarnya saja. Walaupun demikian semoga bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca. Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, dari mulai kepala SD sampai kepala SMU dan sederajat. Menurut Widyaswara dan buku tentang kepemimpinan pembelajaran yang disusun oleh Direktorat Tenaga Kependidikan dan Dirjen PMPTK Tahun 2010, maka kepemimpinan pembelajaran merupakan kepemimpinan yang paling sesuai di sekolah-sekolah. Dengan kepemimpinan pembelajaran yang baik oleh kepala sekolah, maka kegiatan pembelajaran di sekolah akan menghasilkan prestasi belajar siswa. Namun kenyataannya di sekolah-sekolah belum melaksanakan prinsip kepemimpinan pembelajaran dengan baik. Hasil penelitian Stronge (1988) dalam buku Kepemimpinan Pembelajaran Dirjen PMPTK (2010:1) mengatakan bahwa dari seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah, hanya 10 persen yang dialokasikan untuk kepemimpinan pembelajaran. Hal itu akibat dari kurangnya pelatihan tentang kepemimpinan pembelajaran. Pada saat ini masih beranggapan peran kepala sekolah sebagai manajer sekolah yang lebih utama, tetapi kenyataannya kepemimpinan pembelajaranlah yang lebih mengutamakan prestasi siswa. Banyaknya kegiatan administrasi yang harus dilaksanakan dan tugas-tugas lain kepala sekolah yang tidak langsung mempengaruhi tentang kemajuan belajar siswa dan kemajuan mengajar atau mendidik para guru. Apalagi masih banyak tugas mengelola masalah rehabilitasi atau pembangunan sekolah. Seharusnya kepala sekolah fokus pada kepemimpinan di sekolah yang langsung pada peningkatan prestasi dan kualitas pembelajaran siswa. Dalam kepemimpinan pembelajaran fokus pada kegiatan mengajar dan mendidik para siswa agar memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang berhasil dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan banyak tantangannya. Dalam kepemimpinan pembelajaran sangat menuntut sekolah sebagai organisasi yang memfokuskan pada pembelajaran yang meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Dengan fokus pada ketiga hal, kepala sekolah akan lebih banyak perhatian padanya. Dalam kepemimpinan pembelajaran akan dijelaskan tentang arti, tujuan, dan pentingnya kepemimpinan pembelajaran. Dibahas pula karakteristik kepemimpinan pembelajaran yang efektif, bidang garapan kepemimpinan pembelajaran, dan strategi pelaksanaan kepemimpinan pembelajaran. Memang dari tahun ke tahun selalu ada saja perubahan termasuk tentang kepemimpinan pembelajaran. Peran kepala sekolah semakin hari semakin berbeda dengan peran-peran pada saat ini. Tinggal kita mampu memahami dengan selalu mengikuti perkembangan dan manfaatnya di dunia pendidikan. Ada yang mendefinisikan tentang kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar siswanya. Namun pengertian seperti di atas sudah kurang lengkap apabila dibandingkan dengan pengertian sekarang. Sasarannya hanya kepada guru saja, tidak memfokuskan sasarannya kepada siswa. Padahal tujuan pendidikan untuk mencerdaskan para peserta didik agar mampu mencapai kedewasaan dirinya. Hidup mandiri dalam menghadapi segala persoalan hidup dan mampu menjadi pembaharu dalam hal-hal yang dipandang baik menurut agama maupun baik menurut aturan negara. Dalam kepemimpinan pembelajaran, kepala sekolah harus mampu menanamkan isi dan makna visi sekolahnya dengan baik. Dalam merumuskan visi dan misi sekolah, kepala sekolah melibatkan orang-orang yang memiliki kewenangan di dalam dunia pendidikan. Mereka berpartisipasi dengan cara berbagi pendapat dalam menyusun visi dan misi tersebut. Kemudian semua pihak terkait untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Memang dalam kenyataannya sulit untuk mengimplementasikannya. Namun itulah tugas kita untuk mengubah cara dan kebiasaan lama di sekolah. Kepala sekolah melibatkan orang-orang yang berwewenang dalam dunia pendidikan dalam mengelola sekolah, dalam mengambil keputusan dan kegiatan sekolah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kepala sekolah melakukan dukungan terhadap pembelajaran yang dilakukan di kelas dan memfokuskan dirinya pada kepentingan belajar siswa. Jadi keadaan siswa menjadi prioritas utama agar situasi dan kondisi pembelajaran mencapai mutu atau kualitas yang diidam-idamkan oleh pihak sekolah, orang tua, masyarakat dan negara kita. Pelaksanaan pembelajaran siswa semua pihak terkait merasa terlibat di dalamnya. Dengan kepemimpinan pembelajaran, kepala sekolah berperan untuk melakukan pemantauan terhadap proses belajar mengajar agar bisa lebih memahami apa yang sedang terjadi di dalam kelas. Tugas peningkatan kualitas dan prestasi belajar siswa tidak sepenuhnya diserahkan kepada para guru saja. Kepala sekolah harus lebih maksimal dibandingkan guru, karena dianggap orang yang lebih profesional dari pada guru. Sudah lebih dulu menduduki jabatan sebagai guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Apapun alasannya, dalam keseluruhan proses yang ada di sekolah, kepala sekolah harus lebih dominan dari pada guru. terutama dominan dalam semangat meningkatkan prestasi belajar warga sekolah. Berbagai kesulitan dalam pembelajaran, kepala sekolah harus lebih dulu memahami bagaimana mencari solusinya yang terbaik. Dalam hal ini kepala sekolah menjadi fasilitator dalam mengetahui masalah dan mencari pemecahannya. Kepala sekolah harus bisa membantu guru dalam berbagai hal apabila guru buruh bantuan dalam pembelajaran maupun dalam kegiatan pendidikan pada umumnya. Sekarang tidak hanya peningkatan prestasi siswa saja kita perhatikan setiap hari, maka prestasi mengajar dan belajar guru juga harus kita perhatikan. Kepala sekolah harus lebih dahulu untuk banyak belajar dan berlatih tentang hal yang berhubungan dengan pembelajaran dan pendidikan pada umumnya. Kepala sekolah harus mampu menjadi pemimpin dalam pembelajaran dengan memfokuskan diri pada pembelajaran yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu kurikulum, proses belajar mengajar, penilaian hasil belajar, penilaian dan pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah. Semua komponen kurikulum harus dikuasai oleh kepala sekolah dengan sebaik-baiknya. Jangan sekali-kali tingkat kemampuan mengenai komponen kurikulum kepala sekolah lebih rendah dari guru. Sudah menjadi keharusan bagi kepala sekolah untuk memulai banyak belajar di berbagai sumber, selain belajar dengan membaca buku, kita tingkatkan belajar di warnet atau internet milik sendiri. Diupayakan kepala sekolah banyak menuntut diri untuk selalu belajar dan berlatih tentang kepemimpinan pembelajaran tersebut. Tidak ada kata berhenti belajar dan berlatih bagi kepala sekolah setelah adanya konsep kepemimpinan pembelajaran. Terpenting bagi kepala sekolah selalu memiliki tujuan utama sebagai pelayan kepada semua siswa agar mereka mampu mengembangkan potensi kualitas dasar dan kualitas instrumentalnya untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Potensi kualitas dasar yang terdiri dari daya pikir, daya hati, daya fisik. Kualitas dasar dan kualitas instrumental menjadi pekerjaan rumah untuk dikerjakan oleh kepala sekolah. Daya pikir meliputi cara berpikir deduktif, induktif, ilmiah, kritis, kreatif, inovatif, lateral, dan berpikir sistem. Yang pada awalnya kita kurang memahami tentang cara berpikir deduktif dan induktif, maka setelah membaca artikel ini bisa mencari pada buku dan internet. Tentu dalam hal ini kita harus mengetahui arti dan manfaatnya bagi kepala sekolah. Minimalnya kepala sekolah bisa saling berbagi lewat tulisan. Sehubungan berbagi secara langsung terbatas oleh ruang dan waktu, maka kegiatan menulis menjadi sarana lebih efektif dari pada sarana lewat berbicara secara lisan. Begitu juga kepala sekolah harus menemukan arti dan manfaat dari cara berpikir ilmiah, kritis, kreatif, inovatif, lateral, dan berpikir sitem. Tidak cukup kita membaca sekali atau dua kali setelah kita menemukan istilah-istilah tentang cara berpikir di atas. Kita dituntut untuk banyak mempermahir pemahamannya dengan menuliskannya. Kegiatan menulis seperti itu akan memperkuat daya pikir lebih tahan lama di otak dan pikiran. Cara berpikir deduktif bagi kepala sekaolah bisa digunakan dalam setiap pembicaraan secara lisan. Adanya komitmen pada apa yang kita bicarakan. Berbeda dengan orang yang tidak mengetahui cara berpikir seperti itu, pembicaraannya terkadang tidak sistematis dan tidak memiliki pola tertentu. Dengan pemahaman pada kepemimpinan pembelajaran bagi kepala sekolah, semua kata dan istilah tentang cara berpikir akan menjadi modal dasar dalam bekerja. Kemudian setelah kepala sekolah mendalami cara berpikir, kita tingkatkan pula pemahamannya pada daya hati yang meliputi kasih sayang, empati, kesopanan, kejujuran, integritas, kedisiplinan, kerjasama, demokrasi, kerendahan hati, perdamaian, respek kepada orang lain, tanggung jawab, toleransi, dan kesatuan serta persatuan. Bagi saya juga sangat sulit untuk mempraktekkan bagaimana agar hati kita sesuai dengan kebenaran. Namun kita sadari dari pada aktivitas berpikir dan aktivitas perasaan setiap saat tidak difokuskan pada unsur-unsur daya hati akan berkarat dan membahayakan kepribadian kita. Dengan perhatian pada kebenaran juga sering terganggu kita melakukan kesalahan, apalagi kita tidak antusias pada kebenaran. Akan terjadi kebamblasan pola pikir dan pola rasa kita. Sekarang ada istilah kecerdasan spiritual yang diciptakan oleh Pak Ary Ginanjar sangat penting kita pelajari agar hati kita selalu waspada akan setiap gangguan yang dating secara tiba-tiba. Pada saat kita lengah perasaan-perasaan buruk selalu muncul dengan mudahnya. Sedikitnya dengan mengetahui arah dan sumber datangnya perasaan dan pikiran negative bisa disangkal dengan mudah. Berbeda dengan orang yang tidak ada perhatian pada masalah gangguan terhadap hati dan pikiran kita. Mereka sering mengatakan bahwa meninggalkan merokok itu sulit, selain mengaji Al-Qur’an dikatakan wenang dilanggarnya karena alasan bukan mengaji, dan berbagai dalih lainnya. Seolah-olah untuk menghindari apa yang dianggap kurang perlu itu sulit dan dianggap wajar untuk dilakukannya. Kita harus mempunyai pilihan mana yang terbaik dari yang baik dan mana yang baik dari yang kurang atau tidak baik. Pilihan kita tentu pada hal yang terbaik apabila yang terbaik itu ada di hadapan kita. Dan kita memilih yang baik apabila yang baik itu ada di hadapan kita. Selama kita tidak kepepet dan tidak ada jalan lain lagi kita terpaksa memilih yang kurang baik misalnya. Hidup kita dalam pilihan, maka peran hati dan pikiran kita sangat penting kita jadikan barometer dalam menentukan pilihannya. Menjadi kepala sekolah harus mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang baik. Di dalam kepemimpinan pembelajaran yang baik selalu ada kata dan istilah daya pikir dan daya hati itu. Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah mesti menjadi pembelajar sepanjang hidup. Diambil dari kata dasarnya pembelajaran berasal dari kata belajar ditambah imbuhan pe-an. Jadi jelas kepala sekolah adalah pihak yang selalu belajar seperti siswa. Orang yang bergelut di dunia pendidikan dan khususnya dunia pembelajaran tentu harus banyak belajar agar tidak selalu ketinggalan informasi dan pengetahuan oleh orang lain yang tidak bergerak di dunia pendidikan. Tentu di sini belajar yang berdasarkan pikiran jernih dan perasaan tenang tanpa adanya paksaan dan tekanan dari luar. Ini tidak akan membuat diri kita nyaman dan tentu akan selalu memandang negatif kepada orang yang mencoba berbicara tentang kebenaran. Kita perhatikan bagaimana cara belajarnya para santri di depan kiayi, bagaimana Imam besar yang menjadi terkenal karena mempunyai guru yang menjadi idolanya. Orang-orang besar menjadi besar karena dibesarkan oleh orang-orang besar. Dalam konteks ini tentu kebesaran orang karena ada yang membimbingnya yaitu gurunya, termasuk kepala sekolah sebagai guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah harus mempunyai kelebihan dari guru dan guru harus mempunyai kelebihan dari siswa. Itulah apabila sekolah ingin maju. Namun bukan berarti siswa atau guru tidak bisa melebihi kepala sekolah. Memang yang diharapkan siapa saja yang menjadi siswa atau guru harus mampu melebihi siapa saja yang menjadi gurunya. Sungguh sangat senang apabila kita punya siswa yang cerdas, pada waktu belajar di sekolah, kuliah atau sudah bekerja. Berbeda dengan guru yang mempunyai siswa atau lulusannya tingkah lakunya jahat, hatinya merasa sedih dan merasa tidak berhasil mendidiknya. Kepala sekolah dan guru yang baik adalah kepala sekolah dan guru yang bisa menghasilkan siswa atau orang yang baik-baik. Untuk menjadikan para siswa dan para siswa dan para guru yang baik, maka kepala sekolah harus mengupayakan terlebih dahulu menjadi orang yang baik melebihi mereka. Idealnya begitu, untuk mengajar dan mendidik orang lain, kita harus mengajar dan mendidik diri kita terlebih dahulu. Perbuatan jujur termasuk kekuatan daya hati yang dipaparkan di atas. Kepala sekolah harus jujur kepada diri kita sendiri mampu dan tidak mampunya harus diakui. Apabila kita temukan kelemahan, ketidakmampuan diri dan kekurangan lainnya, maka secepatnya kita ganti dengan kekuatan lewat upaya belajar dan berlatih ke arah kekuatan yang akan kita ganti. Sudah tahu kita tidak biasa membaca, kita tidak mengupayakan untuk membiasakan diri membaca, maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah terbiasa. Allah bisa karena kuasa, tetapi manusia bisa karena biasa melakukannya. Sebenarnya apabila kita memperhatikan konteks yang lebih luas, semua pembahasan masalah pembelajaran dan pendidikan tidak terlepas dari masalah kepemimpinan pembelajaran. Daya pikir, daya hati, dan daya fisik merupakan kekuatan bagi kepala sekolah untuk dimiliki agar dalam pelaksanaan pekerjaannya berjalan dengan lancar. Bukan berarti fisik kita harus kuat seperti kekuatan para atletik atau olah ragawan, tetapi kekuatan fisik dalam arti sehat dan memilki stamina prima yang mampu melakukan pekerjaan atau belajar dengan sebaik-baiknya. Untuk menjaga kesegaran, kesehatan, dan kugaran, maka kepala sekolah harus banyak melakukan olah pikir dengan banyak belajar, melakukan olah rasa dengan banyak berdzikir atau bersyukur kepada Allah atas segala nikmat, dan olah raga dengan banyak berolah raga walaupun hanya lari pagi saja. Olah raga dengan meningkatkan kesehatan, ketahanan, dan keterampilan yang langsung bermanfaat bagi dirinya dalam upaya meningkatkan manfaat untuk orang banyak. Pada akhirnya, kepala sekolah sebagai pemimpin dalam pembelajaran untuk memfasilatasi pembelajaran agar siswa meningkat prestasi belajarnya, meningkat kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya, dan meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus menerus sepanjang hayat. Tentu diawali dengan upaya yang dilakukannya kepada guru-guru sebagai orang yang terdepan dalam menghadaiswanya. Untuk mencapai keberhasilan dalam meningkatkan prestasi siswa dan guru, maka kepala sekolah harus terlebih dahulu banyak belajar dan berlatih tentang apa yang akan diberikan kepada siswa dan guru tersebut. Hilangkan dalih sebelum mau mencoba dari yang ringan dulu kemudian meningkat kea rah yang lebih sulit. Perbuatan membaca, menulis, berpikir, dan merasakan sesuatu kebenaran bagi kepala sekolah sangat membantu kemudahan dalam menuntut diri agar lebih mampu dalam bidang pembelajaran dan pendidikan pada umumnya. Setiap bulan atau setiap hari ada bahan bacaan alangkah lebih baiknya kit abaca dengan penuh antusias. Sebagai kepala sekolah harus mampu mengelola diri untuk selalu belajar dan belajar yang tidak ada hentinya. Belajar melalui membaca, belajar melalui diskusi, belajar dalam kelompok maupun belajar dalam kesendirian, selain waktu tidur, kita gunakan untuk belajar sepanjang hayat. MAKANAN HATI DAN OTAK Pada umumnya orang hanya menyadari bahwa perut saja yang harus diberi makan sehari tiga kali supaya badan kita tetap sehat dan kuat untuk siap melakukan aktivitasnya. Makanan yang memenuhi syarat kesehatan dengan adanya syarat empat sehat lima sempurna. Walaupun harga makanan itu cukup mahal akan dibelinya. Memang kalau diperhatikan waktu badan sehat makanan yang sederhana juga bisa terasa enak dan nikmat dimakan, apalagi makanan yang mahal dan bergizi rasanya sangat memuaskan. Oleh karena itu orang-orang agar badannya tetap sehat dengan memakan makanan yang sehat dan bergizi. Keberadaan manusia sangat berbeda dengan dengan makhluk lain, seperti hewan sembarang apa yang yang dimakannya. Manusia sangat unik tidak hanya fisik saja yang dipentingkannya, tetapi harus memperhatikan juga psikisnya. Manusia mempunyai hati dan otak yang sangat berperan untuk kelangsungan hidupnya. Yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah hati dan otaknya. Berfungsi untuk bereksistensi di muka bumi ini sebagai khalifah. Hati untuk merasakan sesuatu yang terdalam sehingga menyadari adanya agama sebagai pedoman dan aturan hidup di dunia untuk akhiratnya. Pikiran manusia sangat bermanfaat untuk berpikir mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan pikiran manusia bisa hidup tertib dan menjadi makhluk yang berbudaya. Dunia bisa berkembang seperti sekarang ini karena pikiran manusia yang dikembangkan secara optimal. Dari penciptaan sesuatu yang sederhana sampai pada penciptaan sesuatu yang sangat canggih, karena pikiran manusia yang berperan. Dengan pikiran yang dikembangkan terus, maka dunia bisa seperti sekarang ini. Bagaimana caranya agar pikiran bisa berkembang sebagaimana yang kita saksikan saat ini? Benarkah pikiran kita bisa berkembang dengan memelihara pikiran yang sehat? Bagaimana agar pikiran kita sehat dan bisa berkembang? Banyak lagi pertanyaan yang berkenaan dengan pikiran. Hati dan pikiran kita bisa berkembang apabila pikiran itu seha. Sehatnya hati dan pikiran dengan melakukan olah raga seperti halnya badan melakukan olah raga. Olah raganya hati dan pikiran dengan banyak membaca dan menulis buku atau minimalnya artikel. Agar sehat badan dengan olah raga yang baik pula, begitu juga olah raganya hati dan pikiran dengan cara yang baik pula. Membaca dan menulis sebagai olah raganya hati dan pikiran harus memenuhi aturan tertentu. Ada metode membaca dan menulis yang dikembangkan pa ahli. Orang-orang besar di berbagai bidang bisa sukses karena mereka membaca dan menulis secara produktif dengan menggunakan metode yang lebih efektif. Akan penulis jelaskan sedikit tentang salah satu metode membaca yang pernah dibahas DP Tampubolon dan pernah dijalankan oleh penulis dari dulu sampai sekarang. Metode SURTABAKU yang dikembangkannya sangat berarti bagi para pembaca dan sekaligus bagi para penulis. SUR singkatan dari survai maksudnya, apa yang akan kita baca berupa artikel, makalah atau buku disurvai dulu. Dengan cara membaca sekilas apa judul, daftar isi, pikiran utama dan pikiran penjelasnya setiap paragraf dari suatu bacaan. Maksud membaca survai itu untuk memperoleh gambaran umum bahan bacaan. Pembaca yang baik sebelum membaca sudah siap gambaran umum materi yang akan dibacanya. Dan gambaran umum itu tidak bisa dikira-kira tanpa persiapan sebelumnya. Kita harus banyak melakukan kegiatan survai pada bahan-bahan bacaan yang langsung berhubungan dengan tugas dan kewajiban kita. Survai buku atau bahan bacaan lainnya dapat kita lakukan sebelum sampai pada kegiatan membaca. Yang perlu dipersiapkan oleh pembaca untuk keperluan membaca adalah pengetahuan tentang kata kunci, pikiran utama, penjelas setiap paragraf, dan unit pikiran keseluruhan bahan bacaan. Jelas sekali pengetahuan tersebut harus dimiliki agar kita bisa mensurvai bahan bacaan berupa buku, artikel, makalah atau media bacaan internet. Setelah kita membaca survai kita lanjutkan dengan membuat pertanyaan isi bacaan. TA maksudnya bertanya apa yang akan kita baca. Pertanyaan isi bacaan ada yang langsung disusun oleh penulis buku atau bahan bacaan. Tanpa kita yang membuatnya, tinggal menjawabnya saja. Itulah yang dikatakan pertanyaan fokus untuk bahan bacaan. Namun ada pula pertanyaan isi bacaan yang harus dibuat oleh pembaca sendiri. Pertanyaan berisi pokok-pokok bahan bacaan yang sengaja dibuat sebagai acuan pembaca sewaktu membaca. Pertanyaan itu dibuat dari judul bacaan, dari kata kunci, dari pikiran utama paragraf, dari unsur-unsur bacaan yang sangat penting untuk diketahui pembaca. Sebagaimana seorang ibu rumah tangga akan belanja di pasar, mereka harus menentukan dulu barang-baramg yang akan dibelinya. Seorang ibu tidak akan sulit menentukan barang yang diperlukannya. Setelah tiba di tempat, dia tidak tergoda dengan barang-barang yang kurang diperlukannya betapapun bagusnya barang itu. Dia langsung membeli barang-barang yang menjadi sasaran untuk dibelinya. Apa saja barang-barang yang akan dia beli, mengapa dia membeli barang-barang itu ,bagaimana cara membelinya, mengapa tidak membeli barang yang itu atau yang ini? Itulah sekedar contoh mengapa pertanyaan penting ditentukan sebelum kita membaca atau melakukan sesuatu. Sekedar contoh sederhana supaya mudah dipahami, ada bacaan berjudul Burung Balam dan Semut Merah. Dapat kita buat pertanyaan sebelum bacaan itu dibaca. Sangatlah mudah kita mencapai sasaran apa yang kita baca apabila seawal mungkin kita bisa menentukan beberapa pertanyaan isi bacaan. Sebelum membaca bacaan berjudul Burung Balam dan Semut Merah tersebut dapat kita perhatikan beberapa contoh pertanyaan berikut: (1) Apa judul bacaan? (2) Ada berapa tokoh cerita pada bacaan tersebut? (3) Siapa yang minta tolong? (4) Di mana dia minta tolong? (5) Mengapa dia minta tolong? (6) Siapa yang memberi pertolongan? (7) Bagaimana dia memberi pertolongannya? (8) Apakah ada balasannya setelah tokoh yang ditolong kepada yang menolong? (9) Apa bentuk balasan yang dilakukannya? (10) Buatlah