Sabtu, 29 September 2012

Motivasi Menulis


edukasi.kompasiana.com/2012/09/05/motivasi-menulis/

Setelah membaca beberapa artikel di halaman cetak kompasiana hari ini, terlintas keinginan untuk bagaimana artikel saya bisa ambil bagian dihalaman tersebut. Tentu menjadi sebuah kebanggaan yang sangat berarti bagi saya jika itu terjadi. Namun keinginan tersebut bukanlah menjadi sebuah orientasi utama bagi saya dalam menulis.
Tujuan paling tinggi dari keinginan diatas adalah partisivasi para pembaca secara luas. Lebih jauh lagi, keterlibatan pembaca dalam memberi penilaian terhadap tulisan tersebut baik dari sisi konteks maupun penilaian terhadap teks.

Motivasi menulis saya sederhana. Terlepas orang lain membaca atau tidak, menulis merupakan metode pendokumentasian sebuah kejadian serta isi kepala yang terkandung saat menulis. Baik dalam bentuk pengetahuan, pengalaman, perasaan, keinginan, kekesalan, ajakan, atau apapun yang sedang terjadi pada diri kita.
Meningkatan kualitas tulisan atau membuat betah setiap pembaca, sudah tentu menjadi bagian dari target penulisan oleh setiap orang. Namun mendokumentasikan sebuah fakta dan pikiran adalah motivasi yang paling utama bagi saya dalam menulis.
Menulis adalah belajar dari kesalahan

Tulisan hari ini akan menjadi bahan evaluasi saat kita membacanya diwaktu yang akan datang. Katakanlah hari ini kita sudah Sarjana, pikiran yang mendominasi otak kita tentu berbeda jika dibandingkan dengan waktu lalu saat kita masih sibuk dengan aktivitas kuliah. Bayangkan jika dimasing-masing periode ini kita menulis, jangan pernah katakan ini tidak berguna bagi orang lain.

Belajar dari kesalahan, saya pikir bukan hanya berlaku bagi diri sendiri, bisa saja kita belajar dari kesalahan orang lain atau bahkan sebaliknya. Yang saya ingin katakan adalah disaat kita menulis, tidak menutup kemungkinan bahwa kita ikut mendokumentasikan pikiran yang salah. Namun kesalahan tersebut tidak akan pernah terdeteksi jika kita atau orang lain tidak pernah membacanya, akan lebih buruk lagi jika kita sama sekali tidak berniat untuk menulisnya.

Tidak jarang saya dengar orang berkata “belajarlah dari kesalahan” (baik pikiran maupun tindakan). Maka catat lah pikiran serta tindakan tersebut. Andai kata ada kesalahan, maka akan jauh bermanfaat jika kesalahan itu terdokumentasi.
Terima kasih

0 komentar:

Posting Komentar