Selasa, 11 September 2012

Tolak Alay! (Pakai Bahasa Indonesia) menuliskalimat.com

Sumber: https://plus.google.com/117800927848033706754/.../FtB26sV28tL Mampu tidaknya orang berpikir logis bisa tampak dari bagaimana ia menulis kalimat atau pesannya. Kalimat yang kusut tidak keruan adalah cerminan cara berpikir yang juga kacau-balau. Tidak sedikit narablog (penulis blog) yang membela bahasa hantu belau oleh suku primitif 4L@Y dengan beragam argumentasi. Tapi, aku, seperti juga engkau, pendukung Halaman +Tolak Alay! (Pakai Bahasa Indonesia), tentu sepakat bahwa bahasa Alay adalah ... Cy4n6Q... QmO dLaM iDopQhO q tWo, qMo mANk cLiD wAd cYanK m qHo, tPhE qMo pLu tHwO mY LuPi Tegurlah adik, saudara, atau anakmu jika terlalu sering atau hampir setiap saat menulis dalam bahasa Alay. Kalau sekadarnya, dalam komunikasi terbatas dengan teman-teman akrabnya, tidak apa-apa. Bayangkan seorang anak SD atau SMP menulis dalam bahasa Alay hampir setiap saat dengan semua orang, termasuk saat menulis puluhan Statusnya di media sosial setiap hari, dan hal itu berlanjut sampai dia kuliah, apa dampaknya? Boleh percaya boleh tidak: tanpa disadarinya, kebiasaan menulis secara kacau-balau semacam itu kelak akan memengaruhi kemampuannya untuk berpikir jernih dan logis (bernalar). Cobalah selama bertahun-tahun menulis kalimat-kalimatmu dengan kusut, kacau-balau, ke sana kemari tak keruan, dan lihat hasilnya di kemudian hari: tanpa kausadari, pola pikirmu pun akan bersilang selimpat! Bagikan jika engkau peduli bahwa cara menulis adalah cerminan cara berpikir.

0 komentar:

Posting Komentar