ringkasan bacaan dengan kata-kata kamu sendiri! Langkah membaca survai dan membuat pertanyaan isi bacaan apabila telah dilakukan, selanjutnya kita baca bacaan sesuai dengan pertanyaan tersebut. Langkah selanjutnya adalah BA maksudnya, bacalah buku, artikel atau bahan bacaan itu sesuai dengan pertanyaan yang telah disusun. Membaca bahan bacaan dengan menjawab beberapa pertanyaan berarti kita sudah masuk pada kegiatan memberi makan pada hati dan pikiran dengan bahan bacaan yang bergizi dan menyehatkan. Jawaban ada yang khusus untuk makanan otak (pikiran ) dan ada yang khusus untuk hati (perasaan ) kita. Sebelum menentukan mana makanan untuk pikiran dan mana makanan untuk hati, maka kita perlu menjawab beberapa pertanyaan di atas. Namun hal itu hanya contoh sederhana saja. Untuk lebih lanjutnya dapat kita kembangkan pada bahan bacaan lainnya sesuai dengan tingkat kemampuan pembaca masing-masing. Jawaban untuk nomor (1) adalah Burung Balam dan Semut Merah, (2) Ada tiga tokoh cerita yaitu Burung Balam, Semut Merah, dan Pemburu, (3) Yang minta tolong adalah Semut Merah, (4) Burung Balam minta tolong di danau, (5) Dia minta tolong karena hampir tenggelam di danau, (6) Burung Balam yang memberi pertolongan, (7) Dia menolong Semut Merah dengan cara menggunakan daun agar Semut Merah bisa merayap melalui daun tersebut, (8) Ada balasan dari Semut Merah, (9) Balasan dari Semut Merah, sewaktu Burung Balam akan ditembak pemburu, dia menolong dengan menjatuhkan diri ke mata si pemburu itu, akhirnya si pemburu tidak jadi menembak Burung Balam, mata si pemburu sakit, akhirnya si pemburu tidak jadi menembak Burung Balam. Setelah kita membaca dengan berpedoman pada beberapa pertanyaan, maka kita sampai pada langkah K, maksudnya tulis dengan Kata-kata sendiri. Seperti langkah menjawab pertanyaan nomor (10) sebagai berikut: Ketika Burung Balam sedang berada di tepi danau mendengar suara yang minta tolong. Dia mendekati ke arah datangnya suara itu, ternyata ada seekor Semut Merah hampir tenggelam. Ditolongnya Semut Merah itu dengan menggunakan sehelai dauan dan terselamatkanlah Semut Merah dari musibahnya. Ucapan terima kasih yang diterima Burung Balam dari Semut Merah karena telah menolongnya. Pada suatu waktu ada seorang pemburu akan menembak Burung Balam, seketika itu Semut Merah menjatuhkan diri dari dahan pohon tepat pada kelopak mata pemburu, akhirnya selamatlah Burung Balam dari kematian ditembak pemburu. Dari jawaban beberapa pertanyaan tadi mengandung makna yang bisa menambah pikiran dan hati kita matang apabila kita berniat akan melakukan apa yang dibacanya. Kesepuluh jawaban sudah cukup untuk makanan pikiran dan makanan hati kita apabila benar-benar mempraktekkan apa yang dibacanya. Pikiran dan hati kita akan selalu sehat dan bisa berperan dalam kehidupan ini. Langkah U, maksudnya, ulangi apa yang telah dilakukan dari langkah membaca survai, membuat pertanyan isi bacaan, membaca bacaan sesuai pertanyaan, dan menuliskan ringkasan atau kesimpulan isi bacaan. Cara mengulang isi bacaan bisa dengan bahasa tulisan maupun lisan, terpenting kita menguasai bacaan tersebut. Dalam mengulang isi bacaan bisa kita menambah dengan hal-hal baru yang berhubungan dengan materi atau bahan bacaan tersebut. Semoga artikel ini bisa menjadi contoh bagi pembaca bagaimana cara membaca yang dapat memberi makanan pada otak dan hati kita dalam menjalani kehidupan yang modern ini. Kita beri otak dan hati kita dengan makanan yang bergizi dan menyehatkan, tidak terpengaruh oleh dampak negatifnya media internet. Kita ambil manfaatnya dengan bahan-bahan bacaan di internet selain bahan bacaan dari buku atau media cetak lainnya. Bukan badan saja yang kita beri makanan yang bergizi dan menyehatkan itu, pikiran dan hati kita juga sangat membutuhkan makanan seperti itu. Bahan bacaan untuk otak atau pikiran adalah bahan-bahan bacaan yang memperkuat daya nalar dan logika sangat berperan di sini. Tentu bahan-bahan bacaan tentang ilmu pengetahuan dan filsafat. Adapun bahan-bahan bacaan yang berguna untuk hati kita adalah buku-buku atau bahan bacaan tentang agama Islam, budi pekerti atau semua ilmu tentang nilai-nilai kepribadian. Pada saat tertentu kita membaca bahan-bahan bacaan yang mencerdaskan otak untuk berpikir, dan saat lain kita membaca bahan-bahan bacaan untuk mengolah hati agar berperangai halus dan bijaksana. Selamat mencoba, sayangi otak dan hati kita agar sehat dan terhindar dari hal-hal yang meracuninya. KENAPA MENULIS? Menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang bersifat menghasilkan sesuatu. Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan ide-ide atau gagasan yang didapatkan dari hasil kegiatan membaca, melihat atau mengamati sesuatu, merenung, dan hasil diskusi. Sebenarnya menulis banyak manfaatnya, tetapi penulis hanya akan menyampaikan lima macam manfaat yang telah penulis rasakan, yaitu: (1) Menulis adalah kesenangan, (2) Menulis adalah berbicara,m (3) Menulis berarti berbagi, (4) Menulis berarti membebaskan, dan (5) Menulis berarti hidup). Menulis adalah Kesenangan Saat jari-jemari kita menulis imajinasi kita seolah-olah bisa mudah bangkit berbeda dengan saat kita sedang melakukan pekerjaan lain. Saat kita menulis tentang “Menulis adalah kesenangan” ide kita muncul seketika, pembahasan langsung pada masalah ini. Pada saat menulis kita seolah-olah sedang bermain-main dengan kata-kata terangkai. Walaupun rasanya kata-kata itu acak-acakan jangan kita merasa khawatir salah, terpenting kita bisa mengalirkan perasaan melalui bahasa tulisan. Sebelum kita menulis bisa saja perasaan kita sedih, marah, kahawatir, malu atau perasaan negatif lainnya. Namun saat menulis kita merasa senang walaupun yang ditulisnya tentang kesedihan, kemarahan, dan kekhawatiran. Kita telah dihina orang karena agak lambat membayar utang misalnya, setelah menulis hilang perasaan sedihnya entah apa sebabnya. Jadi wajar kalau ada orang yang mengatakan kalau kita sedih, takut, khawatir, dll, maka kita harus langsung menuliskan apa yang menjadi penyebab perasaan-perasaan itu. Menulis bisa menjadi obat penyembuh dari rasa yang tidak menyenangkan. Apalagi apabila kita menulis apa yang menyenangkan hati kita, maka kegiatan menulis itu bisa membuat solusi awet muda dan muka ceria jauh dari kemuraman. Para guru diharuskan banyak menulis agar tidak memiliki muka menakutkan. Bagi guru muka ceria sangat dibutuhkan oleh para siswa. Sebelum guru itu mengajar atau mendidik, proses pembelajaran hampir lima puluh persen berhasil. Sebagaimana dokter memiliki daya sugesti terhadap para pasen yang akan berobat kepadanya. Sungguh luar biasa upaya menulis bisa mempengaruhi pada apa yang belum dilakukan dari orang sakit menjadi merasa sembuh. Menulis adalah Berbicara Hakikatnya menulis itu berbicara kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Mengobrol dengan diri sendiri, teman, guru atau orang lain. Menulis sebenarnya mengobrol dengan diri sendiri atau mengobrol dengan teman menggukan bahasa yang lugas, komunikatif dan menyenangkan. Napoleon Hill mengatakan bahwa kita bisa menghadirkan tokoh bayangan untuk diajak berdialog mengenai berbagai hal. Kita sebagai pembicara yang dihadiri tokoh-tokoh bayangan itu. SEKALIGUS MENULIS Sebelum saya menyadari pentingnya kegiatan membaca dan menulis sekaligus dilakukan, maka saya hanya memprioritaskan kegiatan membaca saja. Kadang-kadang apa yang dibacanya itu tidak terasa apakah materi membaca itu telah dikuasai atau belum. Namun hasil membaca dapat dirasakan apabila saya mengikuti kuliah atau diskusi. Setiap ada pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah saya baca, maka pertanyaan tersebut dapat saya jawab dengan lancar. Itu manfaat membaca apabila materi membaca itu telah dikuasainya. Dalam berbicara secara lisan rasanya lancar apabila membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan mater membaca tersebut. Dari kegiatan membaca saja yang diutamakan ada kelemahannya, yaitu saya tidak mampu menuliskan apa yang telah saya baca. Memang yang diutamakan hanya kegiatan membaca saja. Tidak melatih menulis dengan hanya kegiatan membaca. Membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat menerima ( reseptif ) dan bersifat menghasilkan ( menghasilkan ). Setelah menerima ilmu pengetahuan lewat membaca kita hasilkan menjadi karya tulis yang sangat bermanfaat bagi para pembaca tentang ilmu pengetahuan yang telah dibacanya itu. Untuk apa seandainya kita menerima ilmu pengetahuan lewat membaca apabila tidak langsung kita berikan lagi kepada orang lain yang memerlukan? Kita hidup harus banyak memberi sesuatu, termasuk memberi ilmu pengetahuan. Sebab, ilmu yang tidak diberikan atau diamalkan sama halnya dengan pohon yang tidak berbuah. Memang tidak semuanya pohon yang dimanfaatkan hanya buahnya saja. Tanpa buah juga pohon bisa bermanfaat, seperti pohon albasiah atau pohon jati yang dimanfaatkan adalah batang dan rantingnya. Idealnya kita hidup bermanfaat segalanya. Fisiknya, perasaannya, pikiranya, dan intinya bermanfaat jiwa dan raganya. KEPUTUSAN CEPAT Membaca sangat penting bagi kita, asalkan membaca yang bisa mengubah cara kita berpikir dan berperilaku sehar-hari. Apalagi membaca bahan bacaan tentang bagaimana cara mengambil keputusan cepat dan tepat. Para pengambil keputusan yang efektif mampu mengambil keputusan cepat dan tepat melalui proses yang cukup panjang. Melalui banyak latihan yang berkesinambungan. Bukan secara spontanitas mereka memiliki kemampuan mengambil keputusan secara cepat dan tepat tersebut. Mengambil keputusan cepat dan tepat dalam kepemimpinan suatu organisasi sangat diperlukan karena dunia tanpa hal itu berakibat kronis. Terkadang dalam situasi yang darurat atau situasi yang menuntut serba cepat tidak menyediakan waktu untuk berpikir yang terkonsentrasi atas solusi masalah. Hidup kita harus mempunyai kepastian, berani menyatakan ya atau tidak. Ini sesuai dengan sikap yang dimiliki seorang pemimpin. Alasan sebagian orang terbiasa dengan ketidakpastian, maka diperlukan keberadaan seorang pemimpin yang terus-menerus mengambil keputusan. Cepat mengambil keputusan atas dasar keikhlasan, bukan keterpaksaan yang bisa mengakibatkan sakit dirinya. Sakit fisik maupun sakit emosionalnya tidak stabil. Cepat mengambil keputusan seorang pemimpin atas dasar proses pertimbangan dulu sebelum keputusan diambil. Pertimbangan untuk mengumpulkan dahulu data-data atau bahan-bahan. Pertimbangan akan fondasi atau dasar yang kuat. Data atau bahan berupa angka-angka atau informasi. Berdasarkan penelitian fakta-fakta kongkrit bukan hanya di kepala. Keputusan cepat dengan proses pertimbangan, tidak terburu-buru tetapi tidak bimbang, dan konsentrasi pada tujuan. Bergerak tenang tanpa memalingkan mukanya kea rah kira dan kanan, memusatkan perhatian kea rah yang dituju. Kita pelajari seekor kucing melihat apa yang diincarnya, bila ternyata bukan sasarannya, dia diam dan melihat tanpa bergerak. Bukan seperti kura-kura, berjam-jam diam dan kepalanya dikeluarkan kemudian ditarik kembali tanpa mengetahui apa yang harus dilakukannya. Penuh pertimbangan tanpa mau mencoba memutuskan sesuatu. Tidak sedikit manusia kura-kura yang tidak berani mengambil keputusan atau kesimpulan, karena kebiasaan dan sikap ragu, sifat, dan pendirian penuh keragu-raguan. Kebiasaan buruk itu harus dihilangkan dengan cepat mengambil keputusan. Kita kuasai dengan kemauan keras. Deorang pemimpin yang kuat lebih baik melihat beberapa kekeliruan dari para pegawainya, dari pada dia terus-menerus diganggu oleh pegawai yang tidak punya inisiatif sendiri atau hanya menunggu perinth saja. Pemimpin yang baik banyak belajar dari kesalahan-kesalahan sendiri dan pada waktu bersamaan belajar pula dari segala akibat cepat mengambil keputusan itu. Kita pasti tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Untuk menjadi orang sukses, sadarilah spesialisasi yang harus lebih dikuasai dari hal-hal sepele ke hal-hal yang sangat kompleks. Menspesialisasikan diri dalam menentukan mana yang terbaik dari yang baik, dan menentukan mana yang baik dari yang buruk atau mubah. Kita selalu mempunyai landasan kuat dalam menentukan sesuatu. KEPRIBADIAN TERTUTUP Seorang guru sudah seharusnya memperhatikan tingkah laku setiap siswa di sekolah. Apakah tingkah laku siswa ketika sedang melaksanakan proses belajar mengajar atau ketika sedang bermain di luar kelas. Ada dua bagian sifat siswa yang harus menjadi bahan perhatian kita sebagai guru. Namun pada kesempatan ini saya akan membahas siswa yang memiliki sifat tertutup (introvers). Siswa yang tertutup sering memperlihatkan kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala ketakutan dan depresi. Ditandai oleh kecenderungan mudah tersinggung, apatis, dan sarafnya labil. Perasaan siswa tersebut mudah terluka, mudah gugup, menderita rasa rendah diri, mudah melamun, dan sukar tidur. Namun walaupun kecenderungan ini tidak semuanya ada di dalam diri seorang siswa. Beberapa kecenderungan tersebut harus kita atasi dengan suatu upaya yang bersifat positif demi kelangsungan hidup mereka. Apa upaya untuk mengatasi siswa yang bersifat tertutup? Intelegensi anak tersebut biasanya bagus. Ada yang memiliki intelegensi relatif tinggi, perbendaharaan kata baik, dan cenderung tetap pada pendirianya. Terkesan berpendirian keras kepala. Umumnya bersikap lambat. Pada umumnya, mereka memiliki aspirasi tinggi, tetapi ada kecenderungan untuk menaksir prestasinya yang rendah. Mereka agak kaku, mereka suka akan gambar-gambar yang tenang model lama, dan kurang suka lelucon berbicara masala seks. Saya akan tetap menganjurkan kepada rekan-rekan guru untuk selalu memperhatikan siswa yang memiliki sifat tertutup dengan upaya latihan menulis. Kegiatan menulis bagi siswa semacam itu merupakan pemecahan masalah dari kecenderungan kurang baiknya. Siswa yang memiliki gejala ketakutan, mudah tersinggung, dan sifat negatif lainnya harus diatasi dengan banyak melakukan latihan menulis. Menulis dengan bimbingan guru akan sangat menentukan keberhasilan belajar mereka. Bagaimana mengatasi siswa yang menderita ketakutan? Ada yang takut salah sewaktu mengemukakan pendapat, takut dimarahi, takut ditanya, dan segala macam rasa takut lainnya. Saya merasakan sendiri bagaimana menjadi orang yang termasuk tertutup di masa kecil. Dengan banyak pengarahan dari orang lain secara langsung maupun melalui kegiatan membaca buku-buku tentang kepribadian, maka segala permasalahan demikian bisa diatasi dengan baik. Menurut buku Berpikir dan Berjiwa Besar bahwa apabila kita merasa takut melakukanlah sesuai dengan rasa takut itu. Pengalaman saya, waktu itu merasa takut akan lintah, rasanya semakin ditakuti malah semakin sering dihinggapi binatang lintah itu. Ada pengalaman sewaktu masih muda, saya biasa mencuci pakaian sendiri di pemandian umum. Mencuci sambil duduk di atas batu. Setelah mencuci terus mandi, berwudlu, berpakaian dan pergi ke mesjid mau shalat Jum’at. Di mesjid saya merasakan gatal di selangkangan. Datang di rumah, saya melihat lintah menempel di tempat yang saya rasakan gatal tersebut. Mulai saat itu saya semakin berani dengan lintah, bukan sebaliknya. Saya banyak mencoba untuk memegang lintah sambil memejamkan mata. Dalam pikiran saya nekad mau apa jadinya, bahkan saya pindahkan lintah itu ke borok yang ada di kaki, ternyata selang beberapa hari sakit boroknya sembuh. Memang rasa takut masih ada, tetapi kalah dengan perasaan enak setelah lintah itu menghisap darah kotor saya. Dengan waktu yang relatif lebih cepat penyakit di kaki sembuh dan belum tentu kalau lintah itu tidak saya tempelkan di kaki yang ada borok itu. Mulai saat itu saya tidak takut lagi dengan lintah. Begitu juga saya menjadi tidak takut dengan ulat berbulu yang sangat gatal bila bulunya kena kulit. Penasaran binatang itu saya tempelkan di atas lengan, memang bulu kuduk saya merinding, tetapi lama-lama saya tidak takut lagi akan ulat apa saja. Ternyata pendapat orang-orang besar saya terapkan ada benarnya. Begitu juga apabila kita menghadapi siswa yang memiliki rasa takut yang berlebihan bisa diatasi dengan mencoba apa yang dia takutinya. Takut salah dalam berbicara bisa kita coba siswa itu untuk sering dilibatkan dalam obrolan tentang bagaimana kegiatan di rumah setelah pulang sekolah. Sengaja anak tersebut disuruh untuk menceritakan tentang pengalaman waktu di rumahnya. Memang kita harus bisa menyuruh dengan bahasa dan tata cara yang membuat anak itu berani berbicara. Dengan banyak mencoba apa kita rasakan takut, baik itu takut pada benda atau perbuatan, perasaan kita akan berubah menjadi berani bahkan akan menjadi suatu hobi yang mampu menghasilkan sesuatu. Pengalaman saya akan lebih baik saya sampaikan kepada para pembaca artikel ini semoga bermanfaat. Terutama pengalaman berbicara dan menulis. Saya masih menyadari kekurangan dalan keberanian mencoba menulis yang banyak untuk dikirim ke beberapa penerbit. Mengapa tidak saya lakukan pada waktu dulu? Namun hal itu belum terlambat, karena tentang kebaikan yang kita lakukan tidak ada kata terlambat. Yang terlambat apabila kita tahu bahwa hal itu baik, tetapi tidak mau kita lakukan. Setelah kita tahu bahwa hal itu baik, maka lakukanlah segera. Praktekkan kepada anak-anak kita atau para siswa di sekolah. Setelah anak itu mau berbicara, kita beri pujian atau elusan “ Kamu hebat sudah bisa berbicara tentang pengalaman kamu tadi malam sebelum kamu tidur! Sering-seringlah kamu bercerita kepada bapak atau teman-teman kamu ketika kamu mendapat keberhasilan. Selamat mencoba, ya?” Pada kesempatan ini saya tetap mengajak kepada rekan-rekan guru yang baik hati di tempat tugas masing-masing untuk membimbing para siswa untuk banyak berlatih menulis. Sambil memberi bimbingan menulis kepada siswa, kita sebenarnya sedang membiasakan diri untuk rajin menulis. Semakin sering kita menulis, akan semakin lancar apa yang kita tuliskan itu bermunculan. Berbeda dengan waktu yang lalu sebelum saya banyak melakukan latihan menulis. Apa hubungannya antara menulis dengan siswa yang menderita penyakit takut? Apabila siswa takut salah berbicara, maka siswa tersebut disuruh menuliskan apa yang dia takuti. Kita dekati anak yang merasa takut apabila disuruh menjawab pertanyaan suka diam saja. Kita Tanya dengan nada yang menyenangkan, “ Mengapa kamu diam saja sewaktu Bapak bertanya kepadamu? Apa yang kamu takutkan? Apakah kamu malu? Kamu sebenarnya anak yang pandai, karena belum biasa kamu menjawabnya, kamu tidak mau mencoba untuk menjawab pertanyaan dari Bapak. Namun kalau kamu tidak mau menjawab secara lisan, coba kamu tuliskan apa yang kamu takuti!” Begitu seterusnya kita dekati mereka dengan bahasa yang mudah dipahami anak tersebut. Kemudian anak mau menulis apa yang dia takuti. “ Saya memang anak pemalu dan penakut. Saya takut salah kalau disuruh menjawab pertanyaan, karena di rumah kalau ikut berbicara sewaktu ayah dan ibu sedang ngobrol saya suka dimarahi!” Kita sebagai guru harus jeli akan berbagai permasalahan yang dihadapi para siswa. Kesalahan orang tua siswa dalam hubungannya dengan anak-anak-anak terbawa ke sekolah dan sangat mempengaruhi kepribadian mereka. Gurulah yang harus bisa mengatasi semua hal itu, karena merekalah yang mempunyai kewenangan di bidang pendidikan dan pembelajaran. Siswa yang penakut, pemalu, was-was, tidak percaya diri, dan segala macam sifat negatif lainnya bisa diatasi dengan cara mereka disuruh menulis apa yang sedang mereka rasakan. Tentu di sini harus dilakukan dengan waktu dan kesempatan yang lebih sering. Jadikan sekolah dan rumah kita sebagai tempat yang merangsang belajar menulis anak-anak kita. Atau kita jadikan situasi dan kondisi apa saja sebagai sarana berlatih menulis yang sifatnya penyembuhan. Menulis juga bisa kita jadikan sebagai obat penyembuh penyakit rasa mudah tersinggung, rendah diri, dan segala hal yang terdapat pada pribadi siswa yang tergolong introvers tersebut. Kita baca buku-buku yang berhubungan dengan hal-hal yang positif dan bersifat menyenangkan serta menyembuhkan hanya dengan kata-kata yang kita baca tersebut. Sebagai guru harus lebih banyak membaca dari pada orang lain yang pekerjaannya selain mengajar dan mendidik. Banyak membaca akan mempermudah bagaimana kita menulis. Termasuk menulis yang diperintahkan kepada siswa akan menjadi sarana pembelajaran menulis yang lebih terarah pada penyembuhan penyakit jiwa, hati dan kepribadian. Kita menyadari bahwa setiap orang, termasuk siswa sangat membutuhkan sesuatu. Termasuk kebutuhan akan penyembuhan segala kekurangan yang ada dalam diri kita masing-masing. Bimbinglah siswa dalam pemenuhan diri dengan menulis. Mereka mempunyai banyak kebutuhannya, seperti kebutuhan fisiologis, keamanan dan keselamatan, sosial dan kasih sayang, penghargaan, dan aktualisasi diri. Ajaklah para siswa sedini mungkin untuk terbiasa bahwa menulis tersebut mampu membuat anak sehat dan sembuh dari perasaan dirinya kurang. Kita harapkan para siswa memiliki limpahan kreativitas, intuisi, keceriaan, suka cita, kedamaian, toleransi, kerendahhatian, dan memiliki tujuan hidup yang jelas. Marilah bersama-sama kita berangkat dari hal-hal sederhana sekalipun menulis dan mengajak menulis kepada para siswa yang kita bimbing untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada di dalam diri kita masing-masing. Menulis yang bisa menyembuhkan perasaan harga diri kurang. Sengaja saya kemukakan bahwa menulis termasuk salah satu upaya untuk mengubah sifat-sifat negative yang ada di dalam diri kita dan diri anak-anak. Menulis sebagai upaya perubahan dan perbaikan diri dari hal-hal yang kurang menjadi kuat, dari tidak tahu menjadi tahu, dan pada akhirnya dari tidak dewasa menjadi dewasa. Dari tidak biasa dan bisa menulis menjadi bisa dan biasa menulis sebagai proses pendewasaan diri. Jangan kita hiraukan masalah menulis ini, pada waktu mendatang akan membuka peluang untuk memajukan keberadaan diri sendiri, keluarga, dan orang banyak. Mari kita mulai saat ini pula dengan kegiatan menulis, terutama bagi orang yang memiliki sifat tertutup. Walaupun kita tidak mampu menjadi pembicara seperti para trainer dengan lancarnya mereka berbicara secara lisan, maka kita kembangkan kemampuan menulis. Menulis bagi orang yang memiliki sifat tertutup sangat memberi peluang sesuai dengan sifat dasarnya. Adanya kecenderungan untuk lebih maju bagi kita hanya menjadikan kegiatan menulis sebagai budayanya. Allah bisa karena memiliki kekuasaan, tetapi kita bisa karena kebiasaan, maka biasakanlah menulis agar kita menjadi bisa menulis. SISWA MALAS BELAJAR Sebagai guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak hanya mengajar untuk menyampaikan materi pelajaran saja. Menyampaikan materi sesuai dengan program tanpa memperhatikan kondisi siswa pada saat mereka menerima pelajaran tersebut. Bisa saja dengan materi yang sama disampaikan dengan kondisi siswa yang berbeda akan diterima dengan hasil yang berbeda. Pada saat siswa sakit atau sedang jengkel atau marah, pelajaran diterimanya dengan malas. Sebelum guru menghadapi siswa, dia harus memperhatikan kondisi siswa tersebut. Tidak asal tersampaikannya materi pelajaran sesuai target yang ingin dicapainya. Pada dasarnya keadaan siswa mampu memahami materi pelajaran dengan baik, asalkan mereka bisa diperhatikan situasi dan kondisi sewaktu belajarnya. Dengan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, maka proses dan hasil pembelajaran akan tercapai dengan baik. Yang harus diperhatikan oleh guru dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran adalah kondisi dan lingkungan belajar di mana siswa itu berada. Ini sangat menentukan sekali, maka dalam hal ini bagi guru harus menjadi fokus perhatian sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Ada 3 lingkungan belajar siswa yang harus diperhatikan guru dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran ini, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakatnya. Apakah di rumah siswa sangat mendukung atau menghambat belajar siswa? Bagi siswa yang keadaan keluarganya antusias dalam belajar, maka sudah pasti siswa terpengaruh akan bersemangat ketika belajar di rumah maupun di sekolahnya. Sebaliknya, apabila keadaan di rumahnya tidak mendukung akan dipastikan anak akan tidak beremangat untuk belajar. Ukuran mendukung dan tidaknya lingkungan keluarga terhadap belajar siswa sangat relatif. Bisa saja ayah dan ibunya sebagai guru lebih parah daripada bukan keluarga guru, karena tidak antusias mereka terhadap masalah belajar. Seperti yang anti membaca saja, padahal kegiatan membaca merupakan hal pokok dalam upaya belajar siswa dan diri orang tua tersebut. Apabila siswa mau menjadi pembelajar yang baik, maka orang tua harus rajin membaca. Membuat lingkungan rumah tangganya sebagai lingkungan pembelajar. Di rumah punya perpustakaan dan membiasakan semua warga rumah itu membaca yang efektif. Seorang ayah, ibu, kakak, diri anak dan saudara-saudaranya tidak ad yang ketinggalan untuk melakukan kegiatan membaca di rumah. Daripada membelikan pakaian atau hal-hal yang tidak langsung mendukung kemampuan berpikir atau merasakan sesuatu yang mengembangkan diri semua pihak, khususnya mengembangkan kepribadian anak, maka seorang ayah atau ibu lebih baik membelikan buku-buku yang berkualitas dalam pengembangan diri anak itu sendiri dan seluruh anggota keluarga. Membuat situasi di rumah dengan situasi yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan anak-anaknya. Seorang ayah dan ibu harus bisa membuat kebiasaan atau budaya baca dan budaya tulis, sebab antara kegiatan membaca dan menulis tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Dalam hubungan guru dan siswa tentang bagaimana dalam mengatasi agar siswa tidak malas belajar adalah dengan upaya guru untuk menindak lanjuti kebiasaan membaca mereka di rumahnya masing-masing. Kita dapat mengetahui lingkungan rumah tangga siapa yang sangat mendukung dan siapa yang tidak mendukung belajar siswa tersebut. Dengan upaya guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa yang ditindak lanjuti dengan penuh kesungguhan. Guru menjalankan tugas dan kewajibannya tidak sebatas waktu dari pagi sampai siang kira-kira pukul 12.30 saja sementara habis waktu itu lepas tanggung jawabnya. Sampai kapan pun apabila kebiasaan itu dipelihara, maka belajar siswa tidak akan berhasil dengan optimal. Hal ini harus ada keseriusan dari pihak guru. Mengapa demikian? Jawabannya akan bermacam-macam, tetapi intinya adalah pihak guru sebagai pihak yang lebih mengerti dalam bidang pendidikan. Kecuali ada pihak orang tua sebagai pendidik yang melaksanakan ilmu yang dimilikinya. Sebab tidak sedikit dari orang tua berpendidikan guru lebih lemah dari pada bukan pihak guru. Guru harus bisa mengetahui tentang keberadaan anak didiknya dengan cara banyak kunjungan rumah. Meluangkan waktu untuk mengetahui materi pembelajaran dan kondisi fisik dan psikis anak tersebut. Misalnya saja, guru memberikan PR kepada siswa tentang soal cerita. “wati menabung setiap hari Rp. 5000,00 sementara Budi Rp. 6000,00. berapa rupiah uang Wati dan berapa rupiah uang Budi setelah 30 hari? Dan, berapa jumlah uang keduanya setelah 30 hari?” Biarkan orang tua sejauhmana dalam membimbing anak-anaknya dalam upaya mendewasakan anak bukan malah memberi tahu hanya jawabannya. Ada dua kemungkinan hasil bagi siswa setelah diberi pekerjaan rumah tersebut. Ada orang tua yang mengerti tentang soal-soal tersebut dengan bimbingan yang baik kepada anaknya. Membimbing anak sampai benar-benar mengerti, tetapi ada yang mengerti malah memberi tahu jawannya kepada anak. Ini yang bisa meracuni jadi anak pemalas tanpa mau berjuang mencari jawaban dengan kemampuan dirinya. Kesalahan yang tidak disadari oleh sebagian orang tua. Yang pertama, adalah orang tua yang mengerti dengan pelaksanaan bimbingan yang baik membuat anak mandiri. Sebagai modal dasar di hari mendatang dalam menghadapi hidup dan kehidupan menggunakan potensi dirinya. Sementara orang tua yang kedua, memberi modal dasar rasa malas terhadap anak-anak di masa kini dan masa mendatang. Masih ada lagi keadaan orang tua dalam hubungannya dengan ilmu dan penerapannya dalam menghadapi tugas anak-anaknya. Ada yang sama sekali tidak mengerti masalah tugas yang dihadapi anaknya, tetapi dengan penuh keikhlasan mereka dalam membelikan pakaian dan keperluan anak-anaknya. Berdoa untuk kebaikan anak di masa mendatang dan menitipkan pendidikan anak kepada guru-gurunya. Benar-benar mereka ikhlas anaknya menerima pendidikan dari pihak sekolah. Ada dukungan semangat dan biaya di luar biaya yang ada di sekolah. Namun tidak sedikit orang tua siswa yang sangat tidak mendukung terhadap pendidikan anak-anaknya. Sungguh sangat disayangkan punya anak sebagai amanat dari Allah untuk disia-siakan oleh sebagian orang tua seperti itu. Apakah benar semua guru atau warga sekolah telah menjadikan lingkungan sekolah sebagai lingkungan yang kondusif belajar siswa? Kita jangan berprasangka buruk dulu terhadap keadaan warga sekolah bahwa sekolah tidak mendukung semangat belajar siswa. Namun kita jangan terlalu percaya terhadap keadaan lingkungan sekolah terhadap semangat belajar siswa. Selama pihak sekolah, dalam hal ini guru belum menjadaikan lingkungan sekolah kondusif terhadap belajar siswa dengan ciri-ciri di sekolah guru-gurunya banyak membaca buku dan mengembangkannya dalam bentuk tulisan, maka prestasi belajar siswa lemah. Sebab, kegiatan membaca merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang bersifat menerima informasi dan ilmu pengetahuan. Membaca identik dengan belajar, dan belajar merupakan kewajiban bagi umat Islam. Yang dikatakan wajib harus dikerjakan, meninggalkannya berarti melanggar apa yang diperintahkan Allah. Wahai teman-teman guru, mari kita budayakan membaca dan beri keteladanan untuk para siswa dengan kegiatan membaca itu. Dalam Al-Quran diperintahkan kepada kita untuk membaca, baik membaca tulisan maupun membaca alam beserta isinya. Banyak hikmah di balik semuanya, setiap hari kita makan dengan makanan yang bisa menguatkan badan kita. Tubuh kita diberi makan agar kuat dan bisa melakukan aktivitas. Aktivitas yang bagaimana dan untuk apa manfaatnya kalau bukan untuk hal-hal yang baik. Sementara salah satu hal yang baik ini tidak dilakukannya? Membaca adalah termasuk hal yang baik itu, kita lakukan dengan sebaik-baiknya. Tubuh kita diberi makan, tetapi otak dan hati kita tidak diberi makan dengan makanan buku-buku bergizi. Sepintas memang kurang berarti, tanpa membaca pun kita bisa hidup dengan normal. Sebenarnya tidaklah demikian. Mas Gol A Gong, pemimpin Rumah Dunia sampai berbicara, bagi calon Bupati atau anggota Dewan harus mempunyai perpustakaan di rumahnya dan banyak membaca buku. Termasuk para guru sebagai kaum intelektual harus menjadikan buku-buku sebagai sumber ilmu pengetahuannya. Pikiran kita beri makan dengan buku-buku yang berkualitas, menurut Pak Hernowo, buku-buku yang bermakna sehingga harus diikat dengan menuliskannya, dan menurut Pak Fauzil Adzim, buku-buku yang bergizi. Ada tipe guru yang pandai berbicara secara lisan tetapi tidak mampu menulis dan tidak suka membaca. Kita perhatikan pembicaraannya, banyak kata terlontar, tetapi sangat sulit dipahami atau ngawur tidak bisa ditangkap mana pikiran utama dan mana pikiran-pikiran penjelasnya. Mohon maaf, ini bukan untuk diperdebatkan dan benci kepada penulis, tetapi ini untuk dijadikan instropeksi bagi penulis dan rekan-rekan sesama guru. Sayangi anak-anak atau para siswa dengan terlebih dahulu dengan keteladan dari kita semua. Sayangi mereka, bapak-bapak dan ibu-ibu guru semuanya, anak kita atau siswa kita dengan banyak bimbingan membaca sekaligus menulis. Sama penulis juga baru sadar bahwa kegiatan membaca dan menulis itu sangat penting untuk memajukan pendidikan generasi penerus bangsa. Sekolah kita jadikan tempat untuk menempa para anak didik kita dengan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa melupakan pengembangan hati nurani. Khususnya kegiatan membaca dengan materi yang membuat pikiran siswa cerdas dan hatinya bersih sesuai dengan kemampuan masing-masing. Bukan kita jadikan mereka tanpa cacat, tetapi kita jadikan manusia yang berbuat salah yang tidak disengaja dan belajar dari kesalahannya. Tanpa melakukan kesalahan yang sama kedua kalinya. Mereka jadikan manusia pembelajar sepanjang hayat dikandung badan. Sesuai dengan fungsinya, sekolah itu harus bisa mendewasakan anak-anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dewasa menjadi dewasa. Intinya sekolah itu bisa kondusif dalam upaya menjadikan siswa sebagai pembelajar. Semuanya tergantung pada kondusif atau tidaknya sekolah itu sebagai tempat belajar yang baik. Di sekalah harus ada perpustakaan idealnya, tetapi minimal dari pihak Kepala Sekolah dan guru-gurunya bisa dan biasa membaca (belajar). Tidak membiarkan waktu berlalu tanpa diisi dengan membaca tersebut. Membaca bukan sembarang membaca, tetapi membaca yang efektif. Untuk menjadi pembaca efekti para siswa terlebih dahulu diawali dengan kemampuan guru-gurunya membaca yang efektif. Cara untuk menjadi guru sebagai pembaca harus melalui pengararahan orang-orang yang telah lulus menjadi sarjana dan menguasai bidang membaca itu. Skripsi yang telah dibuatnya bertemakan tentang membaca efektif. Harus ada kesediaan pembimbing membaca dan guru-guru tersebut belajar atau menerima pelatihan. Materi membaca sekitar bagaimana agar pembaca (guru dan siswa) bisa memahami kosa kata, inti kalimat, pikiran utama dan pikiran penjelas setiap paragraf yang dibacanya. Banyak cara latihan membaca itu, di antaranya dengan banyak menjawab pertanyaan isi bacaan dengan materi pertanyaan bersifat hapalan dan bersifat pikiran. Memang sebelum latihan sulit dimengerti, tetapi setelah praktek akan mudah dan akan merasa senang dengan kegiatan membaca tersebut. Marilah berlatih membaca mulai sekarang juga. Bukan nanti karena kata nanti tidak akan kesampaian. Tentu kita pernah membaca kata-kata yang ditempel di kaca mobil umum “Sekarang bayar besok jangan bayar!” Benar kata besok tidak pernah bisa temui, oleh karena itu mulailah sekarang juga membaca agar kita banyak wawasan ilmu dan pengalaman. Mengenai lingkungan masyarakat, harus kita perhatikan pula dalam kaitannya dengan kebiasaan membaca siswa. Hampir sulit lingkungan masyarakat yang menyediakan buku-buku bacaan. Apalagi keteladanan dari aparat desa, seperi Kepala Desa, Sekdes, Kepala Dusun, RT, dan para tokoh masyarakat yang ada di lingkungan siswa berada. Sungguh keadaan lingkungan masyarakat di sekitar siswa itu berada masih memprihatinkan belum menunjang kebiasaan siswa rajin membaca. Marilah wahai para guru marilah kita isi kesempatan baik ini dengan meningkatkan membaca siswa dan kita sendiri di sekolah-sekolah. Mau kapan lagi kita memperbanyak kegiatan membaca kalau tidak sekarang juga. Tadi sudah penulis katakan tidak ada kata nanti untuk melakukan kebaikan dengan membaca. Penulis Insya Allah siap berlatih bersama Anda atau pembaca artikel ini. Apa yang sudah penulis dapatkan mengenai materi membaca ini siap untuk disampaikan kembali kepada Anda semua. Sambil membimbing penulis siap belajar lagi untuk memperdalam tentang materi membaca tersebut REKREASI MENTAL Bagi perempuan dan laki-laki orang dewasa akan berbeda dalam mengisi waktu libur termasuk hari Minggu. Bagi laki-laki ada kecenderungan lebih leluasa dibandingkan dengan perempuan. Namun bagi siapa saja perbedaan itu tidak menjadi bahan perdebatan untuk membela tidak melakukan kegiatan menulis. Yang senang menulis kedua jenis kelamin tidak menjadi penghalang untuk tidak menulis pada hari libur. Pekerjaan lain bisa diatasi dengan sebaik-baiknya dan lebih efektif dan efisien dilakukannya. Menyisihkan waktu pada hari Minggu sebagai hari libur merupakan cara yang paling berharga dalam upaya pengembangan diri. Apalagi sebagai guru kegiatan menulis pada hari tersebut adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan melatih otak (pikiran ) dan hati (perasaan ). Kedua alat pada manusia itu akan lebih tajam dengan kegiatan menulis dalam pengembangannya. Cari tempat yang lebih nyaman dan menambah semangat kerja menulis. Bisa saja dilakukan di depan rumah atau di mana saja yang penting semangat sewaktu menulis. Terasa nikmat menulis pada laptop dibandingkan dengan buku tulis dan pulpen. Bukan saya sombong tetapi itu kenyataan yang sebenarnya setelah saya melakukannya. Barang-barang yang sangat mendukung semangat bekerja atau aktivitas pengembangan diri sebaiknya diupayakan bagaimanapun caranya. Baju mahl atau perabot rumah tangga bisa dibeli mengapa laptop tidak padahal lebih mendukung karier misalnya. Setiap kali menulis dengan laptop dituntut harus bisa menyelesaikan satu artikel atau kalau bisa lebih. Terpenting satu kesempatan tersebut didisi dengan menulis yang tujuannya bisa diterbitkan. Selain kita mendapatkan berupa finansial, juga mendapatkan manfaat lain yang bisa mengubah hidup kita. Prinsip hidup adalah kemajuan bukan kemunduran. Mundur berarti kematian, walaupun jasadnya hidup apabila tidak berkembang berarti mati. Mati perasaan dan mati pikiran tidak melakukan hal yang terbaiak dan menguntungkan ini. Hari libur bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa, tetapi mesti kita melakukan hal-hal yang terbaik. Menulis termasuk salah satu kegiatan yang bisa mengangkat harkat dan derajat setiap pelakunya. Banyak bukti zaman dahulu maupun zaman sekarang dari kegiatan menulis, para penulis menghasilkan buku-buku yang masih dibaca banyak orang padahal penulisnya telah lama meninggal dunia.hal itu membuktikan bahwa menulis itu banyak manfaatnya bagi orang lain atau pembaca pada khususnya. Orang lain bisa melakukan seperti itu mengapa kita tidak bisa? Sama-sama manusia bisa melakukan menulis, bedanya tingkat kemauan mereka lebih tinggi. Kebernian melakukan kegiatan menulis lebih besar dibandingkan kita yang cenderung mau cari mudahnya saja hidup. Padahal susah payahnya apa yang kita lakukan memberi imbalan yang sangat banyak pula. Modal besar akan mendapatkan hasil atau keuntungan yang lebih banyak pula. Percayalah, kegiatan besar yang dilakukan dengan niat besar dan ikhlas akan menjanjikan bagi kehidupan kita. Kembali pada eksistensi hari Minggu sebagai hari libur bagi para karyawan, akan membuat pelakunya menjadi manusia besar hanya dengan kegiatan menulis yang niatnya ibadah dan mau mengabdikan diri sebagai pelaku yang bisa mengisi kesempatan berharga ini. Waktu sangat berharga bagi kita, maka waktu yang sudah lewat tidak bisa diulang kembali. Oleh karena itu isilah waktu dengan sebaik-baiknya lewat menulis tentang kepribadian, ilmu pengetahuan, teknologi dan pengalaman yang sarat dengan makna. Coba kita perhatikan berapa banyak tulisan yang kita hasilkan dalam sebulan apabila setiap hari Minggu kita menulis artikel sebanyak lima judul saja. Apalagi kalau artikel yang dibuatnya lebih banyak lagi. Kemudian semuanya bisa diterima penerbit. Setiap judul diberi honor Rp. 100.000,00, maka akan sangat besarlah uang yang didapatkan. Walaupun dalam keinginan, keinginan yang berdasarkan hasrat menggebu-gebu sambil tetap bahwa Allah yang bisa mengabulkakan semua itu. Menulis adalah kata yang sangat sederhana, anak kecil juga bisa membacanya. Namun menulis yang diawali dengan hasrat akan bantuan Allah setiap saat kita menulis. Mari kita berdoa kepada Allah agar kita menjadi pengisi waktu libur dengan menulis yang produktif. Menulis adalah pengembangan diri bisa berdiri tegak dalam menghadapi kehidupan ini. Hari Minggu adalah hari yang sangat menyenangkan sebab memberi solusi kita di masa mendatang yang gilang gemilang. Mari kita menulis dengan kesempatan hari Minggu yang lebih efektif dan efisien. ASAHLAH OTAKMU! Sebagai umat Islam harus memiliki kekuatan dalam berpikir. Berpikir menggunakan otak, bukan menggunakan kekuatan otot. Mengasah otak bukan memperkuat otot. Namun bukan berarti fisik dibiarkan lemah tanpa memiliki kekuatan. Dalam hal ini sekedar kekuatan dengan olah raga dan makan makanan yang bergizi. Begitu pula otak diberi makan dengan buku-buku bergizi atau berisi pikiran yang positif dan dinamis. Apa yang kita miliki secara pribadi adalah kekuatan dalam hal kebaikan sebagai potensi yang bisa dimanfaatkan dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban. Yang menjadi prioritas utama adalah kekuatan dalam berpikir menggunakan hati nurani yang bersih dari segala kotoran. Pembahasan tentang umat Islam terlalu luas dan perlu pengkhususan, yaitu masalah profesionalisme guru. Kemampuan mengubah cara berpikir menjadi kekuatan. Kita harapkan para guru bisa membawa masyarakat untuk memasuki abad 21 yang penuh persaingan dengan cara berpikir positif dan menyelamatkan. Dalam persaingan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi tanpa melupakan fondasi keimanan yang kuat. Eksitensi guru orofesional bisa bersaing membawa para peserta didiknya mencapai keunggulan dalam belajar sepanjang hayat dan bekerja berlandaskan perjuangan. BERARTI PERCEPATAN Saya mendengarkan sahabat yang menceritakan pengalaman pahitnya, saya merasa iba mendengar apa yang dia ceritakan tetapi sampai pada kisah suksesnya, saya berubah menjadi senang karena dia melakukan percepatan yang begitu drastis. Perlu saya ikuti cara-cara dia mencapai kesuksesan setelah lama mengalami tragedi di rumah tangga orang tuanya. Sebelum ayahnya menerima hasil suksesnya, ayahnya telah meninggal dunia. Apa yang menurutnya baik, dia melakukan dengan antusias yang tidak ada bandingnya. Seperti yang mustahil bahwa itu hasil dari semangat juang selama dia berada dalam keterpurukan kondisi rumah tangga orang tuanya. Patut saya teladani garis perjalanan hidup yang dia alami. Begitu garis perjalanan hidup saya juga panjang, sampai saat ini belum benar-benar reda. Sebagian sudah saya rasakan hasilnya. Dulu teman ada yang mengatakan bahwa upaya saya itu salah jalan sehingga mengakibatkan banyak masalah utang yang sangat besar. Namun saya sadari apa yang dia katakan itu merupakan cambuk sebagai penyemangat hidup saya agar bisa mencapai kesuksesan dengan banyaknya tempaan masalah. Saya belajar dari alam, seperti pohon kelapa di tepi pantai. Semakin besarnya angin menempa bahkan semakin kuat dengan lenturnya menggerkakan batangnya tanpa patah. Sama halnya dengan besi yang ditimpa martil dan api yang sangat panas akhirnya dapat dibentuk menjadi golok yang berfungsi untuk segala hal yang berhubungan dengan potong-memotong benda-benda yang perlu dipotong. Allah menjannjikan kepada umat Islam apabila kita kuat menerima tempaan masalah dengan kesabaran suatu saat akan menerima hasilnya yaitu kesuksesan. Dari lulusan Sekolah Guru SD tahun 1982, setengah tahun kemudian diangkat CPNS, menikah, punya tiga orang anak sambil kuliah ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uninus Bandung dan lulus tahun 1998. saya kuliah hanya berbekalkan gaji bulanan saya dan istri, walaupun sampai saat ini belum lunas-lunas utangnya. Dilanjutkan anak yang pertama dan kedua kuliah, anak yang pertama di IPB tetapi anak yang kedua tersendat-sendat kuliahnya sampai saat ini masih kuliah di Perguruan Tinggi Swasta tidak jauh dari kampung tempat tinggal saya. Sekarang sedang menyusun skripsi, sementara anak yang pertama dari lulus telah mengalami menjadi Tenaga Harian Lepas (THL ) di Dinas Pertanian, masih honor waktu itu. Sekarang sudah menjadi CPNS tepatnya menjadi seorang staf Dinas Pertanian Kabupaten Serang kabupaten Banten. Bahkan setahun lebih empat bulan dia bisa membangun rumah di atas tanah dari mertuanya. Ternyata janji Allah tepat dapat saya rasakan, saya menjadi sarjana strata satu walaupun kuliah sarjana strata duanya terhanti dulu. Menjadi seorang Kepala Sekolah yang mendapatkan sertifikat sertifikasi sejak tahun 2007. anak pertama menjadi pegawai yang cerah dalam hidupnya, masih muda sudah golongan III/a dan peluang kariernya terbuka lebar. Semoga dia bisa mencapai tingkat Menteri Pertanian. Sebab, dilihat dari semangat kerja dan kemampuannya dapat saya saksikan. Anak yang kedua memiliki kemampuan berbicara melebihi saya, setiap membaca dia cepat menangkap dan menceritakan dengan tepat. Mampu memberi komentar apabila selesai membaca buku atau setelah mengikuti materi perkuliahan. Semoga dia menjadi guru agama Islam yang baik dengan kemampuan intelektual, emosional, finansial, dan spiritual yang benar-benar menjadi teladan orang banyak. Sementa anak ketiga, saya doakan menjadi anak yang tinggi tingkat kualitas kepribadiannya. Tingkah lakunya terpuji setiap akan berangkat jauh atau dekatnya, dia selalu minta izin dan doa dari saya dan istri saya ataupun kepada kakanya. Lancar dalam belajar di SD, SMP, SMA dan semoga lancar kuliah serta kerjanya di hari mendatang. Alhamdulillah, anak bungsu ini menjadi pemimpin yang diteladani sebab sejak kecil dia disenangi dan diturut teman-teman sebayanya. Saya mulai saat ini bersemangat menulis apalagi setelah memiliki aptop, walaupun hasil kredit, Insya Allah saya bisa bangun dari keterpurukan banyak utang menjadi kaya raya dengan menulis bahan tulisan yang berkualitas dan bermanfaat bagi para pembaca. Saya mau hidup dengan kegiatan menulis. Sambil menuntut materi atau finansial, saya mau menjadi pejuang lewat tulisan. Dulu para pahlawan berjuang dengan fisik melawan para penjajah. Namun saya mau berjuang lewat tulisan melawan kebodohan. Musuh zaman modern ini adalah kebodohan, terdapat di dalam kepribadian yang berijazah rendah atau tinggi. Terpenting kualitas iman dan takwanya itulah orang yang dikatakan cerdas. Orang bodoh adalah orang-orang yang tidak bisa memilih mana yang baik dan mana yang salah. Tidak cukup dengan bisa memilhnya, tetapi bisa mempraktekkannya. Itulah yang menjadi inti apa yang saya tuliskan. Saya mau menulis artikel sampai menulis buku yang tipis maupun yang tebal. Mengenai masalah umur sudah hampir lima puluh tahunan tidak menjadi masalah. Saya mau membuktikan bahwa umur tua juga bisa berbuat lebih bermakna walaupun asalnya benar-benar saya tidak mampu menulis. Mulai saat ini pula saya akan berlatih lebih banyak untuk menulis dan menulis dengan perasaan dan pikiran yang sangat matang. Saya menghadirkan Allah Yang Maha Tahu segalanya. Saya tidak memiliki kekuatan dan kemampuan menulis kalau tanpa bantuan-Nya. Akan saya jadikan laptop sebagai sarana yang membawa saya ke pintu kesuksesan. Sukses menjadi penulis besar yang bisa menjadi ladang ibadah, berdakwah lewat tulisan itulah yang mampu saya lakukan untuk orang lain. Saya tidak bisa menjadi pembicara seperti para pemimpin pemerintahan, organisasi, politik atau yang lainnya. Mereka pandai menyampaikan ide-idenya lewat lisan. Saya kurang mampu untuk itu, tetapi Insya Allah untuk menyampaikan lewat tulisan. Saya mengajak kepada pembaca setia artikel ini untuk menulis. Itu juga bagi siapa saja yang seide dengan saya untuk mengembangkan potensi menulis dan memberikannya kepada penerbit. Minimal kita bisa berguna kepada diri sendiri maksimal kepada seluruh pembaca yang saya cintai. Marilah kita ubah diri kita masing-masing dengan menulis. Menulis dengan maksud untuk mengikat makna menurut Pak Hernowo yang banyak menginspirasi kepada saya lewat buku “Mengikat Makna Update.” Saya mau menulis seperti beliau setiap kata dan kalimatnya mengandung inspirasi tentang membaca sekaligus menuliskannya. Saya mau menspesialisasikan diri lewat kegiatan menulis dan membaca. Menulis untuk memberikan makna dan manfaat kepada banyak orang. Sekali lagi wahai sahabat yang saya sayangi, mulai saat pula mari kita bangkit dengan kemampuan menulis kita. Awali kegiatan menulis ini dengan niat beribadah bahwa upaya apa yang kita tulis untuk membuat diri kita berubah ke arah kedewasaan, baik dewasa usia maupun dewasa mentalnya. MENYULAP KELEMAHAN umat Islam harus memiliki kekuatan dalam berpikir. Berpikir menggunakan otak, bukan menggunakan kekuat otot. Mengasah otak bukan memperkuat otot. Namun bukan berarti fisik dibiarkan lemah tanpa memiliki kekuatan. Dalam hal ini sekedar kekuatan dengan olah raga dan makan makanan yang bergizi. Begitu pula otak diberi makan dengan buku-buku bergizi atau berisi pikiran yang positif dan dinamis. Apa yang kita miliki suara pribadi adalah kekuatan dalam hal kebaikan sebagai potensi yang bisa dimanfaatkan dalam pelaksanaan dan kewajiban. Yang menjadi prioritas utama adalah kekuatan dalam berpikir menggunakan hati nurani yang bersih dari segala kotoran. Pembahasan tentang umat Islam terlalu luas dan perlu pengkhususan, yaitu masalah profesionalisme guru. Kemampuan mengubah kelemahan menjadi kekuatan. Yuyun Yunani (Berkah No. 268, Tanggal 8-15 Mei 2010 ) membahas tentang guru profesional tersebut. Beliau sebagai guru SD Negeri Pandeglang 10 cukup jeli dalam mengamati keberadaan guru profesional yang harus memiliki kemampuan untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan. Diharapkan para guru bisa membawa masyarakat untuk memasuki abad 21 yang penuh persaingan. Dalam persaingan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi. Beliau memandang eksistensi guru yang profesional saja yang bisa menggunakan sarana iptek, dalam hal ini internet. Dengan indikasi kepemilikan kepribadian dan keterampilan untuk membangkitkan minat para peserta didik mampu menggunakan sarana tersebut. Mengembangkan kemampuan dan profesionalisme yang berkesinambungan. Agar tidak ketinggalan dalam komunikasi dan informasi, maka para guru harus unggul dalam hubungannya dengan orang lain. Mereka harus memiliki kecerdasan intelektual, emosional atau sosial dan spriritual. Kecerdasan tersebut digunakan dalam mengaktualisasikan diri sebagai pengajar, pendidik, pembimbing, pendamping dan sebagai panutan bagi para peserta didik dan bagi lingkungannya. Secara sosial, para guru harus bisa bekerja sama dengan bebagai pihak. Dengan kedisiplinan, kejujuran, dan dedikasi yang tinggi bisa mengikuti abad 21 yang merupakan masyarakat belajar yang kompetitif dengan ciri-ciri belajar untuk berpikir, belajar untuk berbuat, belajar untuk menjadi, dan belajar untuk hidup bersama. Yuyun Yunani begitu indah dalam memaparkan artikelnya, walaupun singkat sangat padat dengan makna. Oleh karena itu sampai paragraf ini hanya menanggapi pendapatnya saja. Setelah itu saya bahas secara objektif. Saya hubungkan dengan pendapat lain tentang pentingnya sikap dalam menentukan mana kekuatan dan mana kelemahan dirinya. Kelemahan yang terdapat di dalam diri kita ( guru ) semestinya kita temukan dan kita perbaiki dengan upaya menetukan lawan dari kelemahan itu Kelemahan dalam menggunakan pikiran, perasaan, dan tindakan mesti kita imbangi dengan upaya latihan menuliska apa saja yang menjadi masalah kekurangan diri dalam menghadapi tugas sebagai pengajar, pendidik, dan pembaharu bidang pendidikan. Sasaran para oeserta didik dan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.upaya menuliskan kekuatan iman pada dirinya sebagai bahan pengikat. Agar diri para guru memiliki kekuatan, yaitu kekuatan iman. Sesuai dengan pendapat penulis dalam Surat Kabar Berkah Nomor 263 tanggal 1-7 Mei 2010 ( tanpa nama ) menyebutkan tentang 6 strategi agar keimanan kita ( termasuk para guru ) tetap dalam keadaan kokoh, yaitu: (1)melakukan instropeksi diri, (2) melakukan amalan sunnah, (3) membaca, memahami, menghayati dan mengamalkan Al-Quran, (4) banyak mengingat Allah (berdzikir), (5)memperbanyak doa, dan (6) mencintai fakir miskin dan anak yatim. Para guru sudah sepantasnya menggunakan kekuatan berpikir dan bersikap dalam menghadapi zaman modern ini dengan kekuatan hati nurani berdasarkan 6 strategi tadi. Guru profesional tidak hanya menggunakan kekuatan penguasaan iptek dengan sarana untuk hal itu saja, tetapi mesti dibarengi dengan kekuatan hati nurani. Kita tidak hanya menggunakan kecerdasan intelektual, emosional dan sosialnya saja, tetapi mesti menggunakan kecerdasan spiritual. Jadi untuk menghadapi zaman modern mesti lengkap dengan menggunakan kecerdasan intelektual, emosional, sosial, kinestik, finansial, dan kecerdasan spiritual. BERARTI KEMACETAN DIRI Kesalahan dalam menulis memang wajar bagi seorang penulis pemula. Biarkan terus dia menulis apa yang mesti dituliskannya dari awal sampai tuntas hingga akhir. Apapun yang keluar dari dalam hati dan pikirannya lewat tulisan agar dibiarkan tanpa hambatab dan berhenti. Selanjutnya direvisi hal-hal yang salahnya, diubah dengan memperhatikan acuan atau aturan menulisnya. Menulis tanpa memperhatikan tatacara penulisan dilakukan di ruang privat, dan menulis selanjutnya pakai aturanpenulisan dilakukan di ruang publik. ITULAH YANG AKU TULIS Aktivitas membaca dan menulis harus dilakukan secara bersamaan. Membaca akan efektif apabila disertai dengan menuliskannya. Menulis juga akan lebih efektif apabila didampingi oleh membaca. Kedua aktivitas ini bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja, begitu kata Pak Hernowo. Sebagai latihan kegiatan menulis Yang diawali dulu dengan kegiatan membaca. Apa yang dituliskan, itulah yang sebelumnya dibaca materi yang dituliskannya. BUKU BERGIZI Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar tujuannya adalah agar para siswa terampil berbahasa Indonesia secara lisan dan tulisan. Namun mereka tidak serta-merta terampil berbahasa kalau tanpa terlebih dahulu para gurunya terampil berbahasa. Sebelum penulis membahas masalah siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, maka penulis akan membahas masalah kebahasaan yang dihadapi oleh para guru terlebih dahulu. Keterampilan berbahasa menurut Henri Guntur Tarigan ( 1987: 1 ) membagi keterampilan berbahasa menjadi empat bagian, yaitu: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Dari empat bagian tersebut dibagi menjadi dua bagian besar yaitu keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif (menerima ) dan bersifat produktif ( menghasilkan ). Yang bersifat reseptif yaitu membaca dan menyimak, dan yang bersifat produktif yaitu menulis dan berbicara. Membaca sangat berhubungan langsung dengan menulis, dan menyimak berhubungan langsung dengan berbicara. Orang lain menulis buku kemudian kita baca, dan orang lain berbicara kemudian kita simak dengan sebaik-baiknya. Membaca sejajar dengan menyimak, dan menulis sejajar dengan berbicara. Antara membaca dan menyimak sama-sama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan atau informasi. Membaca mendapatkan sesuatu dari bahan bacaan seperti buku dan internet, sementara menyimak mendapatkan sesuatu dari apa yang dikatakan atau dibicarakan orang lain. Langsung dan tidak langsung seperti apa yang dikatakan orang kepada kita atau lewat media televisi. Yang menjadi bahan pembacaraan saat ini adalah membaca dalam hubungannya dengan menulis. Apabila kita ingin mendapatkan informasi atau ilmu pengetahuan kita harus banyak membaca dari bahan bacaan. Membaca melalui buku-buku dan media intenet. Apabila kita ingin menuangkan ide-ide atau gagasan, emosi, dan informasi, maka kita harus menulis. Keterampilan membaca sangat bermanfaat dalam memperluas ilmu pengetahuan, informasi, dan pengalaman. Caranya, kita menerima atau menghubungkannya informasi, amanat, dan pesan yang disampaikan penulis. Sedangkan keterampilan menulis sangat bermanfaat dalam menuangkan ide-ide, gagasan, emosi, dan informasi untuk dibaca. Dalam kehidupan ini terus-menerus berkembang, maka kemampuan membaca sangat penting untuk kita miliki. Tentu kemampuan membaca yang lebih efektif. Dalam waktu yang relatif singkat kita mampu menyelesaikan membaca dengan hasil yang sangat memuaskan. Dalam upaya belajar, siswa atau guru akan mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga dari para penulis profesional. Kemampuan membaca merupakan salah satu cara yang sangat efektif dalam memperoleh informasi. Sangat berguna kita dalam mengikuti perkembangan zaman. Di samping itu, setiap perkembangan itu menuntut kemampuan membaca yang lebih tinggi lagi. Wan Anwar (1993:41) dalam bukunya mengatakan bahwa membaca akan membuka cakrawala kehidupan. Keadaan seperti itu merupakan tatantangan bagi kita untuk meningkatkan frekuensi keefektifan membaca. Begitu juga Nurhadi dalam bukunya (1987:39 ) mengatakan tentang arti keefektifan membaca. “Keefektifan membaca artinya peningkatan kecepatan membaca itu harus diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan.” Pembaca yang efektif mengetahui tentang yang perlu digali lewat bacaan secara cepat. Mengabaikan unsur-unsur bacaan yang kurang penting untuk dibaca. Bagi pembaca efektif tidak membaca kata demi kata, tetapi membaca dalam satu kesatuan unit pikiran setiap paragraf atau dalam satu wacana lengkap. Membaca efektif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman penulis. Pada saat dan tempat kegiatan membaca semacam ini dapat kita lakukan. Namun bagin para pembaca pemula harus bisa membedakan mana bacaan yang harus dibaca cepat dan mana yang harus dibaca lambat. Buku atau bahan bacaan yang berisi pengetahuan dan filsafat harus dibaca atau ditelaah tidak seperti cerpen yang bisa dibaca sambil santai. Bahan bacaan yang ilmiah atau filsafat harus dibaca dengan serius. Kita menggunakan pensil atau alat tulis lainnya untuk menandai atau mencatat setiap kata-kata, kalimat atau pikiran utama dan penjelasnya pada bahan yang dibacanya. Amir dalam bukunya (1981:123) menjelaskan sebagai berikut: Kitab yang berisi bahan pengetahuan dan filsafat mesti ditelaah ( dibaca ) tidak seperti roman dengan berjuntai atau berbaring, melainkan dipelajari di meja tulis dengan sebatang pensil di tangan, huruf-huruf dan kata-katanya yang sulit ditandai dan dicatat, kalimat-kalimat yang menarik dan penting diberi tanda tanya, begitu pula bagian-bagian yang salah menuntut diberi kode. Membaca buku-buku sumber ilmiah memerlukan suatu metode dan teknik membaca efektif. Kita dapat menyerap intisari, memahami dan menafsirkan makna yang terkandung di balik kata-kata dan bagian-bagian lainnya dengan membaca. Membaca efektif sangat penting diterapkan di sekolah-sekolah dalam proses pembelajaran, karena banyak manfaatnya. Dengan membaca dapat memperluas pengalaman siswa, membuka pintu ke dunia ilmu pengetahuan yang tidak dapat langsung dialami. Minat dan cita rasa siswa dapat diperluas dan diperbaiki dengan membaca itu. Juga dengan membaca kita bisa memiliki kepribadian yang terpuji melebihi orang-orang yang tidak suka membaca. Pembentukan minat, keterampilan dan kepribadian siswa dengan kegiatan membaca bisa dilakukan pada waktu senggang selain di sekolah-sekolah. Dengan membaca siswa bisa memperbesar penyesuaian diri dengan lingkungannya, merangsang siswa untuk menganalisis buah pikiran orang lain secara kritis. Siswa bisa memiliki keterampilan untuk menangkap isi bacaan, memperluas perbendaharan kata dan memperbaiki kecepatan membaca. Sekali lagi dengan membaca kita menjadi pribadi yang berkualitas. Setiap masalah bisa diatasi dengan baik, karena apa yang dibacanya merupakan investasi dengan bebagai solusi masalah. Tentu di sini kegiatan membaca yang efektif. Dalam waktu yang relatif singkat bisa mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman. Mulai saat ini mari kita singsingkan lengan baju untuk menulis sebagai ladang amal. SANTAPAN PAGI Sangat aku rasakan betapa nikmatnya bangun awal pagi kira-kira pukul 02.30 pagi. Apa yang aku lakukan cukup banyak, dari pada aku bangun pukul 05.00 pagi. Selisihnya 2 jam setengah, kalau digunakan untuk perjalanan pakai kendaraan bermotor tentu kira-kira jarak yang ditempuh berpuluh-puluh kilometer. Apabila digunakan hanya untuk menulis atau mengetik karangan betapa banyaknya karangan itu ditulisnya. Ditambah karangan itu sampai bisa diterbitkan setiap bulan untuk lebih dari satu penerbit. Yang aku alami saat ini, aku dengan bangun awal pagi dapat melakukan kegiatan bervariasi. Shalat malam, memeriksa rencana yang akan aku lakukan siang hari, memeriksa keuangan yang telah dan akan digunakan setelah mendapatkan uang sertifikasi, dan banyak lagi yang lainnya. Waktu satu menit juga aku sisihkan untuk refleksi diri, maka rasanya sangat berharga bagiku. Memikirkan kesalahan yang aku perbuat dan bagaimana solusi agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali. Perbaikan demi perbaikan aku lakukan sebagai pembelajaran yang paling berharga. Terutama masalah utang besar yang aku alami, terkadang membuat diri aku dihina dan dijauhi teman atau saudara yang kaya-kaya. Ada yang mengatakan aku orang sedang “calangap.” Maksudnya, orang yang benar-benar sengsara sekedar makan saja susah. Susah karena saking tidak adanya uang. Susah tidak punya uang untuk membeli beras, memenuhi kebutuhan yang primer saja tidak mampu apalagi kebutuhan mewah. Yang pada awalnya dekat menjadi jauh karena mungkin ketakutang uangnya dipinjam. Alhamdulillah, aku merasakan nikmatnya mendapatkan karunia dari Allah, bahwa aku mendapatkan uang sertifikasi selama enam bulan baru dibayar oleh pemerintah. Aku bisa membayar utang kepada rentenir yang sangat mencekik leherku hampir-hampir aku tidak bisa bernafas karena beratnya beban bunga kelewat batas kewajaran. Terutama para rentenir bunga berbunga yang aku mintai pertolongan. Terpaksa aku meminjam kepada mereka, karena sangat kepepet kebutuhan mendesak. Semoga mulai saat ini aku tidak terlibat pinjam uang kepada mereka. Kesengsaraan memang sangat kejam. Aku pernah diancam dengan keras seandainya aku tidak tepat bayar utang kepada orang yang meminjamkan uangnya kepada aku. Mungkin membunuh juga dia berani, karena uang matanya jadi gelap. Nyawa orang rasanya tidak berharga sama sekali. Aku menjerit di dalam hati dalam keheningan waktu malam. Sementara orang-orang kaya sedang nyenyaknya tidur nikmatnya mereka dalam menghadapi waktu malam sementara aku dan istriku dalam kesedihan. Pernah kami sekeluarga tidak makan karena memang tidak punya uang. Kami menangis sangat sedih, di samping kanan dan kiri rumah kami sering makan-makan bersama dengan nikmatnya. Saling bercanda makan-makan, dengan istilah “bacakan” yang maksudnya, makan bersama dengan memasak ikan dibakar di luar rumah yang membuat bau ikan menyebar dan menusuk hidung dan hatiku yang sedang sedih. Memang mereka tidak mengetahui bahwa kami sekeluarga sedang sengsara yang tidak ada taranya. Jangankan memasak ikan yang enak-enak, memasak air juga kami tidak bisa karena tidak punya uang untuk membeli minyak tanah. Ampunilah aku ya Allah bahwa aku tidak bisa membawa anggota keluarga dengan baik. Namun mulai saat ini semoga bisa membawa bahtera rumah tangga yang penuh kenikmatan. Aku bisa membawa anak-anak dan istri ke jenjang rumah tangga yang bahagia lahir dan batin, selamat di dunia dan selamat di akhirat dengan limpahan rijki yang banyak berdasarkan keimanan dan ketakwaan. Aku minta kekayaan sebagai bekal ibadah, bukan untuk poya-poya. Aku mau menjadi orang kaya yang senang menolong orang susah karena rasanya menjadi orang susah itu sedih. Menjadi orang miskin ternyata sangat menyedihkan, dijauhi saudara kaya atau teman-teman karena mereka ketakutan uangnya dipinjam. Biar utang ke Bank tetap ada karena memang membayarnya di luar kemampuan aku,. Tetapi minimalnya aku tidak terjerat utang kepada kintah darat yang menghisap darah dan bermandikan keringat darahku ( kamis, 5 Agustus 2010) SAATNYA YANG TEPAT Pada umumnya orang hanya menyadari bahwa perut saja yang harus diberi makan sehari tiga kali supaya badan kita tetap sehat dan kuat untuk siap melakukan aktivitasnya. Makanan yang memenuhi syarat kesehatan dengan adanya syarat empat sehat lima sempurna. Walaupun harga makanan itu cukup mahal akan dibelinya. Memang kalau diperhatikan waktu badan sehat makanan yang sederhana juga bisa terasa enak dan nikmat dimakannya, apalagi makanan yang mahal dan bergizi rasanya sangat memuaskan. Oleh karena itu orang-orang agar badannya tetap sehat dengan memakan makanan yang sehat dan bergizi. Keberadaan manusia sangat berbeda dengan dengan makhluk lain, seperti hewan yang bisa sembarang apa saja yang dimakannya. Manusia sangat unik tidak hanya mementingkan fisik saja, harus memperhatikan psikisnya. Manusia mempunyai hati dan otak yang sangat berperan demi kelangsungan hidupnya. Yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah hati dan otaknya yang sangat berfungsi untuk bereksistensi di muka bumi ini sebagai khalifah. Hati untuk merasakan sesuatu yang terdalam sehingga menyadari adanya agama sebagai pedoman dan aturan hidup di dunia untuk akhiratnya. Pikiran manusia sangat bermanfaat untuk berpikir mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan pikiran manusia bisa hidup tertib dan menjadi makhluk yang berbudaya. Dunia bisa berkembang seperti sekarang ini karena pikiran manusia yang dikembangkannya. Dari penciptaan yang sederhana sampai pada penciptaan yang sangat canggih, karena pikiran manusia yang digunakan seoptimal mungkin. Dengan pikiran yang dimembangkan terus, maka dunia bisa seperti sekarang ini. Bagaimana caranya agar pikiran bisa berkembang sebagaimana yang kita saksikan saat ini? Hati dan pikiran kita agar berkembang harus sehat, sehatnya hati dan pikiran dengan melakukan olah raga seperti badan melakukan olah raga. Olah raga hati dan pikiran dengan banyak membaca dan menulis buku atau minimalnya artikel. Agar sehat badan dengan 0lah raga yang baik pula, begitu juga olah raganya hati dan pikiran dengan cara yang baik pula. Membaca dan menulis sebagai olah raganya hati dan pikiran harus memenuhi aturan tertentu. Ada teknik dan metodenya membaca dan menulis yang dikembangkan orang-orang sebagai ahli. Salah satu metode membaca SURTABAKU yang digunakan oleh DP Tampubolon sangat berarti bagi para pembaca dan sekaligus bagi para penulis. SUR singkatan dari survai maksudnya, apa yang akan kita baca berupa artikel, makalah atau buku disurvai dulu. Dengan cara membaca sekilas apa judul, daftar isi, pikiran utama dan pikiran penjelasnya setiap paragraf. Maksud membaca survai itu untuk memperhatikan gambaran umum bahan bacaan tersebut. Dari membaca survai dilanjutkan membuat pertanyaan dari hasil mensurvai tadi. HIDUP BERKARAKTER Sebagai guru harus mampu memutuskan apa yang baik dan mana yang kurang baik. Tentu hal yang baik sebagai hasil keputusannya. Seperti tingkah laku siswa yang malas belajar, suka mengganggu teman sewaktu belajar, berkata kasar kepada guru dan orang tua, suka tawuran, suka berkelahi atau watak buruk lainnya. Hal itu menunjukkan karakter siswa tersebut buruk. Pendidikan karakter harus menjadi pilihan bukan pendidikan yang cenderung intelektualistik dan keterampilan saja. Dalam diri siswa pendidikan yang diterimanya harus lengkap yaitu pendidikan intelektual, keterampilan, dan sikap. Walaupun pada saat tertentu bukan materi pembelajaran budi pekerti tetap seorang guru harus bisa menyempatkan diri menyampaikan pendidikan budi tersebut. MAKANAN BERGZI Sebagaimana badan kita apabila ingin sehat tentu kita harus makanan yang bergizi, berolah raga, dan hidup teratur. Pikiran dan perasaan kita juga harus selalu positif dengan upaya menambah wawasan ilmu pengetahuan, informasi, dan pengalaman melalui membaca. Kita akan menguasai berbagai ragam kosa kata dengan banyak membaca tidak mengenal lelah, komitmen pada keyakinan bahwa dengan membaca kehidupan kita akan terangkat. Membaca identik dengan menuntut ilmu sebagai mana yang diperintahkan agama Islam. Menuntut ilmu dari mulai kita dilahirkan sampai meninggal dunia diwajibkan bagi umat Islam. Apa yang menurut agama kita wajib harus kita laksanakan dengan penuh kedisiplinan, karena di balik apa yang diperintahkan Allah akan mengandung hikmah yang bukan main-main manfaatnya. Sebelum kita membahas lebih lanjut ilmu pengetahuan lebih luas lagi, maka kita terlebih dahulu mengenal tentang kosa kata setiap apa yang kita baca. Banyak dan tidaknya kosa kata apa yang kita miliki adalah tergantung dari banyak dan tidaknya kita membaca dan menguasai bahan bacaan. Juga tergantung pada kualitas dan tidaknya bahan bacaan yang dibacanya. Oleh karena itu alangkah baiknya kita mulai saat ini banyak memiliki bahan-bahan bacaan dengan kualitas yang memadai. Kemudian kita biasa dan mampu membacanya dengan penuh kesungguhan. Dari pada banyak barang-barang mewah di rumah, lebih baik banyak buku atau bahan bacaan yang memenuhi kualitas. Awali dahulu di dalam hati ada perasaan cinta pada buku-buku dan bahan bacaan lainnya, kemudian cinta untuk membaca dan mengembangkannya lewat menulis apa yang telah dibacanya. Artikel ini tujuannya agar pembaca memiliki perbendaharan kosa kata yang memadai dalam menanggapi berbagai tugas dan kewajiban di bidang ilmu yang dikuasainya. Dengan banyak kosa kata yang kita kuasai, maka kita akan lebih mengetahui tentang ilmu pengetahuan dan informasi yang pada saat ini sangat dibutuhkan. Dapat kita saksikan bahwa orang yang lebih banyak menguasai kosa kata yang banyak lebih unggul dari pada orang yang tidak menguasainya. Orang yang banyak menguasai kosa kata lebih berperan aktif pada zaman informasi dan komunikasi ini. Rasanya hidupnya lebih efektif dari pada orang lain pada umumnya. Setiap kegiatan membaca, maka para pembaca akan selalu bertambah kosa kata yang dimiliki. Minimal setiap kali kita membaca buku atau artikel ada saja satu atau lebih kata-kata yang dibacanya, maka dalam waktu satu bulan akan bertambah banyak. Dalam berbicara secara lisan atau tulisan bagi orang yang rajin membaca buku-buku dan bahan bacaan lainnya, mereka akan kaya dengan kosa kata. Jauh berbeda pembicaraan dan tulisan orang-orang yang kaya akan kosa kata dengan orang lain pada umumnya. Walaupun banyak apa yang dikatakan secara lisan atau tulisan orang yang tidak biasa membaca, tetap materi pembicaraannya berputar-putar di sekitar ruang lingkup yang sangat terbatas. Kita tidak melihat apakah orang itu sarjana atau bukan, terpenting hasil apa yang dimilikinya itu bisa diketahui dari pembicaraannya. Tidak kita bisa dibohongi bahwa orang malas membaca ilmu kebahasaan dan ilmu lainnya akan terbatas. Apabila pendidikan disampaikan oleh para guru yang malas membaca akan terjadi pendidikan yang kering dengan makna. Banyak membaca akan banyak kosa kata yang kita miliki dan akan banyak pula wawasan dan pengalaman yang dimilikinya. Manfaat banyaknya kosa kata yang kita miliki, maka kita akan lancar dalam proses belajar bagi siswa, maha siswa, dan para pembelajar pada umumnya. Bagi para guru akan lancar dalam pelaksanaan mengajar atau mendidiknya. Kosa kata yang kita miliki bisa berfungsi sebagai bahan apersepsi yang akan memperlancar proses belajar mengajar. Dapat kita perhatikan sewaktu pelaksanaan proses pembelajaran, apabila para siswanya rajin-rajin membaca akan lancar dan aktif, karena kosa kata yang dimiliki siswa tersebut banyak membantu pemahaman. Marilah kita semua, apakah itu guru, siswa, orang tua atau siapa saja yang berniat ingin menjadi pembelajar dan pekerja yang baik, maka kita harus banyak membaca untuk mendapatkan kosa kata yang mengandung makna kehidupan. Semoga kita selalu menjadi penuntut ilmu sebagaimana yang diperintahkan Allah di dalam Al-Quran. Selamat mencoba. KEMBALILAH! Hasil pendikan pada zaman dahulu lebih unggul daripada hasil pendidikan zaman sekarang. Keunggulan dalam penerapan budi pekerti terhadap anak-anak didiknya.Sekarang lebih menekankan pada materi intelektual dan keterampilan sementara sikapnya kurang diperhatikan. Pada zaman dahulu sistem idola sangat diutamakan, tetapi sekarang tidaklah demikian. Penekanan pada penerapan norma-norma dan nilai-nilai lebih diutamakan. Atau sikap seorang gurunya juga benar-benar diteladani. Rasa malu kepada guru bertemu di jalan apabila waktu pagi sampai siangnya tidak sekolah, tetapi sekarang lain keadaannya. Bukan malu tetapi berani terang-terangan dirinya tidak sekolah. Sekarang saatnya kita membimbing para siswa untuk mengenal dan mempraktekkan budi pekerti di sekolah-sekolah. Sebelum mengajar, saat mengajar atau setelah selesai pelajaran dimulai, budi pekerti diajarkan dan dipraktekkan. Bagaimana anak menghormati orang tua, bagaimana siswa menghormati guru dan bagaimana hidup saling hormat-menghormati itu. Kritik memang bisa kita lakukan, tetapi bagaimana kritik yang santun sehingga pihak lain tidak merasa tersinggung. Bukan seperti kritik yang sifatnya menyalahkan dengan nada menghujat atau mrnghina. Terhadap orang yang lebih tua juga rasanya sekarang sangat berani bicara kasar. Masya Allah, semoga mereka terampuni karena ketidak tahuannya dan bukan karena kesengajaan. Keadaan siswa atau anak bersikap tidak sopan dan santun bisa diakibatkan oleh para guru yang tidak bisa berbicara sopan dan santun. Seperti kalimat “ Kamu salah seharusnya begini!” kalimat yang seharusnya dilontarkan guru kepada siswa adalah “ Kamu pintar ya bisa menulis cukup rapi, tetapi akan lebih baik lagi kalau begini!” Mesti banyak kalimat yang harus kita berikan untuk membiasakan siswa berbicara sopan dan santun. Pendidikan budi pekerti hendaknya sering diberikan kepada para siswa, baik pada saat proses pembelajaran pokok maupun hanya bersifat selingan saja. Saat kita di luar proses pembelajaran maupun saat kita sedang istirahat materi budi pekerti hendaknya selalu ada. Lebih sering akan lebih baik kita menyampaikan materi budi pekerti tersebut. Saat di rumah bersama anak-anak kita luangkan kesempatan untuk komunikasi dengan mereka berdasarkan materi budi pekerti. Siapa yang tidak suka materi budi pekerti berarti hatinya belum menerima kebaikan. Sekarang masih ada perilaku sopan dan santun yang berada di lingkungan pondok pesantren atau pengajian-pengajian yang dipimpin oleh para Kiyai. Keteladanan yang digunakan mereka. Belajar dari mereka, belajar tentang materi yang diajarkan maupun belajar meniru cara mengucapkan lafadz ayat-ayat Al-Quran. Kita sudah tahu bahwa para Kiayi bertingkah laku terpuji. Namun sekarang seolah-olah para siswa jangan belajar dari para guru, tetapi hanya melalui saja dari mereka. Nasihat Kalil Gibran yang diikuti bukan tokoh Islam yang diikutinya. Memang mereka merasa gengsi belajar dari kalangan tokoh Islam. Kalau kita perhatikan kata-kata Gibran tentang “ Anakmu adalah bukan anakmu.” Bisa ditafsirkan walaupun melahirkan seorang wanita bisa saja bukan darah dagingnya walaupun mengandungnya. Adanya bayi tabung, bayi yang dikandungnya bukan anaknya. Atau bisa saja anak yang dikandungnya itu anak sendiri, tetapi orang tuanya tidak berhak mengaturnya. Seolah-olah orang tua hanya mengatur fisiknya saja, sedangkan mentalnya orang tua tidak berhak. Bagi umat Islam tidaklah demikian, walaupun anak sudah tua bagi orang tua berhak mengatur dengan cara yang Islami. Supaya anak-anak tidak menyimpang dari aturan yang ada. Anak-anak dibiarkan hidup seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya. Masya Allah, begitu mudahnya seorang manusia diumpamakan benda mati seperti anak panah. Manusia mempunyai roh yang tidak ada yang tahu eksistensinya kecuali Allah, tetapi bisa diketahui sedikitnya melalui pendidikan agama Islam. Dalam ayat-ayat Al-Quran kita bisa belajar mengetahui bagaimana mendidik anak yang baik. Mau tidak mau anak harus mengikuti perilaku orang-oranmg yang termasuk baik dalam riwayat agama Islam tersebut. Kita arahkan agar anak-anak membaca riwayat hidup para Rasul, para Nabi, para sahabat nabi, dan generasi yang melanjutkannya. Tayangan di televisi film-film yang bukan bernuansa Islami yang dijadikan idolanya. Yang ditiru tokoh-tokoh yang berkarakter keras, kasar, dan kuatlah yang menjadi masukannya. Bukan tokoh-tokoh yang berkarakter lemah lembut, tenang, sopan santun, bijaksana,dan karakter yang baik lainnya yang diikutinya. Karakteristik anak-anak atau siswa sangat ditentukan oleh apa yang dilihatnya, ditontonnya, dipelajarinya atau yang dijadikan idolanya. Apabila baik tokoh yang diikutinya akan baik pula hasilnya, dan sebaliknya apabila tokoh jahat atau buruk yang diikutinya, maka hasilnya akan jahat atau buruk pula. RENUNGAN SESAAT Pada waktu malam hari saat orang lain sedang tidur apa yang Anda lakukan? Setiap orang akan berbeda-beda dalam mengisi waktu malamnya. Ada yang langsung tidur tanpa banyak yang dilakukannya. Biasanya setelah shalat Isya langsung tidur atau melakukan shalat Isya di tengah malam setelah tidur. Perilaku seperti itu tidak menjadi pembahasan saat ini. Perilaku terbaik yang dicontohkan generasi Islami biasa mengisi waktu malam dengan melakukan ibadah, seperti shalat tahajjud, dzikir, membaca Al-Quran, dan kata Imam Ghazali yang melebihi ibadah kaum awam adalah merenung. Istilah sekarang adalah kegiatan refleksi. Kita merenung dengan Asmaul Husna yang sesuai dengan objek yang direnungkannya. Sambil membaca Al-Quran, kita memikirkan apa yang terkandung di balik lafadz yang kita baca. Untuk mengetahui makna di balik ayat-ayat, maka kita harus banyak membaca tafsir atau terjemahannya. Resapi dengan penuh kesungguhan dan penuh keikhlasan. Membaca ayat-ayat dan maknanya atas dorongan hati nurani kita, tanpa paksaan dari pihak luar. Sehingga setiap mempunyai uang untuk membeli buku-buku yang bisa dijadikan makanan hati dan pikiran. Sebagian waktu malam lebih baik kita isi dengan kegiatan yang bernilai ibadah saja, sedangkan beramal shaleh dilakukannya pada waktu siang hari. Tidur kita cukupkan dari pukul 10.00 sampai dengan pukul 02.00 saja. Selebihnya kita gunakan untuk beramal ibadah kepada Allah. Sebab, kita sebagai makhluk banyak khilafnya dari pada benarnya. Sewajarnya kita bersungguh-sungguh dalam kebaikan di waktu malam itu. Kita sangat membutuhkan sesuatu atas bantuan Allah dalam menghadapi masalah ringan dan beratnya, supaya kita tidak termasuk orang sombong. Hanya orang sombonglah yang tidak mau memohon bantuan dari Tuhan yang menciptakan makhluk, alam beserta isinya. Agar kita tidak terkesan orang sombong mulai saat ini berbalik arah dari orang yang menganggap sepele pada hal-hal ibadah menjadi orang yang biasa dan mampu beribadah. Dengan menggunakan hati untuk mengolah apa yang telah kita pikirkan dan kita lakukan pada waktu siang hari dampaknya sangat besar. Hati menjadi tenang dan pikiran menjadi jernih kembali. Pada saat siang hari tiba, tenaga kita terasa pulih kembali. Pengalaman penulis ketika pada siang hari pusing memikirkan pekerjaan atau sulitnya memenuhi kebutuhan sehari-hari. Minta tolong kepada orang lain ada imbalannya, pinjam uang harus ada jasanya, bukan mengurangi beban malah menambah beban saja. Penulis memohon dalam keheningan malam kepada Allah seolah-olah penulis melihatnya dan curhat kepada-Nya. Yang terjadi keadaan diri penulis berubah, timbul semangat bahwa penulis bisa bangkit dengan potensi yang penulis miliki. Sementara sebagian orang lain belum tentu memiliki dan menyadari adanya potensi tersebut. Setiap orang mempunyai potensi menulis, tetapi yang menyadarinya masih langka sehingga sedikit saja orang yang mengembangkan kemampuan menulis itu. Maka, penulis menyadari bahwa kegiatan menulis bisa membuat orang terangkat nasib dan kedudukannya. Bagi seorang guru kegiatan menulis itu akan mengubah dirinya menjadikan kegiatan yang menyenangkan dan bisa menambah penghasilan yang berdasarkan nilai-nilai ibadah tentunya. Menulis yang berasarkan hati yang ikhlas tanpa paksaan dari pihak lain. Benar-benar menulis ingin beribadah dan melakukan hal-hal terbaik. Kita buktikan bahwa sebagian waktu malam bisa diisi dengan kegiatan menulis yang menyenangkan dan bisa menghasilkan sesuatu, baik itu menghasilkan berupa materi maupun berupa non materi. Lebih baik kita melakukan menulis yang bisa menghasilkan materi dan penghargaan dari pada kita hidup tanpa melakuakan sesuatu yang berharga. Lebih baik kita banyak memberi dari hasil menulis dari pada tidak ikanbanyak memberi karena tidak banyak menulis. Waktu malam memang sangat kondusif untuk dijadikan waktu terbaik dan terbanyak untuk menulis. Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu yang diberikan Allah kepada kita. Kita merenung, berpikir, dan merasakan nikmatnya apa yang Allah berikan kepada kita itu sangat berlimpah. Kemudian kita manfaatkan nikmat waktu malam dengan kegiatan menulis apa yang direnungi, apa yang dipikirkan, dan apa yang dirasakan. Jangankan mengisi waktu untuk menulis hal-hal yang menyenangkan, maka menuliskan hal-hal yang menjengkelkan, menyakitkan, memalukan dan hal-hal negatif lain juga bisa membuat diri kita merasa senang. Itu salah satu rahasia Allah untuk kita yang benar-benar peka terhadap masalah ini. Malam hari kita isi dengan merenung sambil menuliskannya, mudah-mudahan banyak inspirasi bahan penulisan. Membuat kegiatan menulis di malam hari jadi kebiasaan yang menyenanatangkan dan mendatang manfaat. Apa saja yang kita lihat, dengar, pikirkan, dan kita rasakan semoga semuanya menjadi bahan penulisan di waktu malam hari. Merenung tidak sekedar merenung tanpa aplikasi lain, tetapi merenung yang lebih produktif ( menghasilkan ) sesuatu yang bisa mengubah kondisi dan situasi yang inovatif. Walaupun hanya sekilas ide harus kita tangkap sebagai ide besar yang bisa mengubah diri kita dan lingkungan tempat kita tinggal. Dengan menulis di waktu malam hari bisa melahirkan suatu yang sangat berharga bagi kelangsungan hidup. APA MANFAATNYA? Saya sengaja menulis artikel ini tentang manfaat pertanyaan bagi kita, sebagai guru, pedagang, polisi, dan orang-orang yang bekerja dalam bidangnya masing-masing. Ada dua bentuk yang kita keluarkan dari mulut yang mengandung pengertian. Biasanya yang lebih banyak kita katakan adalah pernyataan, bukan pertanyaan. Termasuk diri saya sendiri dari mulai saya bisa berbicara sampai sekarang ini, yang lebih banyak saya katakan adalah pernyataan. Ternyata bagi saya pernyataan belum bisa membuat saya lebih mudah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari. Memang kata-kata dalam pernyataan banyak pengaruh positifnya dari pada negatifnya. Namun yang saya rasakan sangat lambat dalam proses berpikir dan bertingkah laku. Berbeda dengan apa yang saya gunakan dan saya katakana adalah bentuk pertanyaan. Pertama yang saya rasakan manfaatnya pertanyaan saat saya sedang membaca buku dan menyimak pembicara sedang melakukan presentasi di depan orang banyak. Di awal membaca paragraf, saya berdasarkan pertanyaan tentang isi paragraph atau bacaan. Misalnya saya membaca tentang paragraph pertama tulisan ini, saya gunakan pertanyaan yang mendasar apa yang dibahas dalam paragraf ini. “ Mengapa saya menulis artikel ini membahas manfaat pertanyaan?” Jawabannya tentu uraian ini akan menjadi alur pemikiran saya selanjutnya. Dengan mengawali sesuatu aktivitas membaca atau menyimak, saya merasakan banyak manfaat yang saya dapatkan. Bagaikan seorang ibu mau belanja sudah mempersiapkan diri dengan pertanyaan tentang barang-barang yang akan dibeli sejak dari rumahnya. Apapun tertariknya barang-barang yang dilihat di pasar atau toko, apabila di luar apa yang tidak direncanakannya dalam bentuk pertanyaan, maka tidak akan dibelinya. Begitu juga dalam hal membaca buku, apabila kata-kata atau kalimat yang di luar pertanyaan tidak akan dibacanya. Betapapun pentingnya menurut penulis. Jadi pertanyaan isi bacaan akan sangat membantu pembaca lebih efektif membaca. Langsung pada sasaran apa yang dibaca tersebut dipahami dengan lebih mudah dibandingkan dengan membaca tanpa persiapan pertanyaan. Setahap demi setahap kata “pertanyaan” membekas di benak saya untuk digunakan dalam berbagai kepeluan. Dalam keperluan resmi maupun tidak resmi dalam pergaulan dengan para siswa, para guru, dan orang lain yang lebih banyak. Mulai sekarang setiap kali saya membuka mulut untuk berbicara, saya mempunyai dua pilihan, yaitu membuat pernyataan atau membuat pertanyaan. Pernyataan yang selalu diawali pertanyaan ternyata bagi saya lebih mempermudah dalam pemecahan masalah dan peningkatan kemampuan, terutama kemampuan menulis artikel yang akan ditindaklanjuti dengan menulis buku. Mau tidak mau saya harus komitmen menjadi kepala sekolah sekaligus menjadi penulis dengan percepatan. Bukan waktu lama yang saya perlukan untuk membuat saya menjadi penulis yang produktif. Tentu di sini saya mendasari pembicaraan, perenungan, dan dialog dengan pertanyaan saja. Pertanyaan yang terfokus jawabannya pada hal-hal yang positif, bukan negatif, saya merasa yakin bahwa saya akan cepat berhasil dalam bidang penulisan. Pertanyaan yang menuntut jawaban negatif, seperti “ Mengapa saya mengalami nasib malang, banyak utang dan seribu masalah lagi?” Jawabannya tentu negatif, “Saya bernasib malang, hal ini merupakan kesalahan yang banyak saya lakukan pada waktu yang lalu sehingga sampai sekarang saya miskin dan banyak utang, dsb.” Oleh karena itu, sudahlah saya katakana selamat tinggal pertanyaan-pertanyaan semacam itu dari kehidupan saya. Akibat selalu memelihara kebiasaan negatif, maka saya bukan melakukan perubahan ke arah yang lebih baih, malahan perubahan ke arah keterpurukan. Untung masih banyak perasaan dan pemikiran positif yang ada di dalam benak dan pikiran saya. Pertanyaan yang akan saya perhatikan adalah pertanyaan yang dapat mengubah hidup saya. Pertanyaan yang dapat membantu kita maju dan mampu melewati masalah berat dan ringannya. Pertanyaan yang baik dan positif akan mendapatkan jawaban yang lebih baik dan positif lagi. Jawaban yang lebih baik dan positif akan memberikan pemecahan yang lebih baik dan positif pula. Memperbaiki pertanyaan merupakan upaya yang sangat cerdas dalam mengubah diri dan kehidupan kita mulai saat ini. Pertanyaan yang mampu mengembangkan potensi diri, kualitas diri, dan sikap kita sebagai makhluk Allah yang menjadi dambaan setiap orang. ARAH BARU Apakah Anda mempunyai motivasi untuk berubah ke arah yang lebih baik sama dengan saya? Apakah Anda sepakat dengan pendapat saya bahwa mengubah diri ke arah yang lebih baik dan positif itu sangat menguntungkan bagi pengembangan diri, kualitas diri, dan perubahan diri secara menyeluruh, sehingga kita hidup lebih bermakna lagi? Jawaban Anda adalah yang lebih baik dan positif tentunya sama seperti saya, pasti! Apabila jawabannya malah sebaliknya, di dalam diri Anda ada masalah harus diperhatikan agar tidak kebamblasan. Di dalam hidup ini kita harus mempunyai arah dan tujuan yang lebih baik dan positif,bukan sebaliknya mau jadi orang yang tidak mempunyai arah dan tujuan yang pasti. Bagaikan kapal yang mengarungi lautan tanpa arah dan tujuan jelas. Hidup ini kita harus punya tujuan jelas dan pasti. Yang saya gunakan mencapai arah dan tujuan dengan alat pertanyaan. Pertanyaan berpedoman pada arah jarum jam yang bergerak dari arah kiri ke kanan. Dalam arti perbaikan arah dari hal negatif ke positif, dari lemah ke kuat, dari miskin ke kaya, dari rendah ke tinggi, dari malas ke semangat, dan pada intinya perubahan ke arah yang lebih baik. Sesuai dengan prinsip hidup bahwa hidup itu berkembang atau bertumbuh. Bidang apa saja Anda mau berubah? Bagaimana proses perubahannya? Mengapa Anda mau berubah bukan diam di tempat? Anda dan saya tentu sepakat mau berubah untuk segala bidang kehidupan. Prosesnya yang sesuai dengan tingkat kemampuan, situasi, dan kondisi kita. Tentu kita tidak mau tinggal diam seperti orang-orang yang tidak berdaya saja. Kita sepakat untuk mau berubah daripada tinggal diam. Diam itu kematian dalam arti yang lebih luas. Diam tidak mau berkarya atau berupaya yang maksimal, diam statis tidak mau mengadakan perubahan yang berarti. Bukan itu yang kita inginkan agar hidup lebih baik. Sudah saya alami kurang memperhatikan pada prinsip perkembangan atau pertumbuhan kondisi badan saya, jiwa saya, dan kepribadian saya tidak optimal. Apakah kita bisa menciptakan jasmani, rohani atau mental dan emosional kita yang sehat hanya dengan mengajukan pertanyaan semacam ini? Anda dan saya yakin bahwa dengan mulai dari dala diri terus mengembang ke luar diri kita menciptan mentalitas pembangunan setiap hari dengan daya dorong pertanyaan-pertanyaan semacam ini. Para filosof dengan berbagai pertanyaan mendasar yang diajukannya mereka mampu menjadi ahli di bidang filsafat yang sampai saat ini buah karyanya masih dipakai. Dalam hidup kesendirian maupun hidup dalam hubungannya dengan orang banyak. Bahkan hasilnya dapat menciptakan orang-orang bijak yang sangat sesuai dengan sikap mental para pemimpin besar tingkat dunia. Jelas di sini bahwa dengan membiasakan hidup banyak bertanya tentang hakikat hidup dan diri kita, maka akan jelas kita mampu menjadi manusia yang benar-benar baru. Pertanyaan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan cara berpikir baru dalam mencapai pemahaman pada suatu hal. Isi bacaan, apa yang kita simak, isi dialog, dan upaya belajar dan aktivitas dengan menggunakan pertanyaan. Isi paragraf yang kit abaca dengan langsung kit abaca akan berbeda dampak dan kesannya dengan cara berdasarkan pertanyaan. Dampak dan kesan membaca berdasarkan pertanyaan lebih efektif. Dalam waktu yang relatif singkat kita akan mampu mendapatkan isi bacaan yang begitu banyak dan bermanfaat langsung dengan apa yang kita inginkan. Lebih hemat dalam tenaga dan pemikiran dalam upaya belajar, bekerja, dan beraktivitas lainnya. Itulah uniknya membaca, menyimak, dan memperhatkan sesuatu berdasarkan pertanyaan. TANYALAH DIRIMU Pertanyaan yang kita lontarkan kepada diri kita sendirilah yang harus kita dahulukan. Siapa diri kita, ke manakah arah yang kita tuju,dan bagaimanakah kita menghadapi perjalanan tersebut? Banyak bertanya tentang diri akan membuat kita mengerti tentang eksistensi diri kita masing-masing. Bertanya tentang diri, kegiatan pikiran, perasaan, pikiran dan badan kita akan selalu menyadari hidup dan kehidupan yang sedang kita jalani. Setelah itu baru kita fokuskan lagi pada pertanyaan tentang orang lain, lingkungan fisik dan sosialnya. Tujuan pertanyaan agar kita bisa menjawab dan mengaplikasikannya. Adanya perubahan demi perubahan yang kita harapkan. Perubahan dari kelemahan menjadi kekuatan, kekurangan menjadi kelebihan, kemiskinan menjadi kekayaan, keterbatasan menjadi keluasan, dan semua sifat atau keadaan yang salah menjadi suatu kebenaran hakiki. Benar-benar dengan adanya pertanyaan diri dan lingkungan tersebut menjadi serba baru hasil hubungan harmonis antara keadaan sebelum dan sesudahnya kita berbuat. Sekecil apapun kita harus berubah kea rah yang lebih baik. Kita ciptakan situasi dan kondisi yang kondusif untuk melakukan belajar, bekerja, berdoa, berpikir, berdzikir, dan berikhtiar semaksimal mungkin. Biarpun perubahan-perubahan tersebut tidak berubah 180 derajat sekaligus. Terpenting perubahan yang berkualitas untuk kehidupan diri sendiri dan orang lain. Teutama perubahan dengan sarana menulis yang bisa diterbitkan. Bukan kuantitas perubahan untuk sementara waktu ini yang dipentingkan, tetapi nanti kuantitas dan kualitas harus seimbang dalam mencapai kesempurnaan hidup. Oleh karena itu sangat penting kita tingkatkan kualitas dan kuantitas pertanyaan sebagai upaya proses perubahan diri dan lingkungan sekitarnya. Pertanyaan yang memerlukan jawaban positif dalam upaya perubahan setiap hari harus kita lontarkan. Hal ini tidak bisa kita lupakan, karena banyak dampaknya terhadap kesinambungan hidup kita. LEDAKKAN OTAKMU! Saya membaca buku Meraih Kesuksesan dan Kekayaan Dengan Kekuatan Otak dengan judul aslinya Get Rich With Your Brain karya Irfan Setya Prima, penerbit Kinza Books tahun2009. Sungguh sangat menarik untuk diperhatikan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang kita membaca bukan lagi hanya melihat kata-kata atau kalimat yang membentuk kesatuan paragraf atau wacana, tetapi membaca dalam konteks yang lebih luas. Membaca unit pikiran akan lebih bermakna dalam satu buku atau konteks wacana. Membaca tidak sekedar bentuk kata, kalimat, paragraf, dan teks wacana saja. Yang kita harapkan membaca isi bacaan, menghubungkan teks yang sedang kita baca dengan bahan apersepsi yang telah kita miliki sebelumnya. Membaca sebuah buku juga mesti kita hubung-hubungkan dengan kehidupan kita. Waktu membaca seharusnya menggunakan kelengkapan pikiran dan perasaan yang matang. Suasana penuh kedamaian, semangat, kewaspadaan, dan hal-hal yang mengembangkan kepribadian kita. Setiap kali kita membaca cita-cita menyatu dengan tekad yang kuat dalam satu ikatan media tulisan bermakna. Pengembangan demi pengembangan atau perubahan demi perubahan setiap kita membaca itulah yang menjadi tujuan membaca dalam arti mengikat makna. Apabila kita menyaksikan seekor gajah yang besar dengan begitu menurutnya kepada manusia yang melatih untuk pertunjukan sirkus. Padahal gajah tersebut memiliki tenaga sangat kuat, tetapi menutut kepada manusia yang tidak memiliki tenaga kuat seperti gajah. Yang membedakan seekor gajah dengan seorang manusia adalah dalam hal otak atau pikirannya. Namun kita tidak sedikit menyaksikan sebagian besar manusia tidak menggunakan otaknya secara maksimal. Mereka kurang menggali potensi otak yang begitu besar manfaatnya bagi dirinya, keluarga, masyarakat sekitar dan dalam hubungannya dengan dunia glabal. Sekarang kita tinggal ada kemauan untuk memberdayakan tenaga otak dalam memanfatkan sarana computer dan internet. Sungguh berharganya waktu, tenaga, dan kesempatan untuk kita gunakan sebaik mungkin dalam hubungannya dengan media tersebut. Sebenarnya belajar dan berlatih membaca, menulis, berbicara, dan belajar pada umumnya banyak di internet. Tinggal kita ada dan tidaknya kemauan untuk memanfaatkannya. Di sanalah otak kita gunakan untuk memperkuat pikiran dalam menghubung-hubungkan ilmu dan pengalaman kita yang sudah kita alami. Antara ilmu dan pengalaman yang satu dengan yang lainnya untuk saling berhubungan. Kita belajar pada air mengalir lewat bambu (pancuran) yang disambung satu sama yang lainnya. Dari ujung bambu yang ada di sumber air sampai ke ujung yang lainnya mengalir dengan derasnya. Kita harus banyak belajar dari alam seperti air mengalir lewat bambu dengan derasnya, Hal itu menunjukkan bahwa kita harus menghubung-hubungkan ilmu yang telah kita kuasai dengan ilmu yang sedang kita pelajari supaya saling berhubungan terus-menerus. Begitu pula kita harus menghubung-hubungkan pengalaman yang telah kita alami dengan pengalaman yang sedang kita alami. Adanya hubungan terus-menerus tidaka ada henti-hentinya menyatu dalam satu kepribadian kita. Sangat cocok pendapat Pak Hernowo dengan bukunya yang membahas tentang “Mengikat Makna Lewat Menulis.” Untuk apa kita membaca atau menulis apabila sekedar membaca dan menulis hanya kata-kata, tulisan atau bentuk dan struktur kalimatnya saja? Hanya penghamburan tenaga, pikiran, dan waktu saja apabila kita membaca dan menulis seperti itu. Di dalam kehidupan yang banyak masalah yang menuntut pemecahan serius. Dalam hal ini pemecahan masalah melalui kegiatan membaca. Membaca yang menyenangkan sulit ditinggalkan oleh siapa saja yang telah merasakannya. Membaca mampu menunjang kesuksesan seseorang apabila mereka telah sampai pada batas maksimal kemanfaatan membaca. Orang sakit agar sehat perlu membaca buku-buku tentang kesehatan, bagaimana cara mengobati penyakit yang sedang dideritanya. Orang malas harus memaksakan dirinya untuk membaca buku-buku tentang motivasi, seperti yang ditulis oleh para motivator, Mario Teguh, Ary Ginanjar, Aa Gym, dll. Orang miskin harus membaca buku-buku tentang bagaimana cara mencapai kekayaannya. Penulis baru kali ini membaca buku-buku tentang kekayaan, baik kekayaan finansial, kinestik, maupun kekayaan social dan spiritual. Masih banyak lagi orang yang harus membaca agar bangkit dari keterpurukan menjadi sukses di berbagai bidang kehidupannya. Daripada tidak sama sekali penulis membaca buku-buku tentang kekayaan finansial, kecerdasar emosional dan kecerdasan spiritual, maka penulis harus memilih banyak membaca buku-buku tersebut. Walaupun usia penulis sudah 49 tahun, tidak merasa terlanjur tua atau terlanjur miskin. Selama kita masih hidup, tua dan mudanya tidak menjadikan kita mundur dan statis tidak mau mengubah diri ke arah yang lebih baik dan sukses. Masih di dunia tidak ada kata terlanjur baik, dan terlanjur kaya dan miskin. Ukuran kaya dan miskin atau ukuran sukses dan gagal tidak ada batasnya selama masih ada orang lain yang merasa kurang bahkan diri kita sendiri yang masih di bawah standar minimal kurang. Kekayaan dan kesuksesan merupakan dambaan setiap orang. Memberdayakan secara maksimal kekuatan dan kapasitas otak, bukan kejeniusan, kepintaran, harta atau pinjaman, tetapi kekuatan otak. Membaca buku tentang kekayaan dan kesuksesan apa saja sangat terbuka lebar. Tinggal kesiapan diri kita saja untuk membacanya. Membaca yang benar-benar efektif dan efisien. Di dalam buku-buku tersebut banyak jurus ampuh tentang kekayaan dan kesuksesan tersebut. Secara bertahap kita membaca buku untuk mendapatkan jurus-jurus ampuh. Apabila kita belum mempunyai buku semacam itu, maka kita harus membelinya. Membeli buku yang bertujuan adanya perubahan hidup dalam hal finansial dan upaya menjadi kaya. Kita perlu perjalanan secara panjang bukan secara tiba-tiba. Perjalanan dengan cara yang berbeda dalam membaca buku tersebut. Kita dituntut untuk memutuskan berbalik arah dari orang pada umumnya (biasa) menjadi orang yang luar biasa dalam hal finansial dan semua hal. Kita putuskan untuk berubah menalukkan keraguan, ketakutan, dan kegagalan menjadi kesuksesan.BERSAMBUNG Kedasyatan Otak Kekuatan terbesar manusia adalah jiwanya. Tampak dalam otak dan hasil kerjanya, yaitu Quantum Learning (metode pembelajaran yang digunakan pembisnis dan pelajar atau mahasiswa), dan Fisika Quantum (tentang fenomena efek fotolistik). Uang sangat bermanfaat untuk segala sesuatu hal yang terasa lebih mudah, hidup lebih enak, dan bisa membeli apa saja. Untuk mencapai keadaan bebas finansial ada 3 tahap, yaitu (1) kondisi keamanan kerja, (2) merangkak berjuang dan mandiri dalam keuangan, dan (3) kebebasan finansial. Kebebasan finansial bisa kita capai dengan peningkatan keterampilan, kemauan belajar, dan perjuangan serius dalam mencapai kebebasan finansial. Kita perhatikan orang gagal dan orang sukses dalam bidang finansial, terutama berbeda kemauan dalam dirinya. Orang sukses memiliki rencana yang matang dan hasrat besar dalam mencapai kemakmuran. Sebelum memulai perjalanan sukses dan kaya mereka memahami definisi kaya dan sukses dengan benar, dan memiliki dasar yang kuat mengapa mereka harus kaya dan sukses. Dalam hal ini kaya dan sukses dalam keduniawian, social, dan spiritualnya. Kaya dalam keseluruhan asset Rp. 10 milyar per tahun, penghasilan 3 kali pengeluaran bulanan, dan punya pendapatan pasif melebihi apa yang diinginkan. Dan sukses yang dicapai melalui kepedihan yang mendatangkan kenikmatan besar, hasil dari pikiran dan tindakan, dan keyakinan yang sampai pada tujuan. Sukses Itu Keharusan Mengapa sukses keharusan yang terjadi pada diri manusia? Kehidupan harus lebih berarti, teguh pada apa yang diyakini, memberlakukan cara berpikir/ paradigm tidak ada pilihan lain, kecuali harus sukses dan kaya, konsisten pada tujuan, dan bertekad bahwa sukses dan kaya itu lebih penting dari yang lainnya. Sukses harus menjadi pilihan, tidak ada alasan untuk mundur, karena sukses dan kaya sebagai suatu keharusan. Sangat beralasan bagi kita bahwa sukses itu penting agar kita tidak hilang kemampuan belajar mengenai hal baru dan melangkah maju. Dengan sukses merupakan bagian dari rencana hidup, mendatangkan manfaat, kemenangan, dorongan dalam hidup, dan konpensasi kegagalan di masa depan. Sukses merupakan bagian dari rencana hidup untuk mendapatkan pekerjaan yang membawa perasaan dan emosi positif. Kemenangan yang jauh di dalam lubuk hati bahwa kita harus menjadi pemenang. SAAT INI JUGA Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif (menghasilkan) sesuatu setelah kita melakukan kegiatan membaca, menyimak, dan berbicara. Rasanya kurang memadai kegiatan membaca atau menyimak tanpa dilengkapi dengan kegiatan menulis. Sebanyak apapun kita membaca tidak ditindaklanjuti dengan menulis tentu masih kurang. Sebab membaca termasuk salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat menerima bukan menghasilkan. Apa yang kita terima berupa ilmu pengetahuan, fakta, opini, rumus, prinsip, amanat, pesan, keterampilan, dan semua hal yang bersifat menguntungkan akan lebih bermakna dengan menuliskannya. Menulis semacam kegiatan memberi, dakwah lewat tulisan, dan memberikan pencerahan kepada diri sendiri maupun pencerahan kepada orang lain yang memerlukannya. Namun pada umumnya orang-orang hampir melupakan akan manfaat menulis tersebut. Ada beberapa kemungkinan mengapa kegiatan menulis sampai diterbitkan tidak dilakukannya. Kemungkinan pertama, mereka belum memahami manfaat dari menulis, kedua, belum mencoba menulis sampai dikirim dan diterbitkan lewat media cetak, ketiga, rasa malas melakukan kegiatan menulis tersebut. Padahal apabila kita mau mencoba untuk banyak menulis dan mencoba mengirimkannya ke penerbit minimalnya dalam bentuk artikel dahulu. Selain kita cukup dikenal orang banyak yang pernah membaca tulisan, maka kita pada akhirnya honorarium akan mengikutinya. Memang pada awalnya, menulis tujuannya untuk hobi dan kesenangan, pada akhirnya uang bisa mengikuti tanpa diundang. Terpenting dalam upaya menulis yang selalu mengalami perbaikan demi perbaikan setiap hari. Namun kita harus menyadari bahwa setiap usaha untuk menjadi penulis banyak rintangan, baik rintangan yang berasal dari dalam diri maupun rintangan dari luar diri kita. Kedua sumber rintangan harus kita lawan dengan semangat tinggi dan komitmen pada visi yang jauh ke depan. Biarkan orang lain yang tidak mau tahu tentang manfaat besar dari menulis tersebut menghiraukannya. Sementara kita harus berani memasuki ruang dan geraknya menulis. Banyak manfaat menulis yang kita rasakan setelah berada di dalam diri kita. Pokoknya, mulai mencoba sekarang juga menulis, bukan hanya mendengar dan membaca teori tentang pentingnya menulis. Sudah puluhan banyak membaca tentang teori menulis tanpa praktek langsung menulis, sampai saat ini penulis tidak menjadi penulis professional. Berbeda dengan orang yang baru beberapa tahun saja banyak mencoba menulis, mereka mampu menjadi penulis buku yang banyak diminati para pembaca. Penulis muda, nama pena Fatih Beeman, nama aslinya Atih Ardiansyah, salah seorang murid penulis sewaktu di SD sekarang sudah menjadi penulis yang produktif menulis buku dan blog di internet. Kuncinya adalah mencoba dan mencoba menulis seawall mungkin. Seolah-olah dia menulis untuk mendapatkan uang, tetapi pada akhirnya uanglah yang menghampirinya. Dia mampu membiayai dirinya kuliah sampai tamat dan memiliki keakhlian sebagai pembicara dalam usia yang masih muda. Memang kesuksesan menulis sangat ditentukan oleh banyak mencoba menulis, bukan banyak membaca teori. Perbandingan sangat jauh manfaat berteori banyak dengan berpraktek menulis antara penulis dengan murid penulis yang dikemukakan di muka. Penulis sudah puluhan tahun menyadari bahwa menulis itu penting, tetapi bergelut pada membaca teori tidaklah sebaik banyak berlatih menulis. Sekarang penulis tergoda lagi setelah mencoba menulis, mengirimkan dan penerbit untuk menerbitkannya setiap bulan masing-masing dua judul. Pengalan baik tersebut tertunda karena penulis banyak membaca artikel di internet. Kegiatan menulis sampai diterbitka tertunda cukup lama. Oleh karena itu apabila kita mau menjadi penulis yang produktif, syaratnya kita menulis sekarang juga yang berkesinambungan tanpa berhenti setiap ada peluang baik. Membaca berbagai masalah tentang kepenulisan sangat membantu kelancaran kita dalam menulis, tetapi apabila kalau dibandingkan antara membaca dan menulis harus lebih banyak menulis. Saat membacapun kita harus menuliskannya. Menulis tentang komentar terhadap isi buku atau artikel tersebut. Menulis untuk menghubungkan isi bacaan dengan bahan apersepsi yang telah kita miliki. Kegiatan membaca harus dilengkapi dengan menulis, kegiatan menyimak harus dilengkapi menulis, kegiatan berbicara harus dilengkapi dengan menulis, dan apapun yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan, dan kita pikirkan harus dilengkapi dengan menulis. Semua kegiatan bermuara di menulis akan lebih mengasyikkan dan menghasilkan suatu karya tulis yang sangat bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Tanpa menghiraukan tugas dan kewajiban pokok dalam bekerja, maka kegiatan menulis bisa dilakukan dengan tuntas dan berkesinambungan. Tidak salah kita mengatakan bahwa menjadi guru, kepala sekolah, dosen, dan pegawai lainnya sekaligus menjadi penulis yang baik. Dengan menulis yang baik selain kita bekerja dan beraktivitas lain, kita akan menjadi penulis yang benar-benar menghasilkan. Jangkauan menulis melebihi berbicara. Tulisan yang sudah dimuat tidak terikat ruang dan waktu. Kita perhatikan para penulis seperti Imam Gazali, Habiburrahman, Andreas Hirata, dan Hernowo sebagai penulis yang dibaca banyak orang. Meskipun para penulis telah meninggal, buah karyanya tetap mengalir dibaca orang. Sebenarnya menulis itu kegiatan ibadah lewat tulisan. Menulis memberi pencerahan kepada diri sendiri dan orang lain. Dalam setiap kesempatan kita harus memiliki perbandingan antara membaca, menyimak, berbicara, dan menulis setiap hari. Keempat keterampilan berbahasa tersebut harus komitmen dilakukan dengan baik. Misalnya, setiap hari dan malam kita tentukan membaca 20 persen, menyimak 20 persen, berbicara 20 persen, dan menulis 40 persen. Apabila tidak benar-benar diperlukan kita berbicara, seperti sedang mengajar, memimpin rapat atau memberi usulan, memberi penjelasan, dan nasihat selama sangat memungkinkan untuk melakukan hal itu. Selama tidak terlalu penting kita lebih baik berbicara di dalam hati sambil menulis. Merenung sambil menulis, berbicara sambil menulis di pikiran kita. Pada intinya kita menulis ketika berbicara dan menyimak (menulis di dalam pikiran dan hati). Ketika membaca kita menulis di buku atau artikel yang sedang kita baca, dan menulis di buku tulis atau langsung kita mengetik di komputer atau laptop. Menulis langsung dapat kita lihat buktinya bahwa kita telah membaca, berbicara, menyimak, meneliti, merenung, dan aktivitas fisik atau psikis lainnya. Menulis harus merupakan target setiap ada kesempatan siang dan malam. Khusus bagi orang yang memiliki kemampuan menulis lebih kuat dan banyak, penulis mengajak untuk terus menggali tentang kemampuan menulis. Sebab, orang semacam itu akan berbeda dengan orang yang lebih suka berbicara atau melakukan keterampilan tangan dan otak selain menulis. Penulis mengajak kepada orang-orang yang merasa senang melakukan menulis saja, sementara yang fokus perhatiannya pada keterampilan berbicara dan lainnya agar pelan-pelan menanggapinya. Tulisan yang baik berisi ungkapan-ungkapan pesan, ekspos pikiran-pikiran dan gagasan yang baik pula. Keterampilan menulis yang mampu mengandung ungkapan pesan, ide-ide dan gagasan sangat diperlukan untuk menulis khutbah, diklat, rekomendasi, bulletin, Koran, dan majalah. Mari kita tingkatkan menulis dengan semangat dan motivasi yang tinggi agar isi tulisan berkualitas. Perasaan malas dan anggapan bahwa menulis itu sulit harus kita singkirkan sekarang juga. Dan anggapan menulis itu bakat harus kita lawan bahwa menulis itu bisa dicapai dengan baik dengan banyak latihan. Faktor bakat hanya 10 persen dalam keterampilan menulis. Sedangkan 90 persen merupakan hasil dari latihan menulis. Menulis dengan tekun dan tidak mengenal lelah sangat penting dalam menulis. Menulis harus dipertanggungjawabkan oleh penulis. Setiap kata yang ditulis harus jujur berasal dari hasil tulisan kita sendiri, kecuali kutipan langsung dan tidak langsung dengan sumber yang lengkap bisa dipertanggungjawabkan sebagai penguat pendapat kita. Menulis bukan semata-mata untuk mencari ketenaran dan untuk mendapat pujian belaka. Menulis adalah kegiatan ibadah dalam upaya memberi penjelasan dan solusi atas setiap permasalahan yang kita hadapi. Apa yang kita tuliskan mudah dicerna pembaca untuk berbagai kalangan. Isinya ringkas dan tidak bernelit-belit, serta fokus pada kebaikan dan kemanfaatan bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan menulis kita bisa menuangkan gagasan lewat tulisan. Banyak inovasi baru lewat tulisan untuk melengkapi segala kekurangan yang ada, menjelaskan hal-hal yang dianggap sulit, meringkas uraian yang panjang tanpa mengurangi sesuatu intisari, menghimpun sesuatu yang berserakan, dan mengoreksi kesalahan menulis. Kita menulis untuk menjelaskan tentang kebaikan dan kebenaran, kejujuran, kemampuan, mengingatkan kejahatan, memberi peringatan bagi orang yang sedang lupa melakukan kesalahan. RANJAU-RANJAU MENULIS Sudah berjalan cukup produktif aku menulis artikel sampai diterima oleh beberapa redaksi tingkat kabupaten dan satu redaksi tingkat propinsi. Namun aku tergoda untuk beralih ke menulis PTK atau PTS dalam upaya persiapan bimbingan penulisan kepada rekan-rekan guru dankepala sekolah dalam upaya kenaikan pangkat dari golongan IV/a ke IV/b. Kebamblasan aku sampai meninggalkan aktivitas menulis artikel tersebut. Padahal sudah banyak teman kuliah yang membaca hasil karyaku itu. Bukan financial saat-saat artikelku dimuat di media cetak, tetapi perasaan bahwa aku mampu dikenal orang banyak lewat artikel. Siapa tahu dalam waktu relative singkat aku mampu menulis dan menerbitkan beberapa buku yang berkualitas. Alasannya sederhana, para penulisprofesional juga berawal dari tulisan yang dimuat lewat beberapa artikel. Pada awalnya aku terlalu cenderung kea rah financial yang aku harapkan. Sebenarnya lebih baik aku ingat pada kata-kata Fatih Beeman. “Pada awalnya aku menulis untuk uang, tetapi lama-lama uanglah yang menghampiri setelah kegiatan menulis menjadi komitmen setiap harinya.” Setelah terbukti betapa fokus pada satu visi tentang menulis artikel untuk sementara waktu saja, maka aku mesti memulai lagi saat ini pula menulis artikel dulu. Apalagi artikel sudah ada yang diterima redaksi. Menulis dan menulislah yang tetap aku pertahankan dan aku perbaiki terus dari hari ke hari agar semakin mantaplah karya tulisku. Hamper terlupakan, padahal sudah mulai tumbuh dan bereksistensi dalam dunia kata, menurut Fauzil Adhim. Ada yang menarik bagiku mengapa aku kembali segera menulis artikel ini. Alat plasdisk yang memotivasiku menulis lagi. Sengaja beberapa puluh judul artikel dikumpulkan dalam satu file. Akan aku jadikan beberapa puluh artikel menjadi satu buku tentang dunia kata. Semoga dalam waktu relative singkat menjelma menjadi buku berkualitas. Enak dibaca dan menjadikan para pembaca bertambah stamina dalam menuntut ilmu dan mampu mengaplikasikannya dalam dunia nyata. Bukan masalah artikelnya, bahasanya atau masalah bentuk kebahasaannya yang aku sediakan untuk para pembaca, tetapi masalah esensi tentang makna hidup dan kehidupan di berbagai disiplin ilmu atau dunia kerja. Tata makna kehidupan mulai aku sadari apa yang aku tuliskan. Semakin kita banyak membaca, baik membaca bahan bacaan maupun membaca peristiwa diharapkan kita semakin mendalami makna dan hakikat hidup. Dalam bekerja tidak sekedar rutinitas dan hanya menggugurkan tugas kewajiban saja. Terasa kering tanpa makna apabila kita bekerja semacam itu. Apalagi ujung-ujungnya uang dan uang saja. Yang ada hanya kelelahan dan kesia-sian belaka. Bekerja sepanjang hari bahkan sepanjang malam seperti yang tidak ada waktu saja. Itulah hidup semestinya? Bukan, bukan begitu yang aku maksudkan. Hidup untuk makan belaka, bukan makan sekedar untuk menyambung kehidupan yang bermakna. Terlupakan! Itulah satu kata yang membuat aku tersentak seketika untuk bangun kembali. Sebagaimana Rasulullah ketika tersentak sewaktu tidur. Beliau dibangunkan agar tidak keblambasan sampai pagi lupa shalat tahajud, berdoa, dan berdzikir. Sebagai rasa syukur atas karunia yang diberikan kepadanya. Begitu juga kegiatan menulis Apabila berdasarkan makna, makna, dan karakteristik yang positif. Kegiatan menulis akan menjadi wahana kemajuan diri dan dunia pada umumnya. MENULIS DALAM OTAK Dunia ini tidak ada yang sia-sia bagi kita selama kita selalu berada di jaur yang benar. Dengan komitmen kita pegang apa yang benar menurut aturan agama dan Negara kita. Hati nurani yang mengukurnya. Mau tidak mau, itulah hukum sebab akibat yang berlaku. Namun ketentuan Allah di luar hukum-Nya bias menjadi pengecualian. Hal itu harus menjadi pertimbangan kita pula agar hidup kita semakin sempurna menurut pandangan Tuhan. Sewaktu kita sedang naik sepeda motor dan kendaraan umum atau pribadi, kita bisa menjadikannya sesuatu yang sangat berharga. Di dalam benak banyak potensi otak kanan dan potensi otak kiri yang memaksa mau keluar. Namun sebagian besar manusia tidak menyadari hal itu. Harus kita berdamai dengan potensi diri kita, terutama potensi otak kanan yang kreatif mampu membuat sesuatu semakin berkembang. Termasuk kemampuan menulis harus kita kembangkan dengan landasan makna. Dengan konsentrasi yang terbagi-bagi aku gunakan sebagai bahan kepenulisan tentang makna hubungan kemanusiaan aku dengan segala aspeknya. Hubungan aku dengan diri sendiri, hubungan aku dengan anggota keluarga, hubungan aku dengan teman sekantor, hubungan aku dengan tetangga, hubungan aku dengan lingkungan sekitarnya. Tentu hubungan aku dengan makhluk hidup yang berpondasi hubungan vertical aku dengan Allah sebagai Tuhanku Yang Maha Kuasa terhadap makhluk-Nya. Aku melihat kembali beberapa artikel yang sudah aku tulis, baik yang sudah dimuat di majalah pendidikan tingkat kabupaten maupun artikel-artikel yang yang belum sempat aku kirimkan. Sungguh perasaanku bahagia, ternyata aku mampu berbuat seperti itu. Badan yang sebelumnya terasa sakit seketika itu menjadi sehat. Beberapa tulisan artikel yang telah aku tulis tersebut mampu mensugesti diriku. Sehat, sehat, dan bangkit jari-jari tanganku mengetik artikel kembali yang sudah lama aku tinggalkan. Kemudian aku tengok lagi artikel-artikel itu malah semangatku menulis semakin menjadi-jadi. Tanpa garis beras, tanpa konsep, dan tanpa persiapan tertulis aku menulis di netbookku bagaikan air mengalir. Sungguh ajaib, sebelum aku memegang netbook tidak terbayang apa yang akan aku tuliskan. Namun setelah aku menengok beberapa kumpulan artikel yang telah aku tulis, potensi menulis keluar seperti tanpa aku pikirkan sebelumnya. Bagiku menulis seperti itu menyehatkan. Seolah-olah menulis itu semacam refresing dan mengumpulkan tenaga baru untuk beraktivitas, di antaranya aktivitas menulis, menulis, dan menulis. Waktu sedikitpun aku manfaatkan untuk menulis. Bukan menulis semacam skripsi yang terasa itu-itu saja. Tanpa ada hubungannya dengan perasaan bahagia atau puas saat aku menuliskannya. Semacam paksaan seolah-olah menulis tersebut tanpa ada kaitannya dengan perasaan, tetapi berhubungan erat dengan pikiran saja. Sementara menulis yang aku harapkan adalah penyembuhan atau solusi pada setiap masalah kehidupan yang berhubungan dengan pikiran sekaligus perasaan. Sebelum berangkat lebih jauh upaya menulisku adalah penyembuhan dan solusi terutama khusus untuk diriku dan orang-orang terdekatku dulu. Bagiku, menulis itu mesti dinikmati, bukan seperti menulis skripsi atau tulisan yang bersifat ilmiah terus. Agar tulisanku dapat aku nikmati, maka perlu suasana tenang dan sesuai dengan perasaan waktu menulis. Apabila suasana menulis telah mendukung perasaanku diharapkan aku mampu mengeksplorasi gagasan-gagasan, menikmati hal-hal baru yang aku dapatkan, dan sekaligus dapat aku berikan. Dengan menulis kita bisa mengekspresikan pikiran, pendapat, perasaa dan salah satunya menulis seperti ini. Aku mempelajari bahwa ketika kita mencoba membuka hati kita dengan menulis, kita akan mendapatkan hal-hal baru yang akan memperkaya jiwa kita. Hal-hal yang sebenarnya bukan hal yang menyenangkan, ketika diangkat dalam tulisan membuat kita menjadi lebih mudah menerima, karena dengan menulis kita akan mengeksplorasi sisi-sisi lain dari sebuah peristiwa. Yang bisa kita baca berulang-ulang dan membangun mind-set baru dalam diri kita. Apalagi jika kita mendapatkan respon yang membangun dari orang lain, kita menjadi lebih terbuka bahwa suatu peristiwa sedih itu bukan cuma milik kita sendiri. Menulis sebagai media penyembuhan atas segala penyakit dan permasalahan yang menimpa diri kita. Saat aku bersedih ditinggal seorang ayah yang aku banggakan, karena telah mendidik aku waktu kecil dengan penuh kasih saying telah pulang ke rahmatullah. Aku menulis tentang nilai-nilai positif yang ayah aku terapkan kepadaku saat mendidik anak-anaknya. Ada nilai empati yang terus aku bawa sampai sekarang. Diterapkan dalam mendidik anak-anakku dari kecil sampai dewasa. Ternyata membuat diri anak-anakku memiliki sifat terbuka, berani berbicara dikala diperlukan, dari tiga anak berbeda-beda karakter berhasil berjalan dengan potensinya masing-masing. Dalam waktu relatif singkat anak pertamaku sudah mandiri. Sudah menjadi PNS di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten, telah menikah dikaruniai satu anak, dan sudah punya rumah sendiri. Tidak memerlukan waktu satu tahunpun anakku telah mampu membuat rumah sendiri. Nilai Kemandirian Sungguh nilai-nilai kemandirian yang telah ayahku berikan kuberikan lagi kepada anak-anakku. Aku mendidik anak-anak bervariasi, terkadang aku dengan pendekatan lemah lembut dan terkadang dengan cara tegas bahkan marah. Aku melihat segala hal dengan melihat situasi dan kondisi yang memungkinkan. Apapun yang aku hadapi memakai pendekatan menulis yang menyehatkan badanku dan jiwaku. Namun keadaan diri dan keluargaku masih menghadapi banyak cobaan. Dulu aku dicoba dengan penyakit yang menghabiskan banyak uang, masih bertahan karena aku punya uang yang cukup. Sekarang? Sungguh terasa berat, keadaan keuangan keluarga minus mungkin karena kesalahan dalam pengelolaan uang atau memang hal itu sebagai ujian bagiku sebelum mencapai kesuksesan di akhir perjalanan hidupku. Seperti belum selesai menguji kesabaran, ketabahan, dan karakter-karakter positifku lainnya. Semoga saja aku dan anggota keluarga bisa lulus sebagai pemenang. Selain nilai-nilai kesabaran yang memang harus pertahankan dalam menjalani kehidupanku, nilai kepasrahan juga mengikutinya. Coba kita bayangkan, betapa sedihnya ketika aku dililit utang. Para penagih utang kejam apabila memarahiku dan istriku berani di depan orang banyak. Harga diri hampir tercemar dengan adanya pihak penagih yang tidak tahu menahu tentang kondisi diri aku sekeluaraga. Minta bantuan kepada orang lain dalam hal keuangan, meminjam uang pakai bunga atau menagihnya dengan cara tidak sabar dan menyakitkan hati. Hanya satu yang aku dapatkan, nilai kepasrahan kepada Allah. Berusaha pinjam kesana-kemari sudah aku lakukan, ternyata kehendak Allah menggunakan perantara orang-orang yang baik hati. Mungkin aku diberi cobaan semacam itu agar aku tidak sombong dengan kemampuan yang diberikan-Nya. Dalam kepasrahan ada nilai-nilai lain yang aku dapatkan, yaitu nilai kekuatan keyakinan bahwa Allah sudah mempersiapkan balasannya yang membahagikan. Seperti yang sudah aku jelaskan di muka, anak pertamaku bisa mandiri dalam usia muda sudah punya pekerjaan, jabatan, dan rumah yang jarang didapatkan oleh orang-orang pada umumnya. Anak kedua sudah menjadi sarjana agama dalam usia muda, walaupun masih menjadi tenaga sukwan di SD. Masih banyak harapan dia sudah mempunyai bekal ilmu dan kemampuan beragama, taat dalam melaksanakan perintah agama dan perintah orang tua. Sementara anak yang ketiga? Walaupun masih kuliah di Fakultas Pertanian baru semester 2, dia mempunyai kelebihan dalam berempati terhadap sesame teman dan orang tua. Sungguh terpuji anakku yang satu ini disukai banyak orang karena berperilaku terpuji. Setiap berbicara mengandung siraman pada hati orang yang sedang sedih atau marah. Padahal usianya masih muda, tidak kalah oleh teman sebaya dan orang-orang yang lebih tua sekalipun. Apa saja bisa aku tuliskan dengan landasan penyembuhan dan solusi. Belum lagi setelah tulisan kita diakui dan diminati banyak pembaca apabila telah banyak diterbitkan di media cetak atau media elektronik-internet. Aku mengharapkan dengan upaya menulis ini tugasku selain makhluk individual juga sebagai makhluk social yang bisa berhubungan luas lewat internet atau media cetak. Melalui buku atau artikel, aku semoga bisa berinteraksi lewat media tulisan. Tukar-menukar gagasan dan pengalaman dengan dunia tulis-menulis. Dengan menulis katanya sampai lupa waktu, menikmati indahnya mengeluarkan unek-unek, gagasan, ide-ide, dan pengalaman lewat kegiatan menulis. Sedang sakit lupa akan penyakitnya, sedang sedih lupa kesedihannya, sedang marah lupa kemarahannya, sedang khawatir lupa kekhawatirannya, sedang banyak utang lupa utangnya (maaf lupa, bukan lupa utangnya, tapi mampu mengumpulkan tenaga untuk mencari solusi bagaimana cara membayar utangnya). KENAPA NGGA TKD, YA? Ketika aku sedang memperhatikan guru kelas 3 sedang melaksanakan Tes Kemampuan Dasar (TKD), maka aku langsung menuliskan kegiatan tersebut. Pada kegiatan tes tersebut para siswa dicoba kemampuan menulisnya. Musim TKD para guru kelas 3 sibuk bekerja dalam mengetes para siswanya, tetapi kegiatan mengetes dirinya sendiri belum pernah. Sungguh ironis, khan? Sebelum kita mencerdaskan siswa dalam hal tulis-menulis, maka para guru harus banyak menuntut diri agar banyak meningkatkan kemampuan menulis. Kembali kita bahas bagaimana kita mampu meningkatkan kebiasaan menulis tanpa perintah dari pihak lain, sebagaimana para siswa kelas 3 melaksanakan TKD. Sekolah Dasar merupakan tempat belajar yang menitikberatkan pada tiga kemampuan dasar, yaitu kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (Calistung). Dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dan setelah dewasa juga tentang calistung sangat membantu pihak pembelajar dalam menghadapi kehidupannya. Ambil saja salah satu bagian dari TKD tersebut, yaitu tes kemampuan menulis bagi guru dulu sebelum para siswa. Sudah cerdas para guru menulis akan sedikitlah peluang para siswa lemah dalam menulisnya. Akar penyebab kelemahan siswa menulis adalah para gurunya. Untuk mengatasi permasalahan lemahnya menulis siswa bukan para siswa saja, tetapi factor utamanya adalah kemampuan menulis para gurunya. Memang TKD untuk guru belum ada mungkin rasanya kurang etis kalau guru menjadi sasarannya. Kalau bukan kita sendirilah sebagai guru yang mau meningkatkan kualitas dirinya sebagai penulis professional dan produktif dalam mengembangkan tulisannya.Tingginya kualitas menulis guru sangat mempengaruhi banyak hal, para siswa akan terpengaruh akan dampaknya. Sedikitnya siswa akan mampu menulis bahkan akan menjadi penulis yang melebihi guru. Usia SD sebagai dasar menulis siswa yang mesti diawali dengan kemampuan menulis guru. Aktivitas belajar siswa akan terbantu lebih efektif dengan tingginya kualitas menulis gurunya. Kemampuan menulis guru akan bisa kita pupuk dengan membiasakan diri menulis. Kita sediakan buku tulis dan pulpen yang sangat nyaman dituliskannya. Pada berbagai kesempatan kita luangkan waktu untuk menuliskan apa saja yang kita lihat, dengar, rasakan, dan kita perhatikan. Bukan masalah baik dan tidaknya tulisan kita atau benar dan tidaknya isi tulisan kita, tetapi terpenting ketekunan berlatih. Menjadikan kebiasaan menulis di setiap kesempatan. Hanya kitalah yang mesti menuntut diri untuk menulis sepanjang waktu dan kesempatan. Kenyataan para guru belum menampilkan tulisannya di majalah, surat kabar, dan buku-buku. Hal itu menunjukkkan bahwa para guru belum memiliki kemampuan dan kebiasaan menulis di media masa. Mulai saat ini mari kita para guru rajin menulis untuk ukuran diri sendiri, menulis di buku catatan harian dulu, kemudian diperluas untuk menulis dan mengirimkannya ke media cetak. Semoga tulisan kita diterima dengan antusias yang tinggi pihak redaksi. Banyak manfaat dan keuntungan dari baiknya kebiasaan menulis sampai pada tingkat kualitas tulisan yang mampu diterima pihak redaksi atau penerbit. AGIAN 2 MANFAAT MEMBACA Kasih sayang orang tua terkadang salah kaprah, apa yang anak inginkan dituruti tanpa memperhatikan manfaat di hari –hari berikutnya. Anak ingin baju baru dan mahal bagi orang tua yang berpenghasilan besar memang mudah. Pada saat itu memang tidak langsung dirasakan akibatnya, tetapi setelah waktu lama akan mudah dirasakan. Prestasi belajar anak lemah karena mereka tidak fokus pada belajar. Salah satu cara agar anak memiliki prestasi belajar yang tinggi adalah orang tua memberi contoh membaca kepada anak dengan membuat situasi dan kondisi di rumah kondusif untuk melakukan kegiatan membaca. Kepada anak-anak diberi tahu tentang manfaat dari membaca itu. Ada tujuh manfaat membaca bagi anak, apabila kita perhatikan akan mengalami perubahan pada pretasi belajar mereka. Ketujuh manfaat membaca yang akan kita bahas, sebagai berikut: Sebagai guru harus bisa menemukan perbedaan antara anak yang berpengalaman luas dengan anak yang kurang berpengalaman dalam hal membaca. Sangat berbeda sekali keadaan anak yang banyak membaca, terutama membaca baca buku-buku tentang materi pelajaran yang sedang diajarkan gurunya. Apabila kita sebagai guru kurang berpengalaman bagaimana cara menghadapi anak semacam itu, kita akan kewalahan. Anak-anak yang lain dalam mengerjakan soal merasa keberatan sampai-sampai waktu istirahat tiba belum bisa menyelesaikannya. Semenrara anak yang biasa membaca, dalam waktu setengah jam saja sudah bisa menyelesaikan soal-soal itu. Ternyata anak semacam itu sekarang waktu di perkuliahannya menjadi mahasiswa terbaik, bahkan ada yang sudah menjadi doktor (S.3) dan ada yang menjadi penulis muda sekaligus menjadi pembicara di depan para pejabat. Sungguh benar pendapat yang mengatakan bahwa membaca sangat mempengaruhi keadaan siswa, mahasiswa, guru dan pembelajar pada umumnya dalam menghadapi berbagai soal dan tugasnya. Tidak hanya bagi siswa dan mahasiswa saja menfaat membaca dapat dirasakan, maka bagi guru juga sangat besar manfaatnya. Dalam mempersiapkan materi pembelajaran atau dalam mengikuti materi perkuliahan, peran membaca dapat kita rasakan. Membaca akan memperluas ilmu pengetahuan dan pengalaman guru sebagai pengajar, pendidik, dan mahasiswa. Tentu perannya sebagai guru dan mahasiswa akan menjadi yang terbaik dalam prestasi. Mereka tidak akan kehabisan bagaimana menjawab soal-soal atau mengembangkan materi pembelajaran yang akan disampaikannya. Dapat kita rasakan sewaktu kita sedang mengikuti perkuliahan dan sedang ujian misalnya, soal-soal essai dijawab dengan jawabannya seperti uraian artikel atau makalah saja. Terkadang hasil dari jawaban itu mencapai nilai A, bisa saja para dosen tidak membaca jawaban semuanya, karena jawabannya panjang dan benar dari nomor satu saja sudah diprediksi jawaban selanjutnya benar. Itulah manfaat membaca bisa memperluas pengalaman anak, guru atau siapa saja yang suka belajar dan bekerja dengan sebaik-baiknya. Apalagi kalau kegiatan membaca itu dipadukan dengan kegiatan menulis akan lebih lengkap. Apa yang kita tulis itulah yang kita baca, sebaliknya apa yang kita baca untuk kita tuliskan dengan sungguh-sungguh banyak makna yang dikandungnya. Apa yang kita baca akan menjadi ilmu milik kita yang bisa digunakan kapan dan di mana saja. Peristiwa membaca dan menulis yang dilakukan secara bersamaan akan banyak makna dan manfaatnya. Materi membaca akan selalu bertambah dari waktu ke waktu. Mengenai tema yang sama akan berkembang ketika kita membaca lagi dari buku yang berbeda. Setiap saat materi yang kita baca akan selalu berkembang sebagaimana kita membaca lagi tentang tema yang sama pula. Apalagi kalau materi yang kita baca dihubungkan dengan tema yang berbeda. Oleh karena itu peran menulis sangat diperlukan sebagai tindak lanjut dari membaca. Bahan apersepsi yang telah kita miliki dari hasil membaca waktu yang lalu bisa dihubungkan dengan bahan baru yang sedang dibacanya. Tulisan kita akan selalu diperbaharui dengan kegiatan membaca. Apalagi membaca yang dilakukan secara terus-menerus. Untuk keterangan lebih lanjut dapat kita baca dalam buku Mengikat Makna Update karya Pak Hernowo. Di sanalah wawasan membaca kita akan bertambah. Sebagai guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya mengajar dan mendidik para siswa agar mampu menjadikan siswa yang mampu dan biasa membaca. Dengan kemampuan menerapkan kemampuan dan kebiasaan membaca kepada para siswa, diharapkan para siswa mencapai prestasi yang lebih tinggi lagi. MENJADI KAYA, MOTIVASI MENULISKU Sebelumnya kita harus mampu menentukan sesuatu mana yang kita anggap baik dan mana yang kita anggap buruk. Yang kita anggap baik berarti sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita dan bagi orang lain. Tentu yang kita anggap buruk itulah yang jangan kita pilih karena dapat merugikan. Di sini kriteria yang menjadi standar penentuan adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits diperhatikan dengan seksama, tidak tergesa-gesa mengandalkan nafsu belaka. Kita harus menggunakan ketajaman mata hati sambil terus kita memohon bimbingan kepada Allah agar kita tidak menyeleweng. Impian harus kita tentukan sebelum kita melakukan sesuatu. Impian yang tertinggi segi manfaat dan hakikatnya. Kita memilih apakah menjadi orang kaya atau orang miskin? Yang kita harapkan adalah orang kaya hati dan harta. Kaya jiwa dan kaya raga, kaya finansial, kaya social, kaya emosional, dan kaya spiritual. Dalam mengabdi kepada Allah harus memiliki kekayaan yang kita maksudkan. Terpenting landasan kekayaannya adalah ibadah dan amal shaleh. Kita harus mempunyai impian untuk menjadi orang kaya, tentu di sini kaya yang berlandaskan Al-Qur’an dan hadits Rasulullah. Mengapa demikian? Jawabannya sederhana, kedua sumber agama Islam terpelihara dari kesalahan dan hawa nafsu manusia. Mengenai isi dan caranya harus benar-benar sesuai aturan yang ada di dalam kedua sumber kebenaran dari Allah tersebut. Sebagaimana Anif Sirsaeba dalam buku “Berani Kaya Berani Taqwa.” Salah satu cara menjadi kaya melalui aktivitas menulis yang mampu mewujudkannya menjadi buku atau artikel yang dimuat di media cetak. Memang aku belum kaya secara finansial. Justru itulah yang menjadikan aku mau menulis untuk memotivasi hidupku kaya. Uang memang bukan segalanya, tetapi tanpa uang kebutuhan-kebutuhanku tiadak maksimaal aku penuhi. Kebutuhan yang berhubungan diri atau kebutuhan dalam hubungannya dengan orang lain merupakan hal yang sangat penting tidak bisa aku tinggalakn. Pengalamanku hidup dalam kekurangan sungguh menyedihkan dan membuat diri kurang dihargai. Orang-orang yang mapan dalam ekonomilah yang sangat dihargai. Orang lain banyak mendekat, tetapi orang yang kurang sungguh dijauhi. Dan bisa orang lain yang mendekat tidak banyak jumlahnya. Itulah yang membuat diriku betapa tertarik untuk mau menjadi orang kaya yang ada pada jalur kanan. Artinya aku mau menjadi orang kaya yang bisa membuat orang lain kaya pula. Aku bukan mau menjadi orang kaya yang diperbudak kekayaannya. Aku mau menjadi orang kaya yang bisa mengendalikan kekayaan untuk kemaslahatan diriku, keluargaku, orang tuaku, saudara-saudaraku, tetanggaku, dan semua orang yang sangat membutuhkan pertolongan. Bukan menjadi orang kaya pelit dan egois, tetapi aku mau menjadi orang kaya yang senang berbagi dan membahagiakan orang banyak. Aku mau menjadi penulis professional dan produktif dengan banyak menghasilkan buku-buku. Aku mau mampu memberi peluang dengan kekayaan untuk membuat orang-orang tersenyum dalam menjalani kehidupannya. Sebab, betapa sedihnya menjadi orang miskin secara finansial apalagi kurang punya wawasan bagaimana hidup bermanfaat untuk orang lain. Menulis merupan langkah awalku untuk membuka peluang di masa depanku. Walaupun usiaku hampir limapuluhtahunan tetap aku akan memanfaatkan sisa usiaku ini. Peluang lain tetap akan aku isi, tetapi peluang dalam hal tulis-menulis akan menjadi sasaran utamaku. Oleh karena itu banyak waktu atau sedikit waktu akan aku gunakan untuk kegiatan menulis. Aku tidak akan bermain hanya dengan kata-kata belaka untuk menjadi penulis yang produktif. Kata “akan” bukan cumah khayalan belaka. Kata “akan” memang harus komitmen dilaksakan dengan segera. Untuk menjadi penulis kaya aku mulai saat ini pula menulis. Menulis apa saja secara bebas tanpa terikat aturan baik dan tidaknya, banyak dan sedikitnya, bermanfaat bagi orang lain atau tidak bermanfaat tidak aku hiraukan. Terpenting menulis aku jalani mulai saat ini pula. Tentu di sini mau menjadi orang kaya dengan menulis berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits bahwa aku mau kaya yang memiliki ketakwaan kepada Allah, banyak taubat kepada Allah atas segala kesalahan yang banyak dilakukan setiap hari dan malamnya, bertawakal kepada Allah atas segala ketentuan-Nya, bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya kepada kita, dan sebagainya. Ketakwaan Coba kita perhatiakan terjemahan ayat berikut: “Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.”(QS.Ath-Thalaq, 65:2-3), Salah satu syarat untuk memiliki kekayaan secara finansial. Yaitu kita harus memiliki ketakwaan, maksudnya kita menjalankan perintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Dengan harta kekayaan aku mau menggunakan untuk kebaikan, supaya iabadahku tenang tanpa harus banyak berpikir bagaimana aku membayar utang yang besar. Tanpa aku banyak upaya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan yang sepelepun. Hidup dengan serba kekurangan ternyata lebih banyak menyita waktu, tetaga, pikiran, dan perasaan yang banyak. Terkadang kurang sabar bisa menyebabkan sakit hati dan pikiran yang berdampak pada fisik juga. Namun bagiku menjalani hidup banyak kekurangan itu banyak membawa hikmah. Aku merasakan bagaimana menahan rasa lapar, rasa sakit hati, rasa sedih, dan semua rasa negatif lainnya. Memang intinya dalam menjalani hidup susah itu harus “takwa.” Tanpa dasar ketakwaan banyak orang susah berakhir tragis, gantung diri, minum racun, dan stress. Sungguh kesengsaraan membawa malapetaka bagi oraang-orang yang kurang atau tidak memiliki ketakwaan. Mereka kurang memiliki fondasi agama yang kuat, mengatasinya dengan cara sesaat, yaitu menggunakan obat-obat terlarang. Bukan penyelesaian, tetapi akan menambah parahnya keadaan fisik dan keberadaan diri orang tersebut, lemah dan tidak berdaya sama sekali. Atas dasar nilai-nilai ketakwaan itulah kita bisa mengatasi segala kemiskinan, kelemahan, dan ketidakberdayaan. Kita hadapi kemelut hidup ini dengan banyak berdzikir, berdoa, membaca Al-Quran, melaksanakan shalat wajib dan sunnahnya dengan komitmen yang tinggi. Mudah-mudahan Allah memberi jalan keluarnya. Segala permasalahan kemiskinan atau apapun namanya, maka hanya Allah-lah yang menciptakan dan menghilangkannya. Yang mana kita harus tetap komitmen menjalankan segala perintah Allah seberat apapun harus kita jalani. Dan apapun yang Allah larang jangan coba-coba kita lakukan. Jangan kita berdalih untuk tidak bertakwa kepada Allah dalam menghadapi segala persoalan hidup ini. Melakukan ibadah penuh ketakwaan bukan menggunakan akal belaka, tetapi dengan hati nurani. Oleh karena itu orang yang menghadapi kemelut hidup dengan akal pikiran terkadang pelaksanaan ketakwaannya tidak mendasar. Dihubung-hubungkannya dengan logika, sedangkan masalah ketakwaan banyak berhubungan dengan perasaan atau hati nurani yang terdalam. Kalau kita melaksakanan shalat saja dengan pendekatan logika, banyak hal yang bertolak belakang dengan tata cara aturan agama dilanggarnya. Mereka banyak dalih menurut hawa nafsunya sendiri. Banyak terjebak oleh tipu daya syetan, sesuatu yang salah direkayasa dengan sesuatu yang baik. Lama-lama terbiasa kita melakukan keburukan yang dianggapnya penuh maklum. Memang aku sangat berat mempertanggungjawabkan kata “takwa” dalam kehidupan ini. Sunggu bagiku sebagai orang dhaif bukan ringan pelaksaan makna dan hakikat takwa tersebut. Hanya kesadaran dirilah yang aku rasakan mudah untuk melaksanakan tentang masalah ketakwaan ini. Umpamanya keharusan pelaksanaan ketakwaan itu seratus persen, tetapi kenyataannya baru lima puluh persen. Biarkan terpenting setiap saat kita selalu menyadari akan kelemahan dan kekhilapan kita. Sebagai manusia tentu mempunyai sifat kurang dan lemahnya. Sesuai dengan kodratnya bahwa manusia punya sifat lemah dan kuat, kurang dan lebih, dan pasangan lain yang selalu menempel pada jiwa dan raga manusia. Terpenting semuanya bukan disengaja seperti mempermainkan apa yang diperintahkan Allah untuk dilaksanakan kita. Taubat Apabila kita melakukan apa yang diperintahkan Allah mengalami kekurangan, malahan kita melakukan apa yang dilarang-Nya, maka kita diperintahkan Allah untuk bertaubat sebenar-benar taubat. Terlebih aku banyak melanggar perintah-Nya dan melaksanakan yang dilarang-Nya. Aku sungguh-sungguh bertaubat dengan penuh harap. Aku akan minta pertolongan kepada-Nya, karena memang Allah-lah yang Maha Memberi Pengampunan. Sifat Allah berbeda dengan sifat manusia. Allah Pengampun walaupun manusia mempermainkannya. Allah memberikan sesuatu kepada semua makhluk-Nya. Dari orang yang paling taat sampai orang yang tidak percaya kepada Allah, bagi-Nya tidak pandang bulu. Di dunia ini, semua manusia diperlakukan sama apabila urusan dunia (kekayaan). Namun di akhirat kelak Allah memperlakukan baik hanya kepada orang-orang yang bertakwa saja. Sungguh aku takut apabila memperhatikan hal itu. Dalam konteks ini aku tengadahkan kedua telapak tanganku seraya berdoa “Ya, Allah, Tuhanku Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu! Sungguh Engkau Maha Pengampun dan Maha Mengabulkan segala permohonanku. Walaupun aku belum pantas Engkau beri, tetapi aku sangat memohon pertolongan-Mu. Aku benar-benar banyak kelemahan dan kekurangan, terutama kekurangan harta kekayaan dan perilaku terpuji tetap aku memohon kemurahan-Mu.” Sesuai dengan doa yang Engkau cantumkan di dalam Al-Qur’an, sebagai berikut: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai”"(QS. Nuh, 71:10-12) Tawakal “…Dan barangsiapa bertawakal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan keperluan(nya)”(QS.Ath-Thalaq,65:3) Tawakal adalah bukti penyerahan diri kepada semua ketentuan Allah, setelah segala semua usaha atau ikhtiar itu telah lakukan. Aku belum bisamengatakan bahwa segala keadaan yang ada pada saat ini adalah takdir atau nasib. Mungkin usaha atau ikhtiar yang telah aku lakukan tersebut belum maksimal. Yang aku anggap sebagai ketentuan Allah, mungkin bukan, karena aku memang belum mengetahui hakikatnya. Apa yang aku inginkan setelah beberapa kali aku mohonkan kepada Allah, tetapi yang ada hanyalah yang sebaliknya, yang tidak aku inginkan. Aku mulai saat ini menyadari akan kekuasaan Allah atas segala sesuatu di dunia dan akhirat. Aku bertaubat kepada Allah selama ini aku beranggapan yang salah kepada-Mu, seolah-olah Engkau tidak mengabulkan permohonanku, aku belum kaya. Padahal aku belum pantas dan belum siap untuk menerima kekayaan seperti layaknya orang-orang yang kaya. Harta kekayaannya berlimpah sementara aku belum seperti mereka. Mohon ampun aku ya, Allah! Engkaulah yang lebih mengetahui tentang diriku. Aku mohon kaya malah Engkau beri kemiskinan. Aku mohon terlunasinya utang malah Engkau semakin menambahnya. Aku menyadari hal itu ya, Allah. Aku banyak melakukan kesalahan, karena aku khilaf. Menurut Engkau, maka itulah yang terbaik untukku. Apabila aku cepata seawall mungkin diberi kekayaan siapa tahu aku tidak siap menerimaanya. Dengan cara-Mu kepadaku begitu, maka Engkau mempunyai maksud agar aku memiliki perasaan sabar, tabah, dan merasakan orang-orang yang bernasib malang. Agar aku menjadi orang yang dermawan setelah aku kaya nanti. Dengan cara Engkau memberi pembelajaran kepadaku, maka aku semakin merasakan pentingnya berbagi dan selalu banyak perhatian kepada orang-orang di bawah standar kelayakan. Seringnya aku mendapat musibah sakit dan dimarahai orang yang menagih, maka aku banyak menulis tentang kesedihan dan kekhawatiran menghadapi hidup ini. Di antara suka dan susah saling berganti, dan ketika susah yang cukup panjang, ternyata Engkau mematangkan jiwa dan raga aku, anak-anak dan istriku. Mereka semua sudah terbiasa hidup kurang malah semakin tabah dan semakin cerdas. Keahlian anak-anakku terlatih sesuai dengan potensinya masing-masing. Anak sulung, memiliki keahlian super aneh bin ajaib. Dia sudah mempunyai rumah dan anak yang kecil mungil. Rumah sudah dia miliki, walaupun tanah diberikan oleh mertuanya. Dia sudah menjadi seorang PNS di Dinas Pertanian Kabupaten. Masih muda, Alhamdulillah sudah sesuai harapanku, anak-anak berhasil. Berkat kematangan hidup berasal dari situasi dan kondisi yang prihatin. Anak kedua dan ketiga baik budi dan bahasanya. Sesuai dengan kurukulum berkarakter bangsa yang akan baru akan dilaksanaka. Orang lain belum memiliki anak-anak yang berkarakter seperti itu. Mereka belum memiliki kebiasaan permisi dan cium tangan kepada orang tua ketika akan pergi dan datangnya dari tempat mana saja. Untuk berhasilnya anak-anak tidak terlepas dari keikhlasan orang tunyanya. Anak-anakku mendapat ridha dan ikhlasnya aku sebagai orang tua, karena anak-anakku menghargai orang tua. Ketika ada tamu yang dating ke rumahku, anak-anakku dengan sopan santun menyapa kepada tamuku. Sementara sebaian anak-anak orang lain? Cuek-cuek saja kepada tamu orang tuanya. Itulah buah dari kepedihan yang aku jalani. Apabila dilihat dari latar belakang istriku, berasal dari keluarga yang serba tercukupi sewaktu kecilnya, menjadi orang yang tersabar menurut pengalamanku, terima kasih ya, Allah! Sungguh besar perhatian Engkau kepadaku. Semoga aku menjadi semakin matang jiwa dan ragaku beserta jiwa dan raga keluargaku ini. Tetap aku memohon ampunan-Mu dan taubat kepada-Mu, ya Allah atas segala ujian berupa kesusahan, kekurangan, sakit, dan ujian banyak utang ini. Matangkanlah terus kepribadian aku dan keluarga. Agar semakin kuat menghadapi kenyataan ini. Biar sementara waktu ini aku rasanya seperti besi yang dibakar dan ditempa martil untuk dijadikan perkakas golok. Supaya aku menjadi orang yang semakin bermanfaat di dunia untuk akhirat nanti. Tempaan demi tempaan aku terima, asalkan aku jangan dikeluarkan iman dan takwaku dari dalam hatiku ini. Memang Allah mengujiku dalam bentu kesenangan, kekayaan, kesenangan, dan sebaliknya kemiskinan, kekurangan, dan kesedihan. Kedua hal, rasa senang dan sedihnya tetap harus aku waspadai agar aku tidak terjebak ujian-Nya. Bersyukur Aku menerima ujian kesusahan dengan rasa sabaar, tetapi menerima ujian kesenangan adakah dengan cara bersyukur kepada Allah. Bersyukur atas segala nikmat-nikmat yang dicurahkan kepadaku dan keluargaku. Aku bersyukur agar aku diberi tambahan berbagai nikmat lagi. “…Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. ”(QS.Ibrahim,14:7) Aku tidak mau menjadi orang yang tidak mau bersyukur dan mengingakri segala nikmat yang Allah berikan kepadaku. Dari nikmat yang paling kecil sampai nikmat yang paling besar harus kita syukuri dengan penuh keyakinan. Salah satu nikmat yang paling baru rasakan adalah bersyukur karena aku tertarik pada hal tilis-menulis. Semoga menjadi titik awal aku menjadi orang sukses dengan menulis yang diterbitkan. Tidak mau pendek-pendek aku mempunyai impian, aku mau tercapai impian besar menjadi penulis professional yang produktif. Aku bersyukur memiliki rasa cinta menulis, antuasias menulis, mampu menulis sampai diterima redaksi. Dari jumlah guru di kecamatan atau kabupaten aku termasuk menjadi guru yang mau menulis. Menulis yang memberdayakan dan bermanfaat bagi orang banyak. Apabila aku berhasil menjadi orang suses dengan menulis, maka aku sangat bahagia dan bersyukur atas karunia Allah. Berhijrah karena Allah “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak.” (QS. An Nisa[4]: 100) bagiku kata “hijrah” itu bukan sekedar pindah tempat dari dalam negeri ke kuar negeri bidang keagamaan saja. Berhijrah dalam arti pindah dari tidak biasa menulis menjadi biasa menulis yang memberdayakan orang-orang yang lemah dan miskin. Karena kemiskinan mengandung kelemahan dalam menghadapi kenyataan hidup ini. Menulis buku yang menjadi sasaran utama aku sambil aku menjadi guru yang baik. Menulis yang mampu aku mengekspresikan hati dan pikiranku untuk bisa keluar dari zona tidak nyaman. Yang ada kehinaan demi kehinaan yang aku rasakan menjadi orang miskin. Pernah dijauhi orang-orang terdekat. Apalagi orang lain atau saudara yang punya mobil, sementara aku tidak, terisolasi keberadaanku. Aku mau keluar dari zona kemiskinan, sebagai tanda aku harus berhijrah dari zona tidak nyaman ke zona nyaman. Menurut Mario Teguh yang dikatakan zona nyaman adalah di mana kita hidup serba kekurangan karena merasa cukup dengan kekurangan. Dan zona tidak nyaman untuk prosesnya saja yang tidak nyaman mengandung risiko, tetapi nyaman setelah bebas dan selamat dari risikonya. Selamat menjadi orang kaya finansial dan kaya lainnya. 6. Membina Silaturahim “Pelajarilah (yang cukup) silsilahmu agar kamu bisa membina tali silaturahim, karena membina tali silaturahim menambah jalinan kasih sayang diantara keluarga-keluarga, memperbanyak kekayaan, dan memperpanjang umur.” (HR At-Tirmidzi dan Ahmad) 7. Menginfaqkan Harta “Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, :”Allah telah berfirman: wahai anak Adam! Infaqkanlah hartamu. Aku akan menambah hartamu.” 8. Menikah “Dan menikahlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Alloh akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Alloh Maha luas (pemberianNya) lagi maha mengetahui” (QS. An Nuur : 32) 9. Akhirat sebagai tujuan utama “Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai seluruh tujuan dari tujuan-tujuannya, maka Alloh akan mencukupi duniawinya. Dan barangsiapa yang memperbanyak tujuan-tujuannyautnuk dunia, maka Alloh tidak peduli di lembah mana ia akan dibinasakan.”(HR Ibnu Majjah dan Al-Hakim) 10. Berdo’a dan Berusaha Ayat tentang berdoa, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu …”(QS, Al-Mu’min, 40:60). Sedangkan ayat tentang berusaha atau lkhtiar, “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”(QS. Al Jumu’ah,62:10). Ditambah lagi “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”(QS. Ar Ra’d,13: 11) Telah banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan mutiara hadits yang menjelaskan tentang pentingnya berdo’a, berikhtiar atau berusaha, dengan ayat tadi Allah tidak akan mengubah keadaan seseorang, jika orang itu tidak mau merubah dirinya sendiri. Dari ayat-ayat tadi kita bisa lihat bahwa Allah telah memberikan rahasia (The Secret) bagaimana mendapatkan rizki yang berlimpah dan berkah. Jadi saatnya kita kembali kepada Al-Qur’an dan Hadist, karena semua rahasia kehidupan tampaknya sudah Allah tuliskan melalui Al-Qur’an dan Al Hadist. Namun saya belum kaya dalam segi finansial, karena sebagian besar hidup saya sebelum menyadari betapa pentingnya kekayaan dalam bentuk finansial. Dulu saya hanya berorientasi pada bagaimana agar saya memiliki kekuatan badan untuk menjaga diri. Anggapan saya waktu itu dengan memiliki kekayaan akan mampu menjaga kekayaan yang akan kita miliki. Ternyata anggapan tersebut sungguh keliru. Saya bergelut dengan kesalahan demi kesalahan dalam meminta pertolongan keselamatan bukan langsung dengan manfaat doa dan dzikir yang bersumberkan dari Al-Qur’an dan Al-Hadits tersebut. Anggapan waktu itu berdalih amalannya mengambil dari kedua sumber tersebut, padahal bukan lagi yang asli. Banyak perubahan tanpa fondasi dari kedua sumber tersebut. Memang saya tidak langsung kentara bahwa sumber pengambilannya dari luar kedua sumber itu, tetapi hakikatnya mengambil dari luar. Mungkin perjalanan hidupku harus mengalami seperti itu. Untuk apa saya berlaku demikian? Ya, karena ketidak mampuanku dalam memilih dan memilah mana hal yang mestinya dipilih dan mana yang tidak. Ternyata mempelajari satu sumber saja dari Al-Qur’an (terjemahan atau tafsirnya) saja saya merasa sulit dan membutuhkan pikiran dan perasaan yang dalam. Misalnya, dengan kata “Hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan.” Yang kita dahulukan bukan meminta pertolongan dulu, tetapi beribadah dulu. Hal itu menunjukkan bahwa kita harus mengoptimalkan dulu ibadah kepada Allah. Dengan optimalnya ibadah kita tentu Allah akan menolongnya dengan pertolongan yang sebaik-baiknya. Kita perhatikan orang-orang yang mempunyai pesantren dan mempunyai banyak santri dari hari ke hari semakin berkurang, akhirnya hanya tinggal pondoknya saja. Setelah kita perhatikan sang guru atau kiyainya mempunyai kecenderungan ke finansial atau uang. Mereka pasang target jumlah yang cukup besar. Bukan lagi ke ibadah secara fokus. Padahal sudah Allah pastikan pertolongan-Nya apabila mereka bersungguh-sungguh melaksakan tugas dan kewajibannya sebagai guru dari para santri, maka mereka akan dijamin Allah. Bukan meminta pertolongan dulu dalam terjemahan surat Al-Fatihah tadi, tetapi beribadah atau penyembahan dulu. Setelah hal itu dilakukan, maka janji Allah sudah pasti. Kita dianggapnya telah menolong-Nya, setelah itu Allah menolong umat-Nya dengan sungguh-sungguh. Kita simak terjemahan tentang tahlil “Tiada Tuhan Kecuali Allah.”, maka kita akan semakin jelas bahwa kita harus menegaskan yang selain Allah bukan Tuhan. Mengisyaratkan kepada kita bahwa kita harus mengenyampingkan semuanya selain Allah saja. Dalam hal meminta saja harus diawali dengan beribadah atau menyembah-Nya. Sementara sebagian ahli filsafat kata “menyembah” katanya tidak layak bagi Tuhan. Katanya Tuhan sudah sempurna tidak perlu disembah lagi. Allah tidak memerlukan penyembahan dari makhluk-Nya. Lain halnya dengan kita, kita harus menyembah Allah sebagai tanda perlakuan dari makhluk yang hina dina dan lemah ini kepada pihak Yang Maha Kuasa atas segalanya. Sebagai tanda orang yang memiliki sifat rendah hati, tiada mendahului kekuasaan Allah dalam segala urusan. Tetap sebelum kita melakukan sesuatu harus minta idzin dan keridhaan dari Tuhan yang menciptakannya. Ibadah, penyembahan, dan pengabdian diri kita sebagai makhluk yang dhaif ini sudah semestinya kita melakukan penyembahan kepada Allah, wajibnya lima kali dalam sehari semalam (shalat Wajib yang lima waktu). Belum lagi shalat sunnah, berdoa, berdzikir, bershalawat, dan membaca ayat Suci Al-Qur’an. Pelaksanaan semuanya cukup berat apalagi kalau ditingkatkan jumlah dan kualitasnya. Bagi kita tidak ada alasan untuk tidak melakukan hal itu semua apabila kita mau menjadi orang yang selalu ditolong Allah. Biarkan orang yang menanggapi agama dengan hanya otak saja. Agama Islam memerlukan adanya keterlibatan otak dan hati yang mendalam untuk mencapai pemahaman yang bijaksana. Ternyata pengalaman saya dengan mendahulukan permintaan tolong kepada Allah, dan mengusahakan sesuatu (kekuatan) dulu tanpa mendahulukan menyembah atau mengabdi kepada-Nya, tidak membawa keadaan saya yang memadai. Memang ada kesalahan tersembunyinya syirik kecil, menomorduakan kekuasaan Allah yang tertera penjelasannya di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Mulai saat ini saya melangkah diawali mengutamakan dulu penyembahan, pengabdian, pengagungan, pujian, dan rasa syukur kepada Allah. Dengan jumlah dan kualitas yang harus selalu ditingkatkan pula. Setelah lengkap ada di dada saya, baru melangkahkan kaki sampil memohon pertolongan secara hakikat kepada Allah dan secara syariat kepada yang lainnya. Namun di dalam hati terpatri rasa tauhid kepada Allah. Memang rasanya berat dalam pelaksanaan penyembahan diri kepada Allah dan permintaan tolong kepada Allah. Anggapan salah masih ada dengan perlakuan seperti itu tidak langsung dikabulkan menurut keinginan kita. Namun kita tetap setiap upaya kita itu ada balasan dari Allah. Terpenting di dalam hati harus selalu melebihkan Allah dengan segala sesuatu. Baik benda, peristiwa, maupun keyakinan lainnya. Antara masalah dengan Allah tentu yang dianggap besar pengaruhnya adalah Allah. Segala masalah berasal dari Allah, oleh karena itu yang mampu menyelesaikan masalah itu hanyalah Allah, karena Allah yang menciptakan dan menghilangkannya kembali. Asalkan kita benar-benar beriman dan bertakwa. Dalam hati saya terkadang masih ada pengaruh bisikan negative dari nafsu dan syetan. Waspadalah selalu kita dalam setiap kesempatan dan waktu akan mendapat gangguan dan godaannya.

0 komentar:

Posting Komentar